Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PAKAN

“ Pengolahan Bahan Pakan Secara Fisik “

Oleh:

Kelas F

Kelompok 11

Dwi Wahyudi 200110170035

Feni Farida 200110170093

Agung Muhammad Firdaus 200110170203

M. Fulky Hanifan 200110170298

LABORATORIUM NUTRISI TERNAK UNGGAS NON RUMINANSIA


DAN INDUSTRI MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat

dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan akhir praktikum

“Pengolahan Bahan Pakan Secara Fisik”. Laporan ini disusun sebagai salah satu

tugas mata kuliah Teknologi Pakan.

Pada kesempatan ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada

dosen dan Asisten dosen Teknologi Pakan yang telah memberikan bimbingan

dalam pelaksanaan praktikum ini serta semua pihak yang telah membantu dalam

menyelesaikan laporan akhir ini.

Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan agar ke

depannya laporan akhir ini dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga laporan akhir

ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Sumedang, Oktober 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

BAB Halaman

KATA PENGANTAR...........................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................iii

DAFTAR TABEL..................................................................................v

I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah..........................................................................2
1.3 Maksud dan Tujuan...........................................................................2
1.4 Waktu dan Tempat............................................................................2

II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengolahan Fisik...............................................................................4
2.2 Pengujian Kualitas Bahan Pakan.......................................................5
2.3 Penggilingan Bahan Pakan................................................................6
2.4 Grading Partikel Bahan Pakan..........................................................6
2.5 Evaluasi Pengolahan Fisik................................................................7

III ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR KERJA


3.1 Alat dan Bahan..................................................................................9
3.2 Prosedur Kerja...................................................................................10

IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Pengujian Kualitas Bahan Pakan.......................................................13
4.2 Penggilingan Bahan Pakan................................................................15
4.4 Penyaringan........................................................................................18
4.4 Evaluasi Bahan Pakan........................................................................22

V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan........................................................................................25
5.2 Saran..................................................................................................25

iii
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................26

LAMPIRAN..................................................................................................27

iv
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Tabel 1. Pengujian Kualitas Bahan Pakan .............................................13

Tabel 2. Produktivitas Mesin Hammermill.............................................15

Tabel 3. Perhitungan Persentasi Ukuran Partikel....................................15

Tabel 4. Hasil Penyaringan Jagung Kadar Air 17%................................18


Tabel 5. Hasil Penyaringan Jagung Kadar Air 12%.....................................19

Tabel 6. Distribusi Pengerjaan................................................................15

v
1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kualitas nutrisi dalam bahan pakan terus menurun seiring waktu yang

diakibatkan karena banyak faktor, sehingga perlu adanya pengolahan bahan pakan

agar menjaga, mempertahankan dan meningkatkan kualitas dan kandungan nutrisi

pada bahan pakan tersebut. Pengolahan pakan dapat dilakukan dengan cara

mekanik, teknis, kimia, biologis bahkan campuran dari berbagai pengolahan.

Proses pengolahan secara fisik adalah pengolahan bahan pakan dari

bentuk fisiknya dengan menggunakan mesin atau alat bantu yang mengubah

bentuk asli dari bahan pakan tersebut menjadi bahan pakan yang mudah

digunakan. Pengolahan yang dapat dilakukan salah satunya adalah penggilingan

dan juga penyaringan. Hasil pengolahan secara fisik tersebut akan mengubah

bentuk dan ukuran partikel sehingga sangat berhubungan dengan densitas.

Densitas akan mempengaruhi banyaknya pakan yang akan disajikan, keuntungan

dan palatabilitas ternak, dan sangat berhubungan dengan penyimpanan bahan

pakan.

Pengolahan secara fisik salah satunya, yaitu dilakukan pengeringan.

Pengeringan ini sangat penting karena dapat mengurangi kandungan air dan resiko

kerusakan bahan sehingga dapat dipertahankan kualitasnya. Pengetahuan

mengenai pengolahan bahan pakan ini merupakan hal yang penting dalam

penyediaan pakan ternak, maka dilakukan praktikum mengenai Pengolahan Bahan

Pakan secara Fisik yang meliputi penggilingan, penyaringan, menghitung densitas

dan pengeringan.
2

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana pengolahan bahan pakan secara fisik dengan metode

penggilingan dan produktivitas mesin hammer mill.

2. Bagaimana pengolahan bahan pakan secara fisik dengan metode

penyaringan.

3. Bagaimana densitas bahan pakan hasil penggilingan.

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Mengetahui pengolahan bahan pakan secara fisik dengan metode

penggilingan dan produktivitas mesin hammer mill menggunakan screen

2. Mengetahui pengolahan bahan pakan secara fisik dengan metode

penyaringan.

