Anda di halaman 1dari 12

TEAM WORK ( KERJA TIM)

DISUSUN OLEH:

PUTRI GUSYANI 1910112041

ANGGINUN JUWITA SARI HARAHAP 1910112044

TRY FIRDA RAHMASARI 1910112045

ZULFA RIZQIYAH ASSHAFI 1910112062

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

VETERAN JAKARTA

2020
DAFTAR ISI

Daftar Isi …………………………………………………,…………………………………...… 2

A. Pengertian Kerja Tim ……………………………...…………………………………….. 3


B. Tahapan Pembentukan Pengembangan Tim …………………………………………….. 4
C. Teori Pembentukan/Dinamika Kelompok …………………………………………….… 5
D. Sifat Keterampilan Ketua Tim …………………………………………………………... 6
E. Peran Tim …………………………………...…………………………………………… 6
F. Refleksi Individu ………………………………………………………………………… 7
G. Analisis Efektivitas Tim ………………………………………………………………… 9
H. Karakteristik Kerja Tim ………………………………………………………………... 10
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………….. 12

2
PEMBAHASAN MATERI

A. Pengertian Team Work

1. Pengertian Team Work Menurut Para Ahli


Tracy (2006) menyatakan bahwa teamwork merupakan kegiatan yang dikelola
dan dilakukan sekelompok orang yang tergabung dalam satu organisasi. Teamwork dapat
meningkatkan kerja sama dan komunikasi di dalam dan di antara bagianbagian
perusahaan. Biasanya teamwork beranggotakan orang-orang yang memiliki perbedaan
keahlian sehingga dijadikan kekuatan dalam mencapai tujuan perusahaan.
Pernyataan di atas diperkuat Dewi (2007) kerja tim (teamwork) adalah bentuk
kerja dalam kelompok yang harus diorganisasi dan dikelola dengan baik. Tim
beranggotakan orang-orang yang memiliki keahlian yang berbeda-beda dan
dikoordinasikan untuk bekerja sama dengan pimpinan. Terjadi saling ketergantungan
yang kuat satu sama lain untuk mencapai sebuah tujuan atau menyelesaikan sebuah tugas.
Dengan melakukan teamwork diharapkan hasilnya melebihi jika dikerjakan secara
perorangan.
Stephen dan Timothy (2008) menyatakan teamwork adalah kelompok yang
usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan
individual. Teamwork menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi. Hal
ini memiliki pengertian bahwa kinerja yang dicapai oleh sebuah tim lebih baik daripada
kinerja perindividu di suatu organisasi ataupun suatu perusahaan.

2. Pengertian Team Work Secara Umum


Team work bisa diartikan kerja tim atau kerjasama, team work atau kerja sama tim
merupakan bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi serta
berkomitmen untuk mencapai target yang sudah disepakati sebelumnya untuk mencapai
tujuan bersama secara efektif dan efisien. Harus disadari bahwa team work merupakan
peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencapai tujuan bersama.
Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan pula tujuan dari
pribadi yang paling populer di tim.

3
B. Tahapan Pembentukan Pengembangan Tim

Berikut ini tahapan pengembangan tim yang terdiri dari1:

a. Forming
Pada tahap ini, anggota tim masih mencoba untuk saling mengenal satu dengan
yang lain. Anggota tim masih membawa pola pikir dan perilaku lama, sebelum dia
bergabung dengan tim. Tugas, tanggung jawab dan struktur masih belum terdefinisi
dan terbentuk dengan baik.

b. Storming
Karena adanya ketidakpastian dan ketidakjelasan, maka pada tahap ini akan
sering sekali terjadi konflik internal tim. Dengan sering terjadinya konflik, akan
muncul perasaaan tidak nyaman diantara anggota tim. Para anggota tim akan saling
berkompetisi dan mencoba untuk mendominasi satu dengan yang lain. Akan muncul
sikap yang saling menyalahkan jika terjadi masalah. Pertanyaan yang akan muncul
pada tahap ini adalah "Apa peran saya?" atau "Siapa yang mengerjakan?" dan "Siapa
yang bertanggung jawab?".Tahap Storming merupakan tahap yang paling kritis. Tahap
Stroming akan menentukan keberlangsungan sebuah tim.

c. Norming
Pada tahap ini aturan-aturan sudah terbentuk. Tujuan dan struktur sudah jelas dan
semakin dipahami oleh anggota tim. Anggota tim juga sudah mengerti tugas dan
tanggung jawab. Hubungan erat, kekompakan dan sinergi antara anggota tim sudah
mulai terbentuk.

