Anda di halaman 1dari 54

PENGEMBANGAN SILABUS PROGRAM MAJELIS TAKLIM AL HIDAYAH

DI KEL. REMBON KEC. REMBON KABUPATEN TANA TORAJA

Proposal Tesis

Diajukan kepada Pascasarjana IAIN Palopo


untuk melakukan Penelitian Tesis
dalam rangka Penyelesaian Studi Jenjang Magister
pada Program Studi Pendidikan Agama Islam

Dosen Pembimbing

1. Prof. Dr. Sahraini, M.HUM.


2. Dr. Helmi Kamal, M.H.I.

Diajakun Oleh
Sakinah
Nim : 2105010018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PALOPO 2022
PRAKATA

Segala Puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas limpahan rahmat serta anugerah

darinya sehingga proposal tesis ini dapat tersusun sebagaimana mestinya dengan judul

“Pengembangan Silabus Program Majelis Taklim Al-Hidayah di Kel. Rembon Kec. Rembon

Kabupaten Tana Toraja”.

Sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada panutan terkuat kita dalam

mengarungi bahtera kehidupan yakni baginda Rasululla Saw, nabi yang Agung, Nabi

Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang telah menyampaikan petunjuk Allah

Subhanahu Wa Ta’ala untuk kita semua yang insya Allah berada dalam kandungan ihdinas

siratol mustaqim. Sebagai peserta didik (mahasiswa) merasa bahwa masih banyak

kekurangan dalam penyusunan proposal tesis ini, karena keterbatasan pengetahuan dan

pengalaman. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

ke dua pembimbing atau para pembaca agar ke depannya dapat menyampaikan keilmuan-

keilmuan yang lebih baik lagi.

Palopo, 3 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN KATA PENGANTAR................................................................................!


HALAMAN DAFTAR ISI.............................................................................................!!
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................5
C. Tujuan Pengembangan..........................................................................................5
D. Manfaat Pengembangan........................................................................................5
E. Spesifikasi produk yang diharapkan......................................................................6
F. Asumsi dan keterbatasan pengembangan..............................................................6
BAB II KAJIAN TEORI.................................................................................................7
A. Kajian Penelitian Terdahulu..................................................................................7
B. Landasan Teori....................................................................................................10
1. Silabus...........................................................................................................12
a. Pengertian Silabus...................................................................................12
b. Prinsip Pengembangan Silabus................................................................18
c. Komponen Silabus...................................................................................19
2. Majelis Taklim...............................................................................................21
a. Pengertian Majelis Taklim.......................................................................21
b. Sejarah Kelahiran Majelis Taklim...........................................................24
c. Tujuan Majelis Taklim............................................................................25
d. Peran, Tugas Pokok, dan Fungsi Majelis Taklim....................................26
C. Kerangka Pikir.....................................................................................................36
BAB III METODE PENELITIAN...............................................................................39
A. Jenis Penelitian..............................................................................................39
B. Lokasi penelitian............................................................................................40
C. Subjek dan objek penelitian...........................................................................40
D. Prosedur pengembangan................................................................................41
E. Teknik pengumpulan data.............................................................................43
F. Teknik analisis data.......................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................44

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Tujuan pendidikan agama Islam secara umum tidaklah lepas dari tujuan hidup

manusia menurut syariat Islam, yaitu mengabdi kepada Allah Swt untuk mencapai

kebahagian hidup di dunia dan di akhirat. Kemudian melakukan proses pendidikan

masyarakat sekaligus sebagai modal sosial yang terus diberikan penguatan dan

penghargaan untuk melakukan transformasi dalam membentuk manusia seutuhnya.

Dalam pendidikan Islam yang dimaksudkan disini adalah majelis taklim Al-

Hidayah di Kel. Rembon Kec. Rembon Kab. Tana Toraja, bahwa salah satu peranan

yang dilakukan jamaah majelis taklim tersebut yakni bergerak dalam pengajian

keagamaan yang secara basis dari jamaah majelis taklim tersebut diisi oleh kaum

perempuan, oleh karena itu tak jarang anggapan yang muncul tentang majelis taklim

sebagai kegiatan pengajian dan kegiatan sosial lainnya. Sekiranya, melalui gerakan

majelis taklim merupakan peran ulama perempuan Indonesia dalam melakukan

sebuah trobosan terhadap perempuan yang tidak jarang menganggap, perempuan

hanya bertugas di dapur, untuk itu tersedia majelis taklim akan berupaya mengambil

peran di ruang lingkup kemasyarakatan dan keluarga, khususnya pembinaan

keagamaan.1

Berdasarkan dinamika terkait majelis taklim di Kelurahan Rembon Kec.

Rembon Kab. Tana Toraja yang membutuhkan modul pengajaran dalam mengolah

setiap pertemuan yang dilakukan dengan ini pula, sebagai rujukan yang diajukan oleh

peneliti melalui hasil observasi lapangan bahwa, perlu adanya materi secara struktural
1
Rumadani Sagala, “Peran Majelis Taklim Al-Hidayah dalam Pendidikan Islam dan Gerakan Sosial
Keagamaan di Provinsi Lampung”, Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman, Vol. 6, No. 1, 2019, h. 2

1
dalam mengolah pertemuan majelis taklim, dalam hal ini ialah silabus sebagai bahan

ajar yang dapat dipertimbangkan oleh pengurus dari majelis taklim tersebut.

Perangkat pembelajaran seperti silabus tentunya masih digunakan oleh para

pendidik dan secara sumber literatur berasal dari sumber buku pembelajaran dan

internet. Perangkat pembelajaran tersebut seringkali digunakan secara utuh tanpa

mengubah sesuai dengan kebutuhan yang ingin dicapai. Sehingga perangkat

pembelajaran tersebut belum relevan dengan lingkungan kehidupan sehari-hari bagi

peserta didik khususnya para jamaah majelis taklim Al-Hidayah Kec. Rembon.

Perencanaan pelaksanaan pembelajaran harus disertai dengan perangkat pembelajaran

yang memadai. Perangkat pembelajaran memiliki peranan penting bagi seorang

pendidik sebelum memulai proses pembelajaran. Penyusunan perangkat pembelajaran

dilakukan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan

terutama keterampilan berpikir kritis.2 Olehnya itu silabus sebagai rujukan alternatif

untuk mengevaluasi konsep pengajaran yang ada di Majelis Taklim Al-Hidayah Kec.

Rembon Kab. Tana Toraja.

Seiring kemajuan zaman, banyak wadah yang menjembatani proses

pendidikan khususnya pada muatan materi keagamaan Islam dan masjid salah satu

diantaranya yang memiliki banyak fungsi dipergunakan umat Islam untuk melakukan

berbagai kegiatan, seperti kegiatan beribadah dan kegiatan ibadah disini memiliki

cakupan arti yang luas, tidak hanya tempat untuk melakukan sholat atau pengajian,

tetapi berbagai kegiatan yang mengandung nilai positif yang tentunya membawa

kemaslahatan bagi kehidupan umat baik di dunia ini maupun di akhirat kelak. Hal ini

termasuk juga bahwa masjid berfungsi sebagai dimensi sosial, sebagai pusat
2
Chika Putri Faritzah, Dkk, “Ramcangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Biologi untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Kelas X”, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi, (Bengkulu :
Universitas Bengkulu, 2022), h. 2. Diakses Melalui, https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jppb/article/view/
13298. Pada Tanggal 3 Oktober 2022

2
kebudayaan, dan sebagai tempat berkembangnya umat Islam dalam berbagai aspek.

Pembangunan masjid merupakan manifestasi keimanan seseorang, dan hanya orang-

orang yang beriman dan takut kepada Allah Azza Wa Jalla saja yang mampu

mengelola dan memakmurkan masjid. Keberhasilan suatu masjid itu dapat ditinjau

dari struktur bangunannya serta simpatik masyarakat yang sering beribadah maupun

melakukan kegiatan lainnya. Dari keberhasilan itu tidak terlepas dari adanya

pengelolaan maupun implementasi masjid itu sendiri. 3 Dengan demikian peran dan

fungsi masjid ini melahirkan Majelis Taklim sebagai arah masyarakat dalam

meningkatkan habluminannas dan habluminallah.

Berdasarkan manfaat masjid yang tidak hanya sebagai tempat untuk

melangsungkan ibadah salat, maka dengan ini peran dan fungsi masjid tersebut

sebagai poros dalam mengolah pemahaman para jamaah yang ada di suatu wilayah,

khususnya di Masjid Al-Hidayah Kel. Rembon Kec. Rembon Kab. Tana Toraja.

Bentuk pola dalam memberikan edukasi atau pemahaman para jamaah tersebut

dengan suatu pendekatan dalam Pengembangan Silabus sebagai Program Majelis

Taklim Al Hidayah, karena secara struktur materi yang ada di majelis tersebut belum

ada. Artinya, jika penerapan program silabus di Majelis Al-Hidayah berjalan dan

tentunya diterima oleh para jamaah, maka dengan ini ada suatu upaya dalam

mereduksi keganjalan dalam majelis tersebut dan sebagai arah dari itu tentunya

menghasilkan bahan ajar yang secara efektif meningkatkan akidah dan ahlak majelis

taklim Al-Hidayah Kel. Rembon Kec. Rembon Kab. Toraja. Dengan materi-materi

yang dimuat dalam silabus tersebut. Disamping itu, pendekatan yang dilakukan dalam

3
Tri Hasri Dewi, Dkk, “Implementasi Manajemen Masjid dalam meningkatkan Minat Sholat
Berjamaah Di Masjidal Alam Kota Kendari”, Vol. 2, No. 1 Mei 2022, h. 91-92, diakses melalui
https://ejournal.iainkendari.ac.id/index.php/Al-Munazzam/article/view/4292. Pada tanggal 25 Agustus 2022

3
menyusun materi-materi yang nantinya dimuat dalam silabus ialah bersumber dari

para pengurus majelis taklim.

Jika mengukur kiprah dan peranan penting dari majelis taklim tersebut

tentunya dapat dilihat dari legalitas oleh pemerintah yang menjadikan majelis taklim

sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, sebagaimana tertuang dalam pasal 26

ayat 4 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Sisdiknas), bahwa satuan pendidikan non formal terdiri atas

lembaga kursus, lembaga pelatihan, lembaga belajar, dan majelis taklim, serta satuan

pendidikan yang sejenis.4 Sehingga hadirnya majelis taklim ditengah masyarakat

berupaya memberi ruang kesadaran untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan

keagamaan yang merupakan swadaya masyarakat murni dan tidak bergantung penuh

terhadap pemerintah. Menurut Tutty Alawiyah, pada umumnya majelis taklim ialah

lembaga swadaya masyarakat murni, yang didirikan, dikelola, dipelihara,

dikembangkan, dan didukung oleh anggotanya. Majelis taklim juga merupakan wadah

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri, sebagai alternatif pendidikan

dalam pembinaan keagamaan masyarakat yang berlangsung di luar sistem

persekolahan dan tetap eksis sampai saat ini. sedangkan Menurut Haidar, majelis

taklim adalah bagian dari lembaga pendidikan Islam nonformal, yang bergerak dalam

bidang dakwah Islam.5 Tentunya majelis taklim merupakan arah atau suatu wadah

yang tidak hanya sebagai alat silaturahmi, melainkan lebih kepada pengembangan

akidah, akhlak yang dikemas dalam bentuk dakwah.

