Anda di halaman 1dari 2

Personality Theory

Terinspirasi oleh pandangan John Locke (1632-1704) dan Jean Jacques


Rousseau (1712-1778), lahir pemikiran mengenai perlindungan HKI yang dinamakan
aliran Hukum Alam.1 Menurut Locke, setiap orang secara alamiah memiliki hak atas
dirinya sendiri dan – oleh karena itu – hasil pekerjaannya (labour) karena telah melakukan
pengorbanan dalam bentuk menemukan, mengolah, dan menambahkan “kepribadian” ke
dalam sesuatu, sebagaimana diungkapkan sebagai berikut:
“…yet every man has a “property” in his own ‘person’. This nobody has any right to but
himself. The ‘labour’ of his body and the ‘work’ of his hands, we may say, are properly his.
Whatsoever, then, he removes out of the state that Nature hath provided and left it in, he hath
mixed his labour with it, and joined to it something that is his own, and thereby makes it his
property.”2

Jika diamati secara lebih mendalam, Locke sendiri sebenarnya tidak melihat
pengorbanan seseorang melalui tenaganya secara harfiah, sebagai justifikasi perlindungan hak
milik. Sesuatu yang dihasilkan melalui aktivitas seseorang seringkali memberikan nilai sosial
yang tinggi bagi masyarakat. Dengan demikian, nilai sosial itulah yang menjadi dasar
pemberian penghargaan. Locke mengungkapkan hal tersebut sebagai berikut:
“…labor often creates social value, and it is this production of social value that ‘deserves’ reward,
not the labor that produced it”.3

Locke juga menyarankan agar insentif ekonomi diberikan dalam perlindungan hak
milik. Dikaitkan dengan HKI, hal ini diterjemahkan sebagai dorongan agar pencipta
bersedia untuk mempublikasikan karya ciptanya, karena hal tersebut tidak mungkin
sepenuhnya diserahkan kepada sifat “murah hati” si pencipta. Publikasi karya cipta ini
sangat penting untuk menambah jumlah intellectual capital (sumber daya intelektual) yang
1
Granstrand, O. (1999), The Economics and Management of Intellectual Property: Towards
Intellectual Capitalism, Edward Elgar Publishing Limited, Cheltenham (UK): 23.
2
Locke, J. 2004. The Second Treatise of Government. USA: Barnes & Noble Publishing, Inc.: 17-19.
Locke, J. 1821. Two Treatises on Government. London: 209, 211-212 (http://books.google.co.id).
3
Hughes, J. 1988. The Philosophy of Intellectual Property. Georgetown Law Journal, 77(287): 12,
14-17, 42.
ada di masyarakat, karena dengan demikian meningkatkan jumlah ide untuk menciptakan
sesuatu yang baru. Melalui insentif ekonomi, maka seseorang dapat didorong untuk
menciptakan sesuatu dan untuk menjual hasil ciptaannya (finished product) yang
bermanfaat bagi masyarakat. Jika seseorang tidak terdorong untuk menciptakan sesuatu
dan menjualnya kepada publik, maka tingkat produksi akan menurun sehingga kegiatan
ekonomi tidak berjalan dengan baik.4

“Kepribadian” sebagaimana yang dijelaskan oleh Locke tersebut di atas, kemudian


dikembangkan menjadi sebuah teori yang disebut Personality Theory, yang didasarkan
kepada pandangan Georg Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831). Menurut Hegel, “the
individual’s will is the core of the individual’s existence…constantly seeking actuality…and
effectiveness in the world.” Teori ini dianggap sebagai refleksi paham kebebasan yang
menurut Hegel harus diwujudkan dalam bentuk suatu karya cipta agar menjadi terlihat
jelas. Dalam kehidupannya, manusia pada tahap awal “mengambil” segala sesuatu yang ada
di luar dirinya. Namun, kemudian, manusia memiliki keinginan (will) untuk menyikapi apa
yang telah diperolehnya tersebut berdasarkan kehendak pribadinya. Penyikapan tersebut
dalam bentuk suatu karya cipta, kemudian menjadi milik manusia yang bersangkutan,
karena merupakan ekspresi keinginan dimaksud. Jika kemudian hal tersebut diakui oleh
masyarakat, maka teori bahwa suatu karya cipta merupakan ekspresi jati diri penciptanya
menjadi sah secara hukum sebagai hak milik. 5 Di samping itu, walaupun bukan merupakan
hasil karya secara fisik, citra personal seseorang – termasuk bentuk fisik, cara berbicara
dan bergerak, dan sejarah kehidupannya – merupakan “pembangkit personalitas”. Oleh
karena itu, citra personal harus dilindungi secara hukum karena merupakan hak milik
seseorang.6

4
Hughes, ibid, 8.
22Kelly, P.H. 1991. Locke on Money. New York: Oxford University Press: 10.
5
Hughes, ibid, 28-30
6
Fisher, W. 2001. Theories of Intellectual Property. Dalam Munzer, S. (Ed.). New Essays in the
Legal andPolitical Theory of Property: 171. Cambridge: Cambridge University Press.

Anda mungkin juga menyukai