Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

“KARAKTERISTIK KEBUDAYAAN INDONESIA”

Diajukan sebagai tugas mata kuliah


IPS SD 2

Dosen pengampu :

Nurkhozin. M, Pd

Disusun oleh :

Adi Huzna Ananzih 1710125310003


Anggi Rahma Syafitri 1710125320018
Asni 1710125320025
Atiqoh Luthfiyyah 1710125320026
Ayie Novia Kopa 1710125220008
Dhea Nursilvia 1710125220011
Dewi amalia 1710125320035

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2018/2019
KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat petunjuk dan bimbingan-
Nya, penulis berhasil menyelesaikan makalah dengan  tema KEBUDAYAAN yang berisi
pemahaman materi bagi siswa sebagai saran belajar agar siswa lebih aktif dan kreatif.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak sekali mengalami bayak kesulitan karena
kurangnya ilmu pengetahuan. namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan meskipun banyak kekurangan. penulis menyadari sebagai
seorang pelajar yang pengetahuannya belum seberapa dan masih perlu banyak belajar dalam
penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
yang positif untuk ksempurnaan makalah ini.

Penulis berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagai
bahan pembelajaran di masa yang akan datang. Amiin.

Banjarmasin 25 September 2018

Penulis

i
Daftar isi

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i

Daftar isi......................................................................................................................................................ii

BAB I..........................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................................................2

C. Tujuan Masalah...............................................................................................................................3

D. Manfaat Makalah............................................................................................................................3

BAB II.........................................................................................................................................................4

ii
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................4

A. Pengertian Kebudayaan...................................................................................................................4

B. Implikasi Karakteristik Kebudayaan................................................................................................5

C. Kebudayaan Tradisional.....................................................................................................................8

BAB III......................................................................................................................................................22

PENUTUP.................................................................................................................................................22

A. Kesimpulan....................................................................................................................................22

B. Saran..............................................................................................................................................23

Daftar Pustaka...........................................................................................................................................24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki ciri khas tertentu yang
membedakan dari negara lain. Keanekaragaman suku dan budaya yang ada di
Indonesia menjadi salah satu ciri khas masyarakat Indonesia.

Identitas dijadikan tanda pengenal, memiliki makna pada budaya yang


diciptakan oleh masyarakat tersebut. Sebuah identitas sebagai karakter khusus
yang melekat pada setiap kebudayaan, sehingga bisa dibedakan antara satu
kebudayaan dengan kebudayaan lainnya. Kebudayaan yang diangkat menjadi
sebuah identitas suatu budaya tidak diciptakan begitu saja, namun
memerlukan waktu yang cukup lama untuk diketahui, diakui, ditaati dan
diimplementasikan dalam lingkungan hidup. Identitas adalah satu proses
restrukturasi (pembangunan) segala identifikasi dan gambaran diri terdahulu,
dimana seluruh identitas fragmenter yang dahulu (pun yang negatif) diolah
dalam perspektif suatu masa depan yang diantisipasi (Erikson, 1989: 186).

Setiap identitas yang dimiliki pada setiap budaya, tentu saja menjadi sebuah
karakteristik atau ciri-ciri budaya itu sendiri. Identitas seperti stereotip yang
melekat terhadap diri seseorang, karena kebudayaan itu dapat membentuk diri
individu. Ketika akan berkomunikasi dengan berbeda budaya, seseorang tentu
saja harus mempunyai gambaran dan bekal dari karakteristik kebudayaan
tersebut. Terkadang kebiasaan yang sudah membudaya tanpa sengaja ikut
terbawa dalam kehidupan sehari-hari. Bergaul dengan orang dari budaya lain
membantu seseorang untuk memahami kebudayaan orang lain. Jelaslah bahwa
pemahaman tentang identitas budaya itu penting dalam komunikasi
antarbudaya. Adanya komunikasi yang tidak peka terhadap sistem nilai
budaya yang dianut suatu komunitas kebudayaan lain, dapat menimbulkan
1
perselisihan.

Pemahaman mengenai identitas juga merupakan aspek penting dalam


pembelajaran dan praktik komunikasi antarbudaya. Dalam komunikasi
antarbudaya setiap individu seharusnya memahami masing-masing budaya
yang ada disekitarnya, sehingga dapat beradaptasi ketika berada dengan
kebudayaan yang berbeda. Sebuah identitas atau karakteristik budaya itu dapat
membentuk pemahaman mengenai komunikasi yang benar dan sesuai dengan
latar belakang sosial. Salah satu perbedaan dari identitas budaya merupakan
perbedaan dalam pemakaian bahasa, yang biasanya digunakan dalam
berkomunikasi secara verbal. Kesulitan berkomunikasi dengan orang lain,
khususnya yang berbeda budaya, bukan saja merupakan kesulitan memahami
bahasa yang tidak dikuasai, melainkan juga sistem nilai dan bahasa non
verbal. Keanekaragaman budaya tentunya menimbulkan beberapa perbedaan
dalam peran identitas budaya saat interaksi komunikasi antarbudaya, serta
memahami saat berkomunikasi dengan keanekaragaman bahasa terhadap
seseorang yang beda budaya untuk menghindari adanya miskomunikasi. Maka
sudah saatnya untuk mengatasi segala perselisihan dan konflik antarbudaya
ini, dalam tingkat pribadi atau tingkat komunitas sebaiknya membekali diri
dengan pengetahuan yang relevan, khususnya mengenai bagaimana budaya
berpengaruh terhadap komunikasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan ?
2. Apa yang dimaksud dengan implikasi karakteristik kebudayaan ?
3. Sebutkan apa saja kebudayaan tradisonal ?
4. Sebutkan macam-macam ragam wayang di Nusantara ?