4
Firmansyah, “Pendampingan Penyusunan Silabus Pengajian Majelis taklim At-Taqwa Desa Muara
Batun Kecamatan Jejawi kabupaten Ogan Komering Ilir”, (Palembang, Universitas Islam Negeri Raden Fatah :
2020), Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol.4 No. 1 April 2020, h. 55
5
Fauziah Nasution, “Sejarah Kebangkitan Lembaga Pendidikan Islam Nonformal : Majelis Taklim Di
Kota Padang Sidimpuan (1901-2020), (Medan, Pascasarjana UIN Sumatera Utara : 2022), h. 2, diakses melalui
http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/14006 pada tanggal 23 Agustus 2022

4
Mengingat Majelis taklim sangat diperlukan untuk memberitahukan,

menerangkan dan mengabarkan suatu ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu

pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga

maknanya dapat membekas pada diri muta’allim untuk kemudian ilmu yang

disampaikan menjadi kemanfaatan, melahirkan amal saleh, memberi petunjuk ke jalan

kebahagiaan dunia serta sebagai bekal akhirat, untuk mencapai ridha Allah SWT, dan

senantiasa untuk memperkokoh akidah, akhlak.6 Disamping hadirnya Majelis Taklim

sebagai wadah yang kuat dalam membina konsep keagamaan, maka prinsip dalam

penelitian ini ialah memberikan bahan ajar atau silabus yang sekiranya dapat

tersistematis terkait yang tersampaikan oleh para narasumber dalam kegiatan khusus.

Sejauh ini, pengembangan silabus yang dapat dilakukan dan relevan dengan

tugas dan pekerjaan seorang pendidik di suatu majelis tersebut adalah dengan

menggunakan pendekatan model grass roots. Pola pengembangan ini terpusat pada

pengelolaan materi oleh guru atau sekelompok pendidik dalam satu tempat atau

beberapa sekolah, karena guru tahu persis permasalahan yang dihadapi oleh para

jamaah majelis taklim. Jadi, Pengembangan silabus dengan grass roots ini

dikembangkan dengan memasukkan unsur-unsur yang diperlukan oleh siswa (para

jamaah). Demikian pengembangan silabus melalui grass roots ini ditunjang oleh

kolaborasi dan penyelarasan dalam cara belajar lain yang sifatnya kontekstual, yakni

suatu keinginan untuk mencoba dan mencoba sesuatu yang baru dalam upaya untuk

meningkatkan kinerjanya serta selalu berusaha menambah pengetahuan dan

wawasannya dengan menggali sumber-sumber pengetahuan yang tersedia. 7 Dengan


6
Martini, Dkk, “Pengembangan Diri (Spritual Keagamaan) Melalui Pengajian Lansia di Majelis
Taklim Serumpun Kabupaten Aceh Barat”, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, Vol. 1, No. 1 Januari-Juni
2022, h. 6, diakses melalui https://ejournal.staindirundeng.ac.id/index.php/ukhwah/article/view/1153 pada
tanggal 25 Agustus 2022
7
Jarot Suseno, “Pengembangan Silabus Fisika Melalui Pola Grass Roots pada Mata Pelajaran
Produktif untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMK”, Jurnal Penelitian Sains dan Pendidikan, Vol. 2, No.
1, 2022, h. 35. Diakses Melalui, https://e-journal.iain-palangkaraya.ac.id/index.php/mipa/article/download/

5
pemahaman tersebut, akan memudahkan calon peneliti dan para tenaga pengajar

dalam mendesain lingkungan belajar yang dapat mengaktifkan para jamaah untuk

memperoleh pengalaman belajar, sehingga upaya dalam pengembangan pembinaan

akidah dan ahlak di Kelurahan Rembon melalui penyusunan secara terstrukturnya

suatu silabus dapat menjembatani proses pengajaran yang sekiranya tidak hanya

secara pribadi keilmuan yang didapatkan, melainkan hasil dari materi tersebut dapat

diaktualisasikan kepada kerabat dan khalayak ramai.

Berdasarkan literatur yang mengatur tentang sistem pendidikan nasional pada

UURI No. 20 Tahun 2003 tentunya sebagai peluang yang cukup besar dalam

memberikan ruang terhadap majelis taklim, terlebih lagi sekaitan dengan

pengembangan program penerapan silabus majelis taklim Al-Hidayah di Kec.

Rembon Kel. Rembon Kab. Toraja, karena berdasarkan tingkat keyakinan masyarakat

toraja yang dominan non muslim maka dalam hal ini yang kemudian memberikan

pendidikan secara khusus agar tidak terjadinya kesalahpahaman antar ummat

beragama, selain itu tentunya menitik beratkan kepada perkembangan majelis taklim

yang ada. Dalam hal ini pengembangan silabus program majelis taklim Al-Hidayah di

Kel. Rembon Kec. Rembon Kab. Toraja dibutuhkan dalam mereduksi segala hal yang

kemudian memperlambat laju program pendidikan bagi tenaga pendidik dan yang

menerima materi, khususnya pada wilayah kajian tentang thahara dan meteri yang

berkaitan dengan salat. Selain itu belakangan ini, fakta yang ada di majelis tersebut

belum adanya bahan ajar secara sistematis untuk dituangkan dengan ini penyusunan

dan pengembangan silabus bagi para jamaah sebagai referensi dalam membantu

proses belajar bagi seluruh jamaah majelis taklim.

B. Rumusan masalah

3815/pdf. Pada tanggal 3 Oktober 2022

6
Bagaimana efektifitas silabus program majelis Taklim Al Hidayah di Kel.

Rembon Kec. Rembon Kabupaten Tana Toraja.

C. Tujuan Pengembangan

Guna menghasilkan bahan ajar yang efektif dalam peningkatan akidah dan

ahlak bagi majelis taklim Al-Hidayah Kel. Rembon Kec. Rembon Kab. Toraja.

D. Manfaat Pengembangan

1. Dapat dijadikan referensi tambahan dalam materi dakwah secara sistematis

2. Dijadikan bahan pertimbangan bagi pendakwah atau yang memberikan materi

dalam majelis taklim tersebut.

3. Sebagai alternatif bahan ajar yang dapat dikembangkan untuk keluarga

4. Bagi peneliti, sebagai salah satu bentuk mencerdaskan kehidupan bangsa

dengan basis agama Islam.

E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Model pengembangan program silabus dapat meningkatkan kompetensi

majelis taklim dalam pembelajaran dengan metode dakwah, adapun poin dari silabus

tersebut ialah :

1. Pengembangan program silabus majelis taklim Kel. Rembon Kec. Rembon

Kab. Toraja Utara memudahkan menerima materi secara terstruktur dan

memiliki referensi terukur untuk diterapkan bagi calon jamaah majelis

taklim berikutnya.

2. Secara dasar, pokok materi silabus tersebut meliputi tentang thahara, yang

diuraikan kedalam tiga pembahasan (wudhu, tayamum, dan mandi). Selain

itu materi mengenai salat fardhu juga sebagai rujukan. Dalam hal ini

7
meliputi lima pokok pembahasan yakni, tata cara salat, bacaan salat, salat

bagi orang sakit, salat dalam perjalanan, serta salat jamak dan qasar.

3. Penerapan silabus di Majelis Taklim Al-Hidayah sebagai bentuk kesadaran

bagi para jamaahnya akan pentingnya memiliki ukuran tersendiri tentang

materi yang tervalidasi.

F. Asumsi dan Keterbatasan Pegembangan

Model pengembangan program silabus majelis taklim ini berfokus pada pola

manajemen dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi yang

berdasarkan tentang kurang sistematisnya konsep pengajaran. Asumsi dasar yang

digunakan dalam pengembangan program silabus ini sebagai berikut :

1. Pengembangan program silabus di Kel. Rembon mengacu pada

manajemen bahan ajar yang kurang sistematis, sehingga dalam hal ini

dibutuhkan pengembangan lebih lanjut. Hasil pengembangannya hanya

ditujukan kepada Majelis Taklim Al-Hidayah Kel. Rembon Kec. Rembon

Kab. Tana Toraja.

2. Materi pengembangan program silabus majelis taklim ini berpotensi untuk

memberikan pengembangan secara sistematis bagi yang tergabung dalam

majelis taklim tersebut, namun fokus pada meteri yang ditawarkan hanya

dua pokok bahasan yakni, tentang thahara dan materi salat fardu.

3. Penyusunan materi yang termuat dalam silabus dibutuhkan kerjasama

antara peneliti dengan pengurus majelis taklim. Upaya tersebut sebagai

alternatif atas suatu keterbatasan bagi para pendidik memberikan materi.

Berdasarkan materi yang tersusun nantinya, tentunya tidak bersifat umum

bagi para majelis taklim yang ada di Kecamatan tersebut.

8
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Terdahulu Yang Relavan

Penelitian terdahulu yang relevan dimaksudkan agar mendapatkan gambaran

terkait posisi penelitian ini dalam hubungannya dengan penelitian sejenis yang dilakukan

sebelumnya oleh para akademisi. Penelitian terdahulu juga merupakan suatu hal dalam

mengemukakan pendapat berdasarkan perbandingan dari penelitian sebelumnya sehingga

membantu peneliti menemukan inspirasi baru dalam mengolah bahan penelitian. Adapun

beberapa penelitian terdahulu yang dimmaksudkan sebagai berikut :

Firmansyah (2021). “Pendampingan Penyusunan Silabus Pengajian Majelis

Taklim At-Taqwa Desa Muara Batun Kecamatan Jejawi Kabupaten Ogan Komering

Ilir”. Dalam penelitiannya membahas tentang program pengabdian masyarakat dengan

kegiatan pendampingan partisipatif sebagai guna meningkatkan kamampuan dan

keterampilan penyusunan silabus pengajian Jamaah Majelis Taklim At-Taqwa Desa

Muara Batun Kec. Jejawi Kab. Ogan Komering Ilir. Pada penelitian Firmansyah memiliki

kesamaan dengan peneliti, yakni sama-sama membahas mengenai silabus Majelis Taklim,

namun yang menjadi pembeda dari penelitian Firmansyah adalah terkait tentang

pendampingan penyusunan silabus, sedangkan peneliti sendiri lebih kepada

pengembangan silabus di Majelis Taklim Al-Hidayah Kel. Rembon Kab. Toraja Utara.

Martini, Fadhlur Rahman Armi (2022) “Pengembangan Diri (Spritual

Keagamaan) Melalui Pengajian Lansia Di Majelis Taklim Serumpun Kabupaten Aceh

Bara”. Dalam penelitiannya bertujuan untuk mengetahui peran Majelis Taklim dalam

rangka bimbingan belajar mengaji Ibu-Ibu Lansia di Majelis Taklim Serumpun, selain itu

pelaksanaan pengajiannya menggunakan sistem klasikal dan baca simak. Penelitian

Martani dan Fadhlur Rahman Armi memiliki kesamaan sekaitan dengan persoalan

9
Majelis Taklim, namun yang membedakannya adalah, peneliti sendiri berfokus tentang

silabus program pengembangan sialbus majelis taklim al-Hidayah Kel. Rembon Kec.

Toraja Utara.

Wella Ayu Diah Safitri, “Peran Majelis Taklim Dalam Pemberdayaan

Masyarakat Islam Melalui Forum Silaturahmi Masyarakat Desa Sukadamai Kecamatan

Natar Kabupaten Lampung Selatan”. Tujuan penelitiannya untuk mengetahui bagaimana

proses pemberdayaan majelis taklim FORSMART di Desa Sukadamai terhadap peran

majelis taklim dalam pemberdayaan masyarakat Islam melalui forum silaturahmi

masyarakat Desa Sukadamai. Dalam penelitian Wella Ayu Diah Safitri memiliki

kesamaan dengan peniliti yang membahas sekaitan dengan salah satu arah dari pada

majelis taklim tentang pemberdayaan masyarakat, namun yang menjadi pembeda dalam

penelitian tersebut ialah terkait pada wilayah forum silaturahmi masyarakat desa

(FORSMART), sedangkan peniliti sendiri hanya berfokus dengan satu studi kasus

khususnya di kelembagaan Majelis Taklim Al-Hidayah dengan pengembangan program

silabus.