3. Mengetahui densitas bahan pakan hasil penggilingan.

1.4 Waktu dan Tempat

1.4.1 Penggilingan Jagung

Hari, Tanggal : Selasa, 10 September 2019

Waktu : 07.30 – 09.30 WIB

Tempat : Gedung mini Feedmill Fapet UNPAD

1.4.2 Penyaringan dan Densitas Jagung

Hari, Tanggal : Selasa, 17 September 2019

Waktu : 07.30 – 09.30 WIB

Tempat : Gedung mini Feedmill Fapet UNPAD


3

1.4.3 Evaluasi Bahan Pakan

Hari, Tanggal : Selasa, 17 September 2019

Waktu : 07.30 – 09.30 WIB

Tempat : Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas, Non

Ruminansia, dan Industri Makanan Ternak.

Fakultas Peternakan. Universitas Padjadjaran.


4

II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengolahan Fisik

Pengolahan pakan merupakan suatu kegiatan untuk mengubah pakan


tunggal atau campuran menjadi bahan pakan baru atau pakan olahan, bahan pakan
baru yang dihasilkan dari proses pengolahan diharapkan mengalami peningkatan
kualitas (Amrullah, 2011). Pengolahan bahan pakan dapat dilakukan dengan cara
fisik atau mekanik, kimiawi, biologis dan kombinasinya. Perlakuan secara fisik
dapat dilakukan dengan cara penjemuran, pencacah atau pemotongan,
penggilingan, penghancuran serta pembuatan pellet (Wahyono, 2014).

Salah satu teknologi pengolahan secara fisik diantaranya menggunakan


mesin hammer mill yang bertujuan untuk merusak atau menghancurkan bahan
baku menjadi potongan-potongan kecil dengan menggunakan pukulan hammer
secara berulang. Bahan dikecilkan ukurannya dengan pukulan antara palu
(hammer) dan dinding, dan mendorong bahan melalui plat berlubang hingga
terbangkitkan panas, hal ini menyebabkan produk terpanaskan dan kehilangan
kandungan airnya. Dibutuhkan tenaga sebesar satu kilowatt (Kw) untuk
menggiling satu kilogram bahan per menit pada penggilingan sedang (Sutanto,
2006). Sebuah hammer mill pada dasarnya berupa drum baja yang didalamnya
terdapat poros, pada poros tersebut dipasang hammer (palu), dan poros tersebut
berputar secara vertikal atau horizontal di dalam drum. Palu bebas untuk
mengayun dan menumbuk bahan baku. Rotor berputar pada kecepatan tinggi di
dalam drum sementara bahan dimasukkan ke hopper pakan, bahan yang selesai
dihancurkan akan dikeluarkan melalui corong pengeluaran sesuai dengan ukuran
yang dipilih.
5

2.2 Pengujian Kualitas Bahan Pakan

Pengujian secara fisik dapat dilakukan dengan panca indra dengan cara
melihat kondisi fisik suatu bahan pakan. Pengujian fisik dibedakan menjadi dua,
yaitu fisik kualitatif dan fisik kuantitatif.

Pengujian secara kualitatif dilakukan dengan indera penglihatan,


penciuman, cicip, dan raba sedangkan pengujian secara kuantitatif dilakukan
untuk mengetahui ada atau tidaknya pemalsuan dan mengetahui seberapa banyak
subalan yang terdapat didalamnya diantaranya dengan teknik pemisahan
menggunakan saringan atau ayakan dengan nomor 14, 18, dan 30.

Pengayakan merupakan suatu metoda pemisahan berbagai campuran partikel


padat sehingga didapat ukuran partikel yang seragam serta terbebas dari
kontaminan yang memiliki ukuran yang berbeda dengan menggunakan alat
pengayakan (R Tien Muchtadi dan Sugiono, 1992).

Pengayakan dengan berbagai rancangan telah banyak digunakan dan


dikembangkan secara luas pada proses pemisahan bahan-bahan pangan
berdasarkan ukuran.Pemisahan bahan dengan pengayakan berdasarkan ukuran
mesin kawat ayakan, bahan mempunyai ukuran lebih kecil dari diameter mesin
akan lolos dan bahan yang mempunyai ukuran lebih besar akan tertahan pada
permukaan kawat ayakan (R Tien Muchtadi dan Sugiono, 1992). Bahan-bahan
yang lolos melewati lubang ayakan mempunyai ukuran yang seragam dan bahan
yang tertahan dikembalikan untuk dilakukan penggilingan ulang.
Berbagai jenis alat pengayak yang dapat digunakan dalam proses sortasi
bahan pangan, diklasifikasikan dalam dua bagian besar :
a) Ayakan dengan celah yang berubah-ubah (Screen Apeture), seperti : roller
screen (Pemutar), belt screen (kabel kawat atau ban), belt and roller (ban dan
pemutar), screw (baling-baling).
6

b) Ayakan dengan celah tetap, seperti : stationary (bersifat seimbang/tidak


berubah), vibratory (bergetar), rotary atau gyratory (berputar) dan recipro
cutting (timbal balik).
2.3 Penggilingan Bahan Pakan

