Anda di halaman 1dari 7

Nama : Robi Sugara

Nim : 1606102020006

Jurusan : Pendidikan dan Sastra Bahasa Inggris

GHAZWUF FIKRI

Ghazwul fikri berasal dari kata ghazwul dan al-fikr, yang secara harfiah dapat diartikan


“Perang Pemikiran”. Maksudnya ialah upaya-upaya gencar pihak musuh-musuh Allah untuk
meracuni pikiran umat Islam agar jauh dari Islamnya, lalu akhirnya membenci Islam, dan pada
tingkat akhir Islam diharapkan habis sampai ke akar-akarnya.
            Secara istilah, Ghazwul Fikri adalah penyerangan dengan berbagai cara terhadap
pemikiran umat islam guna merubah apa yang ada didalamnya sehingga tidak lagi bisa
mengeluarkan darinya hal – hal yang benar karena telah tercampur aduk dengan hal – hal yang
tidak islami.

Kesadaran terhadap adanya musuh membuat kita semakin peka terhadap apa yang
sebenarnya terjadi dan saat itulah kita akan terbebas dari tipu daya atau paling tidak kita mampu
mengantisipasi tipu daya yang mungkin terjadi pada diri kita dan mungkin dapat mencelakakan
kita. Salah satu di antara permasalahan yang paling penting untuk disadari oleh umat Islam,
khususnya pada saat sekarang ini adalah tentang ghazwul fikri (perang pemikiran) yakni suatu
inovasi pemikiran atau suatu gerakan yang sangat hebat dalam persoalan pemikiran

Invasi atau serangan pemikiran atau dalam bahasa Arab dinamakan ghazwul fikri dan
dalam basaha Inggris disebut sebagai brain washing, thought control, menticide adalah istilah
yang menunjuk kepada suatu program yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dan
terstruktur oleh musuh-musuh Islam untuk melakukan pendangkalan pemikira dan cuci otak
kepada kaum muslimin, dengan tujuan agar kaum muslimin tundu dan mengikuti cara hidup
mereka sehingga melanggengkan kepentingan mereka untuk menjajah sumber daya milik kaum
muslimin.

Invasi pemikiran (atau ghazwul fikri selanjutnya disingkat GF) dilakukan oleh para
musuh Islam dengan pertimbangan-pertimbangan bahwa dibandingkan dengan melakukan
peperangan militer/fisik, maka ghazwul fikr memiliki kelebihan- kelebihan seperti murah tidak
butuh waktu yang lama. Sejarah ghazwul fikri sudah ada setua umur manusia, makhluk yang
pertama kali melakukannya adalah Iblis la’natullah ketika berkata kepada Adam as :
“Sesungguhnya Allah melarang kalian memakan buah ini supaya kalian berdua tidak menjadi
malaikat dan tidak dapat hidup abadi” (QS 7/20). Dalam perkataannya ini Iblis tidak menyatakan
bahwa Allah tidak melarang kalian karena itu akan bertentangan dengan informasi yang telah
diterima oleh Adam as, tetapi Iblis mengemas dan menyimpangkan makna perintah Allah SWT
sesuai dengan keinginannya, yaitu dengan menambahkan alasan pelarangan Allah yang
dibuatnya sendiri dan ia tahu bahwa Adam as tidak punya pengetahuan tentang sebab tersebut.

Sejarah Ghazwul Fikri (GF) sudah ada setua umur manusia, makhluk yang pertama kali
melakukannya adalah iblis laknatullah ketika berkata kepada Adam as., “ Sesungguhnya Allah
melarang kalian memakan buah ini supaya kalian berdua tidak menjadi malaikat dan tidak dapat
hidup abadi. “ (Q.S.Al – A’Raaf:20)

Dalam perkataannya ini iblis tidak menyatakan bahwa Allah tidak melarang kalian…
karena itu akan bertentangan dengan informasi yang telah diterima oleh Adam as., tetapi iblis
mengemas dan menyimpangkan makna perintah Allah SWT. Sesuai dengan keinginannya, yaitu
dengan menambahkan alas an pelarangan Allah yang dibuat sendiri. Iblis tahu bahwa Adam as
tidak punya pengetahuan tentang sebab tersebut. Demikianlah para murid–murid iblis dimasa
kini selalu berusaha melakukan ghazwul fikri dengan menyimpangkan fakta dan informasi yang
ada sesuai dengan maksud jahatnya. Setan melakukannya dengan cara yang sangat halus dan
licin. Akibatnya, hanya orang–orang yang dirahmati Allah SWT yang mampu mengetahuinya.