2
C. Tujuan Masalah
Agar penulis makalah dan pembaca makalah mengetahui bagaimana selayaknya
Sebagai warga Negara indonesia kita harus mampu mengetahui kebudayaan Indonesia
serta ikut dalam melestarikan semua kebudayaan tradisonal yang ada di Nusantara.
Karena sebuah kebudayaan adalah sesuatu yang berharga bagi negaranya untuk ciri
khasnya masing-masing, masayarakat bisa menyatukan sebuah berbedaan kebudayaan.

D. Manfaat Makalah
Manfaat yang diharapkan penulis makalah Menambah pengetahuan bagi
membaca untuk tetap mengembangkan dan mempertahankan budaya bangsa dalam
proses globalisasi budaya.

3
\

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebudayaan
Secara etimologi budaya adalah bentuk jamak dari kata “budi” dan “daya” yang
bearti cinta, karsa, dan rasa. Kata “budaya” sebenarnya berasal dari bahasa Sanskerta,
budhayah, yaitu bentuk jamak kata buddhi yang bearti budi atau akal. Dalam bahasa inggris,
kata budaya berasal dari kata culture. Dalam bahasa belanda diistilahkan dengan kata cultuur
.Dalam bahasa Latin, berasal dari kata colera. Colera bearti mengolah, dan mengerjakan,
menyuburkan, dan mengembangkan tanah (bertani). Kemudian pengertian ini berkembang
dalam culture, yaitu sebagai segala dayadan aktivitas manusia untuk mengolah dan
mengubah alam. Menurut Soerjanto Poespowardojo budaya adalah keseluruhan sistem
gagasan tindakan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang di
jadikan miliki diri manusia dengan cara belajar .

Pengertian budaya atau kebudayaan menurut beberapa ahli, sebagai berikut :


1. Koentjaraningrat (1923-1999), Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan , milik
diri manusia dengan belajar .
2. Selo soemardjan (1985-2003) dan Soelaeman soemardi kebudayaan adalah semua
hasil karya, ras, dan cipta masyarakat.
3. Herkovits (1985-1963), Kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang di
ciptakan oleh manusia .
4. E.B Taylor(1832-1917), Budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang di dapat oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
5. R. Linton (1893-1953), kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku
yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang di pelajari, dimana unsur-unsur
pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.

4
6. Menurut Charles A. Valentine, Kebudayaan merujuk pada organisasi pengalaman
yang telah dicapai oleh sekelompok masyarakat, termasuk di dalamnya standar mereka
terhadap persepsi, prediksi, penilaian dan tingkah laku.
7. Menurut Van Peursen, Kebudayaan merupakan manifestasi kehidupan individu
maupun kelompok (masyarakat). Ia dipandang sebagai sesuatu yang dinamis, bukan
sesuatu yang kaku atau statis. 
8. Menurut Mundzirin Yusuf ,Kebudayaan adalah seperangkat pengetahuan,
kepercayaan, moral, hukum, kesenian, yang dijadikan pedoman dalam bertindak untuk
memecahkan persoalan yang dihadapi dalam liku-liku kehidupan.

Dengan demikian, kebudayaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek


kehidupan manusia baik material maupun nonmaterial. Sebagaian besar ahli yang
mengartian kebudayaan seperti ini kemungkinan besar sangat dipengaruhi oleh pandangan
evolusionisme, yaitu suatu teori yang mengatakan bahwa kebudayaan itu akan berkembang
dari tahapan yang sederharna menuju tahapan yang lebih kompleks.
Ilmu antropologi merupakan rumpun ilmu yang menjadikan berbagai cara hidup
manusia dengan berbagai macam tindakannya sebagai objek penelitian dan analisis. Konsep
budaya atau kebudayaan sering berbeda di bandingkan dengan disiplin ilmu lainnya.
Kadang-kadang pengertiannya hanya di batasi pada sesuatu yang indah seperti candi, tarian,
seni sastra, dan filsafat.
Ilmu antropologi kebudayaan dalah keseluhan sistem gagasan , tindakan dan hasil
karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dimiliki manusia dengan belajar.

B. Implikasi Karakteristik Kebudayaan

Karakteristik Kebudayaan adalah sesuatu yang dapat dipelajari, dapat ditukar dan dapat
berubah, itu terjadi ‘hanya jika’ ada jaringan interaksi antar manusia dalam bentuk komunikasi
antar pribadi maupun antar kelompok budaya yang terus menerus. Dalam hal ini, seperti yang
dikatakan oleh Edward T. Hall, budaya adalah komunikasi; komunikasi adalah budaya. Jika
kebudayaan diartikan sebagai sebuah kompleksitas total dari seluruh pikiran, perasaan, dan

5
perbuatan manusia, maka untuk mendapatkannya dibutuhkan sebuah usaha yang selalu
berurusan dengan orang lain. Disini Edward T. Hall menegaskan bahwa hanya manusialah yang
memiliki kebudayaan, sedangkan binatang tidak. Karaktersitik dari kebudayaan membentuk
perilaku – perilaku komunikasi yang khusus, yang tampil dalam konsep subkultur. Subkultur
adalah kebudayaan yang hanya berlaku bagi anggota sebuah komunitas dalam satu kebudayaan
makro. Sebagai contoh para homosex atau lesbi mempunyai kebudayaan khsus, apakah itu dari
segi pakaian, makanan, istilah, atau bahasa yang digunakan sehari-hari.
Dalam mempelajari kebudayaan tedapat beberapa pendekatan, yaitu:
a. Pendekatan materi, yakni pendekatan yang memandang kebudayaan sebagai materi:
pada produk yang dihasilkan sehingga bisa diobservasi.
b. Pendekatan behavirosime, kebudayaan dipandang sebagai suatu pola tindakan dan
perilaku atau sebagai suatu sistem adaptif.
c. Sedangkan pada pendekatan ideasional, kebudayaan dipandang sebagai suatu ide,
yaitu keseluruhan pengetahuan yang memungkinkan produk dan perilaku
ditampakkan.
Dalam memahami kebudayaan kita harus mengacu pada sejumlah karakteristik
kebudayaan, antara lain adalah:
1. Budaya adalah Mekanisme Adaptif (Culture is an Adaptive Mechanism)
Kebudayaan adalah suatu mekansime yang dapat menyesuaikan diri. Kebudayaan adalah
sebuah keberhasilan mekanisme bagi spesies manusia. Kebudayaan memberikan kita
sebuah keuntungan selektif yang besar dalam kompetisi bertahan hidup terhadap bentuk
kehidupan yang lain.
2. Perubahan Budaya (Cultures Change)
Kebudayaan bukan sesuatu yang terus menerus tetap (bertumpuk). Pada waktu yang sama
dimana suatu kebudayaan ada, terdapat tanda-tanda kebudayaan baru. Tanda-tanda itu
bisa sebagai tambahan (addition) atau pengurangan (subtraction). Tanda-tanda ini
menyebabkan perubahan kebudayaan. Hal ini disebabkan kebudayaan berubah dan
berkembang secara dinamis setiap saat (kebudayaan tidak statis). Berbagai aspek
kebudayaan beserta tanda-tandanya akan terjalin rapat menjadi suatu pola yang sangat
kompleks.