Penggilingan merupakan menghancurkan bahan baku yang semula besar


menjadi partikel yang kecil atau halus (Koch, 1996). Selama proses penggilingan
harus tetap terjaga agar bahan baku tidak ada yang terbuang dan bahan baku
menjadi kecil serta seragam sehingga bahan baku pakan yang tercampur
homogen. Tujuan utama penghalusan bahan baku pakan adalah untuk
memperoleh ukuran relatif kecil dan seragam sehingga lebih homogen ketika
dicampur untuk menjadi konsentrat (Afrianto dan Liviawaty, 2005).

2.4 Grading Partikel Bahan Pakan

Grading adalah proses pemilihan bahan berdasarkan permintaan konsumen


atau berdasarkan nilai komersilnya. Sortasi dan grading berkait
erat dengan  tingkat  selera  konsumen suatu produk  atau  segmen pasar yang akan
dituju dalam pemasaran suatu produk. Terlebih apabila yang akan dituju adalah
segmen pasar tingkat menengah ke atas dan atau segmen pasar luar negeri.
Kegiatan sortasi dan grading sangat menentukan apakah suatu produk laku pasar
atau tidak. Pada kegiatan grading, penentuan mutu hasil panen biasanya
didasarkanpada kebersihan produk, aspek kesehatan, ukuran, bobot, warna,
bentuk, kematangan, kesegaran, ada atau tidak adanya serangan atau kerusakan
oleh penyakit, adanya kerusakan oleh serangga, dan luka atau lecet oleh faktor
mekanis. Grading secara manual memerlukan tenaga yang terampil dan terlatih,
dan bila hasil panen dalam jumlah besar akan memerlukan lebih banyak tenaga
kerja.

Faktor yang mempengaruhi pengkelasan atau proses grading   diantaranya


adalah sebagai berikut.
7

1. Kecocokan atau kesesuaian proses


2. Permintaan konsumen
3. Kesesuaian dengan persyaratan standar
4. Penerimaan konsumen
5. Sifat fisik, kimia, dan biologis dari bahan hasil pertanian tersebut.
(Hariyadi, dkk, 2013).

2.5 Evaluasi Pengolahan Fisik

Umumnya cara fisik dilakukan dengan cara menjadikan bahan pakan


menjadi lebih halus baik dengan pemanasan, pengeringan, pembekuan, maupun
mekanis seperti penggilingan, penumbukan, pemarutan ataupun penggerusan.
Bahan pakan dengan kandungan air tinggi diperlukan pengeringan ataupun
pemanasan terlebih dahulu sebelum diperlakukan secara mekanis (Widodo, 2004).

Secara umum diusahakan bahan pakan berada dalam keadaan layak


simpan dengan kadar air 10%. Untuk menurunkan kadar air suatu bahan, secara
konvensional dimanfaatkan sinar matahari, karena praktis dan murah, juga masih
merupakan pilihan walaupun saat ini telah dikenal berbagai cara pengeringan
secara modern. Di negara-negara berkembang sekitar 225 juta ton hasil-hasil
pertanian seperti kacang-kacangan, biji-bijian, dikeringkan secara alamiah dengan
cara penjemuran (Maliyati dkk, 1992).

2.5.1 Densitas

Densitas adalah salah satu analisis pakan yang sering dipakai dan
merupakan cara pengukuran yang sederhana. Analisis ini terutama dipakai pada
analisis zat cair namun dapat juga dipakai pada analisis bahan padat. Perubahaan
terkecil dalam volume pencampuran suatu komponen dan konsentrasi
berhubungan erat dengan densitas. Perubahan per unit denditas merupakan
perubahan yang besar dalam konsentrasi bahan. (Pomeranz, 1971).
8

Densitas dari suatu substansis merupakan karakteristik fisik yang


bertujuan untuk mengidentifikasi bahan pakan. Densitas berhubungan dengan
kedua lengan rantai karbon asam lemak gliserida dan derajat “unsaturation”. Dari
pengukuran densitas dapat ditentukan kandungan minyak dari extraks lemak
dalam kondisi spesifik. Kepadatan merupakan criteria penting dalam kemurnian
biji – bijian, tekstur dan kelembutan, serta kematangan dari suatu bahan pakan
(Mc. Ellhiney, 1994).