Tujuan dilakukan ghazwul fikr agar kaum muslimin menjadi condong sedikit terhadap
gaya, perilaku dan pola pikir barat, seperti dalam Q.S. Al Israa:73 yang artinya “ Dan
sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah kami wahyukan
kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap kami, dan kalau sudah begitu
tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia. “ Q.S. Al Israa:74 yang artinya “ Dan
kalau kami tidak memperkuatkan (hati)mu, niscaya kamu hampir condong sedikit kepada
mereka.” Q.S. Al Israa:75yang artinya “ Kalau terjadi demikian, benar – benarlah kami akan
rasakan kepadamu (siksaan) berlipat – lipat ganda didunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat
ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap kami.” Dan
Q.S.Al Israa:76 yang artinya “Dan sesungguhnya benar – benar mereka hamper membuatmu
gelisah di negeri (mekah) untuk mengusirmu daripadanya dan kalau terjadi demikian, niscaya
sepeninggalmu mereka tidak tinggal sebentar saja.”

Setelah kaum muslimin condong sedikit, tahapan selanjutnya adalah agar kaum muslimin
mengikuti sebagian dari gaya, perilaku dan pola pikir mereka. Sebagaimana disebutkan dalam
Q.S.Ad-Dukhan: 25 yang artinya “ Alangkah banyaknya taman dan mata air yang mereka
tinggalkan.” Dan Q.S.Ad Dukhan:26 yang artinya “ Dan kebun – kebun serta tempat – tempat
yang indah – indah.”

Pada tahap ini diharapkan kaum muslimin beriman pada sebagiannya ayat – ayat Al –
Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW, tetapi kafir terhadap sebagian yang lainnya. Sebagaimana
dalam Q.S.Al Baqarah: 85 yang artinya “ Kemudian kamu (bani israil) membunuh dirimu
(saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan dari pada kamu dari kampong halaman. Kamu
bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan tetapi jika mereka
dating kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka. Padahal mengusir itu (juga) terlarang
bagimu. Apakah kamu beriman pada sebagian Al Kitab (taurat) dan ingkar terhadap sebagian
yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian dari padamu, melainkan kenistaan
dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat
berat, Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.”

Pada tahap akhir, mereka menginginkan agar generasi kaum muslimin mengikuti syahwat
dan meninggalkan shalat. Sebagaimana dalam Q.S.Maryam:59 yang artinya “ Maka datanglah
sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia – nyiakan shalat dan memperturutkan hawa
nafsu, maka mereka akan menemui kesesatan.”