Adapun penyajian tabel dari kajian penelitian terdahulu yang relevan dan

dikaitkan dengan perbedaan serta persamaan masing-masing penelitian, sebagai berikut :

No Peneliti Judul Persamaan Perbedaan

1. Firmansyah Pendampingan Pada penelitian Firmansyah sendiri

penyusunan silabus ini sama-sama ikut serta dalam

pengajian majelis menyinggung pendampingan

taklim at-taqwa Desa mengenai penyususnan silabus,

Muara Batun Kec. silabus majelis sedangkan calon

Jejawi Kab. Ogan taklim yang ada peneliti pada wilayah

10
Komering Ilir di wilayah penyusunan dan

peneliti pengembangan yang

nantinya akan

diajukan sebagai

bahan pertimbangan

2. Martini dan Pengembangan diri Pada penelitian Sebagai pembeda

Fadhlur (spritual keagamaan) ini memiliki pada penelitian ini

Rahman melalui pengajian kesamaan yang ialah fokusnya

Armi lansia di majelis terletak dalam berkonsentrasi di ibu-

taklis serumpun Kab. bimbingan ibu lansia mengenai

Aceh Bara belajar terhadap bimbingan belajar

jamaah majelis mengaji, sedangan

taklim calon peneliti sendiri

berfokus di persoalan

thahara dan salat

fardhu

3. Wella Ayhu Peran majelis taklim Penelitian wella Sebagai pembeda

Diah Safitri dalam pemberdayaan Ayhu Diah dalam penelitian ini

masyarakat Islam Safitri memiliki bahwa ia fokus di

melalui forum kesamaan Forum silaturahmi

silaturahmi Desa dengan calon masyarakat Desa

Sukadamai Kec. peneliti yang (FORSMART),

Natar Kab. Lampung terletak pada sedangkan calon

Selatan pembahasan peneliti sendiri

arah dari pada berkonsentrasi di

11
majelis taklim kelambagaan majelis

tentang taklim al-hidayah

pemberdayaan dengan

masyarakat pengembangan

program silabus

B. Landasan Teori

1. Silabus

a. Pengertian Silabus

Secara defenisi Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu mata

pelajaran atau tema tertentu yang meliputi SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan

sumber belajar. Manfaat silabus yaitu sebagaipedoman dalam pengembangan

kegiatan pembelajaran, seperti halnya pembuatan rencana pembelajaran,

pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian. Dimana

silabus merupakan sumber pokok untuk menyusunan rencana pembelajaran, baik

rencana pembelajaran di dalam satu SK atau satu KD (Departemen Pendidikan

Nasional).

Silabus merupakan salah satu komponen penting walaupun komponen lain

seperti komponen guru juga sangat menentukan keberhasilan dalam proses

pembelajaran. Silabus yang disusun dengan baik dapat menjadi kunci bagi

kesuksesan pengajaran. Dengan silabus yang baik, guru bersama siswa akan lebih

mudah mencapai tujuan pembelajaran seperti yang telah ditetapkan dalam

kurikulum. Silabus merupakan sumber informasi bagi siswa. Selain sebagai

12
informasi penting, silabus yang berorientasi kepada siswa juga dapat menjadi alat

belajar yang penting yang akan memperkuat tujuan, peran, sikap, dan strategi yang

akan digunakan oleh guru untuk mendapat pengajaran yang aktif, bermanfaat, dan

efektif.8 Berdasarkan penjelasan tersebut bahwa silabus tentunya sebagai

penunjang dalam mengolah suatu materi yang nantinya akan disampaikan bagi

peserta didik, terlebih lagi orientasi dari silabus tersebut mengacu kepada tujuan,

peran, sikap dan strategi terhadap peserta didik. Disamping itu, silabus disini

ditujukan dalam lembaga keagamaan Majelis Taklim dengan itu arah dari silabus

nantinya dapat menunjang para jamaah dalam menerima bahan ajar yang

dipaparkan di majelis tersebut dan silabus tersebut bermanfaat sebagai pedoman

dalam pengembangan proses pembelajaran yang diaktulisasikan, seperti

pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan dan pengembangan sistem

penilaian dari hasil implementasi bahan ajar yang di tujukan kepada jamaah

majelis taklim. Silabus juga bermanfaat sebagai pedoman dalam merencanakan

pengelolaan kegiatan keagamaan secara individual.

Adapun penjabaran secara teoritis berdasarkan yang dikemukakan para

ahli mengenai silabus ialah :

1) Menurut Idi, silabus (syllabus) secara khusus merupakan suatu daftar

bagian isi yang akan dinilai. Kadang-kadang, daftar dikembangkan

untuk memasukkan sejumlah tujuan dan aktivitas belajar. Terkait

dengan suatu daftar isi yang akan dinilai dalam sebuah silabus.

2) Harmer menjabarkan beberapa silabus merupakan daftar singkat dari

gramatikal dan beberapa lagi secara lengkap berisi daftar yang tidak

8
Farihatul Husniyah, “Model Silabus Nosional Bagi Pengajaran Bahasa Arab”, Jurnal Tarbiyatuna,
Vol. 2, No. 2, Juli-Desember 2017, h. 31

13
hanya bahasa, tetapi juga topik dan materi atau serangkaian kegiatan

dan tugas-tugas.

3) Yulaelawati menjelaskan mengenai silabus sebagai seperangkat

rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang

tersusun secara struktur dan memuat komponen-komponen yang saling

berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar.9

Dari uraian tersebut melalui tiga teori yang mengemukakan terkait

mengenai silabus maka yang dapat disimpulkan bahwa, silabus merupakan

rangkaian metode pembelajaran dengan maksud dan tujuan tertentu yang tidak

terlepas mengenai uraian kompetensi atau standar kompetensi, kompetensi dasar,

materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan juga sumber

pembelejaran.

Adapun dalam pengembangan silabus yang ditujukan di majelis taklim Al-

Hidayah memiliki beberapa perangkat pembelajaran yakni :

1) Kalender akademik. Adapun menurut Permendikbud, yang mengatakan

bahwa Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan

pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup

permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran

efektif, dan hari libur. Kalender Pendidikan juga berisi program

kegiatan tahunan yang mencakup kegiatan-kegiatan perayaan hari besar

nasional, kegiatan-kegiatan puncak tema, kegiatan-kegiatan lembaga.

2) Rincian minggu efektif, merupakan minggu yang dapat digunakan

untuk pelaksanaan proses belajar mengajar di majelis taklim. Jika

9
Zakaria, “English For Islamic Purposes: Pengembangan Silabus Pengajaran Bahasa Inggris Untuk
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam”, (Tangerang, Sekolah Tinggi Agama Islam Binamadani :
2021), Vol. 4, No. 1 Februari 2021, h. 69

14
minggunya efektif, maka jam pelajaran yang digunakan untuk proses

belajar mengajar juga terhitung efektif. Artinya jam pada minggu

efektif tersebut digunakan untuk mengajarakan materi. Minggu yang

tidak efektif adalah minggu yang tidak ada berlangsung proses belajar

mengajar atau dikatakan juga dengan libur. Rincian minggu efektif

adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran di luar waktu libur untuk

setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

3) Program Tahunan (PROTA), merupakan rencana pelaksanaan muatan

pembelajaran. Program tahunan dibuat untuk mengetahui secara

singkat dalam melihat alokasi waktu dan tema materi yang akan

diajarkan dalam satu tahun. Program tahunan sebagai pedoman bagi

pengembangan bagi program-program berikutnya, seperti evaluasi

materi, dan rencana pelaksanaan kegiatan keagamaan berikutnya yang

tentunya meliputi kebutuhan pokok di Kel. Rembon Kec. Rembon Kab.

Tana Toraja. Selain itu, Setiap pengurus inti atau yang bertugas

mengelolah majelis taklim harus membuat program tahunan untuk

mengetahui alur tema yang akan diajarkan dalam setiap tahunannya

yang terdiri dari materi-materi agama Islam dan atau kegiatan

kegamaan lainnya.10

Melalui konsep pengembangan ini dapat memberikan suatu pendekatan

terhadap awal penyusunan bahan ajar bagi majelis taklim dan sampai pada

akhirnya, dimana dimaksudkan sebagai program tahunan atau mengevaluasi

program dan bahan ajar yang sudah disusun, apakah dapat diterapkan untuk tahun

10
Suryo Hoirul Ahsan, “Perangkat Pembelajaran Tema Lingkungan Melalui Bermain Drama Untuk
Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak Usia 5-6 Tahun”, Jurnal STAI Darul Arafah, Vol. 1, No. 1,
2018, h. 50. Diakses Melalui, https://journal.staidarularafah.ac.id/index.php/jstaida/article/view/130. Pada
tanggal 7 Oktober 2022

15
berikutnya atau malah ada koreksi dari bahan ajar yang diterima bagi jamaah

majelis taklim Al-Hidayah.

Program pengembangan silabus ini berfungsi untuk memberikan arah

pelaksanaan metode pendidikan sehingga menjadi terarah dan efisien. Salah satu

bagian dari perencanaan pembelajaran yang sangat penting dibuat oleh tenaga

pengajar sebagai pengarah pembelajaran adalah silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Silabus memberikan arah tentang apa saja yang harus dicapai

guna menggapai tujuan pembelajaran dan cara seperti apa yang akan digunakan.

Selain itu silabus juga memuat teknik penilaian seperti apa untuk menguji sejauh

mana keberhasilan pembelajaran.11

Pengembangan silabus dibutuhkan untuk memperhatikan karakteristik

peserta didik terhadap materi standar yang dijadikan bahan kajian. Maka dalam

hal ini memberikan beberapa uraian prinsip dalam pengembangan silabus, yakni ;

Kompetensi yang dirumuskan dalam silabus harus jelas, konkrit, kompetensi

makin mudah diamati, dan makin cepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan

untuk membentuk kompentensi tersbut. Selain itu, Silabus harus sederhana dan

fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelejaran, dan

pembentukan kompetensi peserta didik. Untuk memudahkan proses dari

penyusunan materi maka dalam hal ini kegiatan disusun dan dikembangkan dalam

silabus harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang akan

diwujudkan. Serta silabus yang dikembangkan harus menunjang sesuai dengan

kebutuhan dan tentunya arah dari materi yang dimuat jelas pencapaiannya,

11
Saidatun Najmiah, “Upaya Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Menyusun Silabus Dan Rpp
Melalui Supervisi Akademik Yang Berkelanjutan Di Ma. Darul Inabah”, Vol. 2, No. 3 November 2021, h. 885.
Diakses melalui, https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/ijed/article/view/1419. Pada tanggal 23 Agustus 2022

16
sehingga memiliki garis koordinasi yang dibutuhkan antara komponen pelaksana

program disekolah atau suatu lembaga tertentu, dalam hal ini majelis taklim.

Selain meguraikan prinsip dalam pengembangan silabus, maka dibutuhkan

juga langkah-langkah dalam pengembangan silabus. Sebagai upaya uraian prinsip

pengembangan silabus maka sebagai langkah-langkah yang dapat dijadikan suatu

ukuran ialah, mengisi kolom identitas, menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan

untuk pertemuan yang akan ditetapkan. Artinya dibutuhkan jadwal dari pengurus

inti dalam mengatur pertemuan para jamaah agar jadwal yang ditetapkan menjadi

suatu acuan untuk hadir dalam kegiatan yang dimuat di majelis taklim. Selain itu,

melihat dan memperkiran kebutuhan materi para para jamaah dengan menentukan

standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indikator yang akan digunakan

pada silabus yang telah disusun. Setelah melalui penentuan kompetensi dasar dan

juga standar kompetensi maka identifikasi materi standar beradasarkan materi

pokok pembelajaran yang terdapat dalam silabus, demi tercapainya proses

pengajaran yang signifikan membangun pola yang diupayakan oleh pendidik, dari

hal demikian penentuan metode pembelajaran yang akan digunakan juga sebagai

syarat agar terjalinnya komunikasi yang efektif antar jamaah dengan merumuskan

langka-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir.