Densitas dapat definisikan sebagai :

ρ=Massa/Volume

Densitas disebabkan oleh temperature. Untuk air dalam suhu kamar,


densitasnya berkurang 0.03 % / 10C peningkatan temperature. Densitas organic
solids seringkali berubah oleh perbedaan temperatur walau tidak secepat pada air.
Faktor penting lainnya dari kepadatan adalah struktur dari biji – bijian dan
komposisi kimia, termasuk kelembabannya. Pembasahan, pengeringan, dan
penanganan mekanis pada bahan yang berpengaruh pada peningkatan dan
penurunan densitas (Mc. Ellhiney, 1994).
9

III
ALAT, BAHAN, DAN METODE

3.1 Alat

3.1.1 Penggilingan

1) Screen ukuran 2

Berfungsi untuk menyaring bahan pakan yang digiling berukuran 3 mm.

2) Wadah/Baki Penampung

Berfungsi untuk menampung bahan pakan yag telah digiling.

3) Timbangan

Berfungsi untuk menimbang bahan pakan.

4) Disk mill

Berfungsi sebagai alat untuk menggiling bahan pakan.

3.1.2 Penyaringan

1) Mesh ukuran 14,18,30

Berfungsi untuk menyaring bahan pakan.

2) Timbangan

Berfungsi untuk menimbang bahan pakan yang lolos saring dan tidak

lolos saring.

3) Baki

Berfungsi untuk menampung bahan pakan yag lolos saring dan tidak

lolos saring.
10

3.2 Bahan

3.2.1 Penggilingan

1) Butiran jagung sebanyak 8 Kg, sebagai bahan pakan yang akan digiling.

3.2.2 Penyaringan

1) Jagung hasil gilingan, sebagai bahan pakan yang akan disaring.

3.3 Metode

3.3.1 Penggilingan

1) Siapkan sampel bahan sebanyak 8 kg.

2) Siapkan Screen 2.

3) Nyalakan mesin disk mill dan biarkan beberapa saat hingga stabil.

4) Tuangkan jagung secara bertahap ke dalam mesin, catat waktu

penggilingan.

5) Tunggu hingga halus, matikan timer.

6) Timbang jagung halus yag dihasilkan.

7) Hitung waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh jagung yang halus.

3.3.2 Penyaringan

1) Ambil 1 kg jagung.

2) Saring jagung halus pada ukuran saringan 14.

3) Timbang jagung yang tidak lolos saringan 14.

4) Sisa saringan 14 disaring kembali dengan saringan 18.

5) Timbang jagung yang tidak lolos saringan 18.

6) Sisa saringan 18 disaring kembali dengan saringan 30.

7) Timbang jagung yang tidak lolos saringan 30.

8) Timbang sisa akhir jagung yang lolos saringan.


11

3.3.3 Evaluasi Pengolahan Fisik Bahan Pakan

(1) Massa Jenis

a. Siapkan bahan pakan (jagung giling hasil separasi dengan saringan no. 14)

sebanyak 15 gram.

b. Siapkan media uji massa jenis (Aguadest 50 ml) pada gelas ukur 100 ml.

c. Tempatkan bahan perlakukan ke dalam media uji massa jenis, aduk secara

merata sampai homogen dan biarkan selama 5 menit.

d. Lakukan evaluasi ketinggian permukaan dari campuran butir jagung

dengan aguadest (perubahan volume suspense).

e. Hitung massa jenis larutan jagung dengan rumus :

Massa Jenis (gr/ml) = massa (gram) : volume (ml)

(2) Densitas Ruang

a. Siapkan jagung giling hasil separasi saringan no. 14 sebanyak 1 Kg.

b. Siapkan media uji densitas pada wadah besi 1 liter.

c. Tempatkan bahan perlakuan ke dalam media uji densitas ruang, aduk

secara merata sampai homogen, manpatkan dengan suatu tekanan, ukur

perubahan volume permukaan (tinggi permukaan).

d. Lakukan evaluasi ketinggian permukaan dari campuran butir jagung akibat

tekanan (perubahan volum suspense).

e. Hitung densitas ruang jagung dengan persamaan :

Densitas Ruang(kg/m3) = berat (kg) : volume akhir (m3)

(3) Sifat Kimia Pecahan Butiran

a. Siapkan bahan pakan yang akan diperlakukan (jagung giling hasil separasi

dengan saringan no. 14) sebanyak 1 gram.


12

b. Siapkan media uji pati (larutan iodine) sebanyak 3 ml pada suatu cawan

gelas petidish.

c. Tempatkan bahan perlakuan ke dalam cawan media uji, aduk secara

merata, sampai homogen, tambahakan larutan iodine 3 kali, biarkan

selama 5 menit.

d. Lakukan evaluasi perubahan sifat kimia (warna) dari campuran butir

jagung akibat reduksi ikatan kimia pati dengan larutan uji iodine.

e. Lakukan pengamatan 1 x 24 jam selanjutnya untuk melihat perbedaan

bentuk butir bahan dari berbagai hasil pengolahan fisik.


