(RKK)
Paket Pekerjaan Konstruksi
DAFTAR ISI
C.2. Kompetensi
C.3. Kepedulian
C.4. Komunikasi
Pada pelaksanaan pekerjaan, perusahaan Jasa Konstruksi memiliki potensi bahaya yang
cukup tinggi tinggi, seperti penggunaan alat berat, pengguanaan alat manual dengan
menggunakan tenaga manusia, bekerja diketinggian, suhu yang ekstrim, kondisi keadaan
lahan pekerjaan dan lain-lain. Dengan adanya hal tersebut maka diperlukannya Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang penerapannya meliputi Kantor, Projeck Site serta area
pendukung lainnya yang merupakan kebijakan pihak perusahaan.Tersedianya Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau Occupational Health and Safety
Management System (SMK3/OHSMS) dimana system ini diperlukan untuk menurunkan
insiden dan penyakit akibat kerja sehingga tercipta tempat kerja yang aman dan sehat. Untuk
memberikan kepuasan pelanggan dan perlindungan kepada karyawan dalam keselamatan
dan kesehatan kerja serta menjaga kelestarian lingkungan hidup dan dalam rangka
pemenuhan OHSAS 18001:2007 butir 4.4.6 maka diperlukan suatu Rencana Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Proyek.
A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi
Nama : Suparli
Jabatan : Direktur
Bertindak untuk : CV.HERLIN JAYA dalam rangka pengadaan Paket Pekerjaan Konstruksi
(Pembangunan Jalan Operasional Lanjutan TPPAS Regional Lulut Nambo) pada Kelompok
Kerja (Pokja) Biro Pengadaan Barang/ Jasa Propinsi Jawa Barat berkomitmen melaksanakan
konstruksi berkeselamatan demi terciptanya Zero Accident,dengan memastikan bahwa
seluruh pelaksanaan konstruksi:
(SUPARLI)
Direktur
B.
C. Perencanaan keselamatan konstruksi
Perencanaan di sini dimaksudkan bahwa program RKK yang ada di paket Paket Pekerjaan Konstruksi (Pembangunan Jalan
Operasional Lanjutan TPPAS Regional Lulut Nambo) pada Kelompok Kerja (Pokja) Biro Pengadaan Barang/ Jasa Propinsi Jawa
Barat direncanakan sesuai dengan kondisi pekerjaan dan lingkungan yang ada di sekitar lingkup pekerjaan dengan tujuan untuk
memastikan bahwa / pencemaran lingkungan teridentifikasi, dinilai risikonya dan dilakukan pengendaliannya agar tidak
membahayakan bagi para pekerja / mencemari lingkungan sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar.meliputi
B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.
Dibuat Oleh,
………………………………
Penanggung Jawab Teknis
B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)
Rencana Tindakan (sasaran dan Program) K3 meliputi sumber daya, jangka waktu, indikator pencapaian, monitoring dan
penanggungjawab, Penyusunan Rencana Tindakan (sasaran dan program ) dalam tabel berikut :
- Menyusun
prosedur kerja
-Penempatan
rubber cone
-Dokumen instruksi
kerja traffic
management
2 Manajemen dan - IK Pembuatan - Tersedianya - Tersedianya - Dokumen - Sesuai jadwal - Tertib - Checklist - Quality
Keselamatan Lalu jalur lalu lintas instruksi kerja instruksi kerja petunjuk kerja pelaksanaan melaksanakan - Evaluasi hasil Engineering
Lintas maneuver alat - Seluruh pekerja - Lulus tes dan - Infrastruktur, - Sebelum petunjuk kerja penyuluhan/pelatihan - Petugas K3,
berat terkait telah paham program, bekerja harus - 100 % lulus dan - Disediakan pelaksana unit
mengikuti mengenai materi/modul, sudah terlatih paham lapangan yang pelatih/HRD
pelatihan dan system tes pemahaman - Sebelum - 100 % sesuai menyiapkan peralatan
- Penggunaan APD - Inspector