Setelah melalui beberapa proses tersebut maka penentuan sumber bahan ajar yang

digunakan dibutuhkan berdasarkan kebutuhan para jamaah, dan dari hasil sumber

tersebut dapat diidentifikasi dengan menyusun materi materi yang ada .12

12
Siti Zulaikhah, “Peningkatan Keterampilan Menyusun Silabus Melalui Pembinaan Bagi Guru SDN 1
Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan pada Semester II Tahun Ajaran 2019/2020”, Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran, Vol. 2, No.3 Juli 2022, h. 135-136. Diakses melalui
https://widyasari-press.com/wp-content/uploads/2022/08/15.-Siti-Zulaikhah-Peningkatan-Keterampilan-
Menyusun-Silabus-.pdf. Pada tanggal 3 September 2022

17
Menurut peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 22 Tahun

2016, silabus dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar

isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran

pada setiap tahun ajaran tertentu.13 Namun dalam hal ini silabus yang disinggung

mengarah kepada suatu majelis taklim dalam memberikan modul pembelajaran

bagi para jamaah.

Silabus yang dikembangkan mencakup identitas mata pelajaran, identitas

sekolah (wadah pembelajaran), kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok,

kegiatan pembelajaran, penilaian alokasi waktu, dan sumber belajar, selain itu

silabus yang dikembangkan ditambahkan indikator pencapaian kompentensi

setelah kompetensi dasar. Hal ini bertujuan untuk dapat lebih mudah mengetahui

kompetensi yang seharusnya dicapai oleh siswa atau peserta didik.

b. Prinsip-Prinsip Pengembangan Silabus

Adapun prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan

silabus yang terdapat dalam panduan penyusunan KTSP :

1) Ilmiah, artinya keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan

dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara

keilmuan

2) Relevan, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus

sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial emosional,

dan spritual peserta didik.

3) Sistematis, dalam hal ini dimaksudkan bahwa komponen-komponen

silabus saling berhubungan secara fungsinya dalam mencapai kompetensi


13
Ahya Mujahidin, Dkk, “Pengembangan Perangkat Pembelajaranmodel Inkuiri Terbimbing Berbasis
Potensi Lokalmateri Struktur Dan Fungsi Jaringan Tumbuhan”, Vol. 10, No. 1, 2018, h. 47. Diakses melalui,
http://journal2.um.ac.id/index.php/jpb/article/view/10625. Pada tanggal 5 Oktober 2022

18
4) Konsisten, adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar,

indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem

penilaian

5) Memadai, diartikan sebagai cakupan indikitar, materi pokok, pengalaman

belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang

pencapaian kompetensi dasar.

6) Aktual dan kontekstual, artinya cakupan indikator, materi pokok,

pengalaman belajar,sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan

perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata,

dan peristiwa yang terjadi

7) Fleksibel, artinya keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi

keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi

di sekolah dan tuntutan masyarakat.

8) Menyeluruh, artinya komponen silabus mencakup keseluruhan ranah

kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor)14

Berdasarkan prinsip-prinsip dalam penyusunan silabus tentunya menjadi

suatu ukuran khusus dalam menentukan dan menganalisis apa saja yang nantinya

akan dibutuhkan untuk dituangkan kedalam majelis taklim agar terwujudnya

program pengembangan silabus yang secara efesien membantu laju perkembangan

majelis taklim yang ada di Kel. Rembon Kec. Rembon Kab. Tana Roraja.

14
Lise Chamisijitan, “Silabus Mata Pelajaran”,h. 9. Diakses melalui, http://file.upi.edu/Direktori/
FPMIPA/PRODI.ILMUKOMPUTER/196603252001121MUNIR/Multimedia/MultimediaBahanAjarPJJ/
PengembanganKurikulum/pengembangankurikulum8.pdf. Pada tanggal 5 Oktober 2022

19
c. Komponen Silabus

Kualitas silabus ditinjau dari kelengkapan dan kesesuainnya terhadap

komponen yang ditetapkan dalam kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2017.

Kualitas silabus ini mengacu berdasarkan beberapa komponen. Adapun beberapa

komponen yang harus ada didalam silabus sebagari berikut :

1) Identitas mata pelajaran. Pada bagian ini menjabarkan nama sekolah

atau tempat berlangsungnya suatu pendidikan keagamaan, uraian

tentang materi yang diajarkan.

2) Identitas Sekolah, memuat nama satuan pendidikan

3) Kompetensi inti, dalam hal ini merupakan suatu gambaran mengenai

kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang

harus dipelajari oleh peserta didik untuk jenjang sekolah, kelas, dan

mata pelajaran

4) Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup

sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata

pelajaran

5) Indikator pencapaian kompetensi, adalah perilaku yang dapat diukur

atau diamati untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar

tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.

6) Materi Pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedut yang

relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan

indicator pencapaian kompetensi.

7) Pembelajaran, adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan

peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan

20
8) Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi

untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik

9) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam

sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.15

Berdasarkan uraian mengenai komponen yang terdapat dalam silabus

merupakan kelayakan yang digunakan sebagai panduan dalam menyuguhkan materi

selama proses pertemuan dilangsungkan, khususnya bagi majelis taklim al-hidayah.

2. Majelis Taklim

a. Pengertian Mejelis Taklim

‫ َم ْج ِلُس الَّتْع ِلْيِم‬berasal dari akar kata bahasa Arab, terdiri atas dua suku kata

yakni majelis berarti “tempat” dan taklim yang berarti “mengajar”. Secara bahasa,

Majelis Taklim memiliki makna “tempat belajar-mengajar”. Sedangkan,

Kementerian Agama memaknai Majelis Taklim sebagai lembaga pendidikan Islam

yang waktu belajarnya secara berkala, teratur, dan tidak serupa dengan waktu

jadwal sekolah pada umumnya, selain itu jamaah dalam Mejelis Taklim hadir atas

kesadaran sendiri, tidak merupakan kewajiban yang memaksa karena dianggap

suatu kebutuhan rohani bagi setiap yang terlibat didalamnya.16

Istilah majelis taklim dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan, bahwa

majelis adalah pertemuan atau perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat

orang berkumpul. Secara bahasa merupakan suatu sarana dalam melaksanakan

pengajaran, pengajian dalam pendidikan agama Islam.

15
Ngadiya, “Pelaksanaan Supervisi Akademik Berkelanjutan sebagai Upaya Peningkatan Kompitensi
Guru SMA dalam Menyusun Silabus dan RPP”, Vol. 9, No. 2, Juni 2021, h. 106. Diakses Melalui,
https://jurnal.fkip.untad.ac.id/index.php/jko/article/view/1098. Pada tanggal 5 Oktober 2022
16
Imamul Huda, “Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Multikultural di Majelis Taklim An Najach
Magelang”, (Surakarta : Universitas Muhammadiyah, 2019), Vol. 13, No. 2 Desember 2019, h. 255. Diakses
Melalui, https://pdfs.semanticscholar.org/e2f6/dd64640cc58dcc40f0dfd3558cbb65bc3daa.pdf. Pada Tanggal 18
Desember 2022

21
Departemen Agama RI merumuskan arti dan makna majelis taklim sebagai

suatu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan non-formal di bidang agama

Islam bagi orang dewasa/adult education, biasanya secara berkala, sekali dalam

seminggu, diadakan di majelis-majelis atau di balai-balai pertemuan. Namun,

sekalipun pada umumnya dilakukan oleh oleh orang-orang dewasa, akan tetapi ada

juga yang menyelenggarakan secara campuran, malah ada yang secara khusus

ditujukan bai anak-anak dan remaja. Kata taklim juga berhubungan erat dengan

kata takrif. Taklim menurut Emha Ainun Nadjib lebih berorientasi pengajaran,

pendidikan, yang sifatnya kurang mendalam. Sementara kalau takrif yaitu

pengkajian secara mendalam suatu pokok persoalan. Jika jamaah ingin menuntut

pendalaman di majelis taklim, maka harus dilanjutkan dengan takrif. Tidak cukup

hanya bermajelis taklim saja, sebab hakikatnya hanya penyampaian materi di

permukaan, kurang menukik dan mendalam.

Secara terminologi atau istilah, majelis taklim dapat pula didefinisikan

sebagai lembaga pendidikan non formal yang memiliki kurikulum tersendiri,

diselenggarakan secara berkala dan teratur yang diikuti oleh jamaah, yang relatif

banyak, dan bertujuan untuk membina dan mengembangkan hubungan yang

santun dan serasi antara manusia dengan Allah SWT, antara manusia dengan

manusia, antara manusia dengan lingkungannya, dalam rangka membina

masyarakat yang bertaqwa kepada Allah SWT.17

Hanun Asrohah mengemukakan pendapatnya bahwa, majelis taklim iyalah

suatu lembaga yang menyelenggarakan tempat pelaksanaan belajar mengajar

agama Islam

17
Andi Eka Putra, “Peran Majelis Taklim dalam Pemberdayaan Perempuan di Kota Bandar
Lampung”, Desertasi (Lampung : Universitas Islam Negeri Reden Intan Lampung, 2022), h. 52-53

22
Majlis Taklim sebagai institusi pendidikan Islam yang berbasis masyarakat

peran strategisnya terutama terletak dalam mewujudkan learning society, suatu

masyarakat yang memiliki tradisi belajar tanpa dibatasi oleh usia, jenis kelamin,

tingkatpendidikan, dan dapat menjadi wahana belajar, serta menyampaikan pesan-

pesan keagamaan, wadah mengembangkan silaturahmi dan berbagai kegiatan

kegamaan lainnya, bagi semua lapisan masyarakat. Urgensi majelis taklim yang

demikian itulah, yang menjadi spirit diintegrasikannya majelis taklim sebagai

bagian penting dari Sistim Pendidikan Nasional, sebagaimana dituangkan dalam

Undang-Undang RI No. 20 Bab VI pasal 26 ayat 1 yang menyatakan bahwa

pendidikan non formal diperlukan untuk menambah dan melengkapi pendidikan

formal. Bahkan pada ayat 4 secara eksplisit disebutkan majelis Taklim merupakan

bagian dari pendidikan nonformal. Hal ini menunjukkan bahwa majelisTaklim

merupakan bagian penting dari sistem pendidikan nasional.18

Majelis Taklim merupakan lembaga pendidikan Islam Non formal.