6
3. Budaya dibagikan (Culture is Shared)
Suatu kebudayaan dimiliki secara bersama-sama oleh sekelompok orang. Berdasarkan
wilayah, kondisi iklim, dan warisan sejarah, mereka tumbuh dan berkembang di
dalamnya. Mereka memiliki suatu nilai dan keyakinan, dimana kumpulan-kumpulan
prinsip/asas/dasar nilai dan keyakinan ini akan membentuk kebudayaan mereka.
Kebudayaan bisa saja menjadi kepunyaan dari komunitas tunggal, tapi tidak akan pernah
menjadi kepunyaan dari seseorang yang tunggal (individu).

Budaya yang dipelajai (Culture is Learned)


Budaya bukanlah suatuhal yang naluriah, dimana kita telah terprogram untuk mengetahui
fakta-fakta dari budaya tersebut. Oleh karena itu salah asatu dari karekteristik buadaya adalah
diperoleh melalui belajar. Manusia lahir kedunia dengan sifat dasar, yaitu ‘lapar’ dan ‘haus’.
Akan tetapi meraka belum memiliki suatu bentuk polanaluriah untuk dapat memuaskan sifat
dasar itu. Selain itu manusia saat lahir juga tidak dibekali pengetahuan tentang budaya (cultural
knowledge). Tetapi mereka secara genetis terpengaruh untuk belajar atau mempelajari bahasa
dan tanda-tanda kebudayaan lainnya (cultural traits). Seorang bayi akan berada disuatu tempat
atau dilimgkuan keluarga, dan mereka tumbuh dan belajar tentang kebudyaan sebagai sesuatu
mereka miliki.
Orang yang Biasanya Tidak Menyadari Budaya Mereka (People Usually Are Not Aware
Of Their Culture)
Cara kita bergaul dan melakukan segala seuatu dalamkeseharian kita terkesan berjalan
dengan alami. Kebanyakan dari kita tidak sadar akan budaya. Hal itu disebabkan oleh manusia
yang bpada dasarnya sangat dekat dengan kebudayaa itu dengan dan mengetahuinya dengan
sangat baik. Manusia merasaka bahwa semusnys seolah-olah terjadi begitu saja (mewarisi secara
biologis). Dan biasanya manusia hanya akan sadar bahnwa pola kelakuan mereka bukanlah
sesuatu yang individual ketika mereka mulai berinteraksi dengan manusia dari kebudayaan lain.
Budaya Memberi Kita Berbagai Pola Perilaku (Culture Give Us A Range Of P-
ermissible Behavior Patterns)
Kebudayaan umunya memberikn jarak dalam cara bagaimana laki-laki sebagai laki-laki,
wanita sebagai wanita. Kebudayaan juga memberitahukan bagaimana perbedan aktivitas yang

7
seharusnya ada dan tidak, sepereti bagaimana seperti seorang suami bertindak sebagai suami,
isteri sebagai isteri. Aturan ini biasanya bersifat fleksibel disetiap derajat, kadar dan tingkat nya.
Contohnya, kebudayaan mengajarkan bahwa seorang harus berpakaian sesuai dengan jenis
kelamin (gender).
Budaya Tidak lagi diIsolasi (Culture No Longer Exist Isolation)
Artinya budaya tidak akan bertahan lama dalam waktu suatu wilayah terpencil. Apabila
suatu kebudayaan baru memasuki wilayah tersebut, secara alamiah masyarakat disana akan
berkembang dan mulai beradaptasi dengan kebudayaan-kebudayaan baru. Dengan kata lain,
suatu budaya sulit bertahan (asli) disuatu tempat karena akan dipengaruhi oleh budaya-budaya
dari daerah lain.