penyuluhan keselamatan dan peserta bekerja harus standar - Disediakan petugas yang
yang sesuai K3/petugas
- Alat bantu yang - Sesuai dengan - Alat bantu sudah lengkap - 100 % sesuai melakukan pengawasan
sesuai spesifikasi SNI yang telah lengkap pengawas
- Sebelum standar selama pekerjaan
- Melakukan teknis ditetapkan - SDM sesuai bekerja harus pelaksanaan
pelatihan kepada - Seluruh pekerja - SNI helm, dengan sudah lengkap pekerjaan
para Pekerja menunggunakan masker, kebutuhan - Inspector K3
ABD standar sarung tangan, Masker, sepatu petugas
- Menggunakan sepetu, rompi keselamatan, pengawas
rambu peringatan pelindung tangan, pelaksanaan
dan barikade pelindung kepala pekerjaan
- Menyusun
prosedur kerja
-Penempatan
rubber cone
-Dokumen instruksi
kerja traffic
management
3 Galian - IK Pembuatan - Tersedianya - Tersedianya - Dokumen - Sesuai jadwal - Tertib - Checklist - Quality
jalur lalu lintas instruksi kerja instruksi kerja petunjuk kerja pelaksanaan melaksanakan - Evaluasi hasil Engineering
maneuver alat - Seluruh pekerja - Lulus tes dan - Infrastruktur, - Sebelum petunjuk kerja penyuluhan/pelatihan - Petugas K3,
berat terkait telah paham program, bekerja harus - 100 % lulus dan - Disediakan pelaksana unit
mengikuti mengenai materi/modul, sudah terlatih paham lapangan yang pelatih/HRD
- Penggunaan APD pelatihan dan system tes pemahaman - Sebelum - 100 % sesuai menyiapkan peralatan - Inspector
yang sesuai penyuluhan keselamatan dan peserta bekerja harus standar - Disediakan petugas yang K3/petugas
- Alat bantu yang - Sesuai dengan - Alat bantu sudah lengkap - 100 % sesuai melakukan pengawasan pengawas
- Melakukan sesuai spesifikasi SNI yang telah lengkap - Sebelum standar selama pekerjaan pelaksanaan
teknis ditetapkan - SDM sesuai bekerja harus
pelatihan kepada pekerjaan
- Seluruh pekerja - SNI helm, dengan sudah lengkap
para Pekerja - Inspector K3
menunggunakan masker, kebutuhan
ABD standar sarung tangan, Masker, sepatu petugas
- Menggunakan sepetu, rompi keselamatan, pengawas
rambu peringatan pelindung tangan, pelaksanaan
dan barikade pelindung kepala pekerjaan
- Menyusun
prosedur kerja
-Penempatan
rubber cone
-Dokumen instruksi
kerja traffic
management
- Menyusun
prosedur kerja
-Penempatan
rubber cone
-Dokumen instruksi
kerja traffic
management
6 Perkerasan Jalan - IK Pembuatan - Tersedianya - Tersedianya - Dokumen - Sesuai jadwal - Tertib - Checklist - Quality
Beton Semen dengan/ jalur lalu lintas instruksi kerja instruksi kerja petunjuk kerja pelaksanaan melaksanakan - Evaluasi hasil Engineering
tidak dengan maneuver alat - Seluruh pekerja - Lulus tes dan - Infrastruktur, - Sebelum petunjuk kerja penyuluhan/pelatihan - Petugas K3,
Tie Bar Beton Ready berat terkait telah paham program, bekerja harus - 100 % lulus dan - Disediakan pelaksana unit
Mix (K.125K.350) mengikuti mengenai materi/modul, sudah terlatih paham lapangan yang pelatih/HRD
pelatihan dan system tes pemahaman - Sebelum - 100 % sesuai menyiapkan peralatan
- Penggunaan APD - Inspector
penyuluhan keselamatan dan peserta bekerja harus standar - Disediakan petugas yang
yang sesuai K3/petugas
- Alat bantu yang - Sesuai dengan - Alat bantu sudah lengkap - 100 % sesuai melakukan pengawasan
sesuai spesifikasi SNI yang telah lengkap pengawas
- Sebelum standar selama pekerjaan
- Melakukan teknis ditetapkan - SDM sesuai bekerja harus pelaksanaan
pelatihan kepada - Seluruh pekerja - SNI helm, dengan sudah lengkap pekerjaan
