Anda di halaman 1dari 52

PENGARUH SPIRITUALITAS DAN KEPEMIMPINAN

TERHADAP KINERJA PENGURUS DENGAN

PEMBERDAYAAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

PADA PON-PES ROUDLOTULMUTTA’ALIMIN-MAT

Laporan Penelitian

Oleh :

Mauliah Rizka Rohmatillah

(G03218017)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

SURABAYA

2020

i
PENGARUH SPIRITUALITAS DAN KEPEMIMPINAN

TERHADAP KINERJA PENGURUS DENGAN PEMBERDAYAAN

SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PON-PES

ROUDLOTULMUTTA’ALIMIN-MAT

Laporan Penelitian:

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Metode Penelitian Bisnis

Oleh :

Mauliah Rizka Rohmatillah

(G03218017)

Dosen Pengampu:

Rahma Ulfa Maghfiroh, SE., MM.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

2020

ii
Kata Pengantar

Puji beserta rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha

Esa, mengingat dengan rahmat-Nya lah penulis akhirnya mampu merangkai

laporan penelitian ini sedemikian rupa dan tepat pada waktu yang telah

ditetapkan. Meskipun penulis sudah berjaya mendapatkan referensi-referensi yang

berkaitan dalam menunjang penyusunan laporan penelitian ini, meski masih

terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu, harapan penulis agar

mendapatkan saran dari para pembaca demi kebaikan laporan penelitian

kedepannya. Akhir sekali, harapan penulis supaya laporan penelitian ini dapat

menghadirkan banyak keuntungan. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih

secara khusus kepada:

1. Rahma Ulfa Maghfiroh, SE., MM. selaku dosen pengampu mata kuliah Metode

Penelitian Kuantitatif, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam

Negeri Sunan Ampel Surabaya.

2. Teman-teman seperjuangan Manajemen angkatan 2018 tahun 2018.

3. Dan pihak-pihak yang ikut mendukung dalam pengerjaan laporan penelitian

ini, yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Surabaya, 25 Maret 2020

Penulis

iii
iv
Daftar Isi

Kata Pengantar.....................................................................................................iii

Daftar Isi................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar belakang............................................................................................1

B. Batasan Masalah.........................................................................................3

C. Rumusan Masalah.......................................................................................3

D. Tujuan Penelitian........................................................................................4

E. Manfaat Penelitian......................................................................................4

BAB II LANDASAN TEORI............................................................................1

A. Tinjauan Teoritis.........................................................................................1

1. Teori Variabel..........................................................................................1

B. Penelitian Terdahulu................................................................................16

C. Kerangka Konseptual...............................................................................26

D. Hipotesis.....................................................................................................27

BAB III Metode penelitian................................................................................1

A. Jenis Penelitian............................................................................................1

B. Waktu dan Tempat Penelitian...................................................................1

C. Populasi dan Sampel...................................................................................1

D. Populasi dan sampel....................................................................................1

E. Variabel Penelitian......................................................................................2

F. Definisi operasional.....................................................................................5

G. Uji Validitas dan Reliabilitas..................................................................7

v
H. Data dan sumber data.............................................................................7

I. Teknik pengumpulan data.........................................................................8

E. Teknik Analisis Data...................................................................................9

Daftar Pustaka........................................................................................................1

vi
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pendidikan islam yang ada di Indonesia menjalar ke segala usia

dalam mengantarkan ilmu pengetahuannya melalui pesantren, madrasah,

majlis taklim, pengajian, halaqah dan lain-lainnya. Pada era kini, pesantren

telah dapat dikembangkan sehingga strukturalnya bersifat modern.

Indonesia sudah memiliki sosok pesantren sejak lama yakni pada abad ke-

31 dan pesantren semakin lama semakin mendekat dengan kata sempurna

sebagai pengembang ilmu agama bagi seluruh masyarakat khususnya

Indonesia. Kyai sendiri merupakan pembimbing bagi santri di dalam

pesantren dalam rangka menciptakan sosok santri yang dapat memberikan

kebaikan kepada kehidupan bangsa. Kemampuan kyai adalah kunci

kesuksesan para santri mengingat kyai adalah pengasuh sekaligus pemilik

sesebuah pesantren dan santri di dalamnya. Sejalan dengan ramainya santri

dalam sesebuah pesantre, merek justru secara tidak langsung memiliki pola

pikir dan perilaku yang beragam sehingga harus ditanamkan paham agama

islam supaya mereka dapat mencegah dari terjerumus kepada hal-hal yang

tidak elok. Maka dari itu, kyai sebagai sosok pemimpin memerlukan

bantuan para pengurus santri demi memudahkan pengelolaan pesantren


2

yang terbilang banyak santrinya. Santri yang sudah lama di pesantren akan

diangkat menjadi pengurus oleh kyai. Mereka akan bertugas sebagai

pemimpin pada santri muda seperti yang dilakukan kyai. Meskipun

pengurus terdiri dari santri yang sudah dewasa, namun tetap saja mereka

sering melakukan kesalahan dan kecuaian. Maklum saja, rata-rata umur

pengurus yang ada di Pondok pesantren Roudhotul Mutta’alimin-Mat antara

18-23 tahun jadi masih ada rasa lalai, egois dan kurang sigap. Berdasarkan

masalah di atas, peran kiai sangat diharapkan dalam membimbing santri-

santrinya terlebih di Pondok Pesantren Roudhotul Mutta’alimin-

mutta’alimat. Membimbing para santri adalah tanggungjawab yang harus

dipikul oleh kyai mengingat kyai sendiri adalah sebagai murabbi bagi santri

yang menjadi sosok seorang ayah bagi mereka. Sejalan dengan hal itu,

pengurus perlu diberi pemberdayaan yang berlandaskan agama islam supaya

para pengurus akan selalu termotivasi untuk melakukan pekerjaan yang

sudah diberikan tanggungjawabnya oleh kyai. Kinerja pengurus akan

meningkat dengan signifikan dengan pengaruh kepemimpinan kyai yang

terbilang mumpuni dengan mampu mengontrol para santri tersebut. Dengan

motivasi yang meningkat, para pengurus akan melakukan tugas dan

tanggungjawabnya demi mendapatkan keberkahan dan ridho dari kyai.

Aktifitas kyai dengan memperbanyakkan waktunya dengan memberikan

pemahaman dan mengawasi santrinya. Berdasarkan sedikit pembahasan

yang telah diuraikan diatas, penulis tertarik dalam membuat penelitian

mengenai “Pengaruh Spiritualitas dan kepemimpinan terhadap Kinerja


3

Pegawai Pondok pesanten Roudhotul Mutta’alimin-Mutta’alimat dengan

pemberdayaan sebagai variabel intervening”. Alasan dipilihnya

Pemberdayaan sebagai variabel intervening adalah karena faktor

pemberdayaan juga dapat mempengaruhi tingkatan hasil pencapaian kinerja

pegawai.

B. Batasan Masalah

Supaya penelitian ini dapat memfokuskan cakupannya dan tepat

sasaran, jadi permasalahan-permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini

justru dibatasi, supaya penulis dapat melaksanakan penelitian variabel

pengaruh dalam budaya religius dan juga sebuah kepemimpinan kharismatik

terhadap usaha pegawai dengan empowement. Dengan menggunakan

dukungan teori menurut para ahli dalam penelitian ini, yang didasarkan pada

lingkup Pondok Pesantren Roudlotul Mutta’alimin- Mutta’alimat Jabon

Sidoarjo

C. Rumusan Masalah

1. Apakah spiritualitas berpengaruh akan usaha pengurus?

2. Apakah sesebuah kepemimpinan berdampak akan usaha pengurus?

3. Apakah spiritualitas berdampak akan pemberdayaan?

4. Apakah sesebuah kepemimpinan berdampak akan pemberdayaan?

5. Aapakah spiritualitas berdampak akan usaha pengurus melalui

pemberdayaan?