13

IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengujian Kualitas Bahan Pakan


4.1.1 Hasil
Tabel 1. Pengujian Kualitas Bahan Pakan

B.Awal/ Waktu Prod Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos


kel Screen B.Akhir (Menit) (kg/jam 14 18 30
. )
g % g % g %
9 2 79.98 21 2.11 226 22.6 426 42.6
10 2 8 / 7.9 5.93 79.98 22 2.2 229 22.9 339 33.9
11 2 80.94 16 1.6 274 27.4 372 38.2
12 2 80.81 16 1.6 187 18.7 340 34
5 3 2.55 195.3 415 41.5 197 19.7 181 18.1
6 3 8.3 / 8.4 2.33 213.7 460 46 178 17.8 152 15.2
7 3 2.55 195.3 440 44 190 19 164 16.4
8 3 2.33 213.7 431 43.1 206 20.6 162 16.2
1 5 508 50.8 117 11.7 111 11.1
2 5 8.070 / 1.28 378.28 571 57.1 138 13.8 110 11
3 5 8.070 667 66.7 104 10.4 97 97
4 5 611 61.1 131 13.1 107 10.7

4.1.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini, pengujian dilakukan dengan menggunakan biji

jagung sebanyak 8 kg per 4 kelompok yang kemudian diambil sampel sebanyak 1

kg pada setiap kelompok. Pengujian kualitas bahan pakan bertujuan untuk

mengetahui mutu dari bahan pakan tersebut dan menjadi dasar dalam penentuan
14

harga jual. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Wahyono dan Hardianto (2004)

bahwa pengujian kualitas bahan pakan merupakan suatu cara untuk mengetahui

kualitas dari suatu bahan pakan agar mengetahui apakah bahan pakan tersebut

baik dan berkualitas untuk diberikan kepada ternak. Dari percobaan yang telah

dilakukan, hasil menunjukan bahwa kadar air jagung setelah digiling berkurang.

Perubahan kadar air ini diduga karena jagung menjadi ukuran atau bagian yang

lebih kecil sehingga memudahkan penyerapan dan penguapan kadar air dari

jagung. Earle (1982) menyatakan bahwa semakin kecil bagian-bagian dari suatu

bahan akan menjadikan permukaan bahan kontak dengan lingkungan semakin luas

sehingga mempermudah proses penyerapan dan penguapan kadar air. Secara

umum kadar air tepung jagung cenderung menurun dengan meningkatnya laju

penggilingan. Hal ini diduga semakin besar laju penggilingan jagung yang berada

didalam ruang penggiling juga semakin banyak sehingga memberikan peluang

terjadinya gesekan antar bahan dan ruang penggiling juga besar, sehingga

menyebabkan terjadinya kenaikan suhu yang akan memberi pengaruh pada

penguapan kadar air bahan. Menurut Taib dkk. (1987), besarnya gesekan bahan

yang terjadi selama proses penggilingan akan menghasilkan panas sehingga

mengakibatkan terjadinya penguapan air dari bahan.

4.2. Penggilingan Bahan Pakan

4.2.1 Hasil

1) Produktivitas Mesin Hammermill


15

Produktivitas Mesin
Kg
( jam )= jumlah jagung digiling( Kg)
lama waktu penggilingan
x 60 menit

Tabel 2. Produktivitas Mesin Hammermill

No Ukuran Jumlah Jagung Lama Waktu Produktivitas


Saringan Mesin Digiling (Kg) Penggilingan Mesin (Kg/Jam)
Disk Mill (Menit)
1 2 8 4,36 110,09
Jumlah jagung setelah digilling = 7,470 Kg

2) Perhitungan Persentasi Ukuran Partikel

Tabel 3. Perhitungan Persentasi Ukuran Partikel

No Ukuran Saringan Berat Jagung Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos
Mesin Disk Mill Giling Awal Saringan no.14 Saringan no.18 Saringan no.30
(g) *g **(%) *g **(% *g **(%)
)
1 2 1000 11 1,1 18,1 1,81 29,8 2,98
*Berat tidak lolos = (Berat Saringan + Jagung Tidak Lolos) – Berat Saringan

Berat Tidak Lolos( g)


**%Tidak Lolos ¿ x 100 %
Berat Awal

Kadar Air sebelum digiling = 10,6%

Kadar Air setelah digiling = 11,4%

22
Waktu =¿ =0,36=4,36 menit
60

8
Produktivitas Mesin¿ x 60=110,09 kg/ jam
4,36

11
% Tidak Lolos saringan no.14 ¿ x 100 %=1,1 %
1000
16

18,1
% Tidak Lolos saringan no.18 ¿ x 100 %=1,81 %
1000

29,8
% Tidak Lolos saringan no.30 ¿ x 100 %=2,98 %
1000

484
% Lolos ¿ x 100 %=48,4 %
1000

4.2.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini, penggilingan dilakukan menggunakan mesin

pemecah biji yaitu Disk Mill. Penggilingan ini dilakukan untuk meningkatkan

palatabilitas dari ternak karena penggilingan dilakukan untuk mendapatkan

ukuran bahan pakan yang lebih kecil. Koch dan Waldroup (1997) menyatakan

bahwa terdapat beberapa metode penggilingan yaitu dengan menggunakan

Hammer Mill dan Roller Mill yang dimana masih terdapat satu metode lagi yaitu

Disk Mill.