para Pekerja menunggunakan masker, kebutuhan - Inspector K3
ABD standar sarung tangan, Masker, sepatu petugas
- Menggunakan sepetu, rompi keselamatan, pengawas
rambu peringatan pelindung tangan, pelaksanaan
dan barikade pelindung kepala pekerjaan
- Menyusun
prosedur kerja
-Penempatan
rubber cone
-Dokumen instruksi
kerja traffic
management
Dibuat Oleh,
…………………………
Penanggung Jawab Teknis
B.3. Standar dan peraturan perundangan
3 Permen PP No.50 Thn 2012 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
5 Peraturan Menteri Perburuhan No.70 Thn 1964 Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan Dalam Tempat Kerja
6 Permen PU No.Per.05/PRT/M/2014 Pedoman Sistem Manjemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
7 PerMenaker N0.Per.01/MEN/1980 K3 Pada Kosnstruksi Bangunan
9 PerMenaker N0.Per.02/MEN/1992 Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
10 PerMenakerrans N0.Per.02/MEN/1980 Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja
11 PerMenakerrans N0.Per.03/MEN/1982 Pelayanan Kesehatan Kerja
16 PerMenakerrans N0.Per.13/MEN/X/2011 Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di tempat kerja
17 Kep. Menaker N0.Kep 187/MEN/1999 Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya ditempat Kerja
C.2. Kompetensi
a. Menjamin setiap karyawan yang terlibat dalam pekerjaan yang mengandung risiko K3
memiliki kompetensi atas dasar pendidikan, pelatihan atau pengalaman yang sesuai.
b. Mengidentifikasi dan melaksanakan pelatihan K3 dan SMK3 sesuai dengan
kebutuhannya
c. Mengevaluasi keefektifan pelatihan.
d. Membuat, menerapkan dan memelihara prosedur kerja karyawan.
e. Prosedur pelatihan harus mempertimbangkan perbedaan tingkatan untuk:
o Tanggung jawab, kemampuan, keterampilan bahasa dan pendidikan; dan
o Risiko
C.3. Kepedulian
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) - Demi kepedulian dengan K3, semua tindakan
disipliner harus sesuai dengan prosedur. Banyak perusahaan menerapkan "Zero Tolerance"
sehingga para karyawan yang diputuskan melanggar akan dikenakan tindakan disiplin dan
hingga pemberhentian.
Berikut beberapa pelanggaran-pelanggaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) :
Menyebabkan cedera pada orang lain karena kelalaian, kesembronoan atau
becanda kasar
Dengan sengaja atau karena kelalaian menyebabkan terjadinya kerusakan barang
perusahaan atau pelanggaran
Sedang dalam pengaruh, memiliki, atau berusaha membawa minuman beralkohol
dan obat-obatan terlarang ke dalam tempat kerja di lingkungan perusahaan atau
diluar perusahaan atau institusi yang disewa perusahaan.
Tidak memperhatikan aturan keselamatan yang sudah diumumkan
Melepas label atau gembok pada pengendali listrik / mekanis tanpa izin dari orang
yang sedang bekerja pada peralatan itu
Dengan sengaja memberikan kesaksian palsu selama penyidikan insiden.
Merusak atau menyalahgunakan alat pemadam kebarakan dan / system alarm
Menolak bekerjasama dalam memberikan keterangan yang sangat penting dalam
penyidikan kecelakaan
Panduan disipliner termasuk penyelanggaraan program " Zero Tolerance " terhadap orang
yang dengan sadar dan sengaja melanggar kebijakan atau prosedur perusahaan, yang secara
nyata atau berpotensi tinggi mengakibatkan kerugian pada manusia, harta benda, lingkungan
atau reputasi perusahaan.
Dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Prosedur disiplin sangat diperlukan untuk proses
investigasi "Zero Tolerance".