6. Apakah kepemimpinan berdampak akan usaha pengurus berdasarkan

pemberdayaan?
4

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mencari tahu pengaruh antara spiritualitas akan usaha pengurus

2. Untuk mencari tahu pengaruh antara kepemimpinan akan usaha pengurus

3. Untuk mencari tahu pengaruh antara spiritualitas akan usaha

pemberdayaan

4. Untuk mencari tahu pengaruh antara kepemimpinan akan usaha

pemberdayaan

5. Untuk mencari tahu pengaruh antara spiritualitas akan usaha pengurus

melalui pemberdayaan

6. Untuk mencari tahu pengaruh antara kepemimpinan akan usaha pengurus

melalui pemberdayaan

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi mahasiswa, meningkatkan ilmu pengetahuan umum sekaligus

kemampuan dengan berpikir mengenai teori dimana telah ditemukan dari

penelitian sekarang maupun terdahulu

2. Bagi objek dalam penelitian, Hasil penelitian mampu diakumulasikan

mendasari sarana diagnosis dalam mencari sebab masalah atau kegagalan

yang terjadi di dalam sebuah organisasi atau lembaga yang sedang

berjalan. Dengan demikian akan memudahkan pencarian alternatif

pemecahan masalah-masalah tersebut.

3. Bagi peneliti, sebagai sarana pembelajaran dan memenuhi tugas proposal

skripsi
1

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Teoritis

1. Teori Variabel

a. Manajemen Sumber Daya Manusia

1) Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut keterangan, sumber daya manusia atau juga disebut

sebagai human rescure, adalah sosok yang berbakti pada sesebuah

perusahaan yang sering pula disebut pekerja atau tenaga kerja. Sumber

Daya Manusia itu sendiri dapat dikatakan sebagai sebuah aset yang

bernilai dalam suatu kelompok organisasi atau perusahaan. Dengan

ketiadaan tenaga kerja, justru akan membuat sumber daya organisasi

berhenti menghasilkan profit secara maksimal.

Menurut pendapat ahli, yakni Hasibuan (2012:10), mengatakan

bahwasanya konsep manajemen terkait dengan sumber daya manusia

adalah sebuah ilmu pengetahuan yang mengatur sesebuah konteks

hubungan dan tenaga kerja supaya dapat menjadi efektif dalam

menciptakan tujuan organisasi. Selain itu, manajemen terkait dengan

karyawan juga adalah sebuah konsep manajemen yang mendasrkan

pada hal mempelajari tentang keterkaitan manusia didalam sesebuah


2

Mengacu pada penjelasan diatas, pada hakekatnya manajemen

terkait sumber daya manusia akan memfokuskan penugasan pada

peran sosok karyawan dalam menciptakan sasaran sesebuah peusahan

yang optimal. Sistem manajemen pekerja juga dapat dikatakan sebagai

ilmu yang mengkaji terkait cara dalam mendapatkan karyawan demi

meningkatkan kualitas terkait peningkatan dalam mencapai tujuan

organisasi. Dan dapat ditarik kesimpulan bahwasanya sistem

manajemen karyawan merupakan wadah ilmu dan seni dalam

mengatur, mengelola, sumberdaya manusia yang ada. Yang meliputi

perencanaan, pengorganisasian, pemberdayagunaan, pengarahan dan

melakukan pengawasan terhadap sumber daya manusia secara efektif

dan efisien guna mencapai tujuan perusahaan, karyawan dan

lingkungan perusahaan atau masyarakat.

b. Peranan manajemen sumber daya manusia

Mangkunegara (2011 : 23) menerangkan bahwasanya

manajemen terkait sumber daya manusia ialah membuat sebuah

ketetapan dalam konteks kepegawaian, yang mencakup aspek-

aspekseperti:

1. Penyediaan tenaga kerja, yaitu meliputi dengan konteks

merencanakan sumber daya manusia, analisis jabatan,

pemberhentian kyawan, penempatan prospek pekerjaan dan

juga sekaligus operasional dalam pekerjaan.


3

2. Peningkatan dalam tenaga kerja, yang berkaitan erat dengan

pendidikan serta sekaligus pengembangan individu.

3. Pengadaan kompensasi yang meliputi hal-hal yakni: upah

atau gaji karyawan, dan lain-lain yang berkaitan dengan

keuntungan (benefit), kesejahteraan, (services) juga lainnya.

4. Integrasi yang berkaitan dengan: kebutuhan karyawan,

pengalaman dalam pekerjaan, kepuasan pekerjaan,

pengembangan karir serta sekaligus partisipsi dalam

pekerjaan.

5. Pemberdayaan bagi tenaga kerja, yang mencakup:

komunikasi dalam pekerjaan, keselamatan dalam

melaksanakan pekerjaan, pengendalian terkait konteks

konflik kerja serta sekaligus konseling kerja.

6. Pemisahaan terkait ketenagaan pekerjaan yang meliputi hal

mengehentikan seseorang karyawan.

c. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Berdasarkan pendapat dari Mangkunegara (2011:141) dimana

sesebuah manajemen terkait sumber daya manusia dapat disimpulkan

menjadi beberapa hal yakni:

1. Tujuan secara Organisasional

Mutlak bagi setiap m anajer dalam suatu organisasi

dalam menggerakkan, pengalaman kerja dan


4

mengaplikasikan dengan benar dalam rangka mencapai

sasaran tugas pokoknya berdasarkan prospek yang telah

ditetapkan. Pemimpin dapat dengan mudah menciptakan

pengetahuan manajemen terkait sumber daya manusia

dalam konteks kelompok organisasi.

2. Tujuan secara Fungsional

Setiap organisasi mempunyai sumber daya manusia

yang harus disesuaikan berdasarkan sasaran kelompok

organisasi. Setiap unit kelompok organisasi yang

mempunyai kebijakan mengatur sesebuah sosok sumber

daya manusia hendaklah berkemampuan dalam melakukan

pemeliharaan keseimbangan dalam “kuantitas” sekaligus

“kualitas” demi mencapai tujuan kelompok organisasi.

3. Tujuan secara Sosial

Aspek terkait moral dari sesebuah objek yang

dihasilkan sesuatu organsisasi, adalah tanggungjawab

sesebuah kelompok organisasi yang menangani anggota

masyarakat diluar organisasi.

4. Tujuan secara Personal

Kepentingan oleh sosok individual dalam sesebuah

kelompok organisasi harus diperhatikan oleh pimpinan

kelompok organisasi demi mengarahkan sasaran dan target


5

mereka untuk tercapainya visi dan misi kelompok

organisasi

d. Spirituaitas

Pengertian Spiritualitas dalam perspektif manajemen sumber daya

manusia adalah religious mindset yang mendasari keterkaitan manusia

dalam tahapan pekerjaan, berkaitan erat dengan hubungan terhadap tuhan,

pengaplikasian dari konsep ini mengharapkan manusia yang berperan

hebat terkait proses pekerjaan hendaklah mempunyai kepekaan bahwa

segalasesuatu harus kembali kepada keimanan serta sekaligus ketaqwaan

terhadap tuhan kita. (Gymnastiar, 2002)

Menurut (Fauroni, 2006) pada kerangka terkait manajemen yang

berkaitan erat dengan spiritualitas, perilaku SDM, berorganisasi dan

perkerjaan merupakan sebuah kesadaran diri dalam melakukan pekerjaan

yang hadir dikarenakan sifat yakin akan usaha sebagai bagian khusus

dalam ibadah yang suci.