Screen yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu screen 2, 3, dan 5

yang dimana screen tersebut menunjukan besarnya tingkat penyaringan dari tiap
alat seperti screen 2 memiliki tingkat penyaringan sebesar 2mm, screen 3 dengan

3mm dan screen 5 dengan 5mm. Hal ini menjadi alasan mengapa terdapat

perbedaan waktu penggilingan serta produktivitas dari mesin, yaitu karena

saringan pada tiap screen berbeda dan menunjukkan bahwa semakin kecil

saringan maka waktu penggilingan akan semakin lama.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kadar air

setelah penggilingan yaitu sebesar 0,8%. Hal ini disebabkan karena semakin kecil

bagian dari suatu bahan akan menjadikan permukaan bahan kontak dengan

lingkungan semakin luas sehingga mempermudah proses penyerapan maupun


17

penguapan kadar air (Earle, 1982). Semakin tinggi kadar air maka biji jagung

akan semakin lunak sehingga biji jagung akan semakin mudah untuk dipecahkan.

Pratomo dkk. (1982); Hall dan Davis (1998) menyatakan bahwa kapasitas giling

dipengaruhi oleh kandungan air bahan. Penggilingan baik dilakukan pada kadar

air 12% - 14% karena kadar air yang terlalu tinggi mudah dipecahkan namun

bahan banyak yg menempel dimesin penggilingan. Menurut Hall (1983)

penggilingan perlu dilakukan karena tingkat kehalusan gilingan dari jagung

sangar mempengaruhi pertumbuhan dari ternak.

4.3 Penyaringan

4.3.1 Hasil

Tabel 4. Hasil Penyaringan Jagung Kadar Air 17%

Kel Screen Hasil Penyaringan


18

S14 Rata-Rata S18 Rata-Rata S30 Rata-Rata

Persentase Persentas Persentase

(g) (%) (g) (%) (g) (%)

12 21 226 426

11 22 229 339
2 1,87 22,9 37,17
10 16 274 382

9 16 187 340

8 415 197 181

7 460 178 152


3 43,65 19,27 16,47
6 440 190 164

5 431 206 162

4 508 117 111

3 571 138 110


5 60,17 12,25 10,62
2 667 104 97

1 611 131 107

Tabel 5. Hasil Penyaringan Jagung Kadar Air 12%

Ke Screen Hasil Penyaringan


S30 Sisa
l S14 Rata-Rata S18 Rata-Rata Rata-Rata Rata-Rata
19

Persentas
Persentase Persentase Persentase
e

(g) (%) (g) (%) (g) (%) (g) (%)


12 13 171 445 250 36,8
11 11 181 298 484
2 5,05 18,67 34,4
10 17 189 341 484

9 161 206 292 254

8 432 52 60 231 21,55


7 117 209 189 254
3 25,52 13,47 13,95
6 135 97 102 119

5 337 181 207 258

4 428 181 176 207 21,75


3 414 471 198 201
5 42,25 24,87 17,25
2 408 176 155 245

1 450 167 161 217

4.3.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini, hasil gilingan jagung pada praktikum sebelumnya

menggunakan screen 2 disaring dengan menggunakan beberapa saringan, yaitu

saringan no 14, 18, dan 30. Tujuan dari penyaringan menggunakan saringan ini

adalah agar jagung hasil gilingan dapat dikelompokan berdasarkan ukuran

partikel-partikelnya. Sesuai dengan literatur menurut Sugiyono (1990) yang

menyatakan bahwa pengayakan dapat didefinisikan sebagai suatu metoda

pemisahan berbagai campuran partikel padat sehingga didapat ukuran partikel


20

yang seragam serta terbebas dari kontaminan yang memiliki ukuran yang berbeda

dengan menggunakan alat pengayakan.

Pemisahan ukuran dilakukan dengan menggunakan saringan yang

berbeda- beda diantaranya, yaitu nomor 14,18, dan 30. Menurut Kono (2017)

Ukuran partikel penyaring/lubang penyaringnomor 14,18 dan 30 masing-masing

berukuran 1.4mm, 1mm, dan 600µm. Penyaringan ini dilakukan untuk

memperoleh jagung halus yang telah digiling dengan ukuran sama atau homogen.

Selain itu, dengan melakukan penyaringan, dapat diketahui berapa persen butiran

jagung yang lolos saringan. Hal ini menunjukkan seberapa baik hasil penggilingan

yang telah dilakukan.