Menjadi fenomena budaya religius yang tumbuh dan berkembang di tengah

komunitas muslim Indonesia. Majelis Taklim ini merupakan institusi pendidikan

Islam non Formal, dan sekaligus lembaga dakwah yang memiliki peran strategis

dan penting dalam pengembangan kehidupan beragama bagi masyarakat. Sebagai

wadah pendidikan non-formal, tentu saja pendidikan Islam yang dikenalkandan

diajarkan berbeda dengan pendidikan Islam di sekolah formal. Pendidikan

yangdiajarkan pada kelompok pengajian ini yaitu pendidikan Islam dengan acuan

dan landasan Al-Qur’an dan Hadits yang disampaikan dalam forum pengajian ibu-

ibu. Sebagai institusi pendidikan non-formal, pengajian Al-Hidayah telah lama

18
St. Aisyah Bm, “Strategi Majelis Taklim Terhadap Pengembangan Dakwah”, Jurnal Pengembangan
Masyarakat Islam, Vol. 6 Juni 2018, h. 14. Diakses melalui,
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/beritasosial/article/view/9918 pada tanggal 22 Agustus 2022

23
tumbuh dan berkembang ditengah-tengah komunitas muslim pedesaan maupun

perkotaan sebagai lembaga dakwah plus pendidikan dan menjadi lembaga yang

paling banyak diminati oleh komunitas muslim (terutama kaum perempuan) dalam

mengembangkan wawasan keagamaan. Pengajian Al-Hidayah memiliki visi utama

yaitu munculnya kaum perempuan Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT,

berakhlak muliyah, cerdas, mandiri, dan sejahtera dalam membangun keluarga

sakinah, mawaddah warohmah dalam wadah NKRI yang demokratis.

b. Sejarah kelahiran Majelis Taklim Indonesia

Pada masa Islam di Makkah, Nabi Muhammad SAW menyiarkan agama

Islam secara sembunyi-sembunyi, dari satu rumah ke rumah lainnya, dan dari satu

tempat ke tempat lainnya. Sedangkan pada era Madinah, Islam mulai diajarkan

secara terbuka dan diselenggarakan dimasjid-masjid. Hal-hal yang dilakukan oleh

Nabi Muhammad SAW yaitumendakwahkan ajaran-ajaran Islam baikdi era

Makkah maupun Madinah adalah cikal bakal berkembangnya Majelis Taklim

yang dikenal saat ini.

Pada tahun 80-an lahir media-media pemberdayaan agama dan juga

sabagai sarana dakwah di masyarakat, seperti majelis-majelis takIim yang

kemudian hadir di tengah masyarakat. Majelis taklim ini kemudian yang menjadi

wadah dalam suatu kelompok masyarakat (baik laki-laki maupun perempuan),

para anggota majelis taklim kemudian bertemu untuk belajar dan saling

mendalami ajaran agama Islam. Bersamaan dengan kondisi tersebut, pemerintah

kemudian memfasilitasi lahirnya beberapa majelis taklim di Indonesia sebagai

media pemberdayaan agama untuk memudahkan pemerintah daIam mengkontrol

atau melakukan pengawasan terhadap kegiatan yang berlangsung di dalamnya.

24
Di awal masuknya Islam ke Indonesia, majelis taklim merupakan sarana

yang paling efektif untuk memperkenalkan sekaligus mensyiarkan ajaran-ajaran

Islam kepada masyarakat sekitar. Dengan berbagai kreasi dan metode, majelis

taklim menjadi ajang berkumpulnya orang-orang yang berminat mendalami agama

Islam dan menjadi sarana berkomunikasi antar sesama umat. Bahkan berawal dari

majelis taklim inilah kemudian muncul metode pengajaran yang lebih teratur,

terencana dan berkesinambungan seperti pondok pesantern dan madrasah.

Meski telah melampaui beberapa fase perubahan zaman, eksistensi majelis

taklim cukup kuat dengan tetap memelihara poladan tradisi yang baik sehingga

mampu bertahan di tengah kompetisi lembaga-lembaga pendidikan keagamaan

yang bersifat formal. Bedanya, kalau dulu majelis taklim hanya sebatas tempat

pengajian yang dikelola secara individual oleh kiai yang sekaligus merangkap

sebagai pengajar. Maka dalam perkembangan selanjutnya, majelis taklim telah

menjelma menjadi lembaga atau institusi yang menyelenggarakan pengajaran atau

mengajian agama Islam dan dikelola dengan cukup baik oleh individu atau

perorangan, kelompok maupun lembaga (organisasi).19

c. Tujuan Majelis Taklim

Tujuan dari pembinaan majelis taklim mencakup tujuan jangka pendek dan

tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek adalah terciptanya kehidupan dunia

yang bahagia. Sedangkan tujuan jangka panjang yang dimaksud adalah kehidupan

yang tidak hanya berhenti di dunia saja, masih ada kehidupan yang lebih kekal dan
19
Iwan Ridwan, “Sejarah dan Kontribusi Majelis Taklim dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di
Indonesia”, Vol. 6, NO. 1 Juni 2020, h. 19

25
abadi yakni kehidupan akhirat. Disinilah kelebihan pendidikan di majelis taklim

yang mempersiapkan jamaahnya untuk selalu hidup bahagia dunia dan akhirat.

Secara formal, pendirian majelis taklim bertujuan untuk meningkatkan

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa. Namun dalam

pelaksanaannya mencakup ranah yang lebih luas, tergantung dari orientasi majelis

taklim masing-masing. Ada majelis taklim yang bertujuan menguatkan aspek

keagamaan umat, ada pula yang bertujuan menguatkan aspek sosial dan ekonomi

umat.20

Majelis taklim sebagai salah satu lembaga dakwah memiliki tujuan untuk

memperkuat wacana dan pengalaman ajaran Islam di tengah-tengah masyarakat.

Oleh karena itu, majelis taklim perlu menyesuaikan dan mengikuti perubahan

yang terjadi pada masyarakat dengan melakukan proses pemberdayaan personal,

kelembagaan dan pranata sosial. Hal ini penting mengingat lembaga majelis

taklim adalah lembaga massa yangmemiliki jumlah anggota yang cukup memadai

untuk mencapai tujuan dan melakukan aksi dan solidaritas secara bersama. Tugas

pokok dan tanggungjawab seorang pemimpin organisasi adalah membimbing,

membangun, membangkitkan masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya.

d. Peran, Tugas Pokok, dan Fungsi Majelis Taklim

Setiap organisasi sosial memiliki peran, tugas, fungsi sebagai landasan

organisasi. Bila organisasi sosial menjalankan tugas, fungsi dan perannya secara

benar, yakni dengan melakukan advokasi disemua bidang dan melakukan gerakan

pemberdayaan, maka tidak ada ruang kosong bagi persoalan masyarakat yang

tidak tertangani. Ukuran kinerja organisasi sosial pun menjadi jelas. Organisasi

20
Andi Eka Putra, “Peran Majelis Taklim dalam Pemberdayaan Perempuan di Kota Bandar
Lampung”, h. 60-61

26
sosial yang paling besar pengabdiannya untuk kemajuan masyarakat akan

mendapat dukungan besar dari masyarakat.

Peran dari majelis taklim cukup beragam, mulai dari peran sebagai

edukator, fasilitator, motivator, penggerak kegiatan, dan lain-lainnya. Peran

tersebut tentunya tergantung dari proses interaksi yang terjadi dalam lingkungan

majelis taklim tersebut. namun yang jelasnya majelis taklim telah berperan

menyemarakkan syiar Islam dan memasyarakatkan Islam ke tengah-tengah

masyarakat melalui beragam cara dan kegiatan.

Peranan majelis taklim dalam masyarakat sebagaimana yang dikemukakan

oleh Tuty Alawiyah adalah mengkokohkan landasan hidup manusia di bidang

mental spiritual keagamaan Islam dalam rangka meningkatkan kualitas hidupnya

sesuai dengan ajaran Islam. Keberadaan majelis taklim dalam masyarakat telah

membawa manfaat dan kemaslahatan bagi umat, khususnya bagi kaum

perempuan, apabila bagi mereka yang menjadi anggota dan jamaahnya. Hal ini

erat kaitannyadengan kegiatan lembaga dakwah yang berada di dalam masyarakat.

Peranan majelis taklim selama ini tidaklah terbatas bukan hanya kepentingan para

jamaah semata, melainkan juga untuk kaum perempuan.

Sedangkan misi dari majelis taklim adalah : Meningkatkan sumber daya

perempuan Indonesia melalui aspek keagamaan, pendidikan, kebudayaan dan

IPTEK, Menggalang dan menggerakkan kaum perempuan Indonesia beserta

seluruh potensi yang dimilikinya, Mengupayakan sistem kehidupan

kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan yang menjamin hak-hak asasi

perempuan dan keluarga, Meningkatkan pemberdayaan kaum perempuan

27
Indonesia di berbagai bidang, Mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam

berkeluarga dan bermasyarakat.

Umdatul Hasanah mengemukakan bahwa majelis taklim secara

keberadaannya di Indonesia memang identik dengan kaum perempuan. Majelis

taklim bukan hanya sebagai lembaga pendidikan keagamaan, namun juga menjadi

wadah bagi pengembangan peran publik perempuan, khususnya dalam bidang

sosial keagamaan. Format pendidikannya ialah berupa pengajian mingguan dan

bulanan yang dikoordinasioleh masing-masing ketua. Tiap-tiap kabupaten

memiliki pengurus sebagai penanggungjawab kegiatan. Materi dan strategi

pendidikan pada pengajian Al-Hidayah Kel. Rembon Kec. Rembon Kab. Tana

Toraja mengacu pada sejarah majelis taklim sebagai lembaga pendidikan non-

formal. Jika ditelusuri lebih jauh, kata taklim itu sendiri adalah pengajaran bagi

orang-orang yang ingin mendalami ajaran-ajaran Islam. Sebagai sebuah sarana

pengajaran agama Islam, kelompok pengajian Al-Hidayah di Kelurahan Rembon

memiliki basis tradisi yang kuat, yaitu mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW

dalam mensyiarkan agama Islam di awal-awal risalah beliau. Dalam prakteknya,

pengajian Al-Hidayah mengacu pada fungsi majelis taklim awal di bidang

pendidikan non-formal. Majelis taklim Al-Hidayah merupakan tempat pengajaran

atau pendidikan agama Islam yang paling fleksibel dan tidak terikat waktu.

Majelis taklim Al-Hidayah di Kelurahan rembon bersifat terbuka terhadap segala

usia, lapisan atau strata sosial. Hanya saja, jamaah pengajian semuanya

perempuan. Waktu penyelenggaraan pengajian tidak terikat, bisa pagi,siang, sore,

ataupun malam hari. Tempat pengajarannya pun bisa dilakukan di rumah, masjid,

mushala, kantor, aula, halaman (lapangan) dan sebagainya.

28
Mengingat pelaksanaan dari majelis taklim yang fleksibel dan terbuka

untuk segala waktu dan kondisi, keberadaan majelis taklim Al-Hidayah di

kelurahan rembon telah menjadi lembaga pendidikan seumur hidup bagi umat

Islam, walaupun pendidikan non formal. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk

memikirkan dan memberdayakan keberadaan majelis taklim saat ini dan masa

mendatang agar bisa bertahan dan terus berkembang lebih balk, serta menjadi

rahmat bagi umat. Untuk itu, melihat ada dua hal yang perlu menjadi perhatian

khusus kita dalam upaya memaksimalkan peran dan fungsi majelis taklim, yaitu

penataan sistem pengelolaan pendidikan dan penataan sistem kurikulum dan

model pembelajaran dengan kata lain dirangkum dalam bentuk silabus.21

Sebagai sarana pertemuan bagi banyak orang dalam melaksanakan

kegiatan-kegiatan keagamaan di suatu majelis tertentu maka tentunya dibutuhkan

suatu upaya-upaya didalamnya yang kemudian upaya tersebut didorong dari

fungsi dan peran. Adapun fungsi dan peran Majelis Taklim sebagaimana yang

dikemukakan Muhsin M.K sebagai berikut :

1) Tempat belajar mengajar

Majelis taklim dapat berfungsi sebagai tempat kegiatan belajar

mengajar umat Islam, khususnya bagi kaum perempuan dalam rangka

meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan pengamalan ajaran Islam.