  BIDANG-BIDANG YANG DISERANG

1.       Pendidikan
            Pendidikan adalah aspek penting yang menentukan maju atau mundurnya suatu bangsa.
Oleh sebab itu, bidang pendidikan merupakan target utama dari ghazwul fikri (GF). Ghazwul
fikri (GF) yang dilakukan dibidang pendidikan, diantaranya dengan membuat sedikitnya porsi
pendidikan agama di sekolah – sekolah umum (hanya 2 jam sepekan).
            Hal ini berdampak fatal pada fondasi agama yang dimiliki oleh para siswa. Dengan
lemahnya basis agama mereka, maka terjadilah tawuran, seks bebas pelajar yang meningkatkan
AIDS, penyalahgunaan narkoba, vandalism, dan sebagaimananya. Ini adalah dampak jangka
pendek. Sedangkan dampak jangka panjangnya lebih berbahaya, yaitu rendahnya kualitas
pemahaman agama para calon pemimpin bangsa dimasa depan.Ghazwul fikri (GF) lainnya
dibidang ini adalah pada teknis belajarnya yang campur baur antara pria dan wanita yang jelas
tidak sesuai dan banyak menimbulkan pelanggaran terhadap syariat.
2.      Sejarah
Sejarah yang diajarkan perlu ditinjau ulang dan disesuaikan dengan semangat islam. Materi
tentang sejarah dunia dan ilmu pengetahuan telah ghazwul fikri (GF) habis–habisan sehingga
egara tidak ditemui sama sekali pemaparan tentang sejarah para ilmuan islam dan sumbangannya
dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
            Dalam sejarah yang dibahas hanyalah ilmuan kafir yang pada akhirnya membuat generasi
muda menjadi silau dengan tokoh – tokoh kafir dan minder terhadap sejarahnya sendiri. Ketika
berbicara tentang sejarah islam, di benak mereka hanyalah terbayang sejarah peperangan dengan
pedang dan darah sebagaimana yang selalu digambarkan dalam kaca mata barat.
            Hal ini lebih diperparah dengan sejarah nasional dan penamaan perguruan tinggi, gedung
– gedung, perlambangan, penghargaan dan pusat ilmu lainnya dengan bahasa Hindu Sanksekerta,
sehinga semakin hilanglah mutiara kegemilangan islam dihati para generasi muda.
3.      Ekonomi
Ghazwul fikri (GF) yang terjadi dibidang ekonomi adalah konsekuensi dari motto ekonomi
yaitu, mencari keuntungan sebesar – besarnya dengan pengorbanan sekecil – kecilnya. Ketika
motto ini ditelan habis – habisan tanpa dilakukan filterisasi, maka tidak lagi memperhatikan halal
atau haram, yang penting adalah bagaimana supaya untung sebesar – besarnya.
            Hal lain yang perlu dicermati dalam system ekonomi kapitalisme, yaitu monopoli, riba
dan pemihakan elit kepada para konglomerat. Mengenai monopoli sudah tidak perlu dibahas lagi,
cukup jika dikatakan bahwa Amerika Serikat sendiri telah diberlakukan UU anti –
trust (bagaimana di Indonesia?). Tentang riba dan haramnya bunga bank rasanya bukan pada
tempatnya jika dibahas disini, cukup dikatakan bahwa munculnya dan berkembangnya bank
tanpa bunga (bagi hasil), fatwa MUI, fatwa Universita Al Azhar Mesir, kesepakatan para ulama
islam dunia membuktikan bahaya bunga bank dan haramnya dalam islam. Tentang keberpihakan
kepada para konglomerat, semoga dengan perkembangan era reformasi saat ini dapat diperbaiki.
4.      Ilmu alam dan egara
Ghazwul fikri (GF) yang terjadi dibidang ekonomi adalah konsekuensi dari motto ekonomi
yaitu, mencari keuntungan sebesar – besarnya dengan pengorbanan sekecil – kecilnya. Ketika
motto ini ditelan habis – habisan tanpa dilakukan filterisasi, maka tidak lagi memperhatikan halal
atau haram, yang penting adalah bagaimana supaya untung sebesar – besarnya. Hal lain yang
perlu dicermati dalam system ekonomi kapitalisme, yaitu monopoli, riba dan pemihakan elit
kepada para konglomerat. Mengenai monopoli sudah tidak perlu dibahas lagi, cukup jika
dikatakan bahwa Amerika Serikat sendiri telah diberlakukan UU anti – trust (bagaimana di
Indonesia?). Tentang riba dan haramnya bunga bank rasanya bukan pada tempatnya jika dibahas
disini, cukup dikatakan bahwa munculnya dan berkembangnya bank tanpa bunga (bagi hasil),
fatwa MUI, fatwa Universita Al Azhar Mesir, kesepakatan para ulama islam dunia membuktikan
bahaya bunga bank dan haramnya dalam islam. Tentang keberpihakan kepada para konglomerat,
semoga dengan perkembangan era reformasi saat ini dapat diperbaiki.
5.      Bahasa
Ghazwul fikri (GF) dibidang bahasa adalah dengantidak diajarkannya bahasa Al–Qur’an di
sekolah–sekolah karena menganggapnya tidak perlu. Hal yang nampaknya remeh ini sebenarnya
sanagt besar akibatnya dan menjadi bencana bagi kaum muslimin Indonesia secara umum.
Dengan tidak memahami Al–Qur’an, mayoritas kaum muslimin menjadi tidak mengerti apa
kandungan Al–Qur’an, seperti firman Allah dalam surah Al Baqarah: 78 artinya “ Dan diantara
mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al–Kitab (taurat), kecuali dongengan bohong
belaka dan mereka hanya menduga–duga “. Akibatnya, Al–Qur’an menjadi sekedar bacaan tanpa
arti (Al–Qur’an hanya dinikmati iramanya seperti layaknya lagu – lagu dan nyayian belaka, yang
akhirnya ditinggalkan seperti yang disebutkan dalam surah Al Furqaan:30 yang artinya “ Berkata
Rasul: Ya tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al–Qur’an ini suatu yang tidak
diacuhkan “ dan surah Al Furqaan:31 yang artinya “ Dan seperti itulah, setelah kami adakan bagi
tiap–tiap nabi, musuh dari orang–orang yang berdosa dan cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi
petunjuk dan penolong.“).
            Dampak lain dari kebodohan terhadap bahasa Al–Qur’an adalah terputusnya hubungan
kaum muslimin dengan perbendaharaan ilmu–ilmu keislaman yang telah disusun dan dibukukan
selama egara 1000 tahun oleh para pakar dan ilmuwan islam terdahulu yang jumlahnya mencapai
jutaan judul buku, mencakup bidang – bidang akidah, tafsir, hadist, fiqih, sirah, tarikh, ulumul
qur’an, tazkiyyah dan sebagainya.
6.    Hukum
Ghazwul fikri (GF) pada aspek egar adalah penggunaan acuan negara warisan negaral yang
masih dipertahankan sebagai egar yang berlaku, reduksi, dan penghapusan egar Allah SWT dan
Rasul–Nya. Rasa takut dan alergi terhadap segala yang berbau syariat islam merupakan
keberhasilanghazwul fikri (GF) dibidang ini. Penggambaran potong tangan bagi pencuri dan
rajam bagi penzina selalu ditonjolkan saat pembicaraan–pembicaraan tentang kemungkinan
adopsi terhadap beberapa egar islam. Mereka melupakan bahwa egar islam berpihak
(melindungi) korban kejahatan, sehingga hukuman keras dijatuhkan kepada pelaku kejahatan
agar perbuatannya tidak terulang dan orang lain takut untuk berbuat yang sama. Sebaliknya, egar
barat berpihak (melindungi) pelaku kejahatan, sehingga dengan hukuman tersebut
memungkinkannya untuk mengulang lagi kejahatannya karena ringannya hukuman tersebut.