C. Kebudayaan Tradisional

1. Seni Pertunjukan Tradisiona


Di dalam setiap pementasannya, beberapa bentuk kesenian tradisional selalu
membawa misi yang ingin disampaikan kepada penonton. Misi atau pesan itu dapat
bersifat sosial, politik, moral dan sebagainya. Sebenarnya dalam setiap pertunjukan seni
tradisional ada beberapa nilai tertentu yang dikandungnya. Seni pertunjukan tradisional
secara umum mempunyai empat fungsi, yaitu fungsi ritual, fungsi pendidikan sebagai
media tuntunan, fungsi atau media penerangan atau kritik sosial dan fungsi hiburan atau
tontonan.
Untuk memenuhi fungsi ritual, seni pertunjukan yang ditampilkan biasanya masih
berpijak pada aturan-aturan tradisi. Misalnya sesaji sebelum pementasan wayang, ritual-
ritual bersih desa dengan seni pertunjukan dan sesaji tertentu, pantangan-pantangan yang
tidak boleh dilanggar selama pertunjukan dan lainlain. Sebagai media pendidikan,
pertunjukan tradisional mentransformasikan nilai-nilai budaya yang ada dalam seni
pertunjukan tradisional tersebut. Oleh karena itu, seorang seniman betul-betul dituntut
untuk dapat berperan semaksimal mungkin atas peran yang dibawakannya. Seni
pertunjukan tradisional (wayang kulit, wayang orang, ketoprak) sebenarnya sudah
mengandung media pendidikan pada hakikat seni pertunjukan itu sendiri, dalam
perwatakan tokoh-tokohnya dan juga dalam ceritanya. Misalnya pertentangan yang baik
8
dan yang buruk akan dimenangkan yang baik, kerukunan Pandawa, nilai-nilai kesetiaan
dan lain-lain. Pada masa sekarang ini seni pertunjukan tradisional cukup efektif pula
sebagai media penerangan ataupun kritik sosial, baik dari pemerintah atau dari rakyat.
Misalnya pesan-pesan pembangunan, penyampaian informasi dan lain-lain.
Sebagai media tontonan seni pertunjukan tradisional harus dapat menghibur
penonton, menghilangkan stres dan menyenangkan hati. Sebagai tontonan atau hiburan
seni pertunjukan tradisional ini biasanya tidak ada kaitannya dengan upacara ritual.
Pertunjukan ini diselenggarakan benar-benar hanya untuk hiburan misalnya tampil pada
peringatan kelahiran, resepsi pernikahan dan lain-lain.
Seni pertunjukan meliputi seni tari, seni drama, dan seni musik.
2. Seni tari
Secara sederhana tari adalah ungkapan gagasan atau perasaan yang estetis dan
bermakna yang diwujudkan melalui media gerak tubuh manusia yang ditata dengan
prinsip-prinsip tertentu. Dalam seni tari, unsur utamanya adalah gerak, dan unsur
terpenting lainnya adalah irama. Di Indonesia terdapat berbagai macam tari yang berasal
dari berbagai daerah.di antaranya meliputi :
a) Tari Saman
Tarian ini mempunyai komposisi khas, berasal dari beberapa daerah
Propinsi Aceh seperti Aceh Tengah, Aceh Timur, dan Aceh Barat. Tarian ini
dilakukan secara berkelompok, sambil bernyanyi dengan posisi duduk berlutut
dan berbanjar/bersaf tanpa menggunakan alat musik pengiring. Bentuk tarian ini
banyak memainkan tangan yang ditepuktepukkan pada berbagai anggota badan
yang dihempaskan ke berbagai arah dan dipandu oleh seorang pemimpin yang
lazimnya disebut Syeh. Tarian ini mempunyai bentuk sajian dominan berupa
gerak langkah kaki yang lincah seperti berlari, dan sangat dinamis.
Karena kedinamisan geraknya, tarian ini banyak dibawakan/ditarikan oleh
kaum pria, tetapi dalam perkembangannya sekarang tarian ini sudah banyak
ditarikan oleh penari wanita maupun campuran antara penari pria dan penari
wanita. Tarian ini ditarikan oleh kurang lebih 10 orang, dengan rincian 8 penari
dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi.

9
b) Tari Sriwijaya
Tarian ini berasal dari Sumatera Selatan dan merupakan tari tradisi yang
saat ini masih dipercaya sebagai peninggalan kerajaan Sriwijaya. Tarian ini
biasanya digunakan pada acara penyambutan tamu agung kerajaan tersebut.
c) Tari Piring
Tari ini sudah hidup subur di wilayah pesisir selatan dan Sumatera Barat.
Penyajian tari ini dilakukan secara berpasangan maupun kelompok dengan ragam
gerakan yang sifatnya cepat dan dinamis serta diselingi bunyi piring berdetik yang
dibawa oleh para penari. Tarian ini banyak menggambarkan kegembiraan,
kebersamaan, kesejahteraan, dan kemakmuran rakyat Minangkabau.
d) Tari Zapin
Tari Zapin merupakan jenis tari ketangkasan dan kelincahan gerak yang
indah dan berirama. Tari ini pada mulanya berkembang di kalangan santri
terutama sebagai pengisi waktu senggang mereka setelah selesai mempelajari
ilmu agama dan melaksanakan pekerjaan sehari-hari. Kalau ditinjau dari ragam
gerak dan komposisinya, dapat diduga tari ini merupakan penyesuaian tari-tari
kepahlawanan dari Timur Tengah, dan masuk ke Indonesia bersama dengan awal
perkembangan agama Islam.
Gerak tari in terutama ditekankan pada kelincahan rentak kaki dan
kelenturan tubuh melakukan gerak berputar, maju mundur dengan
cepat.Keharmonisan tari ini paling nampak jika ditarikan berpasangan atau oleh
beberapa penari yang dijalankan secara serentak dan kompak, cepat, lincah,
sehingga mendebarkan hati yang melihat. Penyajian tari ini bisa berpasangan
maupun kelompok yang disajikan dengan tempo cepat, lincah, yang ditarikan oleh
penari pria dengan mengandalkan irama dari hentakan kaki dan jentikan jari
tangan penari tersebut. Dan masih banyak lagi.
3. Seni Drama
Istilah drama berasal dari bahasa Yunani yakni dari kata dramon yang berarti
perbuatan atau gerak. Jadi, drama berarti seni untuk mengungkapkan pekerti manusia
melalui perbuatan yang dipanggungkan. Kata/istilah teater menunjuk pada “seni