2) Lembaga pendidikan dan keterampilan

21
Rumadani Sagala, “Peran Majelis Taklim Al-Hidayah dalam Pendidikan Islam dan Gerakan Sosial
Keagamaan di Provinsi Lampung”, h. 6-7

29
Majelis taklim juga berfungsi sebagai lembahga pendidikan dan

keterampilan bagi kaum perempuan dalam masyarakatyang berhubungan

antara lain dengan masalah pengembangan kepribadian, serta pembinaan

keluarga dan Rumah Tangga Sakinah Mawaddah Warahmah. Melalui

majelis taklim inilah diharapakan mereka menjaga kemuliaan dan

kehormatan keluarga dan rumah tangganya

3) Wadah berkegiatan dan berkeativitas

Majelis taklim juga berfungsi sebagai wadah berkegiatan dan

beraktivitas bagikaum perempuan, antara lain dalam berorganisasi,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Negara dan bangsa kita sangat

membutuhkan kehadiran perempuan yang shalihah dengan keahlian dan

keterampilan, sehingga dapat membimbing dan mengarahkan masyarakat

ke arah yang lebih baik

4) Pusat pembinaan dan pengembangan

Pusat pembinaan dan pengembangan. Majelis taklim juga berfungsi

sebagai pusat pembinaan dan pengembangan kemampuan dan kualitas

sumber daya manusia kaum perempuan dalam berbagai bidang seperti

dakwah, pendidikan, sosial dan politik yang sesuai dengan kodratnya.

5) Jaringan komunikasi, ukhuwah, dan silaturahmi

Majelis taklim juga diharapkan menjadi jaringan komunikasi,

ukhuwah dan silaturrahim antar sesama kaum perempuan, antara lain

dalam membangun masyarakat dan tatanan kehidupan yang islami.22

22
St. Aisyah BM. “Strategi Majelis Taklim Terhadap Pengembangan Dakwah”, Jurnal Berita Sosial,
Vol. 4, Juni 2018, h. 18

30
Berdasarkan uraian diatas yang tentunya memberi arah, bahwa masjid tidak

hanya sebagai sarana pada waktu tertentu, melainkan banyak hal atau kegiatan

yang dapat dilakukan diluar dari salat wajib, maka melalui sebuah pendidikan akan

memberi arah dalam diri seseorang yang senantiasa berlomba-lomba dan

memotivasi diri untuk berada dalam ruang lingkup kebaikan di segala aspek

kehidupan. Oleh karenanya sejalan dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surah

Al-Mujadilah ayat 11 yang artinya:

‫ٰٓيَاُّيَه ا اَّل ِذ ْيَن ٰا َم ُن ْٓو ا ِاَذ ا ِقْي َل َلُك ْم َتَفَّس ُحْو ا ِفى اْلَم ٰج ِلِس َفاْفَس ُحْو ا َيْفَس ِح ُهّٰللا َلُك ْۚم َو ِاَذ ا ِقْي َل اْنُش ُز ْو ا‬

‫َفاْنُشُز ْو ا َيْر َفِع ُهّٰللا اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا ِم ْنُك ْۙم َو اَّلِذ ْيَن ُاْو ُتوا اْلِع ْلَم َد َر ٰج ٍۗت َو ُهّٰللا ِبَم ا َتْع َم ُلْو َن َخ ِبْيٌر‬

Terjemah Kemenag 2019

Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu


“Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu)
berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha teliti
terhadap apa yang kamu kerjakan.

Berdasarkan kandungan ayat tersebut, maka jelas Allah swt memberikan

jaminan, meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan berilmu

pengetahuan selama berada dalam koridor yang benar. Oleh karena itu, umat Islam

dianjurkan agar senantiasa menuntut ilmu karena hal tersebut tidak hanya

memperkuat hubungan secara baik antara sesama manusia, tetapi ikut serta dalam

menjaga alam semesta dengan baik.

Tafsiran dari Ibnu Katsir bahwa, Allah Swt berfirman untuk mendidik hamba-

hambaNya yang beriman dan seraya memerintahkan kepada mereka untuk saling

bersikap baik kepada sebagian orang di dalam majelis-majelis pertemuan.

31
Dalam sebuah hadits Nabi Saw bersabda, “Barangsiapa memberikan

kemudahan kepada orang yang ada dalam kesulitan, maka Allah Swt akan

memberikan kemudahan di dunia dan akhirat. Dan Allah Swt senantiasa membantu

seorang hamba selama hamba-Nya membantu orang yang kesulitan.” (H.R. Muslim)

Imam Ahmad dan Asy-Syafi’I meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah Saw

bersabda yang artinya, “Janganlah seseorang membangunkan orang lain dari

tempatduduknya kemudian dia menempati tempat duduk itu, tetapi hendaklah kalian

melapangkan dan meluaskannya.” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim) Imam Ahmad

meriwayatkan dari Abdullah bin Amr,bahwasanya Rasulullah Saw bersabda “Tidak

diperbolehkan bagi seseorang untuk memisahkan (tempat duduk) antara dua orang

kecualidengan izin keduanya. Dan apabila dikatakan: berdirilah kamu,

makaberdirilah)”. Qatadah mengatakan bahwa artinya jika kamu diseru pada

kebaikan, maka hendaklah kamu memenuhinya”. Sedangkan Muqatil mengatakan jika

kalian diperintahkan untuk salat, maka kerjakanlah”. Maksudnya “orang-orang yang

beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa

derajat. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu)”.

Sedangkan dalam tafsiran Al-Misbah menurut Quraish Shihab, ayat tersebut

merupakan tuntunan akhlak yang menyangkut perbuatan dalam majelis untuk

menjalin harmonisasi dalam satu majelis. Allah berfirman “hai orang- orang yang

beriman, apabila dikatakan kepadamu” oleh siapapun : berlapang-lapanglah, yaitu

berupayalah dengan sungguh-sungguh walau dengan mamaksakan diri untuk memberi

tempat pada orang lain dalam majelis-majelis yakni satu tempat, baik tempat duduk

maupun bukan tempat duduk, apabila diminta kepadamu untuk melakukan itu, maka

lapangkanlah tempat untuk orang lain itu dengan suka rela. Jika kamu melakukan

haltersebut, niscaya Allah akan memberikan kelapangan segala sesuatu buathidup

32
kamu. Dan apabila dikatakan: “berdirilah kamu ketempat yang lain,atau untuk

diduduki tempatmu buat orang yang lebih layak, atau bangkitlah untuk melakukan

sesuatu seperti untuk salat dan berjihad, maka berdirilah dan bangkitlah, Allah akan

meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu wahai yang memperkenankan

tutunan ini, danorang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat di

duniadan akhirat, dan Allah terhadap apa-apa yang kamu kerjakan sekarang atau masa

yang akan datang Maha Mengetahui ”.

Berdasarkan dari penjelasan kedua tafsir di atas, maka dapat kita ambil

pelajaran yakni hendaklah ketika ada di dalam majelis disunnahkan untuk

memperbaiki tempat duduk dan mempersilahkan orang yang baru hadir dengan

memberikan tempat yang cukup untuk orang itu duduk. Tafsir ayat ini juga

mengajarkan kita untuk beriman dengan ikhlas dan berlapang dada serta patuh

terhadap aturan Allah, serta giatdalam belajar dan mengamalkan ilmu karena Allah

akan meninggikan beberapa derajat untuk orang berilmu baik di dunia maupun di

akhirat kelak. Dalam konteks pendidikan (tarbawi), maka hendaknya pendidik dan

yang di didik harus :

1) Mempunyai perencanaan dalam melaksanakan proses pembelajaran

2) Memiliki sikap rendah hari dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

3) Patuh terhadap aturan yang berlaku dari pimpinan atau guru

4) Memiliki semangat dalam melaksanakan tugas, baik sebagai pendidik dan

atau sebagai peserta didik.23

Dalam UURI No. 2 Tahun 1989 (sistem pendidikan nasional) pasal 47 ayat 2

yang dikutip oleh hasbullah dinyatakan bahwa satuan pendidikan non formal atau
23
Ahmad Fahrudin, Arbaul Fauziah, “Konsep Ilmu dan Pendidikan Dalam Perspektif Surat Al-
Mujadilah Ayat 11”, Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, Vol. 8, No. 1 Juni 2020, h. 276-277. Diakses melalui,
ttp://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/kon/article/view/3267. Pada Tanggal 18 Desember 2022

33
yang diselenggarakan masyarakat tetap diakui, dengan kata lain pendidikan jalur luar

sekolah atau biasa disebut dengan pendidikan non formal akan tetap tumbuh dan

berkembang secara utuh dan menjadi suatu perpaduan dalam sistem pendidikan

nasional.24

Majelis taklim juga merupakan wadah dalam menempuh pendidikan sehingga

arah tersebut memberikan suatu hal yang sangat luar biasa, tidak hanya bagi jamaah di

setiap majelis taklim, melainkan ruang lingkupnya secara umum, olehnya itu orang-

orang yang diberi ilmu pengetahuan bersesuaian dengan firman Allah swt Q.S

Mujadillah ayat 11 yang artinya : Wahai orang-orang yang beriman! apabila

dikataan kepadamu: “Berilah kelapangan dalam majelis-majelis,” maka

lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapanganuntukmu. Dan apabila

dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat

(derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu

beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjaan”, selain itu,

Rasulullah Saw juga memerintahkan untuk memperdalam ilmu agama yang artinya,

“Barang siapa yang dikehendaki oleh Allah untuk diberi kebaikan, maka orang itu

memperdalam agama Islam” (H.R. Bukhari dan Muslim). Hal ini menunjukkan

bahwa menuntut ilmu dalam Islam merupakan suatu proses tanpa ada akhirnya atau

yang terkenal dengan sebutan long life education yang sejalan dengan prinsip yang

ditetapkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.25

Majelis Taklim merupakan lembaga Islam yang menyediakan fasilitas berupa

ruang pendidikan dalam rangka membentuk karakter masyarakat yang bertakwa

24
M. Isnando Tamrin, “Pendidikan Non Formal Berbasis Masjid Sebagai Bentuk tanggung Jawab
Umat Islam Dalam Perspektif Pendidikan Seumur”, Vol. 12, No. 79 Januari 2018, h. 70-71, diakses melalui
https://www.jurnal.umsb.ac.id/index.php/menarailmu/article/download/489/428. Pada tanggal 3 September 2022
25
Sutarjo, “Peran Majelis Taklim dalam Menigkatkan Pemahaman Keagamaan”, (Karawang,
Universitas Singaperbangsa : 2021), Vol. 9, No. 1, Maret 2021, h. 102, diakses melalui
https://journal.unsika.ac.id/index.php/judika/article/view/5238. Pada tanggal 31 Agustus 2022

34
kepada Allah swt. Majelis Taklim tentunya bukan suatu wadah yang menghimpun

gerakan perpolitikan. Namun, peran majelis taklim sebagai arah pembaharu atau

sebuah upaya dalam menanamkan nilai-nilai keislaman bagi kehidupan masyarakat

dan Negara. Adapun peranan Majelis Taklim sebagai berikut :

1) Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama

dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah swt.

2) Taman rekreasi rohaniah. Dalam hal ini nuansa yang tertanam bersifat

santai.

3) Wadah silaturahmi yang menghidup suburkan syiar Islam

4) Media penyampaian gagasan yang secara kemanfaatannya membangun

umat dan bangsa.26

Selain menguraikan peranan majelis taklim dari penyedia wadah

pengembangan, ajang silaturahmi dan menjadi alternatif dalam menyampaikan ide-ide

terkait keagamaan di suatu masyarakat, maka dalam hal ini fungsi majelis taklim di

berbagai penjuru Indonesia sangat penting disadari, sebagaimana ditandai lahirnya

wadah tersebut sebagai prakarsa tokoh agama, lembaga keagamaan, maupun tokoh

politik.27 Majelis taklim tidak hanya berkembangan di perkotaan, melainkan di

wilayah pedasaan tidak kalah semaraknya melakukan aktifitas-aktifitas keagamaan,

karena pada wilayah ini dibuthkan gerakan progresif dalam membina paham

masyarakat yang mungkin beberapa kelompok masih mengedepankan budaya lokal

namun tidak bersandarkan dengan paham-paham keislaman.