Maka dari itu, ada sembilan jenis dimensi spiritualitas, yakni :

1) Dimensi transenden yang dimana adalah sebuah kepercayaan akan

tuhan serta sekaligus apapun yang di persepsikan oleh individu

sebagai sosok transgenden ataupun sesuatu yang lebih besar dari diri

seorang individu (santoso,2011)


6

2) Makna serta sasaran dalam kehidupan yaitu mencerna tahapan dan

pengetahuan akan arti sebuah kehidupan yang menciptakan sebuah

kehidupan yang lebih berguna pada diri seorang manusia

3) Misi hidup yaitu merupakan sebuah tanggungjawab yang harus

dipenuhi, tujuan dalam kehidupan, panggilan untuk dipenuhi,

menyesuaikan tujuan serta beberapa aspek lainnya dalam

melaksanakan takdir (santosa,2011)

4) Kesakralan dalam kehidupan yaitu sebuah sudut pandang terkait

kehidupan yang dimana tidak bersifat otonomi seperti pemisahan

secara sakral serta sekuler sekaligus bersifat suci dan duniawi

(sentosa,2011)

5) Nilai material yaitu kepuasan dalam sesebuah kehidupan yang

mendatang kembali kepada nominal harta kekayaan yang ada namun

dalam bentuk spiritual

6) Alturisme yaitu wujudnya sebuah rasa tanggung jawab bersama oleh

masing masing individu untuk saling berperan dalam menjaga anatar

satu sama lainnya (sentosa, 2011)

7) Idealisme yaitu individu yang spiritual berkaitan erat dengan sebuah

sikap ideal yang signifikan serta sekaligus mengaktualisasikan dengan

mendasari pada positifitas terkait aspek-aspek dalam sesebuah

kehidupan (sentosa, 2011)


7

8) Kesadaran terhadap sesebuah fenomena yang tragis yaitu membuka

pandangan dimana bahwasanya fenomena tersebut terjadi dengan

mendasari wujud masnusia (Mulyana, 2006)

9) Manfaat yaitu sosok manusia yang mempunyai penilaian bersifat

spiritualitas mendasari kepada sosok kehidupan (Mulyana, 2003)

Aspek-aspek yang dapat menghadirkan keterkaitan bersifat

spiritualitas seseorang menurut Asmadi (dalam Perdana & Niswah, 2012)

yakni seperti berikut:

1) Tahap perkembangan. Penentuan prosedur dalam pemenuhan

kebutuhan spiritual, karena setiap tahap perkembangan memiliki cara

tersendiri untuk mengembangkan keyakinan terhadap sosok transeden

atau yang dianggap Tuhan.

2) Keluarga. Penentuan terkait pemberdayaan sosok spiritualitas

seseorang manusia terkait lingkungan dari individu tersebut yang

pastinya membawa pengaruh untuk kehidupan.

3) Latar belakang budaya. Etika serta keyakinan didasari oleh latar

belakang sesebuah kultur budaya publik. Pada hakikatnya, sosok

individu tersebut akan mendasari dengan kebiasaan dalam konteks

budaya keluarga.

4) Pengalaman kehidupan. Meskipun ia bersifat positif maupun negatif,

akan tetap mampu dalam mempengaruhi spiritualitas seseorang.

Peristiwa tertentu dalam kehidupan sering diangap sebagai suatu

takdir yang diberikan Tuhan kepada manusia.


8

5) Krisis dan perubahan. Terciptanya penguatan spiritual seseorang.

Krisis pada umumnya terjadi ketika sosok individu tekanan dari segi

kehidupan.

Indikator Spiritualitas menurut Lynn G. Underwood yaitu :

1. Merasa dekat pada Tuhan

Seseorang pada hakikatnya sangat menginginkan untuk

menjadi dekat dengan Tuhan dengan niat yang baik. Maka dari

itu seseorang akan giat dalam melaksanakan sesebuah aktifitas

spiritual dengan keikhlasan dalam rangka melakukan

pendekatan diri pada tuhan

2. Mempunyai rasa syukur

Rasa bersyukur atau berterimakasih hadir dalam kehidupan

sehari-hari melalui fenomena yang baik maupun fenomena

yang terbilang buruk

3. Merasa tenang

Ketenangan sendiri adalah suatu hasil dari ibadah. Seseorang

yang taat beragama pasti mengharapkan ketenangan ketika

merasakan kecemasan, kekhawatiran sertekaligus stres.

Ketenangan adalah suatu pilihan sekiranya sedang dalam

posisi yang tidak diharapkan keadaannya.

4. Merasakan kasih sayang Tuhan

Kasih sayang dan keberkahan dari Tuhan merupakan kejadian

seseorang dalam kehidupannya sebagai penganut agama


9

5. Peduli akan sesama

Dalam kehidupan spiritual, pasti akan hadir sikap simpatik

yang menjadi aspek krusial dalam individu sehingga memiliki

rasa tanggung jawab dalam memberikan bantuan pertolongan

serta sekaligus dukungan akan individu lainnya.

e. Kepemimpinan

Sifat sejatinya sebuah kepemimpina bersangkutan erat dengan

tahapan yang disengaja dari individu dalam rangka menekankan

pengaruhnya yang kuat akan individu lainnya demi memberikan

bimbingan, pengadaan struktural, serta sekaligus terciptanya wujud

Antara hubungan antara kelompok sesebuah organisasi (Yukl, 2005:3)

Sosok kepemimpinan itu sendiri adalah aktifitas yang dimana

menciptakan pengaruh perilaku individu sehingga dapat menciptakan

kemampuan mempengaruhi perilaku manusia lainnya (Toha, 2001:9)

Aspek-aspek berikut merupakan faktor yang dapat menciptakan

pengaruh dalam prosedur terkait kepemimpinan dalam sesebuah

kelompok, faktor tersebut yakni merupakan;

1) Karakteristik dari sosok pemimpin yakni merupakan aspek

inteligennya. Pada hakikatnya, sosok pemimpin memiliki inteligensi

yang lebih signifikan dari karyawannya. Selain itu, kecerdasan dan

memotivasi adalah bagin dari karkteristik tersebut juga.


10

2) Kelompok yang berada dibawah pimpinan sosok pemimpin yang telah

dibahaskan belum berarti apa-apa, sehingga seseorang pemimpin

menggunakan sebagai sarana dalam menginterpretasi sasaran yang

mesti diraih.

3) Keadaan para sosok pemimpin secara teoritis bakal berguna

tergantung keadaan, dimana mencakup aspek berupa fisik serta waktu.

Setiap perubahan situasi akan memerlukan sebuah pembahruan dalam

aspek kepemimpinan. Sehingga dapat dinyatakan setiap segala situasi

adalah unik sekaligus membutuhkan sosok pemimpin yang berbeda

sekaligus fleksibel yang mampu menghadapi segala macam situasi.