10
pertunjukan”. Dalam seni teater kehadiran penonton memiliki nilai yang sangat penting.
Kerjasama antara pelaku teater dan penonton menjadi inti/hakikat dari pertunjukan teater.
Istilah teater di Indonesia biasa diartikan sebagai seni pertunjukan yang terfokus
pada cerita, dialog, dan seni peran (acting). Seni teater termasuk dalam seni multimedia
karena menggunakan lebih dari satu media. Seni teater mengungkapkan maknanya
melalui bahasa teatrikal (pengalaman teater). Tujuan utama seni teater adalah
pengalaman dan kenikmatan teatrikal. Dengan demikian, secara sederhana dapat kita
katakan bahwa seni teater (drama) adalah ungkapan, gagasan, atau perasaan yang estetis
dan bermakna yang diwujudkan melalui media gerak, suara, dan rupa yang ditata dengan
prinsip-prinsip tertentu.
Seni drama terbagi menjadi dua macam, yaitu drama tradisional serta drama
modern. Berbagai daerah di Indonesia memiliki bermacam-macam jenis drama
tradisional antara lain sebagai berikut.
a. Lenong ( Betawi )
b. Kethoprak ( Jawa Tengah dan DIY )
c. Ludruk ( Jawa Timur )
d. Cupak Gerantang ( Lombok )
e. Wayang ( Jawa )
f. Arja ( Bali )
Yang menonjol di antaranya adalah seni pedalangan atau pewayangan. Wayang
dalam arti bahasa berarti bayangan, ialah semacam seni drama, di mana boneka-boneka
digerakkan oleh seorang dalang dan bayangan boneka-boneka itu ditangkap di atas kelir.
Supaya dapat melihat bayangan wayang itu, maka para penonton harus duduk di
belakang layar. Wayang pada umumnya dimainkan pada malam hari dengan penerangan
lampu minyak kelapa yang besar, yang disebut “blencong”. Pertunjukan wayang pada
awalnya adalah upacara pemujaan arwah nenek moyang.
Adapun jenis-jenis wayang dan cerita yang dipertunjukkannya adalah sebagai
berikut.
a. Wayang kulit
b. Wayang Beber
c. Wayang krucil

11
d. Wayang Gedug
e. Wayang golek
f. Wayang orang
g. Wayang suluh

4. Seni musik
Seni Musik Tradisional adalah salah satu macam dari seni musik yang secara
turun temurun dan melekat sebagai sarana hiburan di kalangan masyarakat tertentu.
Ketika berbicara tentang seni musik tradisional maka kita tidak hanya berbicara tentang
musik tradisional Indonesia, karena setiap daerah di suatu negara memiliki ciri khas atau
musik tradisional masing-masing yang berkembang karena pengaruh kehidupan di masa
lalu atau lain sebagainya.
Pada umumnya, seni musik tradisional disusun atau dibuat berdasarkan gaya,
tradisi serta bahasa yang sesuai dengan daerahnya. Untuk itu tidak sulit mengenali dari
mana sebuah seni musik tradisional berasal. Misalkan ketika kita mendengar lantunan
musik ‘Bubuy Bulan’ maka secara naluriah kita bisa mengenali bahwa musik tersebut
berasal dari tanah sunda karena dilantukan dengan bahasa sunda, serta memiliki ciri khas
sunda yang sangat kental.
Seni Musik tradisional adalah sebuah seni musik yang menggambarkan ciri khas dari
kalangan masyarakat tertentu secara turun temurun.
Ciri Khas Seni Musik Tradisional Tentunya terdapat perbedaan antara seni musik
tradisional dengan jenis seni musik yang lainnya. Berikut adalah ciri khas dari Seni musik
tradisional :
a. Dipelajari Secara Lisan
Seperti sudah dikatakan sebelumnya bahwa musik tradisional adalah musik yang
diwariskan secara turun temurun, oleh karena itu dalam proses pembelajarannya pun
terbatas secara lisan. Ketika generasi sebelumnya hendah mewariskan sebuah seni musik
tradisional kepada generasi penerusnya, maka yang dilakukan adalah mengajari para
generasi muda secara langsung dari mulut ke mulut, begitupun ketika generasi muda
harus mewariskannya kembali kepada generasi mendatang, yang dilakukan adalah
pembelajaran secara lisan.

12
a. Tidak Memiliki Notasi
Poin ini sangat relevan dengan poin nomor satu, dimana pembelajaran secara lsan
membuat para pelakunya tidak memiliki catatan apapun sehingga tidak ada notasi yang
tertuang di dalam kertas, partitur atau semacamnya. Dari kedua poin di atas kita harus
mengakui kehebatan orang-orang jaman dahulu yang tetap bisa mempertahankan
kesenian tradisional tanpa catatan yang seharusnya lebih bisa menunjang pembelajaran
dari satu generasi ke generasi lain.
b. Bersifat Informal
Kebanyakan dari seni musik tradisional yang ada hingga saat ini memiliki fungsi yang
tidak begitu serius atau formal, meski memang ada beberapa musik tradisional yang
digunakan untuk kegiatan beribadat sebuah suku. Namun kebanyakan bersifat informal
karena biasanya disebuah daerah yang menciptakan sebuah musik khas diinisialisasi
untuk hiburan atau seni karya yang dapat menghibur masyarakatnya.
c. Permainannya tidak Terspesialisasi
Pada umumnya, Pemain atau orang-orang yang memainkan musik tradisional biasaya
adalah orang-orang yang berasal dari daerah asal musik tradisional tersebut meski tidak
menutup kemungkinan orang lainpun dapat memainkannya. Dan biasanya juga orang-
orang tersebut tidak hanya mempelajari satu jenis alat musik atau satu jenis musik.
Banyak dari mereka yang mampu memainkan bermacam-macam alat musik. Misalkan
seorang sinden biasanya memiliki keterampilan lain selain bernyanyi yaitu memainkan
degung, dll.
d. Syair Lagu Berbahasa Daerah
Pada awal artikel ini sudah disebutkan bahwa seni musik tradisional pada umumnya
menggunakan bahasa daerahnya masing-masing. Namun tidak sebatas itu, Seni Musik
Tradisional biasanya turut menghadirkan melodi atau alunan musik yang sesuai dengan
karakter daerahnya. Seperti Syiar lagu jawa memiliki alunan musik yang mendayu-dayu
dan halus seperti karakter kebanyakan orang jawa. Dengan kata lain benar-benar
memberikan nuansa kedaerahan.
e. Lebih Melibatkan Alat Musik daerah
Pada umumnya, lagu-lagu daerah yang merupakan seni musik tradisional dibawakan atau
dimainkan dengan alat-alat musik tradisional daerah tersebut. Seperti pagelaran musik

