BAB 11
KELUMPUHAN OTOT WAJAH
A. Tujuan pembelajaran
1.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
C. Algoritme kasus
(algoritme kasus)
D. Daftar keterampilan (kognitif dan psikomotor)
1.
E. Penjabaran prosedur
Pemeriksan Nervus VII (fasialis) :
Pada pemeriksaan n.VII yang umum diperiksa adalah:
- pemeriksaan motorik: inspeksi wajah yaitu pada kerutan dahi, kedipan
mata, lipatan nasolabial, dan sudut mulut serta beberapa gerakan volunter
dan involunter reflektorik
- pemeriksaan vasomotor: misal lakrimasi
- pemeriksaan sensorik: cita rasa (kecap) lidah.
a.
b.
Kedipan mata
- perhatikan apakah masih tampak kedipan mata
- pada sisi yang lumpuh kedipan mata lambat, tidak gesit dan tidak
kuat. Disebut Lagoftalmos
- pada kelumpuhan sentral mata masih baik.
c.
Lipatan nasolabial
Lipatan nasolabial pada sisi yang lumpuh tampak mendatar.
d.
Sudut mulut
Sudut mulut pada sisi yang lumpuh tampak lebih rendah.
e.
Mengerutkan dahi
- pasien disuruh mengerutkan dahi unilateral dan bilateral. Pada
kelumpuhan n. VII perifer pasien tidak mampu mengerutkan dahinya
unilateral dan bilateral
- pada kelumpuhan n. VII sentral pasien masih mampu mengerutkan
dahinya. Dalam hal ini pemeriksa hendaknya melakukan palpasi antara
kanan dan kiri dan bandingkan sisi mana yang terkuat, akan didapatkan
perbedaan tonus.
f.
Mengerutkan alis
Cara kerjanya sama dengan mengerutkan dahi.
g.
Menutup mata
- pasien disuruh menutup mata
- pada kelumpuhan perifer mata tidak dapat menutup
- pada kelumpuhan sentral unilateral mata masih bisa menutup. Dalam
hal ini pasien disuruh menutup mata kuat-kuat, kemudian pemeriksa
mencoba membuka mata pasien yang sedang dipejamkan tersebut,
akan didapatkan perbedaan tonus kanan - kiri.
h.
Meringis
- pasien disuruh meringis
- baik kelumpuhan sentral maupun perifer pada sisi yang lumpuh tidak
dapat diangkat.
i.
Bersiul
- pasien disuruh bersiul
- adanya kelumpuhan n. VII baik unilateral maupun bilateral
menyebabkan pasien tidak dapat bersiul.
j.
k.
Lakrimasi
- dapat dinilai dari anamnesis maupun observasi langsung
- adanya paralisis fasialis perifer menyebabkan hiperlakrimasi, tampak
nerocos.
l.
Reflek visuopalpebra
- ancaman colokan pada salah satu mata akan menimbulkan
pejaman pada kedua mata
- ini terjadi pada orang normal.
2.
Reflek glabela
- pada orang normal setiap kali glabela diketuk akan menyebabkan
kedua mata berkedip
- akan tetapi setelah berturut-turut diketuk (3 - 4 kali) kedipan
mata tidak akan timbul lagi
- sebaliknya pada orang dengan demensia, mata akan berkedip terus
seiring dengan ketukan berturut-turut pada glabela itu.
3.
Reflek aurikulopalpebra
- ialah gerak reflek berupa mata, jika terdengar suara keras dan
tak terduga
- dapat dihasilkan melalui tepuk tangan yang keras dan tiba-tiba.
4.
Tanda Myerson
- pada orang normal ketukan pada pangkal hidung menyebabkan
kedipan mata hanya sekali saja
- pada penderita Parkinson menyebabkan kedipan yang gencar.
5.
Tanda Chovstek
- dengan palu atau ujung jari tangan, cabang-cabang n. fasialis di
depan lubang telinga kita ketuk
- tanda Chovstek positif bila timbul reflek berupa kontraksi otototot rasialis sebagai jawaban atas pengetukan pangkal cabangcabang n. fasialis
- tanda Chovstek positif khas untuk tetani.