Indikator yang mendasari sosok pemimpin menggunakan teori dari

seoranga ahli, yakni George R. Terry menyebutkan:

1) Memiliki kekuatan dari segi mental dan fisik

Sebagai sosok pemimpin hendaklah mempunyai mental dan

fisik yang kuat karena pemimpin adalah pengayom untuk

bawahannya.

2) Emosi yang stabil

Sosok pemimpin harus menciptakan prasangka bagus akan

karyawannya, dengan bersikap rileks dan rasa yakin yang kuat.

3) Human relationship

Seorang pemimpin hendaknya dapat mengayomi seeta

memberikan arahan dan pendekatan terhadap bawahannya

maupun kepada masyarakat.


11

4) Teaching ability

Mempunyai kemampuan yang jitu dalam memberikan

pengajaran, penjelasan serta sekaligus mengembangkan

karyawannya.

5) Berkompeten

Mempunyai kemampan dalam structural organisas sehingga

berkemampuan dalam menciptakan sesebuah ide.

f. Kinerja

Berdasarkan pendapat seorang ahli yakni, Amstrong dan Baron

(1998:15) dimana mereka menerangkan bahwasanya kinerja merupakan

perilaku pekerjaan serta sekaligus cara dalam mengerjakan pekerjaan itu.

Kinerja disebut sebagai sebuah hasil dari pekerjaan yang berkaitan erat

dengan sasaran strategis sesebuah kelompok organisasi.

Wibowo (2010:6) menerangkan dimana kinerja adalah sebuah

penerapan strategi yang telah disusun rapi sekaligus berada diluar

kekuasaan kelompok organisasi namun masih berada di dalam kelompok

organisasi tersebut

Aspek-aspek dalam kinerja sesebuah pekerjaan merupakan hal

yang menjadi tolak ukur dalam penilaian sesebuah kinerja yakni sebagai

berikut:
12

1) Kuantitas adalah sebuah nilai yang didasari dari sesebuah

pekerjaan dengan nilai unit, nilai aktifitas serta sekaligus

jumlahnya tersebut.

2) Kualitas suatu hal yang didasari melalui persepsi pekerja akan

tingkat kualitas pekerjaan yang telah dilakukan

denganmempunyai keterkaitan akan kesempurnaan dan

kemampuan dalam pekerjaan tersebut.

3) Ketepatan waktu merupakan hal yang didasari pada aktifitas

pekerjayang berkerja sesuai target yang telah ditetapkan

kelompok organisasi tersebut.

4) Kehadiran sendiri bermaksud estimasi waktu bagi pekerja dalam

memulai dan mengakhiri tenggang waktu pekerjaannya.

5) Kemampuan dalam kerjasama yang dimana merupakan sebuah

kemampuan sosok tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan

bersama-sama

g. Pemberdayaan

Pemberdayaan didefinisikan oleh Conger dan Kanungo (1988,

dalam Ivancevich et al., 2007) sebagai proses untuk meningkatkan

perasaan kemampuan pekerja dalam mengidentifikasi situasi

ketidakmampuan serta sekaligus akan menghilangkan posisi mereka

melalui langkah oleh kelompok organisasi

Pemberdayaan juga dapat didefinisikan sebagai kewenangan untuk

membuat keputusan di daerah tanggung jawab tanpa perlu persetujuan


13

terlebih dahulu dari orang lain (Luthams, 2011). Terdapat beberapa aspek

yang perlu difokuskan terkait pemberdayaan, yakni: Implikasi, inovasi,

akses, informasi dan akuntabilitas dan tannggung jawab (Luthams, 2011)

Pemberdayan juga beperan dalam ektifitas organisasi, dalam hal ini

psikologis difokuskan pada pemberdayaan dan proses psikologis yang

membangun fondasi dalam efektifitas danotonomi persyaratan dimana

pemberdayaan adalah sebuah proses efektivitas individu ditingkatkan

(Conger dan Kanungo, 1998, di Bartman dan Casimi:2007)

Aspek-aspek yang menjadi poin dalam pemberdayaan para pekerja

menurut seorang ahli, yakni Rosabeth Moss Kartner di dalam bukunya

yang berjudul Ment and Woment in Organization (1993) dimana

sesebuah kelompok organisasi sangant mementingkan pekerjanya demi

kesejahteraan perusahaan tersebut. Faktor pertama terkait pemberdayaan

SDM dalam kelompok organisasi oleh Kantner adalah seperti berikut:

1. Fomal Power

Format power merupakan kemampuan dalam melakukan

pekerjaan yang mempunyai keterkaitan langsung kelompok

organisasi tertentu, yakni:

a. Definisi pekerjaan

Adalah pernyataan literasi dan menerangkan tentang

pekerjaan serta hal-hal krusial lainnya yang berkaitan erat

dengan job description.


14

b. Kebijakan

Kebijakan sendiri merupakan sebuah langkah dalam

mencapai tujuan oleh kelompok organisasi demi

penyelesaian sesebuah permasalahan yang terjadi

(Anderson, 1994)

c. Penghargaan

Penghargaan merupakan sebuah pencapaian yang

didapatkan oleh pekerja agar semangat sehingga mampu

berkerja dengan maksimal (Toharoh, 2002). Penghagaan

dapat dikatakan berkaitan erat dengan istilah motivasi.

2. Informal Power

Informal Power merupakan konteks dalam pekerjaan yang

berkaitan erat dengan situasi sesebuah lingkungan, yakni seperti

berikut:

a. Hubungan di dalam organisasi

Hubungan di dalam organisasi merupakan tindak

social yang tercipta dalam sesebuah kelompok organisasi

dalam rangka menjalinkan hubungan baik sesame manusia.

b. Hubungan dengan relasi lain

Ini merupakan keterkaitan yang diciptakan oleh

pekerja dan relasi lainnya berserta pimpinan kelompok


15

organisasi itu sendiri. Hubungan yang diciptakan juga

adalah lebih pribadi.

h. Keterkaitan antara variabel-variabel:

a. Keterkaitan antara Spiritualitas terhadap kinerja

Berdasarkan hasil dari penelitian oleh Aziz Nugraha

Pratama (2014), menerangkan bahwasanya keterkaitan antara

spiritualitas dan kepemimpinan menunjukkan bahwa aspek

spiritualitas tidak berefek pada usaha secara statistik. Neck dan

Milliam (Sulistyo, 2011:132) mendeskripsikan dimana

kelompok organisasi dengan nilai spiritualitas yang signifikan

akan ammpu meningkatkan kemampuan kelompok organisasi.

b. Keterkaitan antara Kepemimpinan dengan kinerja

Berdasarkan pendapat ahli, yakni Muhammad Biruni, Lalu

Suparman dan Mahyuddin Masir (2015) menjelaskan terkait

Kepemimpinan berdampak positif pada usaha pengurus serta

sekaligus guru yang mengajar Pondok pesantren. Baihaqi

(2010), Soegiharto (2012) dan Ramdhani (2013) menerangkan

bahwasanya kepemimpinan mempunyai pengaruh positif dan

sigifikan terhadap Kinerja. Hasil tersebut juga sesuai dengan

teori yang di kemukakan oleh Terry (1885) bahwa

kepemimpinan yang baik akan membantu orang lain atau

bawahan bekerja secara antusias guna mencapai tujuan

organisasi.
16

c. Keterkaitan antara Kepemimpinan serta spiritualitas terhadap

usaha karyawan

Penelitian Yoga Paripurna, Hening Widi Oetomo dan

Djawoto (2016) menerangkan bahwasanya sifat sesebuah

Kepemimpinan berdampak pada usaha karyawan, dengan

kemampuan seorang pemimpin yang terbialng mumpuni maka

usaha karyawan juga ikut menjadi lebih baik. Ia juga

menunjukkan dengan peningkatan aspek spiritualitas karyawan

maka terjadi peningkatan juga pada kinerja karyawan.