13
sunda dimana penyanyinya membawakan lagu ‘bubuy bulan’ akan diiringi oleh alat
musik khas sunda seperti karinding, degung, dll.
f. Merupakan bagian dari budaya Masyarakat
Musik tradisional benar-benar penggambaran dari kebudayaan atau karakter suatu daerah.
Hal itu membuat siapa saja yang mendengarkan musik tradisional dapat menebak dari
mana adal daerah musik tradisional tersebut.
Fungsi Musik Tradisional:
a. Sebagai Alat Komunikasi
b. Sebagai Sarana Hiburan
c. Sebagai Musik Pengiring Tarian
d. Sebagai Musik Pengiring Tarian
e. Sebagai sarana adat budaya (ritual)
f. Sarana pengembangan Diri
g. Sebagai sarana ekomoni
Dunia ini berwarna dengan segala keanekaragaman bahkan pada musik sekalipun,
eksistensi musik tradisional yang mulai tergerus oleh musik modern tidak membuat para
pelakunya atau pewarisnya gentar, malah semakin menunjuka bahwa seni musik
tradisional tidak hanya dapat unjuk gigi di daerah masing-masing namun dapat mendunia
juga. Terbukti dari banyaknya seniman atau pemusik tradisional Indonesia yang
menjuarai kompetisi tingkat dunia. Setelah mengetahui tentang seni musik tradisional
serta fungsi dan contohnya, semoga kita semua dapat ikut andil dalam melestarikan seni
musik tradisional khususnya Indonesia.
1. Seni rupa tradisonal adalah unsur kesenian yang menjadi bagian hidup masyarakat
dalam suatu kaum/puak/suku/bangsa tertentu. Seni tradisional yang ada di suatu
daerah berbeda dengan yang ada di daerah lain, meskipun tidak menutup
kemungkinan adanya seni tradisonal yang mirip antara dua daerah yang berdekatan.
Ciri-ciri rupa tradisional:
a. Penciptaanya selalu berdasarkan pada filosofi sebuah aktifitas dalam satu
budaya, bisa berupa aktifitas religius maupun seremonia/istanasentris.
b. Terkait dengan pecan-pekan tertentu.

14
Contoh: wayang kulit, wayang golek, wayang beber, ornament pada suatu rumah-rumah
trasional di tiap daerah, batik, songket, dan lain-lain.
Berdasarkan hasil karya yang ditampilkan, seni rupa tradisonal mempunyai ciri-ciri
karakteristik sebagai berikut.
a. Bersifat tradisonal/statis : adanya kebudayaan agraris dan bahari mengarah pada
bentuk kesenian yang berpegang pada suatu kaidah yang turun menurun.
b. Bersifat progresif/dinamis : adanya kebudayaan maritim sehingga banyak
menerima pengaruh dari kebudayaan luar yang kemudian yang dipadukan dan
dikembangkan sehingga menjadi milik Indonesia sendiri.
c. Bersifat kebhenikaan : Indonesia terdiri dari beberapa daerah yang keadaan
lingkungan dan alas an yang berbeda, sehingga melahirkan bentuk ungkapan seni
yang beraneka ragam.
d. Bersifat seni kerajinan : kekayaan alam Indonesia yang menghasilkan bermacam-
macam bahan untuk membuat kerajinan.
e. Bersifat nonrealis : latar belakang agama asli yang primitif berpengaruh pada
ungkapan seni yang selalu bersifat perlambangan/simbolisme.

A. Seni Lukis
Seni lukis Indonesia di awal pertumbuhannya tidak berdiri sendiri, artinya, seni
ini hadir ditengah pertumbuhan cabang seni lainnya. Hal ini dikarenakan dalam
kebudayaan Indonesia cabang-cabang seni berkembang secara bersama. Periodisasi
sejarah seni lukis Indonesia dapat dibagi menurut tingkat peradaban bangsa Indonesia itu
sendiri, yaitu seni lukis tradisonal Indonesia, yang terbagi atas seni lukis zaman
prasejarah, seni zaman Hindu-Buddha, seni zaman islam, dan seni modern Indonesia.
Karya seni lukis yang terdapat pada dinding Gua Leang-Leang di Sulawesi, berupa
lukisan telapak tangan pada dinding gua, juga terdapat gambar seekor babi yang terluka
merupakan bukti lukisan tertua di Indonesia. Karya seni lukis tua zaman prasejarah
Indonesia dengan objek motif tangan manusia juga terdapat di Gua Abba, Darembang,
Papua, sedangkan dengan objek motif manusia dan perahu terletak di Resatot, pulau
Arguni, Teluk MacCluer, Papua.

15
Seni lukis merupakan karya seni yang berbentuk seni rupa murni 2 dimensi.
Media yang dipakai dalam seni rupa murni, yaitu kanvas, yang selanjutnya
dilukisdengan cat minyak. Aliran dalam seni lukis meliputi sebagai berikut.
a. Seni lukis naturalis, yaitu lukisan yang dibuat sesuai dengan wujud asli dalam dunia
nyata.
b. Seni lukis ekspresionis, yaitu karya seni lukis yang tercipta berdasakan ekspresi
perasaan dan emosi si pelukis
c. Seni lukis abstrak, yaitu seni lukis yang sifatnya samara tau semu. Orang awam akan
menilai lukisan dalam aliran ini sebagai lukisan yang kurang menarik karena tidak
jelas bentuk rupa dan lukisannya.