d. Performing
Pada tahap ini, anggota tim mulai menunjukkan performa atau kinerja seperti
yang diharapkan, sehingga tim sudah dapat menjalankan fungsinya secara penuh untuk
mencapai tujuan. Produktivitas tim mencapai tingkat tertinggi. Pertanyaan yang
muncul pada tahap ini adalah, "Bagaimana cara agar saya dapat menghasilkan kinerja
yang lebih baik?".

e. Adjourning

Tahap ini merupakan tahap pembubaran tim. Tim sudah selesai waktu kerjanya
dan para anggota tim kembali menjadi invidu-individu yang independent. Supaya kita
lebih mengerti apa yang akan terjadi dalam kerja team, saling mendukungan dan saling
memotivasi akan sangat mudah untuk mencapai keberhasilan team.
1
[ CITATION htt \l 1033 ]

4
C. Teori-teori Pembentukan/ Dinamika Kelompok

Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu
yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain yang
dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama. Dinamika kelompok juga
dapat didefinisikan sebagai konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu
bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-
ubah.

Ada beberapa teori yang dapat dikemukakan berkaitan dengan pembentukan kelompok,
yaitu:

1) Teori Kedekatan (Propinquity)

Teori yang sangat dasar tentang terbentuknya kelompok ini adalah menjelaskan
adanya afiliasi (perkenalan) di antara orang – orang tertentu.

2) Teori Interaksi (Geome Homans)

Teori pembentukan kelompok yang lebih komprehensif adalah suatu teori yang
berasal dari George Homans. Teorinya berdasarkan pada aktivitas-aktivitas , interaksi-
interaksi, dan sentimen-sentimen (perasaan atau emosi).

3) Teori Keseimbangan (Theodore Newcomb)

Salah satu teori yang agak menyeluruh. (comprehensive) penjelasannya tentang


pembentukan kelompok ialah teori keseimbangan (a balance theory of group formation)
yang dikembangkan oleh Theodore Newcomb. Teori ini menyatakan bahwa seseorang
tertarik pada yang lain adalah di dasarkan atas kesamaan sikap di dalam menanggapi
suatu tujuan.

4) Teori Pertukaran
Teori lain yang sekarang ini mendapat perhatian betapa pentingnya di dalam
memahami terbentuknya kelompok ialah teori pertukaran (exchange theoty). Teori ini
ada kesamaan fungsinya dengan teori motivasi dalam bekerja. Teori propinquity,
interaksi, keseimbangan, semuanya memainkan peranan di dalam teori pertukaran ini.

D. Sifat Keterampilan Ketua Tim

Ketua tim harus memiliki beberapa sifat keterampilan, di antaranya:

5
1) Memiliki sifat jujur
2) Memiliki keterampilan berkomunikasi yang baik
3) Bersifat adil dan memahami kondisi anggotanya
4) Memiliki Kreatifitas yang tinggi
5) Inovatif dan percaya diri
6) Bertanggung jawab dan bisa membangun tim dengan baik

E. Peran Tim dalam Suatu Organisasi

Kerja Tim (team work) adalah kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain untuk
tujuan yang sama. Kerja tim yang efektif adalah faktor utama dalam kepuasan pelanggan.
Tim berperan penting dalam perkembangan suatu organisasi/perusahaan. peran tim dalam
organisasi. Ada sembilan peran tim yang harus dipenuhi, yaitu pencipta-pembaharu,
penjelajah-promotor, penilai-pengembang, pendorong-pengorganisasi, penyimpul-penghasil,
pengawas-pemeriksa, penguat-pemelihara, pelapor-penasehat, dan penaut, simak uraian
berikut ini:

1. Pencipta-pembaru (creator inovator)


Orang yang termasuk dalam pencipta-pembaru adalah orang yang mempunyai daya
imaginasi tinggi dalam memprakarsai gagasan atau konsep. Orang-orang seperti ini biasanya
memiliki ciri: tak bergantung pada orang lain, suka bekerja sendiri, memiliki cara dan gaya
kerja tersendiri, serta pengaturan waktu menurut mereka sendiri.

2. Penjelajah-promotor (explorer-developer)
Orang dalam kelompok ini senang mengambil gagasan baru dan memperjuangkan kasus,
serta mampu menemukan sumber daya untuk mempromosikan gagasannya. Kelemahan
orang-orang yang termasuk dalam kelompok ini adalah kadang tidak sabar dalam
mengendalikan keterampilan untuk memastikan bahwa gagasannya benar-benar
ditindaklanjuti secara rinci.

3. Penilai-pengembang (assessor-developer)

Individu-individu ini mempunyai keterampilan analisis yang kuat. Sebaiknya, mereka


diberi kesempatan untuk mengevaluasi dan menganalisis suatu hal sebelum mengambil
keputusan.