7.    Pengiriman pelajar dan mahasiswa ke Luar Negeri


Ghazwul fikri (GF) dibidang ini terjadi dalam dua aspek, yaitu : Brain drain dan Brain
Washing. Brain drain adalah pelarian para intelektual dari negara–negara islam ke negara–negara
maju karena insentif yang lebih besar dan fasilitas hidup yang lebih mewah bagi para pekerja
disana. Hal ini menyebabkan lambatnya pembangunan di egara – egara islam dan semakin
cepatnya kemajuan di egara–egara barat.
            Data penelitian tahun 1996 menyebutkan bahwa perbandingan SDM bergelar doctor (S3)
di Indonesia baru 60 per sejuta penduduk, di Amerika Serikat dan Eropa antara 2500–3000 orang
per sejuta, dan di Israel mencapai 16.000 per sejuta penduduk. Sementara brain washing (cuci
otak) dialami oleh para intelektual yang sebagian besar berangkat ke egara–egara barat tanpa
dibekali dengan dasar–dasar keislaman yang cukup. Akibatnya, mereka pulang dengan
membawa pola egar dan perilaku yang bertentangan dengan nilai–nilai islam. Bahkan secara
sadar atau tidak, mereka ikut andil dalam membantu melanggengkan kepentingan barat di egara
mereka.

Anda mungkin juga menyukai