Seni lukis memiliki beberapa bentuk, antara lain:


a. Gambar
Perwujudannya lebih menekankan unsur garis, bentuk, dan aspek kegunaan, tanpa
adanya ekspresi. Misalnya, gambar arsitektur, dekorasi, desain, ilustrasi dan
model.
b. Lukisan
Lukisan merupakan gambar yang mengungkapkan bentuk objektif dengan
komposisi dan nilai subjektif melalui ekspresi dan kreativitas.
c. Sketsa
Sketsa berbentuk garis sederhana yang dibuat relatif spontan namun bermakna,
sketsa dapat merupakan rencana lukisan atau lukisan bergaya sketsa.
d. Kartun
Adalah gambar yang telah dideformasi (diubah bentuk) dari wujud aslinya
sehingga menjadi lucu.
e. Karikatur
Kartun sindiran yang terfokus pada karakter objek. Walaupun sudah dideformasi,
kita tetap dapat mengenal sang tokoh karena ciri khasnya.
f. Vinyet
Gambar dekoratif tanpa maksud yang jelas, merupakan kreasi improvisatif pengisi
halaman kosong.

16
g. Siluet
Gambar hitam bayangan suatu objek, dengan atau tanpa modifikasi.

B. Seni patung
Patung adalah salah satu karya seni rupa 3 dimensi yang dibuat dengan
menggunakan teknik tertentu bergantung pada media dan alat yang akan
digunakan. Pada umunya patunag dibuat dengan dibentuk suatu objek dari bahan
seperti logam, tanah, serta batu alam, semen, lilin, dan masih banyak lagi. Teknk
yang digunakan untuk membuat patung bisa seperti membutsir, memahat, atau
teknik cetak. Karya seni patung merupakan salah satu karya yang paling banyak
yang ditemui dimuka bumi ini. Banyak sekli peninggalan bersejarahyang
berbentuk patung, hal ini menunjukkan bahwa patung telah ada sejak zaman
dahulu dan digunakan sebagai sarana bagi seniman untuk mengekspresikan diri
dan tujuan tertentu.

17
C. Wayang
Asal-usul wayang menjadi jelas, asli Indonesia yang berkembang sesuai budi
daya masyarakat dengan Wayang Indonesia memiliki ciri khas yang merupakan
jatidirinya. Sangat mudah dibedakan dengan seni budaya sejenis yang berkembang di
India, Cina, dan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Tidak saja berbeda bentuk
serta cara pementasannya, cerita Ramayana dan Mahabarata yang digunakan juga bisa
berbeda. Cerita terkenal ini sudah digubah sesuai nilai dan kondisi yang hidup dan
berkembang di Indonesia.
Kekuatan utama budaya wayang, yang juga merupakan jati dirinya, adalah
kandungan nilai falsafahnya. Wayang yang tumbuh dan berkembang sejak lama itu
ternyata berhasil menyerap berbagai nilai-nilai keutamaan hidup dan terus dapat
dilestarikan dalam berbagai pertunjukan wayang.
Proses akulturasi kandungan isi wayang itu meneguhkan posisi wayang sebagai
salah satu sumber etika dan falsafah yang secara tekun dan berlanjut disampaikan kepada
masyarakat. Oleh karena itu ada pendapat, wayang itu tak ubahnya sebagai buku falsafah,
yaitu falsafah Nusantara yang bisa dipakai sumber etika dalam kehidupan pribadi dan
bermasyarakat.
D. Ragam Wayang di Nusantara
Menurut S. Haryanto (1988: 41-142) wayang dapat dibagi menjadi 8 jenis yang
terdiri dari beberapa ragam, yaitu:

18
1. Wayang Beber,
Termasuk bentuk wayang yang paling tua usianya dan berasal dari masa akhir zaman
Majapahit di Jawa.
2. Wayang Purwa
Wujudnya berupa wayang kulit, wayang golek, atau wayang wong (orang) dengan
mempergelarkan cerita yang bersumber pada kitab Mahabaratha atau Ramayana.
3. Wayang Madya
Berusaha menggabungkan semua jenis wayang yang ada menjadi satu kesatuan yang
berangkai serta disesuaikan dengan sejarah Jawa sejak beberapa abad yang lalu sampai
masuknya agama Islam di Jawa dan diolah secara kronologis.
4. Wayang Gedog
Arti kata, gedog. sampai sekarang masih belum dapat ditemukan dengan pasti. Para
sarjana barat, gedog ditafsirkan sebagai kandang kuda (bahasa Jawa: gedogan = kandang
kuda). Dalam bahasa Kawi, gedog berarti kuda. Sementara pendapat lain menyatakan
bahwa „gedog. itu merupakan batas antara siklus wayang purwa yang mengambil seri
cerita Mahabharata dan Ramayana dengan siklus cerita Panji.
5. Wayang Menak
Wayang Menak ini terbuat dari kulit yang ditatah dan disungging sama halnya seperti
wayang kulit purwa. Sedangkan wayang Menak yang dibuat dari kayu dan merupakan
wayang golek disebut Wayang Tengul.
6. Wayang Babad
Merupakan penciptaan wayang baru setalah wayang Purwa, Madya dan Gedog yang
pementasannya bersumber pada cerita-cerita babad (sejarah) setelah masuknya agama
Islam di Indonesia antara lain kisah-kisah kepahlawanan dalam masa kerajaan Demak
dan Pajang.
7. Wayang Modern
Ketika wayang-wayang purwa, madya dan gedog sudah tidak sesuai lagi untuk keperluan
yang khusus, maka untuk kebutuhan masyarakat akan sarana komunikasi sosial dengan
media wayang semakin meningkat, maka diciptakanlah wayang baru lagi yang dapat
memadai faktor-faktor komunikasi tersebut.