4. Pendorong-pengorganisasi (thruster-organizer)

6
Individu ini memiliki kemampuan yang baik dalam menyusun prosedur operasi untuk
mengubah gagasan menjadi kenyataan dan menyelesaikan urusan. Mereka menentukan
tujuan, menetapkan rencana, mengorganisasi orang-orang, dan menegakkan sistem untuk
menjamin dipatuhinya tenggak waktu (deadline).

5. Penyimpul-penghasil (concluder-producer)

Individu ini peduli pada hasil. Peran mereka memfokuskan pada ditaatinya batas waktu
dan memastikan bahwa semua komitmen ditindaklanjuti. Mereka bangga dengan hasil yang
teratur dan sesuai standar.

6. Pengawas-pemeriksa (controller-inspector)

Pengawas-pemeriksa adalah individu yang sangat memperdulikan penegakan dan


penguatan aturan dan prosedur. Mereka menguji setiap rincian dan memastikan agar
terhindar dari ketidaktepatan. Mereka memeriksa semua fakta dan angka karena
menginginkan semua hal lengkap dan sempurna.

7. Pemerkuat-pemelihara (upholder-maintener)

Pemerkuat-pemelihara memiliki peran penting karena memberikan kemantapan di dalam


sebuah tim. Mereka akan selalu membela tim ketika menghadapi orang luar.

8. Pelapor-penasihat (reporter-adviser)

Pelapor-penasihat adalah individu yang mendengarkan dengan baik dan cendrung tidak
menekankan titik pandangnya kepada orang lain. Mereka akan berusaha mencari informasi
sebanyak mungkin sebelum mengambil keputusan.

9. Penaut (linker)

Penaut adalah individu yang memahami semua pandangan dan biasanya akan mencoba
memahami semua pandangan yang ada. Mereka bertindak sebagai koordinator dan integrator.
Penaut adalah orang-orang yang tidak menyukai keekstriman, selalu membina kerja sama
antar anggota tim, memadukan saran dan aktivitas anggota tim yang berbeda-beda.

F. Refleksi Diri
1. Pengertian Refleksi Diri
Refleksi diri adalah tindakan untuk berusaha menilai dan mengkaji diri sendiri,
kebiasaan, serta perilaku yang selama ini dilakukan. Pada pengertian yang lebih sempit,
refleksi diri juga dilakukan untuk menilai aktivitas sehari-hari, seperti cara bekerja dan
belajar. Refleksi diri memiliki banyak manfaat. Anda akan lebih mudah mengembangkan

7
kesadaran mental dan emosional dengan refleksi diri. Mengembangkan kesadaran
tersebut menjadi dasar dalam membantu diri untuk terus berkembang.
Pada tataran yang lebih sederhana, refleksi diri membantu kita mengembangkan
dan mengkaji skill yang dimiliki. Refleksi membuat Anda mempertanyakan diri, apa
yang Anda lakukan, dan memutuskan ada tidaknya hal lain yang lebih baik untuk diri
sendiri.

2. Tips dalam Melakukan Refleksi Diri

Setiap orang tentu memiliki cara tersendiri dalam melakukan refleksi diri. Sebagai
saran, tips ini akan membantu Anda menjalankan proses tersebut, sebelum menyambut
tahun baru.

 Jujur dengan diri sendiri


Refleksi diri dapat menjadi momen untuk bisa ‘terbuka’ pada diri sendiri. Apabila
Anda tidak 100 persen jujur dengan diri sendiri terkait hal yang tengah terjadi, atau
cara Anda berperilaku selama ini, proses membantu diri sendiri pun akan menjadi
sulit dilakukan.
 Kenali pola kebiasaan yang rutin dijalani
Sebagai manusia, tentu kita sering menjalankan banyak kebiasaan. Beberapa
kebiasaan tersebut bermanfaat, namun sebagian lagi bisa saja merugikan diri sendiri
dan orang lain. Dalam melakukan proses refleksi diri, Anda perlu mengenali dan
mengelompokkan kebiasaan yang sering dilakukan. Dengan mempelajari kebiasaan-
kebiasaan tersebut, Anda bisa menghilangkan kebiasaan yang tak bermanfaat,
sekaligus menambah kebiasaan sehat dan positif.
 Pahami yang terbaik untuk diri sendiri
Kunci lain untuk bisa tumbuh dan menjadi yang terbaik untuk diri sendiri adalah
mengenali yang terbaik untuk diri. Dengan memahami hal ini, Anda bisa menilai
apakah nilai tersebut sudah didapatkan di tahun-tahun sebelumnya.
 Memaafkan diri sendiri
Terkadang, kebiasaan buruk memang sulit untuk disingkirkan. Anda tak harus
melakukan perubahan dalam sekejap. Jika ada resolusi dan tujuan tak tercapai, Anda
tak perlu menyalahkan diri sendiri. Maafkanlah diri sendiri walau terkadang membuat
kesalahan. Sebab, pada akhirnya, kita semua adalah manusia. Dan sangat manusiawi
jika kita melakukan kesalahan.
 Monitor refleksi diri yang dilakukan
Anda disarankan untuk mengamati bagaimana diri Anda berkembang setelah
melakukan refleksi diri. Sambil mengamatinya, catat dan tuliskan perkembangan
(atau hambatan) diri dalam buku harian atau jurnal.