26
Zaini Dahlan, “Peran dan Kedudukan Majelis Taklim di Indonesia”, Jurnal Pendidikan dan
Keislaman, Vol. 2, No. 2, Juli Desember 2019, h. 267. Diakses melalui http://jurnal.stitalittihadiyahlabura.ac.id/
index.php/alfatih/article/view/40. Pada Tanggal 30 Agustus 2022
27
Wella Ayu Diah Safitri, ““Peran Majelis Taklim Dalam Pemberdayaan Masyarakat Islam Melalui
Forum Silaturahmi Masyarakat Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan”, (Lampung,
Universitas Islam Negeri Raden Intan : 2021), h. 12, diakses melalui
http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/19480. Pada tanggal 3 September 2022

35
Mengingat dan mempertimbangkan atas apa yang selama ini dilakukan majelis

taklim tentunya termasuk hal yang luar biasa, terlebih lagi secara gerakan kaum

perempuan yang mendominasi dalam suatu majelis tersebut, namun ada hal yang

mesti juga diperhatikan terhadap majelis taklim yakni, permasalahan yang sering

muncul adalah adanya elit politik partai yang sering memanfaatkan jamaah untuk

mendapatkan dukungan, sehingga menjadikan tujuan majelis taklim sebagai pusat

pendidikan Islam berubah.28 Berkaitan dengan gerakan politik tersebut maka tentunya

sebagai harapan ialah, keutuhan majelis taklim tentunya tidak semudah itu ikut serta

dalam gerakan perpolitikan, karena dasar dari gerakannya mengarahkan umat ke jalan

yang di ridhoi Allah.

C. Kerangka Pikir

Terkait mengenai silabus yang menjadi suatu bahan pokok pada penelitian ini,

maka tentunya dubutuhkan alur dalam mengarahkan suatu capaian yang diharapkan

berkonsentrasi memberikan sebuah pola terstruktur bagi jamaah Majelis Taklim Al-

Hidayah Kel. Rembon Kec. Rembon Kab. Tana Toraja, khususnya pada konsep

pendidikan yang ada dalam majelis tersebut, sehingga memberikan gambaran tentang

peran pada materi yang nantinya akan ditawarkan kepada para jamaah, namun tidak

hanya sampai disitu, karena sebagai landasan secara teoritis dalam penyusunan suatu

28
Mustopa, “Majelis Taklim Sebagai Alternatif Pusat Pendidikan Islam”, Jurnal The Islamic Religious
Educational, Vol. 1, No. 1, 2022, h. 3

36
silabus dibutuhkan pendekatan dan atau kajian khusus dalam mengolah kebutuhan materi

yang ingin diterapkan.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

Majelis Taklim Al-Hidayah

Silabus

Salat Fardhu :
Thahara :
1. Tata cara salat
2. Bacaan salat 1. Wudhu
3. Salat jamak dan 2. Tayamum
qasar 3. Mandi
4. Salat orang sakit
5. Salat dalam
perjalanan

Uji kelayakan
silabus

Berdasarkan desain kerangka pikir yang dimuat diatas memberikan penjelasan

bahwa alur dalam penyusunan serta pengembangan silabus ditujukan kepada Majelis

Taklim Al-Hidayah Kel. Rembon dengan dua pokok materi yang menjadi suatu rujukan

kepada para jamaah yakni mengenai Salat Fardhu dan Thahara, dimana salat fardhu

menguraikan lima materi, sedangan pada pembahasan yang termuat dalam thahara

sendiri ada tiga pokok materi yang akan ditawarkan dalam silabus nantinya. Selanjutnya,

setelah menyusun secara struktur dari dua materi tersebut, maka dibutuhkan uji

kelayakan (validasi data) kepada yang berwenang untuk memeriksa apakah metode yang

37
dilakukan dalam penyusunan silabus tersebut dapat diterapkan kepada majelis taklim Al-

Hidayah Kel. Rembon. Kec. Rembon Kab. Tana Toraja.

38
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai

pedoman dalam melakukan proses penelitian yang bertujuan untuk memberi pegangan

yang jelas dan terstruktur kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya. Adapun

metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian R & D (Riset &

Develompent). Adapun model yang dituangkan terdiri atas lima Langkah sebagaimana

yang dikemukakan oleh Addie, yaitu dengan menggunakan Analisis (analyze), pada tahap

ini menganalisa kinerja yang tujuannya untuk mengumpulkan informasi mengenai

permasalahan yang terdapat dalam pembelajaran di Majelis Taklim dengan

pengembangan perangkat dan kondisi pembelajaran. Analisis kebutuhan dilakukan untuk

mengkaji masalah dasar yang dihadapi oleh pendidik dalam proses pembelajaran,

khususnya pada topik keagamaan Islam.

Selanjutnya, pada tahap rancangan (design) didasarkan pada hasil analisis kinerja

dan analisis kebutuhan yaitu pemilihan format dan rancangan awal, merancang perangkat

pembelajaran berupa silabus berdasarkan format yang telah ditentukan.

Pada tahap pengembangan (development) kegiatan penelitian adalah

mengembangkan perangkat pembelajaran dan divalidasi melalui ahli. Uji ahli dilakukan

untuk menentukan validnya hasil rancangan pada perangkat pembelajaran, perangkat

pembelajaran yang divalidasi nantinya direvisi berdasarkan saran dari validator. Di tahap

selanjutnya, yakni implementasi (implementation) perangkat pembelajaran yang telah

39
dikoreksi diujicobakan dilapangan untuk mengetahui apakah silabus tersebut layak untuk

digunakan.29

B. Lokasi Penelitian

Di Kelurahan Rembon Kecamatan Rembon Kabupaten Tana Toraja (Majelis

Taklim Al-Hidayah)

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini ditujukan kepada jamaah majelis taklim Al-Hidayah Kel.

Rembon Kec. Rembon Kab. Tana Toraja

Silabus atau bahan ajar yang telah dibuat sebagai pedoman secara terstruktur akan

diujikan kepada jamaah Majelis Taklim Al-Hidayah Kel. Rembon Kec. Rembon Kab.

Tana Toraja, dan untuk menguji kelayakan silabus tersebut dibutuhkan validator (dosen

ahli bidang studi dan ahli bidang media pembelajaran).

29
Indah Prestika, Dkk, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Menggunakan Model
Discovery Learning dalam Rangka Memfasilitasi Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Materi Bangun
Datar Kelas VII SMP”, Vol. 5, No. 1, Maret 2021, h. 856

40
D. Prosedur Pengembangan

Pengembangan merupakan langkah-langkah yang digunakan peneliti dalam

melakukan sebuah penelitian dengan menggunakan lima model. Adapun hal tersebut

sebagai berikut :

1. Analisis

Tahap analisis yang dilakukan peneliti dalam mempersiapkan materinya

yakni, analisis berdasarkan dari kebutuhan dan analisis mataeri. Sebagaimana yang

dimaksudkan dalam analisis kebutuhan adalah melakukan observasi di lokasi yang

akan diteliti dan mencari tahu apa saja kebutuhan materi yang akan diajarkan. Dari

tahap penentuan materi bahan ajar (kebutuhan) tentunya melalui wawancara, bahwa

dalam kajian tentang keagamaan dalam Majelis Taklim Al-Hidayah dibutuhkan

keterangan langsung dari responden, dalam hal ini jamaah majelis Taklim. Dari hasil

wawancara yang dilakukan maka hasil dari kebutuhan mengenai materi yang akan

dimuat dalam silabus adalah tentang materi salat fardhu dan thahara.

2. Perancangan

Setelah melakukan wawancara dan mengidentifikasi kebutuhan berdasarkan

tahap analisis, maka selanjutnya melakukan suatu Perancangan, dimana pada tahap ini

menguraikan dua pokok materi yakni salat fardhu yang memuat tentang ; tata cara

salat, bacaan salat, salat jamak dan qasar, salat bagi orang sakit, serta salat dalam

perjalanan. Adapu materi yang ke dua mengenai bersuci (thahara) yang memuat tiga

sub tema yakni tentang wudhu, tayammum, dan mandi.

41
3. Pengembangan

Pada tahap ini mengembangkan perangkat pembelajaran yang telah disusun

dalam bentuk silabus yang tentunya sesuai dengan kebutuhan para majelis taklim.

Selanjutnya melakukan riset berdasarkan uji kelayakan terhadap muatan materi yang

ada dalam silabus tersebut. sebagaimana dalam hal ini diajukan kepada ahli untuk

memvalidasi silabus agar layak dikembangkan kepada Jamaah Majelis Taklim Al-

Hidayah Kel. Rembon Kec. Rembon Kab. Tana Toraja. Dalam tahap pengembangan

ini juga tentunya tidak lepas dari prinsip-prinsip pengembangan yang menjabarkan

tentang ; Ilmiah, Relevan, Sistematis, Konsisten, Memadai, Aktual dan kontekstual,

Fleksibel, Menyeluruh, yang ada dalam suatu silabus.

4. Implementasi

Implementasi produk atau bahan ajar yang ditujukan kepada jamaah Majelis

Taklim Al-Hidayah Kel. Rembon Kec. Rembon Kab. Tana Toraja sebagai guna dalam

memberikan arah atau penanaman konsep pendidikan secara tersturuktur. dimana

tahap ini dilaksanakan sebagai guna untuk mereduksi hal-hal yang tidak diinginkan

dalam bahan ajar atau silabus yang ada untuk jamaah majelis taklim Al-Hidayah Kel.

Rembon Kec. Rembon Kab. Tana Toraja

5. Evaluasi

Evaluasi dilakukan sebagai upaya untuk mereduksi hal-hal yang tidak sesuai

dari pedoman perancangan silabus yang ditujukan pada jamaah Majelis Taklim.

Olehnya itu pemeriksaan Kualitas dengan cara validasi ahli yang dilakukan oleh ahli

media dan ahli materi untuk mengetahui tingkat kelayakan media, guna merevisi

kualitas media pembelajaran sebelum diterapkan kepada jamaah majelis taklim.

42
E. Teknik Pengumpulan data

a. Observasi (Pengamatan)

Pada tahap observasi memuat tentang identifikasi materi yang dibutuhkan oleh

para jamaah Majelis Taklim. Dalam hal ini berdasarkan hasil wawancara oleh

responden, bahwa ada dua materi pokok yang nantinya diuraikan dalam silabus yakni

mengenai thahara dan salat fardhu. Karena berdasarkan hasil pengamatan peneliti di

dalam majelis tersebut, belum terdapat struktural materi yang akan menjadi bahan

kajian.

b. Interview (Wawancara).

Teknik wawancara atau interview ini dilakukan secara tatap muka dengan

panduan kuisioner yang dipersiapkan melalui tanya jawab antara peneliti atau

pengumpul data dengan responden. Adapun kandungan yang terdapat pada tahap

wawancara ialah, mempertanyakan apa saja yang selama ini menjadi bahan kajian

dalam pertemuan majelis, khususnya mengenai pemaparan materi keagamaan. Dari

hasil wawancara tersebut terdapat dua unsur materi yang dikemukakan oleh

responden untuk menjadi bahan ajar yakni mengenai salat fardhu dan thahara.

Dimana materi ini dapat memberikan edukasi tidak hanya kepada para jamaah

melainkan secara penerapan lebih lanjutnya dapat diajarkan bagi keluarga, khususnya

dalam masa perkembangan anak.

c. Rekaman audio.

Pengumpulan data dengan alat perekam berguna terhadap proses selama

mengumpulkan data, karena memberikan jaminan yang akurat dan memungkinkan

untuk dapat diputar kembali bilamana dikemudian hari diperlukan.

