Karena epilepsi disebabkan oleh tidak normalnya aktivitas sel otak, kejang-kejang dapat berdampak
pada proses kordinasi otak anda. Kejang-kejang dapat menghasilkan :
Perbedaan gejala yang terjadi tergantung jenis kejang-kejang. Pada banyak kasus, orang dengan
epilepsi akan cenderung memiliki jenis kejang-kejang yang sama setiap waktu, jadi gejala yang
terjadi akan sama dari kejadian ke kejadian.
Kejang-kejang general
Kejang-kejang yang melibatkan seluruh bagian otak disebut kejang-kejang general. Empat tipe dari
kejang-kejang general adalah:
Absence seizures (juga disebut petit mal). Kejang-kejang ini memiliki dikarakteristikan oleh
gerakan tubuh yang halus dan mencolok, dan dapat menyebabkan hilangnya kesadaran
secara singkat.
Myoclonic seizures. Kejang-kejang ini biasanya menyebabkan hentakan atau kedutan secara
tiba-tiba pada tangan dan kaki.
Atonic seizures. Juga dikenal dengan drop attack, kejang-kejang ini menyebabkan hilangnya
keselarasan dengan otot-otot dan dengan tiba-tiba collapse dan terjatuh.
Tonic-clonic seizures (juga disebut grand mal). Kejang-kejang yang memiliki intensitas yang
paling sering terjadi. Memiliki karakteristik dengan hilangnya kesadaran, kaku dan gemetar,
dan hilangnya kontrol terhadap kandung kemih.
Penyebab & Faktor Risiko
Penyebab Epilepsi
Pengaruh genetik
Beberapa tipe epilepsi menurun pada keluarga, membuatnya seperti ada keterkaitan dengan
genetik.
Penyakit medis
Stroke atau serangan jantung yang menghasilkan kerusakan pada otak dapat juga menyebabkan
epilepsi. Stroke adalah penyebab yang paling utama pada kejadian epilepsi terhadap orang yang
berusia lebih dari 65 tahun.
Demensia
Menyebabkan epilepsi pada orang tua.
Perkembangan penyakit
Epilepsi dapat berhubungan dengan perkembangan penyakit lain, seperti autis dan down syndrome.
Usia
Epilepsi biasanya terjadi pada masa awal usia anak-anak dan setelah usia 65 tahun, tapi kondisi yang
sama dapat terjadi pada usia berapapun.
Jenis kelamin
Lelaki lebih berisiko terkena epilepsi daripada wanita.
Catatan keluarga
Jika anda memiliki catatan epilepsi dalam keluarga, anda mungkin memiliki peningkatan risiko
mengalami kejang-kejang.
Cedera kepala
Cedera ini bertanggung jawab pada banyak kasus epilepsi. Anda dapat mengurangi risikonya dengan
selalu menggunakan sabuk pengaman ketika mengendarai mobil dan menggunakan helm ketika
mengendarai motor, bermain ski, bersepeda atau melakukan aktifitas lain yang berisiko terkena
cedera kepala.
Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan
kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan
oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya
sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah.
WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang
diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu.
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu: stroke iskemik maupun stroke hemorragik.
Stroke iskemik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak
sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke adalah stroke Iskemik. Stroke iskemik ini
dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak.
Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi.
1. Bagian sistem saraf pusat : Kelemahan otot (hemiplegia), kaku, menurunnya fungsi sensorik
2. Batang otak, dimana terdapat 12 saraf kranial: menurun kemampuan membau, mengecap,
mendengar, dan melihat parsial atau keseluruhan, refleks menurun, ekspresi wajah
terganggu, pernafasan dan detak jantung terganggu, lidah lemah.
3. Cerebral cortex: aphasia, apraxia, daya ingat menurun, hemineglect, kebingungan.
Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam, dinyatakan sebagai
Transient Ischemic Attack (TIA), dimana merupakan serangan kecil atau serangan awal
stroke.
Faktor resiko medis, antara lain Hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi), Kolesterol,
Aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), Gangguan jantung, diabetes, Riwayat stroke
dalam keluarga, Migrain.