Langkah-Langkah Prosedur Disiplin untuk proses invenstigasi "Zero Tolerance"
1. Mengetahui pelanggaran dari inciden atau observasi lapangan
2. Penetapan diskors dengan atau tanpa dibayar oleh pimpinan atau orang yang ditunjuk
sambil menunggu penyelidikan
3. Pimpinan atau orang yang ditunjuk menugaskan kelompok penyidik yang independen
( tidak memihak ) untuk menetapkan jikalau pelanggaran dilakukan dengan sadar dan
kemauan sepenuhnya
4. Rekomendasi dari kelompok penyidik untuk penentuan tingkan disipliner
5. Pimpinan memiliki wewenang terakhir untuk menerima atau menolak rekomendasi
tersebut dan memberikan tindakan disipliner yang tepat
Dalam kaitannya dengan bahaya K3 dan SMK3, Penyedia Jasa harus membuat,
menerapkan dan memelihara prosedur untuk:
a. Kebijakan K3
b. Sasaran K3;
c. Uraian lingkup SMK3;
d. Uraian unsur-unsur utama dari SMK3 dan kaitannya,
e. Acuan yang terkait;
f. Rekaman yang diperlukan; dan
g. Hal-hal penting untuk menjamin efektivitas perencanaan, operasi dan
pengendalian proses, dikaitkan dengan risiko K3
(a) Penyedia Jasa harus menentukan jenis kegiatan yang bahayanya telah
diidentifikasi, dan pada pelaksanaannya dianggap perlu untuk melakukan
pengendalian operasional untuk mengelola risiko K3.
(b) Untuk kegiatan tersebut, Penyedia Jasa harus menerapkan dan memelihara:
Pengendalian operasional harus termuat dalam SMK3 Organisasi Penyedia
Jasa.
o Mendokumentasikan semua prosedur pengendalian operasional;
o Menentukan kriteria pengendalian operasional
Pemantauan :
a. Membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk pengukuran dan pemantauan
kinerja K3 secara teratur, meliputi:
o Pengukuran kualitatif dan kuantitatif;
o Pemantauan lebih luas terhadap kesesuaian dengan sasaran K3 Penyedia Jasa;
o Pemantauan efektivitas pengendalian (untuk kesehatan dan keselamatan);
o Pemantauan penyakit, insiden, (termasuk kecelakaan, hampir kena, dll), dan
bukti historis lainnya akibat kinerja K3 yang kurang;
o Pencatatan data, hasil pemantauan dan pengukuran harus dapat mencukupi
kebutuhan untuk analisa tindakan perbaikan dan pencegahan.
b. Merencanakan dan memelihara prosedur kalibrasi peralatan.
Evaluasi
(a) Membuat, menerapkan dan memelihara prosedur agar secara berkala dapat
mengevaluasi kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
(b) Mengevaluasi kepatuhan terhadap persyaratan lainnya yang diikuti.
(c) Penyedia Jasa dapat menggabungkan evaluasi ini dengan evaluasi kepatuhan
terhadap peraturan, mengacu pada klausul 2.2. ataupun dibuat prosedur
terpisah.
(a) Pimpinan puncak harus melakukan tinjauan manajemen SMK3, pada interval
waktu yang telah direncanakan, untuk memastikan kesesuaian, kecukupan dan
keefektifan secara berkelanjutan.
(b) Peninjauan harus memasukkan analisa peluang untuk peningkatan dan perlunya
perubahan SMK3, termasuk kebijakan dan sasaran K3.
(c) Tinjauan manajemen mencakup:
Hasil audit internal dan evaluasi kepatuhan terhadap persyaratan peraturan
dan persyaratan lainnya;
Hasil keterlibatan dan konsultasi;
Komunikasi dari pihak luar yang relevan, termasuk kritik dan saran;
Kinerja K3;
Perluasan sasaran yang telah dicapai;
Status penyelidikan insiden, tindakan perbaikan dan pencegahan;
Tindak lanjut tinjauan manajemen sebelumnya;
Perubahan lingkup termasuk pengembangan dari persyaratan, peraturan
dan persyaratan lainnya yang terkait dengan K3; dan
Rekomendasi bagi peningkatan.
(d) Hasil dari tinjauan manajemen harus sesuai dengan komitmen perusahaan untuk
peningkatan berkelanjutan.