Proses homogenisasi ukuran bahan pakan butiran tersebut dilakukan

dengan meratakan jagung hasil gilingan diatas terpal yang kemudian dibagi

menjadi empat bagian yang sama. Lalu mengambil sampel secara acak dari tiap

bagiannya dan melakukan penimbangan sebanyak 1 kg. Proses homogenisasi

dengan pengambilan sampel ini dilakukan agar lebih efektif dan efisien.

Berdasarkan hasil pengamatan jagung halus dari ketiga screen yaitu 2,3

dan 5, didapatkan hasil rata - rata persentase jagung yang tidak lolos saringan 14,

18, dan 30. Pada penyaringan jagung kadar air 17%, untuk screen 5 masing-

masing sebesar 60.617%, 12.25%, 10.62%. Untuk screen 3 masing-masing

sebesar 43.65%, 19.27% dan 16.47%. Untuk screen 2 masing-masing sebesar

1.87%, 22.9% dan 37.17%. Sedangkan pada penyaringan jagung kadar air 12%,

untuk screen 5 masing-masing sebesar 42.25%, 24,87%, 17,25%. Untuk screen 3

masing-masing 25.52%, 13.47%, 13,95%. Untuk screen 2 masing-masing 5.05%,

18.67%, 34.4%. Dari hasil tersebut pada penyaringan jagung kadar air 17% dan

12% didapatkan hasil pengayakan saringan no 14 dengan persentase terbesar pada


21

penggilingan screen 5, saringan 14 pada screen 3 dan hasil yang lebih halus

dengan persentase terkecil yaitu pada saringan 14 pada screen 2. Hal tersebut

menunjukan bahwa dari penggilingan screen 2 didapatkan hasil yang lebih halus

dibanding screen 5 yang lebih menghasilkan butiran yang lebih banyak kasar. Hal

tersebut dikarenakan pada screen 2 lubang keluar bahan(jagung) lebih kecil dari

screen 5 sehingga lebih lama dan dihasilkan butiran yang halus - halus. Pada

perbedaan kadar air dihasilkan hasil saringan yang lebih halus pada kadar air 12%

dibanding kadar 17%.

Data keseluruhan hasil perhitungan persentasi bahan pakan yang lolos

saringan dan bahan pakan yang tidak lolos saringan tidak ada yang mencapai

100%. Hasil tersebut tidak mencapai 100% yang berarti terjadi kehilangan

partikel yang dapat disebabkan oleh beberapa hal. Kehilangan tersebut dapat

terjadi karena faktor kesalahan praktikan, alat, serta bahan baku yang bulky.

4.4 Evaluasi Pengolahan Fisik Bahan Pakan


4.4.1 Hasil
22

KA ≥15% KA ≥10%

Pati Mas Pati


Saringa Massa sa
Kel Densita Densita
n jenis ( jenis
(kg/m3) 1 2 (kg/m3) 1 2
gr/ml) ( gr/
ml)

Ungu Kunin
1 30 1,5 681,16
muda g

Ungu Kunin
2 30 1,5 681,16
muda g

Ungu
3 30 1,875 694,11 Kuning
tua

Ungu
4 30 1.875 694,11 Kuning
tua

Ungu Kunin
5 18 1,36 848,65
muda g

Ungu Kunin
6 18 1,36 848,65
muda g

Umgu
7 18 1,25 919,2 Kuning
gelap

Umgu
8 18 1,25 919,2 Kuning
gelap

Ungu Kunin
9 14 1,25 667,36
gelap g

Ungu Kunin
10 14 1,25 667,36
gelap g

Ungu
11 14 1,25 678,201 kebiru Kuning
an

Ungu
12 14 1,25 678,201 kebiru Kuning
an

4.4.2 Pembahasan
23

Pada praktikum kali ini, kelompok 12 memperoleh hasil sebagai berikut: Massa

jenis untuk tepung jagung yang menggunakan saringan 30 dengan kadar air yang

terkandung dalam bahan pakan tersebut lebih besar sama dengan 15 % adalah sebesar

1,25 g/ml yang didapatkan dari 15 g tepung jagung dan perubahan volume air sebanyak

10 ml. Densitas dari tepung jagung dengan kadar air lebih besar sama dengan 15 %

adalah sebesar 678,201 kg/m 3. Pengujian pati menggunakan iodium sebanyak 3 ml pada

tepung jagung mengalami perubahan warna pada hari pertama berwarna ungu kebiruan

dan setelah disimpan pada hari kedua tepung jagung tersebut mengalami perubahan

warna menjadi kuning.

