Anda di halaman 1dari 6

Gejala Penyakit Epilepsi atau Ayan

Karena epilepsi disebabkan oleh tidak normalnya aktivitas sel otak, kejang-kejang dapat berdampak
pada proses kordinasi otak anda. Kejang-kejang dapat menghasilkan :

 Kebingungan yang temporer


 Gerakan menghentak yang tidak terkontrol pada tangan dan kaki
 Hilang kesadaran secara total

Perbedaan gejala yang terjadi tergantung jenis kejang-kejang. Pada banyak kasus, orang dengan
epilepsi akan cenderung memiliki jenis kejang-kejang yang sama setiap waktu, jadi gejala yang
terjadi akan sama dari kejadian ke kejadian.

Dokter mengklasifikasikan kejang-kejang secara parsial atau general, berdasarkan bagaimana


aktivitas otak yang tidak normal dimulai. Pada beberapa kasus, kejang-kejang dapat dimulai secara
parsial dan kemudian menjadi general.

Kejang-kejang parsial (sebagian)


Ketika kejang-kejang muncul sebagai hasil dari aktifitas otak yang tidak normal pada satu bagian otak
tersebut, ilmuan menyebutnya kejang-kejang parsial atau sebagian. Kejang-kejang jenis ini terdiri
dari dua kategori.

 Simple partial seizures (kejang-kejang parsial sederhana). Kejang-kejang ini tidak


menghasilkan kehilangan kesadaran. Kejang-kejang ini mungkin akan mengubah emosi atau
berubahnya cara memandang, mencium, merasakan, mengecap, atau mendengar. Kejang-
kejang ini bisa juga menghasilkan hentakan bagian tubuh secara tidak sengaja, seperti
tangan atau kaki, dan gejala sensorik secara spontan seperti perasaan geli, vertigo dan
berkedip terhadap cahaya.
 Complex partial seizures (kejang-kejang parsial kompleks). Kejang-kejang ini menghasilkan
perubahan kesadaran, itu karena anda kehilangan kewaspadaan selama beberapa waktu.

Kejang-kejang general
Kejang-kejang yang melibatkan seluruh bagian otak disebut kejang-kejang general. Empat tipe dari
kejang-kejang general adalah:

 Absence seizures (juga disebut petit mal). Kejang-kejang ini memiliki dikarakteristikan oleh
gerakan tubuh yang halus dan mencolok, dan dapat menyebabkan hilangnya kesadaran
secara singkat.
 Myoclonic seizures. Kejang-kejang ini biasanya menyebabkan hentakan atau kedutan secara
tiba-tiba pada tangan dan kaki.
 Atonic seizures. Juga dikenal dengan drop attack, kejang-kejang ini menyebabkan hilangnya
keselarasan dengan otot-otot dan dengan tiba-tiba collapse dan terjatuh.
 Tonic-clonic seizures (juga disebut grand mal). Kejang-kejang yang memiliki intensitas yang
paling sering terjadi. Memiliki karakteristik dengan hilangnya kesadaran, kaku dan gemetar,
dan hilangnya kontrol terhadap kandung kemih.
Penyebab & Faktor Risiko

Penyebab Epilepsi

Pengaruh genetik
Beberapa tipe epilepsi menurun pada keluarga, membuatnya seperti ada keterkaitan dengan
genetik.

Trauma pada kepala


Kecelakaan mobil atau cedera lain dapat menyebabkan epilepsi.

Penyakit medis
Stroke atau serangan jantung yang menghasilkan kerusakan pada otak dapat juga menyebabkan
epilepsi. Stroke adalah penyebab yang paling utama pada kejadian epilepsi terhadap orang yang
berusia lebih dari 65 tahun.

Demensia
Menyebabkan epilepsi pada orang tua.

Cedera sebelum melahirkan


Janin rentan terhadap kerusakan otak karena infeksi pada ibu, kurangnya nutrisi atau kekurangan
oksigen. Hal ini dapat menyebabkan kelumpuhan otak pada anak. Dua puluh persen kejang-kejang
pada anak berhubungan dengan kelumpuhan otak atau tidak normalnya neurological.

Perkembangan penyakit
Epilepsi dapat berhubungan dengan perkembangan penyakit lain, seperti autis dan down syndrome.

Faktor risiko terkena Epilepsi

Faktor yang mungkin dapat meningkatkan risiko epilepsi adalah :

Usia
Epilepsi biasanya terjadi pada masa awal usia anak-anak dan setelah usia 65 tahun, tapi kondisi yang
sama dapat terjadi pada usia berapapun.