(e) Hasil dari tinjauan manajemen harus berupa keputusan untuk perbaikan:
Kinerja K3;
Kebijakan dan sasaran K3;
Sumber Daya; dan
Unsur-unsur lain dari SMK3.
(f) Hasil tinjauan manajemen harus dikomunikasikan kepada pemangku
kepentingan
a. Pemimpin harus bertekat untuk meningkatkan kinerja keselamatan dan setuju dengan
visi keselamatan yang telah ditetapkan.
b. Para pemimpin memeriksa dan merumuskan keselamatan dan mengkomunikasikannya
kepada pekerja.
c. Para pemiimpin harus memeriksa pelatihan keselamatan dan kemudian mengembangkan
partisipasi pekerja dengan meminta pekerja mengidentifikasi pelatihan yang diperlukan.
Para manajer menetapkan ukuran kinerja keselamatan dan menganalisis secam statistik
untuk mengetahui kecenderungannya. Mereka dapat saling tukar informasi dengan
pekerja.
2) Tingkatan Kedua :
a. Para pemimpin mendorong manajer untuk sadar bahwa nilai, sikap, dan perilaku
pekerja merupakan faktor yang penting dalam mencapai kinerja keselamatan yang
baik dan membantu pekerja untuk ambil bagian dalam meningkatan kinerja
keselamatan.
b. Para pemimpin didorong untuk menggunakan indikator positif saat memberikan
informasi pada pekerja tentang kecenderungan kinerja keselamatan.
c. Para pemimpin mendorong pekerja peka terhadap organisasi lain yang telah sukses
dalam meningkatkan kinerja keselamatan untuk menunjukkan bahwa hal tersebut
dapat dicapai. Oleh sebab itu, para pekerja diperkenalkan pada ide luar yang mungkin
baik untuk diambil.
d. Para pemimpin mendorong keterlibatan aktif pekerja dalam meningkatkan
keselamatan.
e. Para pemimpin mendorong para pekerja peka terhadap faktor manusia dan
memperkenalkan analisis akar sebab.
f. Para pemimpin memperkenalkan ukuran kinerja keselamatan yang positif.
g. Para pemimpin memperkenalkan penilaian sendiri terhadap kinerja keselamatan dan
menjamin bahwa adanya program tindakan perbaikan yang menyeluruh. Para manajer
mendorong kesadaran para manajer bahwa kinerja keselamatan yang baik adalah baik
untuk bisnis.
3. Tingkatan Ketiga
a. Para pemimpin tetap terbuka terhadap kemungkinan belajar dan organisasi lain dan
membangun sistem untuk melakukan itu. Mereka memperkenalkan akibat proses
terhadap hasil keselamatan.
b. Para pemimpin memeriksa target dan sasaran keselamatan mereka dan tetap terbuka
terhadap potensi peningkatan keselamatan.
c. Para pemimpin kerja sama dengan pekerja untuk meningkatkan kinerja keselamatan.
d. Para pemimpin memperkenalkan indikator budaya organisasi (misalnya: standar
pemeliharaan atau laporan penyimpangan/kegagalan) yang memiliki hubungan
dengan kinerja keselamatan.
e. Para pemimpin membuat perbandingan dengan organisaasi eksternal yang dipilih
sebagai model.
f. Para pemimpin mengkomunikasikan isu keselamatan dengan publik.
g. Para pemimpin mendorong peka membantu dalam peningkatan lebih lanjut proses
yang ada. Apapun tingkatan yang telah dicapai oleh suatu organisasi, satu persyaratan
dasar yang perlu yaitu komitmen yang nyata dan jelas dari manajemen puncak
organisasi untuk meningkatkan keselamatan. Manajemen puncak seharusnya memiliki
pengetahuan tentang isu budaya keselamatan sehingga mereka dapat berperan
memimpin pembuatan dan komunikasi visi keselamatan masa datang untuk
organisasinya. Para manajer seharusnya tidakhanya tahu bagaimana memotivasi tim
tetapi juga harus mampu mencegah hilangnya motivasi itu.
(SUPARLI)
Direktur