8
G. Analisis Efektifitas Tim

Efektivitas Tim Kerja - Menurut Stephen dan Timothy (2008:413) ada 4 komponen utama
yang membentuk tim kerja yang efektif, antara lain terdiri dari:

1. Konteks
Sumber dan pengaruh kontekstual lain yang menjadikan tim tersebut efektif
terdiri dari: Sumber daya yang memadai, dimana mencakup informasi yang tepat waktu,
peralatan yang tepat, kepegawaian yang memadai dan bantuan administratif.
Kepemimpinan dan struktur seorang pemimpin harus menentukan jadwal keterampilan
yang perlu dikembangkan cara kelompok tersebut dalam menyelesaikan konflik, serta
membuat dan mengubah keputusan. Evaluasi kinerja terdiri dari upah per jam yang tetap
insentif individual, namun selain mengevaluasi dan memberi penghargaan untuk para
karyawan atas kontribusi individual mereka, manajemen harus mempertimbangkan
penilaian berbasis tim, pembagian laba, pembagian pendapatan intensif tim dan
modifikasi sistem lain yang akan menguatkan usaha dan komitmen tim.

2. Komposisi tim
Kategori ini meliputi variabel-variabel yang berhubungan dengan bagaimana
kepegawaian tim harus disusun yang terdiri dari : Kemampuan para anggota terdiri atas
tim yang membutuhkan banyak pemikiran (misalnya menyelesaikan sebuah masalah
yang rumit), tim yang berkemampuan tinggi (terdiri atas orang-orang yang pintar) bekerja
secara baik dan pemimpin tim harus orang yang pandai sehingga dapat membantu para
anggota dalam mengerjakan sebuah tugas. Personalitas atau kepribadian model
kepribadian big five terbukti relavan dengan efektivitas tim, diantaranya terdiri dari
kecocokan sikap berhati-hati, keterbukaan terhadap pengalaman dan stabilitas emosional
cenderung mendapat penilaian manajerial yang lebih tinggi untuk kinerja tim.
Pengalokasian peran para manager harus dapat memahami kekuatan-kekuatan individual
yang dihadirkan oleh setiap anggota dalam sebuah tim. Ada 7 peran tim yang potensial
yaitu:

- Penghubung tugasnya mengkoordinasi dan mengintegrasikan.

- Pencipta tugasnya mengajukan ide-ide kreatif.

- Promoter tugasnya memperjuangkan ide-ide setelah diajukan.

- Penilaian tugasnya menawarkan berbagai pilihan analisis yang berwawasan.

- Organisator tugasnya memberi struktur-struktur.

- Produser tugasnya memberikan penghargaan dan tindakan lanjutan.

- Pengontrol tugasnya memeriksa detail-detail dan menjalankan peraturan.

9
3. Rancangan Pekerjaan
Tim yang efektifitas harus bekerjasama dan menerima tanggung jawab secara
kolektif untuk mengerjakan tugas-tugas yang signifikan terdiri dari: Kebebasan dan hak
otonomi; wewenang untuk melaksanakan setiap tindakan yang disarankan oleh pimpinan
mengelola sendiri untuk bertukar informasi mengembangkan gagasan baru dan
memecahkan masalah serta mengkoordinasikan proyek yang rumit. Keanekaragaman
keterampilan; ada tiga jenis keterampilan yang harus dimiliki oleh sebuah tim untuk
melakukan rancangan suatu pekerjaan yaitu keahlian teknis, keterampilan antar personal
lainnya, seperti keterampilan mendengarkan, memberi umpan balik, resolusi konflik.
Identitas Tugas; kemampuan untuk menyelesaikan seluruh tugas atau produk yang dapat
di identifikasikan. Kepentingan atau arti tugas; rancangan suatu pekerjaan atau proyek
memiliki pengaruh yang substansial pada orang lain.