Pada hasil pengamatan dari kelompok 1 sampai kelompok 12 memiliki massa

jenis, densitas, dan pengujian warna yang berbeda hasilnya karena adanya perbedan dari

ukuran dan bentuk serta kadar air dari tepung jagung tersebut. Perbedaan massa jenis dan

densitas tersebut bisa di pengaruhi oleh karakteristik bahan pakan tersebut. Hal ini sesuai

dengan pendapat Gautama (2018) yang menyatakan bahwa kerapatan jenis dipengaruhi

oleh bentuk dan ukuran partikel bahan tersebut. Semakin halus ukuran bahan pakan,

maka semakin sedikit ruang yang tersisa, sehingga pakan cepat untuk memadat.

Pengujian pati pada pecahan butiran menggunakan iodine dilakukan untuk menguji

adanya karbohidrat di dalam tepung jagung yang digunakan. Perubahan warna tersebut

terjadi akibat amilum yang terdapat dalam jagung bereaksi dengan iodine. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Awan (2011) bahwa iodine yang ditambahkan mengakibatkan

perubahan warna pada tepung jagung yang mengandung karbohidrat.


24

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
25

5.2 Saran

1. Alat penggiling dan timbangan diperbanyak agar pelaksanaan praktikum

lebih cepat.

2. Hammer mill yang digunakan perlu diperiksa sebelum praktikum agar

tidak terjadi kemacetan atau kerusakan alat yang mengahambat

pengerjaan.

3. Pelaksanaan praktikum hendaknya lebih teliti dalam pengambilan data

agar hasil data yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E. dan E. Liviawaty. 2005. Pakan Ikan. Penerbit : Kanisius. Yogyakarta.


145.
26

Amrullah, I.K., 2011. Nutrisi Ayam Broiler. Ed ke-1. Bogor. Lembaga Satu
Gunung Budi.

Earle, R. L. 1982. Satuan Operasi dalam Pengolahan Pangan. Terjemahan. Zein


Nasution. Penerbit PT Sastra Hudaya, Jakarta.

Gautama. 2008. Ilmu nutrisi makanan ternak. Gagjah Mada University press Fakultas
peternakan UGM. Yogyakarta

Hariyadi, Purwiyatno dan Ariyanti Hartari. 2013.Modul I : Pembersihan,


Sortasi,dan Grading dari Satuan Operasi Industri Pangan. 17-29.

Koch, K.1996. Hammermills and rollermills. MF-2048 Feed Manufacturing,


Department of Grain Science and Industry, Kansas State University. 8 pp.

Kono, J. 2016. Ukuran Mesh. Diakses dari academia.com pada 5 Oktober 2019

Khalil.1999. Pengaruh Kandungan Air dan Ukuran Partikel terhadap Perubahan


Sifat Fisik Bahan Pakan Lokal: Sudut Tumpukan, Kerapatan Pemadatan
Tumpukan,dan Berat Jenis: Media Peternakan. 22(1): 1-11.

Marliyanti, S.Sulaiman, dan A.Faisal. 1992. Pengolahan Pakan Tingkat Rumah


Tangga. Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas
Pangan dan Gizi. IPB. Bogor.

Mc. Ellhiney, Robert. 1994. Feed Manufacturing Teknologi IV. Technical Edito
American Associaton. Inc.

Muchtadi Tien R., dan Sugiono, 1992, Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan, PAU
Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Pomeranz and Meloan. 1971. Food Analysis : Theory and practice. The Avi
Publishing Company Inc. Connecticut.

Sugiyono. 1990. Ilmu Pengetahuan Bahan Pakan. Bogor

Sutanto, R. 2006. Penerapan Pertanian Organik. Jakarta, Kanisius.

Taib, G., G. Said dan S. Wiratmadja 1987. Operasi Pengeringan pada Pengolahan Hasil
Pertanian. Madyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
27

Widodo, W.. 2004. Bahan Pakan Unggas Non Konvensional. Fakultas


Peternakan-Perikanan Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.

Wahyono, D. E. dan R. Hardianto. 2004. Pemanfaatan sumberdaya pakan lokal untuk
pengembangan usaha sapi potong. Prosiding Lokakarya Nasional Sapi Potong.
Hal: 66-76.

Wahyono. 2014. Membuat Pakan Ayam Ras Pedaging. Agromedia Pustaka.


Jakarta.

Waldroup, P.W. 1997. Particle Size Reduction of Cereal Grains and its Significance in
Poultry Nutrition. Technical Bulletin PO34-1997, American Soybean
Association, Singapore.

LAMPIRAN
28

Tabel. 6 Distribusi Pengerjaan


No Nama NPM Keterangan
1. Dwi Wahyudi 200110170035 BAB IV (4.3, 4.4)
BAB I, Cover, Daftar Isi,
2. Feni Farida 200110170093
Editing
3. Agung M. Firdaus 200110170203 BAB IV (4.1, 4.2)
4. M. Fulki Hanifan 200110170298 BAB II, BAB III, BAB V

Anda mungkin juga menyukai