Jenis kelamin
Lelaki lebih berisiko terkena epilepsi daripada wanita.

Catatan keluarga
Jika anda memiliki catatan epilepsi dalam keluarga, anda mungkin memiliki peningkatan risiko
mengalami kejang-kejang.
Cedera kepala
Cedera ini bertanggung jawab pada banyak kasus epilepsi. Anda dapat mengurangi risikonya dengan
selalu menggunakan sabuk pengaman ketika mengendarai mobil dan menggunakan helm ketika
mengendarai motor, bermain ski, bersepeda atau melakukan aktifitas lain yang berisiko terkena
cedera kepala.

Stroke dan penyakit vaskular lain


Ini dapat menyebabkan kerusakan otak yang memicu epilepsi. Anda dapat mengambil beberapa
langkah untuk mengurangi risiko penyakit-penyakit tersebut, termasuk adalah batasi untuk
mengkonsumsi alkohol dan hindari rokok, makan makanan yang sehat dan selalu berolahraga.

Infeksi pada otak


Infeksi seperti meningitis, menyebabkan peradangan pada otak atau tulang belakang dan
menyebabkan peningkatan risiko terkena epilepsi.

Kejang-kejang berkepanjangan pada saat anak-anak


Demam tinggi pada saat anak-anak dalam waktu yang lama terkadang dikaitkan dengan kejang-
kejang untuk waktu yang lama dan epilepsi pada saat nanti. Khususnya untuk mereka dengan
catatan sejarah keluarga dengan epilepsi.

Gejala, Penyebab, dan Akibat Stroke

Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan
kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan
oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya
sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah.

WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang
diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu.

Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu: stroke iskemik maupun stroke hemorragik.
Stroke iskemik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak
sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke adalah stroke Iskemik. Stroke iskemik ini
dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

1. Stroke Trombotik: proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.


2. Stroke Embolik: Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
3. Hipoperfusion Sistemik: Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya
gangguan denyut jantung.

Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak.
Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi.

Stroke hemoragik ada 2 jenis, yaitu:

1. Hemoragik Intraserebral: pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak.


2. Hemoragik Subaraknoid: pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang sempit
antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak).

Tanda dan Gejala-gejala Stroke

Berdasarkan lokasinya di tubuh, gejala-gejala stroke terbagi menjadi berikut:

1. Bagian sistem saraf pusat : Kelemahan otot (hemiplegia), kaku, menurunnya fungsi sensorik
2. Batang otak, dimana terdapat 12 saraf kranial: menurun kemampuan membau, mengecap,
mendengar, dan melihat parsial atau keseluruhan, refleks menurun, ekspresi wajah
terganggu, pernafasan dan detak jantung terganggu, lidah lemah.
3. Cerebral cortex: aphasia, apraxia, daya ingat menurun, hemineglect, kebingungan.

Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam, dinyatakan sebagai
Transient Ischemic Attack (TIA), dimana merupakan serangan kecil atau serangan awal
stroke.

Faktor Penyebab Stroke

Faktor resiko medis, antara lain Hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi), Kolesterol,
Aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), Gangguan jantung, diabetes, Riwayat stroke
dalam keluarga, Migrain.

Faktor resiko perilaku, antara lain Merokok (aktif & pasif), Makanan tidak sehat (junk food,
fast food), Alkohol, Kurang olahraga, Mendengkur, Kontrasepsi oral, Narkoba, Obesitas.

80% pemicu stroke adalah hipertensi dan arteriosklerosis, Menurut statistik. 93% pengidap
penyakit trombosis ada hubungannya dengan penyakit tekanan darah tinggi.

Pemicu stroke pada dasarnya adalah, suasana hati yang tidak nyaman (marah-marah), terlalu
banyak minum alkohol, merokok dan senang mengkonsumsi makanan yang berlemak.

Derita Pasca Stroke

Sudah Jatuh tertimpa Tangga Pula, peribahasa itulah yang tepat bagi penderita Stroke.
Setelah stroke, sel otak mati dan hematom yg terbentuk akan diserap kembali secara
bertahap. Proses alami ini selesai dlm waktu 3 bulan. Pada saat itu, 1/3 orang yang selamat
menjadi tergantung dan mungkin mengalami komplikasi yang dapat menyebabkan kematian
atau cacat

Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut:

 1/3 --> bisa pulih kembali,


 1/3 --> mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang,
 1/3 sisanya --> mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus
menerus di kasur.