4. Proses
Mencerminkan hal-hal yang terjadi daalm tim yang mempengaruhi efektivitas
suatu tim kerja, terdiri dari :Tujuan tim; terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum adalah sebuah visi yang berarti memberikan pengarahan, momentum dan
komitmen untuk para anggotanya sedangkan tujuan khusus adalah perubahan dari tujuan
umum menjadi tujuan kinerja yang realitis yang dapat diukur dan khusus. Tingkat
Konflik; konflik-konflik tugas menstimulasi diskusi mendorong penilaian kritis untuk
berbagai masalah dan pilihan dan dapat menghasilkan keputusan tim yang lebih baik.
Efektifitas tim; tim yang efektif memiliki rasa percaya diri dalam tiap diri individual
sebuah tim. Kemalasan sosial (social loafing), merupakan sinergi negarif yang berfungsi
didalam sebuah tim kerja. Tim yang efektif harus mengurangi kecenderungan ini dengan
cara membuat diri mereka bertanggungjawab dalam tingkat individual dan tingkat tim.

H. Karakteristik Kerja Tim

Berikut ini ada beberapa karakteristik yang luar biasa dan harus dimiliki oleh setiap tim
kerja:

 Visi yang sama

Setiap orang memiliki visi dan misi agar masing-masing dari mereka bisa
berkembang. Sama halnya dengan sebuah tim. Memiliki visi antar anggota tim akan
mempermudah jalan menuju target. Sebuah tim tanpa visi yang sama tidak akan
mendapatkan hasil yang memuaskan.

 Saling mendukung

Dalam sebuah tim, dukungan menjadi salah satu hal yang penting tidak hanya
untuk menguatkan kinerja namun juga untuk pencapaian target. Dalam sebuah tim, kita

10
tidak hanya bekerja sendiri sehingga siapapun yang mempunyai kesulitan dalam tim
harus saling mendukung dan menguatkan agar kesolidan dalam tim bisa tetap terjaga.

 Saling menghormati
Komunikasi yang baik dan saling menghormati akan membuat solidaritas dalam
tim semakin kuat. Sebuah tim bisnis membutuhkan hal ini agar bisa bekerja dengan baik.
Nah, komunikasipun juga harus dijaga meskipun tidak bisa bertatap muka, bisa juga
dilakukan lewat chating, dll.
 Pandangan yang positif
Dengan pandangan yang realistis dan positif, sebuah tim bisnis bisa
mengkalkulasikan dan sadar kiranya apa saja yang bisa mereka lakukan. Kegagalan bisa
saja terjadi, namun sebuah tim yang baik tidak akan membiarkan kegagalan membuat
mereka terpuruk. Justru dengan kegagalan ini maka semakin terpicu untuk melakukan
perubahan dan bangkit.
 Saling memuji

Tim yang baik dan solid maka tidak akan ragu untuk saling mengakui kinerja
masing-masing anggota. Setiap anggota dalam tim pastinya memiliki sebuah target yang
harus dicapai sehingga mereka setiap pencapaian target harus di berikan penghargaan,
meskipun itu hanya sekedar pujian.

 Berani mengambil resiko


Resiko sudah menjadi sebuah hal yang wajib ketika kamu ingin berbisnis hanya
saja dibutuhkan perhitungan yang tepat untuk hal ini. Sebuah tim yang solid tidak akan
pernah takut untuk mengambil resiko demi perubahan yang lebih baik. Umumnya mereka
tidak akan kunjung puas dengan apa yang telah dicapai sehingga mereka akan lebih
proaktif untuk melakukan kerja.

Sebuah tim akan berjalan dengan maksimal, solid dan mencapai target jika keenam
karakteristik itu dimiliki.

11
DAFTAR PUSTAKA

[ CITATION htt \l 1033 ]. Diakses pada 29 February 2020

http://blog.pekku.com/6-karakter-yang-harus-dimiliki-sebuah-tim-kerja/. Diakses pada 29


February 2020

http://tugasakhiramik.blogspot.com/2013/11/defenisi-efektivitas-tim-kerja.html. Diakses pada 29


February 2020

https://www.sehatq.com/artikel/refleksi-diri-dan-tipsnya-untuk-menyambut-tahun-baru. Diakses
pada 29 February 2020

https://www.anugerahdino.com/2015/10/peran-tim-dalam-suatu-organisasi.html. Diakses pada


29 February 2020

http://shiftindonesia.com/6-karakteristik-yang-dibutuhkan-untuk-menciptakan-tim-yang-solid/.
Diakses pada 29 February 2020

12

Anda mungkin juga menyukai