19
8. Wayang Topeng
Wayang ini ditampilkan oleh seorang penari yang mengenakan topeng yang diciptakan
mirip dengan wayang purwa dengan corak tersendiri yang disesuaikan sebutan nama
daerah tempat topeng tersebut berkembang.

E. Musik nusantara
Musik nusantara merupakan cabang seni khususnya seni musik yang lahir dan
berkembang di seluruh wilayah kepualaun Indonesia dan juga merupakan kebiasaan turun
menurun yang masih dijalankan dalam masyarakat. Seperti halnya kebudayaan lainnya,
seni musik juga tersebar di seluruh daerah dan memiliki cirikhas masing-masing. Cabang
seni musik nusantara ini juga dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis seperti : Musik
daerah (karawitan, keroncong, dll), musik perjuangan (Lagu-lagu nasional seperti halo-
halo bandung, dll), musik anak-anak (Pok Ame-ame, Kasih Ibu, Balonku ada lima,dll),
musik populer ( Dangdut, dll).
F. Batik
Kamu tentu tahu apa itu batik? Batik merupakan suatu gambar khas yang
biasanya dibuat diatas kain dimana pembuatannya menggunakan teknik canting dan
printing. Batik termasuk suatu seni yang saat ini sudah di akui oleh UNESCO dan
termasuk budaya non benda asli dari Indonesia warisan nenek moyang bangsa ini.
Sebelum diakui oleh UNESCO, batik termasuk suatu seni yang kuno dan terkesan kolot,
namun setelah dilakukan sosialisasi dan berbagai inovasi, batik memiliki daya tarik yang
cukup tinggi, baik dikalangan anak muda hingga orang tua. Selain itu, batik juga sudah di
kenal di penjuru dunia dan banyak yang menyukai batik ini.

20
21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan pada pembahasan diatas maka kesimpulan yang didapat
adalahSecara etimologi budaya adalah bentuk jamak dari kata “budi” dan “daya” yang
bearti cinta, karsa, dan rasa. Kata “budaya” sebenarnya berasal dari bahasa Sanskerta,
budhayah, yaitu bentuk jamak kata buddhi yang bearti budi atau akal. Dalam bahasa
inggris, kata budaya berasal dari kata culture. Dalam bahasa belanda diistilahkan dengan
kata cultuur.
Karakteristik Kebudayaan adalah sesuatu yang dapat dipelajari, dapat ditukar dan
dapat berubah, itu terjadi ‘hanya jika’ ada jaringan interaksi antar manusia dalam bentuk
komunikasi antar pribadi maupun antar kelompok budaya yang terus menerus. Dalam hal
ini, seperti yang dikatakan oleh Edward T. Hall, budaya adalah komunikasi; komunikasi
adalah budaya. Jika kebudayaan diartikan sebagai sebuah kompleksitas total dari seluruh
pikiran, perasaan, dan perbuatan manusia, maka untuk mendapatkannya dibutuhkan
sebuah usaha yang selalu berurusan dengan orang lain.
Di dalam setiap pementasannya, beberapa bentuk kesenian tradisional selalu
membawa misi yang ingin disampaikan kepada penonton. Misi atau pesan itu dapat
bersifat sosial, politik, moral dan sebagainya.
Seni Musik Tradisional adalah salah satu macam dari seni musik yang secara
turun temurun dan melekat sebagai sarana hiburan di kalangan masyarakat tertentu.
Ketika berbicara tentang seni musik tradisional maka kita tidak hanya berbicara tentang
musik tradisional Indonesia, Seni lukis Indonesia di awal pertumbuhannya tidak berdiri
sendiri, artinya, seni ini hadir ditengah pertumbuhan cabang seni lainnya. Hal ini
dikarenakan dalam kebudayaan Indonesia cabang-cabang seni berkembang secara
bersama.
Pada umunya patunag dibuat dengan dibentuk suatu objek dari bahan seperti
logam, tanah, serta batu alam, semen, lilin, dan masih banyak lagi. Teknk yang
digunakan untuk membuat patung bisa seperti membutsir, memahat, atau teknik cetak.
Musik nusantara merupakan cabang seni khususnya seni musik yang lahir dan

22
berkembang di seluruh wilayah kepualaun Indonesia dan juga merupakan kebiasaan turun
menurun yang masih dijalankan dalam masyarakat.

B. Saran
Kebudayaan bangsa Indonesia merupakan kebudayaan yang terbentuk dari
berbagai macam kebudayaan suku dan agama sehingga banyak tantangan yang selalu
merongrong keutuhan budaya itu tapi dengan semangat kebhenikaan sampai sekarang
masih ada dalam terpaan zaman. Kewajiban kita sebagai anak bangsa untuk tetap
mempertahankan budaya itu mrnuju bangsa yang abadi, luhur, makmur, dan bermanfaat.

23
Daftar Pustaka
M. Setiadi, Elly, dkk. 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group.
Liliweri, Alo. 2003. Makna Budaya Dalam Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: PT. LkiS
Pelangi.
M.M Soelaeman 2010. Ilmu budaya dasar. Bandung. Rafika aditama.
Dyastriningrum. 2009. Antropologi : Kelas XII : Untuk SMA dan MA Program Bahasa. Pusat
Perbukuan Departemen Nasional, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 90.
Lestari, P. 2009. Antropologi 2 : Untuk SMA dan MA Kelas XII. Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 181.
Agus Sachari. 2005. Seni Rupa dan Desain SMA untuk kelas XII. Bandung: Erlangga.
Napsirudin, dkk.2004. Pelajaran Pendidikan Seni. Jakarta: Yudhistira.
Yayat Nusantara. 2007. Seni Budaya untuk SMA kelas XII. Bekasi: Erlangga.
Sigit Astono, Margono, Sunardi dan Sri Martono. 2004. Apresiasi Seni. Jakarta: Yudhistira.

24

Anda mungkin juga menyukai