Hanya 10-15 % penderita stroke bisa kembali hidup normal seperti sedia kala, sisanya
mengalami cacat, sehingga banyak penderita Stroke menderita stress akibat kecacatan yang
ditimbulkan setelah diserang stroke.

Akibat Stroke lainnya:

 80% penurunan parsial/ total gerakan lengan dan tungkai.


 80-90% bermasalah dalam berpikir dan mengingat.
 70% menderita depresi.
 30 % mengalami kesulitan bicara, menelan, membedakan kanan dan kiri.

Stroke tak lagi hanya menyerang kelompok lansia, namum kini cenderung menyerang
generasi muda yang masih produktif. Stroke juga tak lagi menjadi milik warga kota yang
berkecukupan , namun juga dialami oleh warga pedesaan yang hidup dengan serba
keterbatasan.

Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktifitas serta dapat
mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi keluarga. Selain karena besarnya biaya
pengobatan paska stroke , juga yang menderita stroke adalah tulang punggung keluarga yang
biasanya kurang melakukan gaya hidup sehat, akibat kesibukan yang padat.

Stroke sangat dapat dicegah,


Hampir 85% dari semua stroke dapat DICEGAH ,

Karena Ancaman stroke hingga merenggut nyawa dan derita akibat stroke. Hidup BEBAS
tanpa STROKE merupakan dambaan bagi semua orang.

Tak heran semua orang selalu berupaya untuk mencegah Stroke atau mengurangi faktor
risiko dengan menerapkan pola hidup sehat, olahraga teratur, penghindari stress hingga
meminum obat atau suplemen untuk menjaga kesehatan pembuluh darah hingga dapat
mencegah terjadinya Stroke.

Penyebab Penyakit Alzheimer Yang Sulit Dikenali

by syakur on December 11, 2012


Penyebab penyakit alzheimer biasanya banyak disebabkan oleh
faktor. Alzheimer umumnya sangat mengganggu fungsi kerja
otak dalam menyimpan memori atau ingatan. Seseorang yang
berusia lanjut biasanya akan sulit mengingat apapun sebab
penyakit ini telah menyerang. Penyakit ini menyerang fungsi sel-
sel saraf di otak mati, sinyal otak sulit diransmisikan dengan baik.
Namun gejala penyakit sangat sulit untuk dideteksi sejak dini.
Mereka yang mengidap penyakit ini biasanya akan sulit untuk
mengingat sesuatu, baik penilaian serta berpikir.

Penyebab Terjadinya Penyakit Alzheimer

Adapun penyebab penyakit alzheimer yaitu karena sulitnya berpikir pada seseorang. Namun
pada dasarnya penyakit ini sangat sulit untuk dikenali penyebabnya. Alzheimer biasanya akan
mulai timbul dengan sendirinya ketika usia sudah semakin lanjut. Karena penyebab penyakit
ini kurang bisa dipastikan maka seseorang perlu mengetahi gejala yang ditumbulkan sebagai
pengetahuan mengenai penyakit ini.

Gejala Yang Ditimbulkan Akibat Penyakit Alzheimer

Penyebab penyakit alzheimer memang sulit untuk dikenali sejak dini namun kita perlu
mengetahui gejala yang ditimbulkan. Seperti gangguan memori dan berpikir, merasa
kebingungan dalam berpikir dan melakukan sesuatu hal, lupa akan sesuatu hal, cara berpikir
mereka abstrak, kesulitan dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Hal ini berlanjut pada
perubahan kepribadian dan perilaku penderita penyakit alzheimer, misalnya mudah marah,
tersinggung, merasa gelaisah dan pendiam. Selain itu ketidakmampuan seseorang untuk
mengikuti petunjuk, adanya masalah dengan komunikasi, memburuknya kemampuan daya
penglihatan, kehilangan motivasi atau semangat serta ketidakseimbangan pada pola tidurnya.
Selain itu memiliki rasa takut atau paranoid terhadap suatu hal, was-was dalam kehidupan
sehari-hari, dan kurang percaya pada kondisi disekelilingnya.

Penyebab Sementara Dari Penyakit Alzheimer

Karena penyakit ini sulit untuk dideteksi namun bukan berarti tanpa sebab. Karena pemicu
sementara yang bersifat umum dapat dikarenakan oleh konsumsi makanan yang tinggi
kolesterol, kurangnya olahraga di masa muda hingga menjelang lanjut usia, kurang
mengatur pola kebiasaan hidup, karena faktor genetika yang terjadi. Hal itu lah yang
menjadi penyebab penyakit alzheimer untuk sementara waktu ini.

Anda mungkin juga menyukai