43
d. Document (Dokumen)

Teknik pengumpulan data yang terakhir adalah dokumen yang mana peneliti

mengambil sumber penelitian atau objek dari dokumen atau catatan dari peristiwa yang

sudah berlalu, baik dalam bentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari

seseorang. Bisa diambil dari catatan harian, sejarah kehidupan, biografi, peraturan, dan

lain sebagainya. Pada tahap ini untuk mengumpulkan data yang ada hubungannya

dengan penelitiann tersebut. Dokumen dalam penelitian ini juga sebagai sumber data

yang dimanfaatkan untuk menguji dan menganalisa atau sebagai perbandingan dari

penelitian sebelumnya.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam proposal penelitian ini menggunakan metode kualitatif

deskriptif yang memberikan penjabaran bahwa hasil analisis yang memuat tentang

kebutuhan objek yang diteliti dapat diidentifikasi berdasarkan hasil wawancara,

pengamatan berdasarkan survei lapangan, dokumen resmi, gambar dan foto. Setelah

menelaah hasil yang ditemukan di lapangan, kemudian mereduksi kenjanggalan yang ada

dalam bentuk rangkuman sebagai dasar untuk langkah selanjutnya. Dalam hal ini

menyusun dalam bentuk silabus.

Dalam memuat hasil yang diperoleh maka pada langkah berikutnya melakukan

koding dengan mengkategorikan hasil analisis. Dalam hal ini menganalisis data sebagai

upaya peneliti agar mendalami secara kepustakaan guna sebagai uji perbandingan

terhadap teori-teori sebelumnya.

Setelah menyusun atau memuat data tersebut, maka dibutuhkan pemeriksaan data

sesuai dengan pedoman penyusunan. Sedangkan dalam memvalidasi data yang sudah

disusun dibutuhkan ahli desain pembelajaran untuk menilai kelayakan silabus, selain itu

44
Majelis Taklim disini juga ikut berperan dalam memperhitungkan kelayakan dari apa

yang sudah disusun oleh peneliti, karena sumber utama pada penelitian ini adalah Jamaah

Majelis Taklim Al-Hidayah. Penilaian ahli desain menggunakan dua jenis instrumen

dalam melihat kandungan prinsip pengembangan silabus, dalam hal ini terdapat indikator

mengenai kelayakan (Ya atau Tidak) atas apa yang disusun berdasarkan hasil analisis

lapangan dan beberapa kajian kepustakaan.

45
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Fahrudin, Arbaul Fauziah, “Konsep Ilmu dan Pendidikan Dalam Perspektif Surat Al-

Mujadilah Ayat 11”, Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, Vol. 8, No. 1 Juni 2020.

Diakses melalui, ttp://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/kon/article/view/

3267. Pada Tanggal 18 Desember 2022

Ahya Mujahidin, Dkk, “Pengembangan Perangkat Pembelajaranmodel Inkuiri Terbimbing

Berbasis Potensi Lokalmateri Struktur Dan Fungsi Jaringan Tumbuhan”, Vol. 10,

No. 1, 2018. Diakses melalui, http://journal2.um.ac.id/index.php/jpb/article/view/

10625. Pada tanggal 5 Oktober 2022

Andi Eka Putra, “Peran Majelis Taklim dalam Pemberdayaan Perempuan di Kota Bandar

Lampung”, Desertasi (Lampung : Universitas Islam Negeri Reden Intan Lampung,

2022).

Andi Eka Putra, “Peran Majelis Taklim dalam Pemberdayaan Perempuan di Kota Bandar

Lampung”.

Chika Putri Faritzah, Dkk, “Ramcangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Biologi untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Kelas X”, Jurnal Pendidikan dan

Pembelajaran Biologi, (Bengkulu: Universitas Bengkulu, 2022). Diakses Melalui,

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jppb/article/view/13298. Pada Tanggal 3

Oktober 2022

Farihatul Husniyah, “Model Silabus Nosional Bagi Pengajaran Bahasa Arab”, Jurnal

Tarbiyatuna, Vol. 2, No. 2, Juli-Desember 2017.

46
Fauziah Nasution, “Sejarah Kebangkitan Lembaga Pendidikan Islam Nonformal : Majelis

Taklim Di Kota Padang Sidimpuan (1901-2020), (Medan, Pascasarjana UIN

Sumatera Utara : 2022). diakses melalui

http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/14006 pada tanggal 23 Agustus 2022

Firmansyah, “Pendampingan Penyusunan Silabus Pengajian Majelis taklim At-Taqwa Desa

Muara Batun Kecamatan Jejawi kabupaten Ogan Komering Ilir”, (Palembang,

Universitas Islam Negeri Raden Fatah : 2020), Jurnal Pengabdian Kepada

Masyarakat, Vol.4 No. 1 April 2020.

Imamul Huda, “Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Multikultural di Majelis Taklim An

Najach Magelang”, (Surakarta : Universitas Muhammadiyah, 2019), Vol. 13, No.

2 Desember

2019. Diakses Melalui, https://pdfs.semanticscholar.org/e2f6/dd64640cc58dcc40f0

dfd3558cbb65bc3daa.pdf. Pada Tanggal 18 Desember 2022

Indah Prestika, Dkk, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Menggunakan

Model Discovery Learning dalam Rangka Memfasilitasi Kemampuan Komunikasi

Matematis Pada Materi Bangun Datar Kelas VII SMP”, Vol. 5, No. 1, Maret

2021.

Iwan Ridwan, “Sejarah dan Kontribusi Majelis Taklim dalam Peningkatan Kualitas

Pendidikan di Indonesia”, Vol. 6, NO. 1 Juni 2020.

Jarot Suseno, “Pengembangan Silabus Fisika Melalui Pola Grass Roots pada Mata

Pelajaran Produktif untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMK”, Jurnal

Penelitian Sains dan Pendidikan, Vol. 2, No. 1, 2022. Diakses Melalui, https://e-

47
journal.iain-palangkaraya.ac.id/index.php/mipa/article/download/3815/pdf. Pada

tanggal 3 Oktober 2022

Lise Chamisijitan, “Silabus Mata Pelajaran”. Diakses melalui, http://file.upi.edu/Direktori/

FPMIPA/PRODI.ILMUKOMPUTER/196603252001121MUNIR/Multimedia/

MultimediaBahanAjarPJJ/PengembanganKurikulum/

pengembangankurikulum8.pdf. Pada tanggal 5 Oktober 2022

M. Isnando Tamrin, “Pendidikan Non Formal Berbasis Masjid Sebagai Bentuk tanggung

Jawab Umat Islam Dalam Perspektif Pendidikan Seumur”, Vol. 12, No. 79

Januari

2018. Diakses melalui https://www.jurnal.umsb.ac.id/index.php/menarailmu/

article/download/489/428. Pada tanggal 3 September 2022

Martini, Dkk, “Pengembangan Diri (Spritual Keagamaan) Melalui Pengajian Lansia di

Majelis Taklim Serumpun Kabupaten Aceh Barat”, Jurnal Pengembangan

Masyarakat Islam, Vol. 1, No. 1 Januari-Juni 2022. Diakses melalui

https://ejournal.staindirundeng.ac.id/index.php/ukhwah/article/view/1153 pada

tanggal 25 Agustus 2022

Mustopa, “Majelis Taklim Sebagai Alternatif Pusat Pendidikan Islam”, Jurnal The Islamic

Religious Educational, Vol. 1, No. 1, 2022.

Ngadiya, “Pelaksanaan Supervisi Akademik Berkelanjutan sebagai Upaya Peningkatan

Kompitensi Guru SMA dalam Menyusun Silabus dan RPP”, Vol. 9, No. 2, Juni

2021. Diakses Melalui,

https://jurnal.fkip.untad.ac.id/index.php/jko/article/view/1098. Pada tanggal 5

Oktober 2022

48
Rumadani Sagala, “Peran Majelis Taklim Al-Hidayah dalam Pendidikan Islam dan Gerakan

Sosial Keagamaan di Provinsi Lampung”, Jurnal Studi Kependidikan dan

Keislaman, Vol. 6, No. 1, 2019.

Rumadani Sagala, “Peran Majelis Taklim Al-Hidayah dalam Pendidikan Islam dan Gerakan

Sosial Keagamaan di Provinsi Lampung”.

Saidatun Najmiah, “Upaya Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Menyusun Silabus Dan

Rpp Melalui Supervisi Akademik Yang Berkelanjutan Di Ma. Darul Inabah”, Vol.

2, No. 3 November 2021. Diakses melalui, https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/

ijed/article/view/1419. Pada tanggal 23 Agustus 2022

Siti Zulaikhah, “Peningkatan Keterampilan Menyusun Silabus Melalui Pembinaan Bagi

Guru SDN 1 Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan pada Semester II Tahun Ajaran

2019/2020”, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 2, No.3 Juli 2022, h.

Diakses

melalui https://widyasari-press.com/wpcontent/uploads/2022/08/15.Siti Zulaikhah-

Peningkatan-Keterampilan-Menyusun-Silabus-.pdf. Pada tanggal 3 September

2022

St. Aisyah Bm, “Strategi Majelis Taklim Terhadap Pengembangan Dakwah”, Jurnal

Pengembangan Masyarakat Islam, Vol. 6 Juni 2018. Diakses melalui,

https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/beritasosial/article/view/9918 pada

tanggal 22 Agustus 2022

St. Aisyah BM. “Strategi Majelis Taklim Terhadap Pengembangan Dakwah”, Jurnal Berita

Sosial, Vol. 4, Juni 2018.

49
Suryo Hoirul Ahsan, “Perangkat Pembelajaran Tema Lingkungan Melalui Bermain Drama

Untuk Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak Usia 5-6 Tahun”, Jurnal

STAI Darul Arafah, Vol. 1, No. 1, 2018. Diakses Melalui,

https://journal.staidarularafah.ac.id/index.php/jstaida/article/view/130. Pada

tanggal 7 Oktober 2022

Sutarjo, “Peran Majelis Taklim dalam Menigkatkan Pemahaman Keagamaan”, (Karawang,

Universitas Singaperbangsa : 2021), Vol. 9, No. 1, Maret 2021. diakses melalui

https://journal.unsika.ac.id/index.php/judika/article/view/5238. Pada tanggal 31

Agustus 2022

Tri Hasri Dewi, Dkk, “Implementasi Manajemen Masjid dalam meningkatkan Minat Sholat

Berjamaah Di Masjidal Alam Kota Kendari”, Vol. 2, No. 1 Mei 2022. diakses

melalui https://ejournal.iainkendari.ac.id/index.php/AlMunazzam/article/view/

4292Pada tanggal 25 Agustus 2022

Wella Ayu Diah Safitri, ““Peran Majelis Taklim Dalam Pemberdayaan Masyarakat Islam

Melalui Forum Silaturahmi Masyarakat Desa Sukadamai Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan”, (Lampung, Universitas Islam Negeri Raden Intan :

2021). Diakses melalui http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/19480. Pada

tanggal 3 September 2022

Zaini Dahlan, “Peran dan Kedudukan Majelis Taklim di Indonesia”, Jurnal Pendidikan dan

Keislaman, Vol. 2, No. 2, Juli Desember 2019. Diakses melalui http://

jurnal.stitalittihadiyahlabura.ac.id/index.php/alfatih/article/view/40. Pada Tanggal

30 Agustus 2022

50
Zakaria, “English For Islamic Purposes: Pengembangan Silabus Pengajaran Bahasa Inggris

Untuk Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam”, (Tangerang, Sekolah

Tinggi Agama Islam Binamadani : 2021), Vol. 4, No. 1 Februari 2021.

51

Anda mungkin juga menyukai