d. Hubungan Pemberdayaan akan usaha pegawai

Mendasari pada penelitian oleh Adetya Vianty dan I

Komang Ardana (2016) menunjukkan bahwa pemberdayaan

pegawai memberikan dampakyang positif akan usaha pekerja

yang meningkat dalam aspek pemberdayaan pegawai maka

meningkat juga usaha pekerja.

e. Hubungan antara kepemimpinan akan usaha pegawai melalui

pemberdayaan

Hasil dari penelitian oleh Ana Ningsih (2012) menerangkan

bahwasanya secara langsung kepemimpinan lebih efektif

memberikan pengaruh terhadap usaha berbanding antar

pemimpin lainnya. Pembahasan tersebut berkaitan erat dengan

yang dipaparkan oleh Bass (1885) dan Kanungo (1988) yang

menyatakan bahwa Pemimpin yang dapat memberdayakan


17

karyawan dengan memberikan dukungan emosional yang

positif akan memepengaruhi kinerjanya menjadi semaikin baik.

B. Penelitian Terdahulu

Ada penelitian-penelitian terdahulu yang mempunyai keterkaitan yang

erat dengan penelitian yang dilakukan peneliti, yakni seperti tertera:

2. Abdul Aziz Nugraha Pratama, sosok yang menciptakan penelitian

berdasarkan judul “pengaruh spiritualitas, intelektualitas dan

profesionalisme terhadap kinerja pengajar STAIN Salatiga”. Sasaran

dari Abdul Aziz adalah mencari tahu variable seperti spiritualitas,

intelektualitas dan juga sekaligus profesionalisme pada usaha pengajar

STAIN Salatiga. Pengajar tetap STAIN Salatiga yakni 107 pengajar

adalah populasi dari penelitian ini. Simple Random Sampling

merupakan teknik yang digunakan sehingga mendapatkan 65

responden dari 107. Maka dari itu, dapat disimpulkan hasilnya yakni,

Variabel spiritualitas, Variabel intelektualitas dan Variabel

profesionalisme secara terpisah tidak berefek pada kinerja pengajar

STAIN Salatiga. Manakala, Variabel spiritualitas, intelektualitas dan

profesionalisme secara seragam berefek pada kinerja pengajar STAIN

Salatiga. Abdul Aziz mendapatkan hasil dari responden dimana

pengajar sangat aktif namun berjarak jauh Antara tempat tinggal

dengan tempat mengajar yakni STAIN Salatiga.


18

a. Persamaan: Kedua peneliti mengaplikasikan spiritualitas sebagai

variable bebas manakala kinerja sebagai variable yang terikat dengan

metode kuantitatif.

b. Perbedaan: Abdul Aziz tidak mengaplikasikan variable bebas dengan

intelektualitas dan profesionalisme. Penelitian terdahulu juga

menggunakan objek yang berbeda.

3. Muhammad Biruni dan kawan-kawan yang meneliti terkait pengaruh

kepemimpinan terhadap komitmen dan kinerja guru madrasah

tsanawiyah pada pesantren dikota Maratam. Sasaran dari Biruni sendiri

adalah demi mencari tahu tentang dampak kepemimpinan pada

komitmen organiasi dan pegajar Mts di Kota Maratam. Pengajar

sebanyak 358 pengajar menjadi populasi dari penelitian mereka.

Peneliti mendapatkan 79 sampel setelah mengaplikasikan rumus slovin

ditambah dengan analisis jalur SPSS. Disimpulkan hasil dari penelitian

bahwasanya pimpinan institusi berperan penting dalam peningkatan

kinerja pengajar.

a. Persamaan: peneliti secara bersamaan menggunakan metode kuantitatif

dan kepemimpinan sebagai variable bebas serta kinerja sebagai

variable terikat.

b. Perbedaan: peneliti sekarang hanya mengaplikasikan kinerja sebagai

variable terikat dan tidak menambahkan komitmen seperti yang

diaplikasikan oleh peneliti terdahulu. Sample dan objel terdahulu

menggunakan Mts pondok dan sekarang adalah pesantren.


19

4. Yoga paripurna dan kawan-kawan melakukan penelitian yang berjudul

“pengaruh kepemimpinan dan spiritual terhadap kinerja karyawan dan

komitmen orgnisasi”. Sasarannya adalah demi mencari tahu efek

gayakepemimpinan dan spiritualitas pada kinerja dan komitmen

mereka di Balai Yasa Surabaya Gubeng. Sampel terdiri dari 155

responden setelah ditentukan dengan sampling jenuh. Analisis SEM

diterapkan dalam penelitian ini sehingga dapat menyimpulkan

bawasanya kepemimpinan dapat mendatangkan efek yang signifikan

akan usaha karyawan, kepemimpinan berpengaruh terhadap signifikan

akan komitmen

a. Persamaan : Penelitian yang terdahulu dan sekarang mempunyai

kesamaan dimana keduanya menggunakan kepemimpinan dan

spiritualitas sebagai sebuah variabel bebas serta sekaligus juga variabel

usaha sebagai sebuah variabel yang terikat dengan menggunakan

metode pendekatan kuantitatif.

b. Perbedaan : Pada penelitian terdahulu menambahkan komitmen

organisasi sebagai variabel terikat. Sampel dan objek pada penelitian

terdahulu menggunakan anggota balai Yasa Surabaya dan Balai Yasa

Surabaya sedangkan penelitian sekarang menggunakan pengurus

pondok pesantren dan pondok pesantren.

5. Adetya dan Komang meneliti tentang pengaruh motivasi dan

pemberdayaan pegawai pada kinerja pegawai di PT. HD MOTOR

Makassar. Sasaran dari peneliti sendiri adalah mendapat hasil terkait


20

pengaruh motivasi pegawai dan pemberdayaan pegawai pada kinerja di

PT HD MOTOR Makassar. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak

57 orang dengan menggunakan sampling jenuh. Pengumpulan data

dilakukan melalui observasi, wawancara dan kusioner. Teknik analisis

menggunakan analisis linier berganda. Berdasarkan hasil analisis data,

motivasi secara signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai

dan pemberdayaan secara signifikan berpengaruh positif terhadap

kinerja pegawai

a. Persamaan : Pada kedua penelitian tersebut, mempunyai keterkaitan

antara pemberdayaan dan usaha pegawai

b. Perbedaan : Pada penelitian terdaulu menggunakan pemberdayaan

sebagai variabel yang bebas dan penelitian kini merupakan

pemberdayaan pegawai sebagai variabel penghubung.