Faktor resiko perilaku, antara lain Merokok (aktif & pasif), Makanan tidak sehat (junk food,
fast food), Alkohol, Kurang olahraga, Mendengkur, Kontrasepsi oral, Narkoba, Obesitas.
80% pemicu stroke adalah hipertensi dan arteriosklerosis, Menurut statistik. 93% pengidap
penyakit trombosis ada hubungannya dengan penyakit tekanan darah tinggi.
Pemicu stroke pada dasarnya adalah, suasana hati yang tidak nyaman (marah-marah), terlalu
banyak minum alkohol, merokok dan senang mengkonsumsi makanan yang berlemak.
Sudah Jatuh tertimpa Tangga Pula, peribahasa itulah yang tepat bagi penderita Stroke.
Setelah stroke, sel otak mati dan hematom yg terbentuk akan diserap kembali secara
bertahap. Proses alami ini selesai dlm waktu 3 bulan. Pada saat itu, 1/3 orang yang selamat
menjadi tergantung dan mungkin mengalami komplikasi yang dapat menyebabkan kematian
atau cacat
Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut:
Hanya 10-15 % penderita stroke bisa kembali hidup normal seperti sedia kala, sisanya
mengalami cacat, sehingga banyak penderita Stroke menderita stress akibat kecacatan yang
ditimbulkan setelah diserang stroke.
Stroke tak lagi hanya menyerang kelompok lansia, namum kini cenderung menyerang
generasi muda yang masih produktif. Stroke juga tak lagi menjadi milik warga kota yang
berkecukupan , namun juga dialami oleh warga pedesaan yang hidup dengan serba
keterbatasan.
Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktifitas serta dapat
mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi keluarga. Selain karena besarnya biaya
pengobatan paska stroke , juga yang menderita stroke adalah tulang punggung keluarga yang
biasanya kurang melakukan gaya hidup sehat, akibat kesibukan yang padat.
Karena Ancaman stroke hingga merenggut nyawa dan derita akibat stroke. Hidup BEBAS
tanpa STROKE merupakan dambaan bagi semua orang.
Tak heran semua orang selalu berupaya untuk mencegah Stroke atau mengurangi faktor
risiko dengan menerapkan pola hidup sehat, olahraga teratur, penghindari stress hingga
meminum obat atau suplemen untuk menjaga kesehatan pembuluh darah hingga dapat
mencegah terjadinya Stroke.
Adapun penyebab penyakit alzheimer yaitu karena sulitnya berpikir pada seseorang. Namun
pada dasarnya penyakit ini sangat sulit untuk dikenali penyebabnya. Alzheimer biasanya akan
mulai timbul dengan sendirinya ketika usia sudah semakin lanjut. Karena penyebab penyakit
ini kurang bisa dipastikan maka seseorang perlu mengetahi gejala yang ditumbulkan sebagai
pengetahuan mengenai penyakit ini.
Penyebab penyakit alzheimer memang sulit untuk dikenali sejak dini namun kita perlu
mengetahui gejala yang ditimbulkan. Seperti gangguan memori dan berpikir, merasa
kebingungan dalam berpikir dan melakukan sesuatu hal, lupa akan sesuatu hal, cara berpikir
mereka abstrak, kesulitan dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Hal ini berlanjut pada
perubahan kepribadian dan perilaku penderita penyakit alzheimer, misalnya mudah marah,
tersinggung, merasa gelaisah dan pendiam. Selain itu ketidakmampuan seseorang untuk
mengikuti petunjuk, adanya masalah dengan komunikasi, memburuknya kemampuan daya
penglihatan, kehilangan motivasi atau semangat serta ketidakseimbangan pada pola tidurnya.
Selain itu memiliki rasa takut atau paranoid terhadap suatu hal, was-was dalam kehidupan
sehari-hari, dan kurang percaya pada kondisi disekelilingnya.
Karena penyakit ini sulit untuk dideteksi namun bukan berarti tanpa sebab. Karena pemicu
sementara yang bersifat umum dapat dikarenakan oleh konsumsi makanan yang tinggi
kolesterol, kurangnya olahraga di masa muda hingga menjelang lanjut usia, kurang
mengatur pola kebiasaan hidup, karena faktor genetika yang terjadi. Hal itu lah yang
menjadi penyebab penyakit alzheimer untuk sementara waktu ini.