0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
23 tayangan2 halaman
Ada dua indeks untuk mengukur diskolorasi gigi yaitu Lobene Index dan Indeks Shaw-Murray. Lobene Index menilai intensitas dan area stain sedangkan Indeks Shaw-Murray menghitung rasio total area diskolorasi terhadap total area gigi. Diskolorasi gigi dapat terjadi secara intrinsik selama perkembangan gigi atau ekstrinsik akibat pewarna makanan atau minuman yang menempel pada gigi. Untuk kasus Turner's hypoplasia dan non-vitalitas yang dise
Ada dua indeks untuk mengukur diskolorasi gigi yaitu Lobene Index dan Indeks Shaw-Murray. Lobene Index menilai intensitas dan area stain sedangkan Indeks Shaw-Murray menghitung rasio total area diskolorasi terhadap total area gigi. Diskolorasi gigi dapat terjadi secara intrinsik selama perkembangan gigi atau ekstrinsik akibat pewarna makanan atau minuman yang menempel pada gigi. Untuk kasus Turner's hypoplasia dan non-vitalitas yang dise
Ada dua indeks untuk mengukur diskolorasi gigi yaitu Lobene Index dan Indeks Shaw-Murray. Lobene Index menilai intensitas dan area stain sedangkan Indeks Shaw-Murray menghitung rasio total area diskolorasi terhadap total area gigi. Diskolorasi gigi dapat terjadi secara intrinsik selama perkembangan gigi atau ekstrinsik akibat pewarna makanan atau minuman yang menempel pada gigi. Untuk kasus Turner's hypoplasia dan non-vitalitas yang dise
a. Lobene Index Intensitas 0 = tidak ada stain 1 = light stain (kuning – coklat muda atau abu-abu) 2 = moderate stain (coklat) 3 = heavy stain (coklat tua – hitam) Area 0 = tidak ada stain 1 = stain mencapai 1/3 bagian gigi 2 = stain mencapai >1/3 dan <2/3 bagian gigi 3 = stain melebihi 2/3 bagian gigi
Referensi : He, Tao et al. “Extrinsic stain removal efficacy of a stannous fluoride dentifrice with sodium hexametaphosphate.” The Journal of clinical dentistry 18 1 (2007): 7-11 .
b. Indeks Shaw – Murray
Pengukuran dihitung dengan menghitung area yang mengalami diskolorasi dengan skoring total area diskolorasi dibagi total seluruh area dengan kriteria penilaian 0 = tidak terdapat diskolorasi, 1 = 0,01% - 25% daerah tertutupi diskolorasi 2 = 26% - 50% daerah tertutupi diskolorasi 3 = 51% - 75% daerah tertutupi diskolorasi 4 = 76% - 100% daerah tertutupi diskolorasi 2. Bagaimana mekanisme diskolorisasi gigi a. Intrinsic stain Diskolorasi intrinsic terjadi saat tahap perkembangan gigi dan mengakibatkan perubahan struktur pada gigi/ 1) Preeruptive stain : stain mempengaruhi lapisan enamel dan dentin saat odontogenesis. Alkaptonuria : merupakan gangguan yang menyebabkan kegagalan metabolisme dari tyrosine dan phenylalanine yang menyebabkan meningkatkan asam homogenistic Hematological disorder (congenital porphyria): akibat adanya error pada metabolism porphyrin yang ditandai dengan overproduksi uroporphyrin. Hal tersebut menyebabkan akumulasi porphyrin di sumsum tulang, RBC, urin, dan gigi. Tampilan klinis gigi berwarna merah atau kecoklatan a. Pewarnaan Ekstrinsik Menurut Nathoo dan Gaffar (1997) N1 type dental stain (direct dental stain) Kromogen akan menempel pada permukaan gigi dan terjadi mekanisme pertukaran ion dengan substansi pada gigi. Warna pada kromogen mirip dengan stain yang ada pada gigi. Contoh kromogen terdapat pada teh, kopi, maupun makanan/minuman lain dengan warna pekat N2 type dental stain (direct dental stain): kromogen berubah warna setelah melekat dengan gigi N3 type dental stain (indirect dental stain): prekromogen (material tidak berwarna) melekat pada gigi lalu mengalami reaksi kimia sehingga mengakibatkan stain The colourless material or prechromogen binds to the tooth and undergoes a chemical reaction to cause a stain. Contoh : makanan yang tinggi karbohidrat dan buah 3. Perawatan yang sesuai untuk kasus pada scenario Sumber : Geetha Priya, P. R., John, J. B., & Elango, I. (2010). Turner's hypoplasia and non-vitality: a case report of sequelae in permanent tooth. Contemporary clinical dentistry, 1(4), 251–254. https://doi.org/10.4103/0976-237X.76395
Perawatan yang dapat dilakukan adalah Calcium hydroxide apexification