6. Ana sri eka ningsih, 2014, yang mempunyai judul “Pengaruh

kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan melalui

intervensi variabel pemberdayaan ,kepercayaan dan kepuasan”. Dalam

penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan

transformasional terhadap kinerja melalui pemberdayaan, kepercayaan

dan kepuasan dengan p-ara pemimpin. Data yang dikumpulkan melalui

kuesioner dengan 201 responden dan dianalisis menggunakan jalur

metode analisis jalur. Kepemimpinan transformasional terbukti secara

signifikan mempengaruhi pemberdayan dan kepercayaan pada pemimpin

yang ditunjukkan denga nilai signifikan <0,05. Pemberdayaan secara


21

signifikan mempengaruhi kepuasan sedangkan kepercayaan pada

pemimpin tidak berpengaruh ecara signifikan terhadap kepuasan. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa secara langsung, kepemimpinan

transformasional lebih efektif memberikan efek langsung pada kinerja

daripada melalui pemberdayaan, kepercayaan dan kepuasan dengan para

pemimpin baik sepenuhnya atau sebagian mempengaruhi kepuasan

secara signifikan.

a. Persamaan : Pada penelitian yang terdahulu dan sekarang keduanya

mempunyai keterkaitan antara kepemimpinan, usaha dan pemberdayaan

dan sama sama menggunakan metode kuantitatif

b. Perbedaan : Pada penelitian yang sebelumnya menambahkan

kepercayaan dan kepuasan sebagai variabel penghubung. Sampel dan

objek menggunakan karyawan perusahaan batu bara dan sembilan

perusahaan batu bara di kalimantan


22

Tabel 1

Penelitian Terdahulu

No Nama, Tahun,
Tujuan Metode Hasil
Judul
1 Abdul Aziz Mencari tahu Metode yang
Variabel
Nugraha Pratama, variable seperti diaplikasikan
spiritualitas,
2014, dengan judul spiritualitas, adalah metode
Variabel
“Pengaruh intelektualitas pendekatan
intelektualitas dan
Spiritualitas, dan kuantitatif serta
Variabel
Intelektualitas,Dan profesionalism sekaligus teknik
profesionalisme
Profesionalisme e pada kinerja analisis dengan
secara terpisah
Terhadap Kinerja pengajar menggunakan
tidak berefek pada
Dosen stain STAIN (MRA)
kinerja pengajar
Salatiga” Salatiga
STAIN Salatiga.

Manakala,

Variabel

spiritualitas,

intelektualitas dan

profesionalisme

secara seragam

berefek pada

kinerja pengajar
23

STAIN Salatiga.

Abdul Aziz

mendapatkan hasil

dari responden

dimana pengajar

sangat aktif namun

berjarak jauh

Antara tempat

tinggal dengan

tempat mengajar

yakni STAIN

Salatiga.
2 Muhammad Biruni, Mencari tahu Menggunakan Pimpinan institusi

Lalu Suparman, tentang metode berperan penting

Mahyuddin 2015, dampak kuantitatif dan dalam peningkatan

“Pengaruh kepemimpinan Dengan kinerja pengajar.

Kepemimpinan pada komitmen menggunakan

Terhadap Komitmen organiasi dan rumus slovin.

Dan Kinerja pegajar Mts di

Guru Madrasah Kota Maratam

Tsanawiyah Pada

Pondok Pesantren

Di Kota Mataram”
24

Tabel 1

Penelitian Terdahulu (Lanjutan)

No
Nama, Tahun,
Tujuan Metode Hasil
Judul

Teknik penentuan
3 Yoga Paripurna, Mencari tahu efek Sesebuah
sampel yang
Hening Widie gayakepemimpinan kepemimpinan
digunakan yaitu
Utomo dan dan spiritualitas meberi pengaruh
sampling jenuh,
Djowoto yang pada kinerja dan yang signifikan
semua anggota
berjudul komitmen mereka pada usaha
populasi dijadikan
Pengaruh di Balai Yasa karyawan
sampel yakni
Kepemimpinan Surabaya Gubeng. sehingga
sebanyak 155
dan Spiritual kepemimpinan
responden.. Teknik
terhadap kinerja berpengaruh
analisa yang
karyawan dan terhadap
diaplikasikan di
komitmen signifikan akan
oleh peneliti ini
orgaisasi sesebuah
adalah analisa
komitmen
SEM
4 Adetya vinanty Pengumpulan Motivasi secara
Mendapat hasil
putri dan data pada signifikan
terkait pengaruh dari
Ikomang penelitian inin berpengaruh
sesebuah motivasi
vardana, 2016, dilakukan melalui positif terhadap
pegawai dan
25

dengan judul observasi, kinerja pegawai


pemberdayaan
Pengaruh wawancara dan dan
pegawai pada kinerja
motivasi dan kusioner. Teknik pemberdayaan
di PT HD MOTOR
pemberdayaan analisis secara signifikan
Makassar
pegawai menggunakan berpengaruh

terhadap kinerja analisis linier positif terhadap

pegawai di PT. berganda. kinerja pegawai

HD MOTOR Berdasarkan hasil

Makassar analisis dat


No Nama, Tahun,
Tujuan Metode Hasil
Judul
5 Ana Demi mendapatkan Penelitian ini Hasil yang

Ningsih,2014,“ informasi tentang justru didapatkan dari

Pengaruh pengaruh sesebuah mengaplikasikan penelitian ini

Kepemimpinan kepemimpinan metode menerangkan

Transformasion terhadap usaha pendekatan bahwasanya,

al Terhadap pengurus melalui kuantitatif. kepemimpinan

Kinerja pemberdayaan, lebih efektif

Karyawan kepercayaan dan dalam

Melalui serta sekaligus memberikan

Intervensi kepuasan dengan dampak secara

Variabel para pemimpin. langsung pada

Pemberdayaan, usaha daripada

Kepercayaan melalui
26

Dan Kepuasan” pemberdayaan,

kepercayaan dan

sekaligus

kepuasan dengan

para pemimpin

baik sepenuhnya

atau sebagian

mempengaruhi

kepuasan secara

signifikan.

C. Kerangka Konseptual

Aspek-aspek yang menjadi indikator usaha karyawan (Y) melalui

maupun dengan pengaruh dari pemberdayaan (Z) sebagai variabel moderat

yaitu spiritualitas (X1), dan kepemimpinan (X2).

Kerangka Konseptual dipaparkan sedemikian rupa agar

memudahkan pembaca memahami tentang kerangka konseptual penelitian

ini, yakni seperti dibawah :

Spiritualitas
(X1)
27

Pemberdaya
an (Z) Kinerja (Y)

1. Hipotesis
Kepemimpin
an (X2)

D. Hipotesis

Hipotesis adalah sebuah tanggapan sementara yang didasari dari rumusan

masalah terkait judul penelitian yang kemudian diumuskan seperti berikut:

H1 : Terdapat pengaruh yang berkaitan dengan spiritualitas akan usaha pengurus

H2 : Terdapat pengaruh terkait kepemimpinan akan kinerja pengurus

H3 : Terdapat pengaruh terkait spiritualitas akan pemberdayaan

H4 :Terdapat pengaruh terkait sosok kepemimpinan dengan pemberdayaan

H5 :Terdapat pengaruh terkait spiritualitas akan usaha pengurus melalui

pemberdayaan

H6 : Terdapat pengaruh terkait kepemimpinan dengan usaha pengurus melalui

pembedayaan
28
1

BAB III

Metode penelitian

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini mempunyai sasaran yakni untuk meraih hasil kebenaran

dan pengetahhuan yang bersifat ilmiah melalui prosedur metodologi

penelitian yang sudah diterapkan. Jenis pendekatan yang diterapkan dalam

penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode

pendekatan kuantitatif, mengingat peneliti menerapkan data penelitian

berupa angka nominal serta sekaligus di analisis dengan penggunaan

statistik (Sugiono, 2016) Tujuan penelitian dengan metode pendekatan

kuantitatif adalah untuk menunjukkan hubunan terkait variabel serta

sekaligus memberdayakan teori dengan hipotesis yang mempunyai

keterkaitan dengan peristiwa-peristiwa.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

a. Tempat Penelitian

Lokasi dari penelitian ini adakah berlokasi di Pondok Pesantren

Rhoudlotul Mutta’limin- Mutta’alimat Jl. Magersari No.36 Dusun

Magersari Desa Kedung cangkring kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo


2

C. Populasi dan Sampel

D. Populasi dan sampel

a. Populasi

Populasi target yang dikaitkan dalam penelitian ini mencakup

semua karyawan di Pondok pesanten Roudhotul Mutta’alimin-

Muttaalimat 100 karyawan.

b. Sampel

Menurut [ CITATION Sug16 \l 1033 ] sampel merupakan bagian dari

populasi penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan

pengaplikasian teknik nonprobability sampling yang menutup

kemungkinan bagi anggota populasip penelitian untuk dijadikan

sampel. Selain itu, Teknik sampel yang diterapkan dalam penelitian ini

merupakan teknik sampel jenuh, yang memerlukan keseluruhan

jumlah karyawan yang ada. Sehingga sampel yang termasuk dalam

penelitian ini yakni menggunakan semua pekerja Pondok Pesantren

Roudhotul Muttaalimin Muttaalimat sebanyak 100 orang pegawai.

E. Variabel Penelitian

Variabel yang terdapat dalam penelitian ini berkaitan dalam

pemahaman seputar aspek yang akan diteliti. Berdasarkan pendapat ahli,

yakni Sugiyono (2016) aspek variabel dalam sesebuah penelitian adalah


3

suatu item dari sesebuah sosok yang mempunyai variasi tertentu lalu

didasari oleh peneliti supaya dapat diamati sekaligus ditarik kesimpulan.

Variabel bebas merupakan sebuah variabel yang dapat memberi efek

kepada perubahan sekaligus menciptakan variabel terikat. Variabel bebas

tersebut merupakan variabel siritualitas (X1) dan kepemimpinan (X2).

Variabel terikat adalah variabel dengan aspek akibat sehingga adapun

variabel terikat dalam penelitian ini yaitu usaha pekerja (Y). Variabel

intervening merupakan aspek variabel yang berdampak dalam hubungan

terkait variabel independen dan dependen. Adapun variabel intervening

dalam penelitian ini yaitu pemberdayaan (Z).

c. Indikator Variabel

Indikator terkait aspek variabel serta skala dalam pengukuran variabel

X1 dan X2 terhadap Y dapat ditinjau yakni pada tabel berikut:

Tabel 2

Aspek Variabel, Indikator, dan Skala Pengukuran

No Nama Variabel Indikator Tingkat

Pengukuran
a) Merasa dekat dengan
1 Spiritualitas (X1) Interval
Tuhan
Lynn G. Underwood
b) Mempunyai rasa
(2011)
syukur
4

c) Merasa tenang

d) Merasakan kasih

sayang tuhan

e) Perduli terhadap

sesama

a) Memiliki kekuatan
2 Kepemimpinan (X2) Interval
mental dan fisik
George L. Terry
b) Emosi yang stabil

c) Human relationship

d) Teaching skill

e) Berkompeten

a) Kualitas pekerjaan
3 Kinerja Karyawan (Y) Interval
b) Kuantitas pekerjaan
Amstrongdan Baron
c) Ketepatan dalam
(1998)
waktu

d) Kehadiran

e) Kemampuan

bekerjasama

a) Merasa apa yang


4 Empowerment (Z) Interval
dikerjakan penting
Spreitzer (1995)
untuk organisasi
5

b) Merasa mempunyai

kompetensi yang

sesuai dengan

pekerjaan

c) Merasa mempunyai

kemandirian dalam

pekerjaan

d) Merasa apa yang

dikerjakan mampu

memberikan dampak

untuk organisasi

F. Definisi operasional

a. Definisi operasional

Adapun bentuk dari definisi operasional variabel sebagai berikut:

1.) Spiritualitas

Sebuah kepekaan maupun kesadaran yang mendasar pada

dri setiap individu dengan aspek melengkapi kehidupannya

sebagai manusia.

Adapun Indikator Indikator menurut Lynn G. Underwood yaitu :

1. Merasa dekat dengan Tuhan


6

2. Mempunyai rasa syukur

3. Merasa tenang

4. Merasakan kasih sayang dari Tuhan

5. Peduli terhadap sesama

2.) Kepemimpinan

Sosok sebuah kepemimpinan adalah sebuah aktifitas yang

meciptakan pengaruh terkait perilaku individu secara perorangan

dan juga secara kelompok

Adapun variabel dari kepemimpinan menurut George L. Terry

yakni:

1. Memiliki tingat yang tinggi daris segi mental dan

fisik

2. Sisi emosional yang stabil

3. Human relationship

4. Teaching skill

5. Bekompeten

3.) Kinerja

Menurut Amstrong dan Baron (1998:15) menerangkan

bahwasanya kinerja merupakan pekerjaan sekaligus langkah dalam

melaksanakannya. Adapun aspek dari Kinerja berdasarkan ahli,

yakni Robert L. Mathis-John H..Jackson (2006:378) seperti


7

Ketepatan waktu, Kehadiran, Kuantitas, Kualitas, serta sekaligus

Kemampuan dalam melakukan kerjasama.

4.) Pemberdayaan

Pemberdayaan proses untuk meningkatkan perasaan

kemampuan anggota dari kelompok organisasi melalui

mengidentifikasi keadaan ketidakmampuan dan menghilangkan

keadaan mereka melalui langkah organisasi formal serta sekaligus

teknik yang yang memfasilitasi informasi berguna

Adapun Indikator indikator yang mempengaruhi Pemberdayaan

menurut Spreitzer (1995) yaitu:

a. Merasa apa yang dikerjakan penting untuk organisasi

b. Merasa mempunyai kompetensi yang sesuai dengan

pekerjaan

c. Merasa mempunyai kemandirian pada pekerjaan

d. Merasa apa yang dikerjakan mempu memberikan

dampak untuk organisasi

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas dalam penelitian ini diantaranya:


a. Uji Validitas Konstruk
Pengujian ini dilakukan dengan menyusun pertanyaan yang akan
dilakukan dalam penelitian sesuai dengan variabel yang ada dalam
8

penelitian, kemudian melakukan konsultasi kepada Dosen


Pengajar. Hasil konsultasi dianggap sebagai dasar utama untuk
melakukan uji coba kuisioner. Setelah mendapatkan masukan dari
hasil konsultasi kemudian dilakukan uji validitas dengan melihat
korelasi antar item pertanyaan.
b. Uji Validitas Isi
Instrumen yang harus memiliki validitas isi menunjuk pada sejauh mana

instrumen tersebut mencerminkan isi yang dikehendaki. Isinya masing

masing pertanyaan dalam variabel harus sesuai dengan definisi

operasional, kemudian dilakukan uji validitas dengan melihat korelasi

antar item pertanyaan. Secara teknis pengujian validitas konstruksi dan

validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen.

Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak

ukur, dan nomor butir atau (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah

dijabarkan dari indikator

2. Uji Reliabilitas

Menurut arikunto (2002) reabilitas merupakan suatu instrumen yang dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik. Instrumen yang reliabel diambil beberapa kali pun

hasilnya akan tetap sama dan instrumen harus cukup baik sehingga

mampu mengungkapkan data yang bisa dipercaya. Dalam penelitian ini

teknik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas instrumen adalah

menggunakan teknik Cronbach’s Alpha. Uji reliabilitas dapat dilakukan

secara bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan. Menurut Santoso

(2005:251) instrumen dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,6.
9

Pengujian reliabilitas terhadap seluruh item atau pernyataan dalam

penelitian ini akan menggunakan rumus koefesien Crombach Alpha

H. Data dan sumber data

a. Jenis data

Peneliti menerapkan penelitian ini dengan data kuantitatif yang

berupa angka yang melewati analisa berdasarkan statistik [ CITATION

Sug16 \l 1033 ]. Maka dari itu, perolehan data dari penelitian ini adalah

data kualitatif mengingat aspek-aspek adalah berbentuk uraian

sehingga harus dijelaskan dengan visual secara tidak langsung.

b. Sumber data

Sumber data dalam penelitian yang telah diakumulasikan ini

merupakan subyek dari mana data diperoleh [ CITATION Sug16 \l 1033 ]

Melalui Penelitian ini, peneliti sendiri mendasari dari dua jenis sumber

data, yakni:

a) Data Primer

Data khusus didapatkan dari sumber utama pada objek dalam

penelitian. Data utama tersebut adalah dari data para responden

mengenai Pengaruh spiritualitas dan Kepemimpin akan usaha

pekerja melalui pemberdayaan sebagai aspek variabel intervening

yang diterapkan dalam Pondok Pesantren Roudhotul Mutta’alimin-

Mutta’alimat

b) Data Sekunder
10

Data yang dikumpulkan melalui sumber kedua yang diperlukan

dalam penelitian. Data sekunder didapatkan melalui Pondok

pesantren Roudhotul muttalimin-Muttalimat yang meliputi struktur

organiasasi dan informasi detaillainnya..

I. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam penelitian ini

yakni merupakan penggunaan kuisoner, yang telah mencukup

kesesuaian dalam teknik pengumupulan data. Menurut[ CITATION

Sug16 \l 1033 ] kuisoner merupakan sebuah langkah dalam

mendapatkan data yang difasilitasi dengan angket berisikan

persoalan, tertutup maupun terbuka yang dapat diberikan kepada

responden yakni sampel secara langsung atau tidak langsung melalui

via online. Variabel terkait sampel dari penelitian diukur dengan

skala Likert sekaligus dijabarkan menjadi indikator variabel. Dalam

penelitian dengan pendekatan kuantitatif, maka jawaban dapat diberi

skor antara lain:

a. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) dengan bobot 1

b. Jawaban Tidak Setuju (TS) dengan bobot 2

c. Jawaban Netral (N) dengan bobot 3

d. Jawaban Setuju (S) dengan bobot 4

e. Jawaban Sangat Setuju (SS) dengan bobot 5


11

Berdasarkan indikator variabel lalu ditentukan nominal pertanyan

yakni variabel spiritualitas dengan banyaknya adalah lima buah

pertanyaan, variabel kepemimpinan dengan nominal lima butir pertnyaan,

variabel kinerja dengan nominal lima buah pertanyaan, dan variabel

pemberdayaan sebanyak dengan nominal empat buah pertanyaan.

Sehingga total keseluruhan variabel dengan nominal Sembilan belas buah

pertanyaan kepada 100 orang responden.

E. Teknik Analisis Data

Seperti yang disebutkan peneliti di atas, bahwa penelitian berjenis

kuantitatif. Maka teknik dalam melakukan analisis data yang diterapkan

ini adalah dengan mengaplikasikan Software smart PLS 3.2.7 Structural

Equation Modelling(SEM) Ia merupakan sebuah metode dengan

penerapan dalam rangka tidak menampakkan sisi lemah dari metode

regresi tersebut.

Peneliti memiliki sampel yang minim sehingga dapat tetap

mengaplikasikan (Partial Least Square) PLS yang tergolong sebagai jenis

non-parametrik dan sekaligus penerapan permodelan PLS tidak

dibutuhkan data dengan distribusi normal. Sasaran utama dari penerapan

(Partial Least Square)PLS adalah demi melaksanakan prediksi sekaligus

membantu peneliti melaksanakan penelitian demi mendapatkan nilai

variabel laten dengan tujuan supaya dapat melakukan prediksi.

Selanjutnya, ada aspek Variabel laten yang mewujudkan komponen skor

variabel laten yang didapatkan berdasarkan cara inner model serta outer
12

model dispesifikasi. Kesimpulannya adalah residual variance dari

variable menjadi minim. PLS (Partial Least Square)menggunakan

proses iterasi tiga tahap dan dalam setiap tahapnya menghasilkan

estimasi yaitu sebagai berikut:

1.Mewujudkan weight estimate.

2. Mewujudkan estimasi untuk inner model dan outer model.

3. Mewujudkan estimasi means dan lokasi (konstanta).


1

Daftar Pustaka

Abdul Aziz Nugraha Pratama. (2014). Pengaruh spiritualitas, intelektualitas dan

profesionalisme terhadap kinerja dosen STAIN Salatiga.

Abdulloh Gymnistiar. (2002). Meraih bening hati dengan manajemen Qolbu.

Jakarta: Gema insani press.

Abu Sinn.(2006). Manajemen syariah : Sebuah kajian historis dan kontemporer.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Parsada.

Adetya Vianty Putri dan I Komang Vardana. (2016). Pengaruh Motivasi dan

Pemberdayaan pegawai terhadap Kinerja Pegawai Pada PT. HD

MOTOR Makassar.

Aditya P. ishak, Agus S. Soegoto, Irvan Trang. (2016). Lingkungan kerja,

pelatihan, dan pemberdayaan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan

pada PT Asuransi Jiwasraya Manado.

Ana sri eka ningsih. (2014). Pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap

kinerja karyawan melalui intervensi variabel pemberdayaan ,kepercayaan

dan kepuasan.

Arifin, A., Hamid, D., dan Hakam, M. S. (2014). Pengaruh pemberdayaan dan

motivasi terhadap kinerja karyawan (Studi pada Karyawan CV . Catur

Perkasa Manunggal ).

Arifin, Syamsul. (2012). Leadership Ilmu dan Seni kepemimpinan. Jakarta: Mitra

Wacana Media.
2

Arzeen, S., Hassan, B., dan Riaz, M.N. (2012). Perception of parental acceptance

and rejection in emotionally empathic and non empathic adolescents.

Pakistan Journal of Social and Clinical Psychology.

Hasibuan, S.P. Malayu. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan

ketujuh Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta.

Muhammad Biruni, Lalu Suparman dan Mahyuddin masir. (2015). Pengaruh

kepemimpinan terhadap komitmen dan kinerja guru madrasah tsanawiyah

pada pondok pesantren di kota Mataram.

Soekarso dan Putong, Iskandar. (2011). Kepemimpinan: Kajian Teoritis dan

Praktis. Bogor: Mitra Wacana Media.

Spreitzer, G. M. (1995). Psychological empowerment in workplace: dimensions,

measurement, and validation. Academy of Management Journal.

Sugiyono. (2012), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung

Alfabeta.

Yoga Paripurna, Hening Widie Utomo dan Djowoto. (2019). Pengaruh

Kepemimpinan dan Spiritual terhadap kinerja karyawan dan komitmen

orgaisasi pada Balai Yasa Surabaya Gubeng.

Anda mungkin juga menyukai