Anda di halaman 1dari 5

LTM

Fina Arfah Sobarna

NPM (1906428354)

Kelas Ekstensi 2019

Anatomi Ovum

I. Pendahuluan

Ovarium merupakan salah satu organ reproduksi dalam wanita. Reproduksi

dimulai dengan perkembangan ovum di dalam ovarium (Guyton dan Hall, 2006).

Ovum merupakan oosit sekunder yang belum melakukan pembelahan meiosis kedua.

Untuk dapat menjadi ovum yang matang, oosit memerlukan beberapa tahapan yang

dikenal dengan maturasi oosit (Sherwood, 2009).

II. Isi

a. Pengertian Ovum

Ovum merupakan gamet betina yang nantinya akan melakukan fusi (penyatuan)

dengan spermatozoon untuk membentuk zigot pada proses pembuahan dapat

berkembang menjadi anggota baru spesies yang sama. (Mukhalidah hanun siregar,2011)

Sel telur (ovum) adalah sel reproduksi (gamet) yang dihasilkan oleh

ovarium dari organisme berjenis kelamin betina. Berbeda dengan hewan (termasuk

manusia), tumbuhan betina juga menghasilkan sel telur yang terlindung oleh bakal biji
(ovulum). Sel telur manusia, berbentuk bulat, berdiameter kurang lebih 145 µm, dengan

jumlah kromosom 23 (haploid/n). Pewarisan sifat (informasi genetik) dari pihak wanita,

terdapat dalam sel telur ini. Sel telur manusia, tidak dapat diperbaharui.

Sel telur manusia hanya dibuat sekali, yaitu pada saat masih janin (dalam

kandungan ibu). Indung telur (ovarium) tidak memproduksi sel telur. Ovarium hanya

melepaskan sel telur yang telah matang / siap dilepaskan, dan itupun dapat dipastikan

"hanya sebulan sekali". Sel telur tersebut adalah sel telur yang bertumbuh dan

berkembang sejak masa janin. Akibatnya, jumlah sel telur senantiasa berkurang, sejalan

dengan bertambahnya peluang kelainan pada "mainboard" sistem informasi genetik

manusia.

Ovum adalah sel telur (gamet pada wanita) yang digunakan dalam proses

reproduksi untuk menghasilkan sebuah individu baru yang ditemukan di ovarium.

Ovum identik dengan sel sperma pada laki – laki. Ovum berisi satu set DNA

haploid, mengandung 23 kromosom yang diperlukan sebagai kode penentu sifat

dan fisik dari keturunannya. Ketika bertemu dengan gamet jantan (sperma) yang

juga berisi satu set DNA haploid, maka akan terbentuk sebuah zigot. Kemudian

zigot ini akan berkembang menjadi embrio, janin dan akhirnya menjadi individu

baru. Ovum sebenarnya merupakan istilah jamak untuk banyak sel telur,

sedangkan istilah satu sel telur biasnya disebut sebagai oosit. Setiap wanita

biasanya mempunyai stok ovum yang ada di dalam ovarium nya, saat stok ovum

ini habis maka wanita tersebut akan masuk ke fase menopause. 

Ovum mengandung folikel de graaf di dalamnya. Sebuah folikel de graaf

terdiri dari rongga berisi cairan yang dilapisi oleh selapis sel yang disebut
membrana granulosa. Bersama dengan maturase ovum, folikel de graaf dapat

dilihat sebagai tonjolan pada permukaan ovarium, dan akhirnya permukaan

luarnya pecah dan ovum dikeluarkan.

Sebuah ovum terdiri dari :

a). zona pelucida, membrane yang membungkus seluruh ovum.

b). sitoplasma, mengandung sedikit yolk

c). sebuah nucleus, di dalamnya terdapat nucleolus

b. Fungsi Ovum

Seperti yang telah kami singgung di atas, gamet adalah satu-satunya jenis

sel yang haploid (berisi satu set kromosom yang merupakan setengah bahan

genetik yang diperlukan untuk membentuk individu baru). Fungsi ovum adalah

memastikan set kromosom tersebut berada dalam lingkungan yang tepat sehingga

memungkinkan terjadinya pembuahan oleh sel sperma. Komponen yang terdapat

di dalam ovum juga dapat menjadi nutrisi bagi perkembangan dan pertumbuhan

embrio di dalam rahim sampai akhirnya fungsi ini diambil alih oleh plasenta.

c. Struktur Ovum

Ovum mempunyai ukuran yang besar, bahkan merupakan satu-satunya sel

yang dapat kita lihat dengan mata telanjang. Ovum dilapisi oleh beberapa lapisan,

mempunyai sitoplasma dan mempunyai inti. Sitoplasma sel telur mengandung

semua materi untuk membentuk individu baru, seperti protein, ribosom, tRNA,

mRNA dan materi lainnya. Sitoplasma dari sel telur sering juga disebut ooplasm.

Ovum juga mempunyai sebuah membran yang disebut vitelline, sama seperti

membran pada sel lain, membran ini mempunyai fungsi untuk melindungi ovum
dan mengatur pertukaran zat antara sel dengan lingkungan luar sel. Kemudian

terdapat juga zona pelusida yang merupakan bagian pelindung sitoplasma sel

yang membantu melindungi sel telur. Zona pelusida juga berfungsi untuk

mencegah lebih dari satu sperma masuk membuahi ovum. Jadi ketika sudah ada

sel sperma yang membuahi ovum, maka otomatis zona pelusida tidak akan

membiarkan sel sperma lain untuk masuk.

III. Penutup

Investasi fisiologi yang terjadi pada wanita, termasuk semua organisme

betina dalam mencapai kehamilan, merupakan kejadian yang luar biasa

menakjubkan. Kehamilan terjadi bersamaan dengan ovulasi pada masa remaja

dini; dan setelah kelahiran, anovulasi dan amenorrhoe menetap selama laktasi,

dan menyusui dilanjutkan sampai dengan 2-3 tahun. Kemudian kehamilan.

Sel telur (ovum) adalah sel reproduksi (gamet) yang dihasilkan oleh ovarium dari

organisme berjenis kelamin betina. Berbeda dengan hewan (termasuk manusia),

tumbuhan betina juga menghasilkan sel telur yang terlindung oleh bakal biji

(ovulum). Sel telur manusia, berbentuk bulat, berdiameter kurang lebih 145 µm,

dengan jumlah kromosom 23 (haploid/n).

IV. Referensi

Gibson, Jhon. 2003. Fisiologi dan Anatomi Modern Pada Perawat. Penerbit Buku

Kedokteran EGC: Jakarta.

Guyton AC, Hall JE. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Penterjemah:

Irawati, Ramadani D, Indriyani F. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Sherwood, L., 2009. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi VI. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai