Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

IMPLEMENTASI KEANGGOTAAN DAN PARTISIPASI KOPERASI


PONDOK PESANTREN SURYALAYA
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Koperasi Pondok Pesantren
Dosen Pengampu : Dr. KH. Aep Tata Suryana, S.H.I., M.M.

Disusun oleh:
Manar Nazahah Juhana (1212010080)
Mila Khairunnisa (1212010086)
Muhammad Mahboeb S (1212010104)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadiratNya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahNya.
Pembuatan makalah ini telah selesai bukan berarti berakhirnya tugas kami sebagai pembelajar,
penulisan makalah ini menjadi awal langkah untuk kami secara konsisten mempelajari apa yang telah
dikaji. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. KH. Aep Tata
Suryana, S.H.I., M.M. selaku dosen pengampu bidang studi Manajemen Koperasi Pondok Pesantren
yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni.

Penulisan makalah ini juga disajikan kepada teman-teman yang telah berpartisipasi dalam
pembuatan makalah tentang “IMPLEMENTASI KEANGGOTAAN DAN PARTISIPASI
KOPERASI PONDOK PESANTREN SURYALAYA”. Demikian makalah ini kami buat, apabila
terdapat kesalahan dalam penulisan atau adanya tidak sesuaian materi pada makalah ini, kami mohon
maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca supaya bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya. Laporan penelitian ini senantiasa memerlukan
kearifan berupa saran, teguran, dan kritik yang membangun supaya dapat lebih optimal. Kami sebagai
penulis berharap topik yang kami bahat supaya dapat terus menjadi bahan diskusi yang menarik dan
relavan di bidangnya.

Bandung, 08 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................................... 2
E. Manfaat Penelitian ...................................................................................................................... 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................................................... 3
A. Pengertian Koperasi Pondok Pesantren ...................................................................................... 3
B. Peran Anggota dan Partisipasi Koperasi Pondok Pesantren ....................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Implementasi Keanggotaan Partisipasi di Koperasi Pondok Pesantren ..... 7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................................................ 10
A. Pendekatan Penelitian .............................................................................................................. 10
B. Jenis dan Sumber Data .............................................................................................................. 10
C. Teknik Pengumpulan Data............................................................................................................. 11
E. Teknik Analisis Data ................................................................................................................... 11
F. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................................... 12
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................................................................... 13
A. Profil Pondok Pesantren Suryalaya ........................................................................................... 13
B. Profil Pondok Koperasi Hitmad Suryalaya ................................................................................. 13
BAB V PENUTUP .................................................................................................................................... 16
A. Kesimpulan ................................................................................................................................ 16
B. Saran ......................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Koperasi merupakan salah satu instrumen ekonomi yang memiliki peran
penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam konteks
pondok pesantren. Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang memiliki
peran sentral dalam pengembangan nilai-nilai keislaman, pendidikan, dan
kesejahteraan sosial di masyarakat. Salah satu upaya untuk mencapai kesejahteraan dan
pembangunan yang berkelanjutan di pondok pesantren adalah dengan
mengimplementasikan koperasi. Namun, dalam praktiknya, implementasi keanggotaan
dan partisipasi koperasi di pondok pesantren sering menghadapi sejumlah tantangan
dan masalah yang perlu diatasi. Beberapa latar belakang masalah yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut kurangnya kesadaran akan pentingnya
koperasi di beberapa pondok pesantren, anggota masyarakat tidak sepenuhnya
menyadari manfaat dari koperasi sebagai alat untuk meningkatkan ekonomi dan
kesejahteraan mereka. Keterbatasan pemahaman ini dapat menghambat partisipasi
dalam koperasi, kendala regulasi pondok pesantren sebagai lembaga keagamaan sering
kali memiliki aturan internal yang kompleks, dan implementasi koperasi bisa saja
bertentangan dengan aturan-aturan tersebut. Hal ini dapat menciptakan hambatan
hukum dalam pembentukan dan operasional koperasi di pondok pesantren, keterbatasan
sumber daya, manajemen dan pengelolaan yang tidak efisien, ketidakpartisipan
anggota, perbedaan visi dan misi, dan tantangan komunikasi.
Adanya hubungan kuat antara pondok pesantren dengan masyarakat
menjadikan pondok pesantren lebih kuat dalam melakukan pemberdayaan masyarakat
di bidang ekonomi, Dengan kekuatan yang dimiliki oleh pondok pesantren, maka
pondok pesantren memiliki potensi untuk melakukan pemberdayaan baik dari segi
sosial maupun ekonomi. Dengan melakukan pemberdayaan maka pondok pesantren 2
telah melakukan dakwah dalam bentuk dakwah dengan tindakan sekaligus menerapkan
ilmu yang telah dipelajari secara nyata. Salah satu bukti kongkrit bahwa pondok
pesantren telah berkontribusi dalam perokonomian serta pemberdayaan masyarakat di
bidang ekonomi yaitu dengan berdirinya kopontren. Kehadiran kopontren ini bisa
menjadi solusi untuk mengurangi masalah perekonomian di Indonesia salah satunya
yaitu mengurangi tingkat kemiskinan, dikarenakan dengan berdirinya kopontren dapat
mendorong usaha” baru sehingga akan berdampak pada pembukaan lapangan kerja
baru bagi masyarakat, serta akan mempengaruhi peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Oleh karena itu, penelitian ini berjudul “implementasi keanggotaan dan partisipasi
koperasi pondok pesantren suryalaya”. Hal ini menarik dibahas untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi anggota koperasi dan Masyarakat sekitar pesantren dengan
membangun usaha, serta memfasilitasi Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Dalam konteks ini, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menganalisis secara
mendalam permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam implementasi
keanggotaan dan partisipasi koperasi di pondok pesantren. Solusi yang tepat dapat

1
membantu meningkatkan efektivitas koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di lingkungan pondok pesantren.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan koperasi pondok pesantren?
2. Implementasi keanggotaan dan partisipasi seperti apa yang dilakukan di koperasi
pondok pesantren?
3. Bagaimana kegiatan koperasi di Pondok Pesantren Suryalaya dalam implementasi
keangotaan dan partisipasi pada koperasi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian koperasi pondok pesantren.
2. Untuk mengetahui bagaimana implementasi keanggotaan dan partisipasi yang
dilakukan di koperasi pondok pesantren.
3. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan berjalannya koperasi Pondok Pesantren
Suryalaya dalam implementasi keanggotaan dan partisipasi pada koperasi.

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi yang bermanfaat. Secara garis
besar manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua :
1. Manfaat Teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan
ilmu manajemen pendidikan terutama dapat menambah dan memperkaya khasanah
ilmu pengetahuan mengenai manajemen koperasi di lembaga pondok pendidikan.
2. Manfaat Praktis.
Adapun manfaat praktis yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain :
a. Bagi Peneliti Dapat menambah wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan
pengembangan diri dalampenulisan karya ilmiah tentang manajemen koperasi
khususnya di lembaga pesantren.
b. Bagi Lembaga Pendidikan Sebagai masukan bagi Kopontren Attaqwa Putra, serta
menjadi contoh bagi lembaga lain. Khususnya memberikan sumbangan pemikiran bagi
kepala koperasi.
c. Bagi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati hasil penelitian ini diharapkan
dapat dijadikan koleksi bacaan sehingga dapat dijadikan referensi atau acuan dalam
meningkatkan dan menambah wawasan pengetahuan yang berkaitan dengan
manajemen koperasi di pondok pesantren.
d. Bagi masyarakat diharapkan menjadi acuan atau referensi dalam kajian tentang
manajemen koperasi khususnya di lembaga pendidikan pesantren, sehingga dapat
merealisasikannya dengan baik.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Koperasi Pondok Pesantren


Koperasi Pondok Pesantren adalah sebuah jenis koperasi yang beroperasi di
lingkungan atau sekitar pondok pesantren, yang merupakan lembaga pendidikan Islam
tradisional di Indonesia. Koperasi ini dibentuk dan dijalankan oleh anggota-anggota
yang terkait dengan pondok pesantren tersebut, seperti guru, santri (murid pesantren),
pendukung pesantren, dan masyarakat sekitar. Tujuan dari koperasi pondok pesantren
dapat bervariasi, namun umumnya melibatkan upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota dan masyarakat sekitar pondok pesantren melalui berbagai
kegiatan ekonomi dan sosial. Aktivitas koperasi ini dapat mencakup berbagai sektor,
seperti pertanian, perikanan, perdagangan, pembiayaan, pendidikan, dan lain
sebagainya, tergantung pada kebutuhan dan potensi ekonomi lokal.
Ciri khas koperasi pondok pesantren adalah fokusnya pada nilai-nilai
keagamaan dan pendidikan Islam. Koperasi ini sering kali diharapkan untuk beroperasi
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, termasuk dalam hal manajemen dana,
pengambilan keputusan, dan pembagian keuntungan. Selain itu, koperasi pondok
pesantren juga dapat berfungsi sebagai sarana untuk melibatkan santri dan masyarakat
dalam kegiatan ekonomi yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Koperasi pondok
pesantren memiliki peran penting dalam pengembangan ekonomi lokal, peningkatan
kesejahteraan anggota, dan mendukung misi pendidikan dan keagamaan pondok
pesantren. Melalui koperasi, pesantren dapat menciptakan lapangan kerja,
meningkatkan pendapatan, dan memberikan manfaat ekonomi lainnya bagi anggota dan
masyarakat sekitar, sambil tetap menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan dan moral.
Pilihan aktivitas ekonomi (bisnis) ditentukan oleh kemampuan pengelola
pesantren dalam membaca, mendefinisikan, memanfaatkan, dan mengorganisasikan
resources, baik internal maupun eksternal. Jenis-jenis usaha ekonomi yang dapat
dikembangkan pada pesantren umumnya dapat diklasifikasikan ke dalam 4 kelompok
besar, yaitu: Agribisnis (pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan); Jasa
(percetakan, Lazis, Koperasi); Perdagangan (ritel, pertokoan, agen penjualan), serta
Industri (penjernihan air, meubeler). Dalam pengelolaan perekonomian di pesantren,
manajemen sangat diperlukan. Melihat dari banyaknya pesantren tradisional yang mati
suri akibat tidak dapat mempertahankan kebutuhan santri dan para penghuni pondok
yang ada. Manajemen merupakan suatu rangkaian aktivitas (termasuk perencanaan, dan
pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian) yang
diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi untuk mencapai tujuannya dengan cara
yang efektif dan efesien. Namun, pesantren masih menghadapi kendala serius
menyangkut ketersediaan sumber daya manusia profesional dan penerapan manajemen.
Seperti tidak ada pemisahan yang jelas antara yayasan, pimpinan madrasah, guru dan
staff administrasi. Tidak adanya transparansi sumber-sumber keuangan, belum
terdistribusinya peran pengelolaan pendidikan, banyaknya penyelenggaraan
administrasi yang tidak sesuai standar, serta unit-unit kerja tidak berjalan sesuai aturan
baku organisasi. Perkembangan pesantren masa lalu banyak memiliki kelemahan,

3
utamanya disebabkan karena tidak diimbangi kemampuan dan profesionalisme yang
memadai. Meski tidak dipungkiri, pola manajemen yang berorientasi pada penanaman
jiwa ketulusan, keikhlasan dan kesukarelaan dapat menjadi modal dasar utama dalam
kehidupan dan eksistensi pesantren. Namun demikian konsep pengembangan.
Kopontren adalah koperasi yang didirikan di lingkungan pondok pesantren guna
menunjang seluruh kebutuhan warga yang berada di dalamnya. Namun demikian,
dalam perkembangannya saat ini Kopontren tidak hanya melayani kebutuhan warga
pondok namun juga kepada masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu maka, eksistensi
Kopontren dapat ditinjau melalui tiga dimensi. Pertama, sebagai pendukung
mekanisme kehidupan ekonomi Ponpes. Kedua, sebagai pembinaan kader koperasi
pedesaaa. Ketiga, sebagai stimulator sosio-ekonomi masyarakat desa di sekitar Ponpes.
Dewasa ini, Kopontren telah berkembang dan menjadi semacam representasi lembaga
ekonomi santri yang diinisiasi secara bottom up dengan ciri kemandirian yang khas.
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang, seorang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Dari pengertian tersebut, dipahami bahwa koperasi merupakan kepentingan bersama
dari para anggotanya (kekeluargaan). Hal ini dicerminkan berdasarkan karya dan jasa
yang disumbangkan anggotanya sifat kekeluargaan juga mengandung arti, bahwa
dalam koperasi sejauh mungkin dihindarkan timbulnya perselisian, sikap saling curiga,
sikap pilih kasih yang menimbulkan perpecahan dan kehancuran. Masa depan
pesantren sangat ditentukan oleh faktor manajemen yang baik. Pesantren kecil akan
berkembang secara signifikan manakala dikelola secara profesional. Dengan
pengelolaan yang sama, pesantren yang sudah besar akan bertambah besar. Sebaliknya,
pesantren yang telah maju akan mengalami kemunduran manakala manajemennya
tidak baik. Sementara itu, jika mengabaikan manajemen, pesantren yang kecil akan
gulung tikar dalam menghadapi tantangan multidimensi. Dalam pengelolaan
perekonomian di pesantren, manajemen sangat diperlukan. Melihat dari banyaknya
pesantren tradisional yang mati suri akibat tidak dapat mempertahankan kebutuhan
santri dan para penghuni pondok yang ada. Manajemen merupakan suatu rangkaian
aktivitas (termasuk perencanaan, dan pengambilan keputusan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengendalian) yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi
untuk mencapai tujuannya dengan cara yang efektif dan efesien.
Koperasi sebagai lembaga atau sistem sosial dalam setiap kegiatannya berupaya
untuk memberdayakan atau mengelola sumber daya tersedia unutk mencapai tingkat
operasi yang efektif. Koperasi dikatakan efektif bilamana usaha koperasi dapat
memberikan manfaat bagi anggotanya, Oleh karena itu perlu dukungan internal dari
dalam agar tujuan koperasi tercapai. Kenyataan menunjukkan baik koperasi yang
berhasil maupun koperasi yang mengalami kegagalan cenderung disebabkan oleh
kerapuhan internal organisasi, Oleh karena itu koperasi perlu meningkatkan
kemampuan, ketangguhan dan kemandirian agar tetap survive, kemandirian koperasi
berarti menyangkut banyak aspek : aspek mental, aspek organisasi, aspek usaha dan
aspek manajemen Jadi koperasi pondok pesantren adalah pondok pesantren yang
memiliki badan usaha yang berbentuk koperasi dan angota-anggotanya adalah
masyarakat pesantern baik yang berada didalam pondok maupun di luar pondok. Secara
organisasi koperasi pondok pesantren tidak hanya merupakan organisasi yang

4
menggunakan sistem ekonomi sosial tetapi juga mempunyai dimensi religi yang
terintergalistik dengan kegiatan-kegiatan individu (anggota) yang bertekat untuk
memperbaiki situasi ekonomi dan sosial mereka, melalui usaha-usaha bersama saling
membentu dan amanah yang berdasarkan akidah-akidah agama untuk kepentingan
bersama. Karena dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa hubungan antar anggota dengan
subsistem koperasi yang ada maka peran hubungannya diwujudkan dalam bentuk
partisipasi anggota.

B. Peran Anggota dan Partisipasi Koperasi Pondok Pesantren


Peran anggota dan partisipasi dalam koperasi pondok pesantren adalah fondasi
utama untuk kesuksesan dan keberlanjutan koperasi tersebut. Para anggota tidak hanya
berperan sebagai pemilik dan pemegang saham koperasi, tetapi juga sebagai pilar utama
dalam menjalankan operasionalnya. Mereka menyediakan modal awal yang diperlukan
untuk memulai kegiatan ekonomi koperasi, dan dengan tekad yang kuat, mereka
berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan koperasi melalui forum rapat
anggota. Dalam praktiknya, partisipasi anggota mencakup kontribusi tenaga kerja,
pengawasan terhadap manajemen koperasi, dan peran dalam kegiatan ekonomi yang
dijalankan oleh koperasi, seperti pertanian, perdagangan, atau pembiayaan. Selain
manfaat ekonomi yang diperoleh, partisipasi anggota juga memegang peran penting
dalam menjaga nilai-nilai keagamaan dan moral yang menjadi fokus pondok pesantren.
Dengan peran dan partisipasi yang kuat dari anggotanya, koperasi pondok pesantren
dapat menjadi sarana efektif dalam meningkatkan kesejahteraan anggota, memajukan
ekonomi lokal, dan mendukung tujuan pendidikan dan agama yang dianut oleh
pesantren tersebut.Peran anggota dan partisipasi dalam koperasi pondok pesantren
sangat penting untuk kesuksesan dan keberlanjutan koperasi tersebut. Berikut adalah
beberapa peran utama anggota dan pentingnya partisipasi dalam konteks koperasi
pondok pesantren:

1. Anggota Koperasi
a) Pemilik dan pemegang saham: Anggota koperasi pondok pesantren adalah
pemilik dan pemegang saham koperasi. Mereka memiliki hak untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan penting dalam koperasi, termasuk
pemilihan pengurus dan penetapan kebijakan.
b) Modal: Anggota menyediakan modal awal yang diperlukan untuk mendirikan
dan mengoperasikan koperasi. Modal ini digunakan untuk berbagai kegiatan
ekonomi, seperti pertanian, perdagangan, atau pembiayaan.
c) Kontribusi tenaga kerja: Anggota dapat berkontribusi dengan tenaga kerja,
keterampilan, dan pengetahuan mereka untuk membantu operasional koperasi.

2. Partisipasi Anggota:
a) Pengambilan Keputusan: Anggota berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
penting, termasuk penetapan kebijakan, alokasi keuntungan, dan perencanaan
strategis. Keputusan-keputusan ini biasanya diambil dalam forum rapat
anggota.

5
b) Pengawasan: Anggota memiliki peran dalam mengawasi manajemen koperasi
dan memastikan bahwa pengurusnya menjalankan tugas mereka dengan
integritas dan efisiensi.
c) Kegiatan Ekonomi: Anggota secara aktif terlibat dalam kegiatan ekonomi yang
dilakukan oleh koperasi, baik sebagai produsen, konsumen, atau pengguna jasa
koperasi. Mereka dapat berkontribusi dengan menyediakan bahan baku,
membeli produk atau jasa koperasi, atau menggunakan layanan keuangan yang
disediakan oleh koperasi.
d) Pemeliharaan Nilai-nilai Keagamaan: Dalam konteks pondok pesantren,
partisipasi anggota juga dapat mencakup pemeliharaan nilai-nilai keagamaan
dan moral yang sejalan dengan visi pendidikan dan agama pesantren.

4. Pentingnya Partisipasi:
a) Keberlanjutan Koperas: Partisipasi aktif anggota adalah kunci keberlanjutan
koperasi. Ketika anggota terlibat secara aktif dalam operasional dan
pengambilan keputusan, koperasi cenderung lebih efisien dan mampu
menjawab kebutuhan anggota dan masyarakat sekitar.
b) Peningkatan Kesejahteraa: Melalui partisipasi dalam koperasi, anggota dapat
meningkatkan pendapatan mereka, mendapatkan akses ke layanan keuangan,
dan berkontribusi pada perkembangan ekonomi lokal.
c) Pengembangan Keagamaan dan Pendidikan: Koperasi pondok pesantren juga
dapat berperan dalam pengembangan keagamaan dan pendidikan anggota.
Dalam konteks ini, partisipasi dapat membantu anggota memahami dan
mengamalkan nilai-nilai agama dalam kegiatan ekonomi mereka. Dalam rangka
meningkatkan peran anggota dan partisipasi dalam koperasi pondok pesantren,
penting untuk mengadakan pelatihan, pendidikan, dan penyuluhan yang
mendukung pemahaman mereka tentang koperasi dan nilai-nilai keagamaan
yang terkait. Hal ini akan membantu memastikan bahwa koperasi berfungsi
dengan baik dan sesuai dengan tujuan pondok pesantren serta memberikan
manfaat yang maksimal bagi anggota dan masyarakat sekitar.
Masyarakat sangat memiliki peran dalam pertumbuhan perekonomian
dalam lingkup yang luas. Aktivitas yang dilakukan masyarakat dalam kegiatan
sehari-hari secara langsung berkaitan dengan kegiatan perekonomian maupun
hal lain yang secara tidak langsung menjadikan kegiatan perekonomian lebih
baik. Banyak hal yang dapat diperankan masyarakat diantaranya dalam
penyediaan maketable maupun non maketable goods dan service. Masyarakat
yang sejahtera merupakan tujuan dari berkembangnya koperasi di Indonesia.
Masyarakat yang sejahtera dapat dicapai apabila tidak adanya kesenjangan
ekonomi dan hidup miskin dapat dihilangkan, berkurangnya pengangguran,
distribusi kekayaan dapat dimekarkan, eksploitasi yang dilakukan secara terus
menerus dapat dihindari. Sejarah koperasi menjelaskan lembaga koperasi ialah
badan usaha yang dapat melindung para masyarakat miskin dan lemah. Karena
demikian, kata koperasi dan rakyat sangat berhubngan erat. Cooperative dan
people adalah dua kata kunci yang telah melekat amat erat. Semuanya itu
menampakkan bahwa dari latar belakang sejarah serta teori koperasi senantiasa
dikaitkan dengan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang

6
mgbiskin dan lemah. (Thoby, 2004:7). Dalam lingkungan Pesantren, koperasi
sudah pasti ada di dalamnya. Pesantren juga merupakan institusi pendidikan
Islam yang dinilai paling tua, pesantren juga memiliki akar transmisi sejarah
yang jelas. Dimana para-para Wali (Pemuka Agama) terdahulu telah merubah
gaya pendidikan dari system yang di ajarkan oleh kolonial Belanda, membawa
perubahan untuk menjadikan pelajarpelajar islam yang patuh akan agama
islam. Pada Hakikatnya pesantren dapat didefiniskan sebagai suatu tempat
pendidikan dan pengajaran yang menekankan pelajaran agama Islam dan
didukung sebagai tempat tinggal santri yang bersifat permanen. (Mujamil,
2006:7). Pada era sekarang ini pesantren bukanlah lembaga yang jarang untuk
ditemui, sudah banyak berdirinya pondok pesantren baik diperkotaan maupun
diperdesaan. Karena hal itu setiap tahunnya ada ratusan bahkan ribuan santri
berbondong-bondung menuju pesantren-pesanren modern/salafi guna untuk
mencari ilmu dan bermukin dipondok.
Pondok pesantren sekarang juga sudah banyak perkembangan dengan
berbagai inovasi guna untuk meninggatkan kualitas dan akreditas pondok, serta
memberdayakan masyarakat dengan fungsi dan perannya. Salah satu bentuk
nyata dalam pemberdayaan pesantren adalah dengan berdirinya koperasi
pondok pesantren. Koperasi pondok pesantren adalah koperasi untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari santri, mulai dari kebutuhan pangan dan sandang.
Koperasi pesantren juga satu satunya yang menjadi sarana berbelanja para
santri/wati. Permintaan satri setiap tahunnya semakin menungkat menimbang
jumlah santi yang terus bertambah pula. Maka dari itu kerjasama antara
masyarakat dan pesantren dalam pemenuhan kebutuhan santri sangan
diperlukan.

C. Tujuan dan Manfaat Implementasi Keanggotaan dan Partisipasi di Koperasi


Pondok Pesantren
Implementasi keanggotaan dan partisipasi dalam koperasi pondok pesantren memiliki
sejumlah tujuan dan manfaat yang penting. Berikut adalah beberapa di antaranya
Tujuan Implementasi Keanggotaan dan Partisipasi:
1. Meningkatkan Kesejahteraan Anggota: Salah satu tujuan utama koperasi
pondok pesantren adalah meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat
sekitar. Dengan melibatkan anggota dalam kegiatan ekonomi koperasi, tujuan
ini dapat dicapai melalui pembagian keuntungan, peningkatan pendapatan, dan
akses ke layanan keuangan yang lebih baik.
2. Mendukung Pendidikan dan Keagamaan: Koperasi pondok pesantren seringkali
memiliki misi pendidikan dan agama yang kuat. Melalui implementasi
keanggotaan dan partisipasi, koperasi dapat menjadi wadah untuk mendukung
pendidikan agama dan pengembangan nilai-nilai moral di kalangan anggotanya.
3. Pemberdayaan Ekonomi Lokal: Koperasi dapat menjadi motor penggerak
ekonomi lokal di sekitar pondok pesantren. Tujuan ini mencakup pembangunan
ekonomi daerah, penciptaan lapangan kerja, dan pengurangan ketimpangan
sosial.

7
4. Membangun Kebersamaan dan Solidaritas: Koperasi menciptakan ikatan sosial
antara anggotanya. Melalui partisipasi dalam pengambilan keputusan, anggota
merasa memiliki peran dalam perkembangan koperasi dan merasa lebih terlibat
dalam komunitasnya. Hal ini dapat memperkuat rasa kebersamaan dan
solidaritas di kalangan anggota.
5. Pengembangan Keterampilan dan Pengetahuan: Anggota koperasi dapat
memperoleh keterampilan dan pengetahuan baru melalui partisipasi dalam
berbagai kegiatan ekonomi koperasi. Ini dapat meningkatkan kemampuan
mereka dalam mengelola usaha sendiri dan mendukung pengembangan
kompetensi ekonomi.

Manfaat Implementasi Keanggotaan dan Partisipasi:


1. Peningkatan Pendapatan dan Kesejahteraan:Anggota koperasi dapat mendapatkan
manfaat ekonomi langsung melalui bagian dari keuntungan yang dibagikan kepada
mereka. Pendapatan tambahan ini dapat meningkatkan kualitas hidup dan
kesejahteraan anggota.
2. Akses ke Layanan Keuangan:Koperasi pondok pesantren seringkali menyediakan
layanan keuangan seperti tabungan, pinjaman, dan asuransi bagi anggotanya. Ini
membantu anggota mengelola keuangan mereka dengan lebih baik dan melindungi
mereka dari risiko finansial.
3. Pendidikan dan Pelatihan: Anggota koperasi dapat menghadiri pelatihan dan
program pendidikan yang diselenggarakan oleh koperasi untuk meningkatkan
keterampilan mereka dalam berbagai bidang, seperti pertanian, kerajinan, atau
manajemen usaha.
4. Pemberdayaan Sosial: Partisipasi aktif dalam koperasi dapat memberikan rasa
percaya diri dan pemberdayaan kepada anggota. Mereka merasa memiliki peran
dalam pembangunan ekonomi dan sosial komunitas mereka.
5. Pengembangan Nilai-nilai Keagamaan: Koperasi pondok pesantren juga dapat
membantu anggota dalam memahami dan menerapkan nilai-nilai keagamaan dalam
kegiatan ekonomi mereka. Hal ini memperkuat ikatan antara agama dan ekonomi
dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui implementasi keanggotaan dan partisipasi, koperasi pondok pesantren
dapat menjadi alat yang kuat untuk mencapai tujuan ekonomi, sosial, dan
keagamaan yang diinginkan oleh pesantren dan anggotanya. Implementasi
keanggotaan dan partisipasi dalam koperasi pondok pesantren memiliki sejumlah
tujuan dan manfaat yang sangat penting. Tujuan utama adalah meningkatkan
kesejahteraan anggota dan mendukung visi pendidikan serta keagamaan yang
dianut oleh pondok pesantren. Melalui partisipasi aktif anggota dalam kegiatan
ekonomi koperasi, kami bertujuan untuk memberikan manfaat ekonomi yang nyata,
seperti pendapatan tambahan dan akses ke layanan keuangan. Selain itu, kami ingin
menjadikan koperasi sebagai wahana untuk mendukung pendidikan keagamaan dan
pengembangan moral, sehingga anggota dapat memahami dan menerapkan nilai-
nilai agama dalam aspek ekonomi mereka. Manfaatnya pun sangat signifikan;
anggota koperasi dapat merasakan peningkatan kesejahteraan, akses ke layanan
keuangan yang lebih baik, dan peluang untuk mengembangkan keterampilan
ekonomi mereka. Selain itu, partisipasi dalam koperasi juga memperkuat ikatan

8
sosial di antara anggota, membangun rasa kebersamaan, dan menciptakan
solidaritas di komunitas pondok pesantren. Dengan demikian, implementasi
keanggotaan dan partisipasi dalam koperasi pondok pesantren bukan hanya tentang
aspek ekonomi semata, tetapi juga tentang pemberdayaan ekonomi, sosial, dan
keagamaan dalam rangka mencapai tujuan yang lebih besar.

9
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Pendekatan kualitatif memiliki karakteristik alami sebagai sumber data langsung,
deskriptif, proses lebih dipentingkan dari pada hasil. Analisis dalam penelitian kualitatif
cenderung dilakukan secara analisis induktif dan makna makna merupakan hal yang
esensial. Objek dalam penelitian kualitatif adalah objek yang alamiah, atau natural
setting, sehingga penelitian ini sering disebut penelitian naturalistic. Obyek yang alami
adalah objek yang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga kondisi pada
saat peneliti memasuki objek, setelah berada di objek dan keluar dari objek relatif tidak
berubah.
Dalam penelitian kualitatif peneliti menjadi instrumen. Oleh karena itu dalam
penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau Human instrument. Untuk menjadi
instrumen peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu
bertanya, menganalisis, memotret dan mengkontruksi objek yang diteliti menjadi jelas
dan bermakna. Kriteria data dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data
yang pasti adalah data yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya, bukan data yang
sekedar terlihat, terucap, tetapi data yang mengandung makna dibalik yang terlihat dan
terucap tersebut.

B. Jenis dan Sumber Data


Pada penelitian ini, data yang diperoleh dari sumber data primer dan sumber data
sekunder. Sumber data primer yaitu sumber data yang didapat secara langsung di
lapangan. Sumber data primer pada penelitian ini terdiri dari wawancara dan observasi,
dimana wawancara akan dilakukan kepada pengelola Koperasi Pondok Pesantren.
Sedangkan sumber data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh secara tidak
langsung dari informan di lapangan yaitu berupa dokoumen dan arsip. Jenis-jenis
sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari sumber tertulis dan
lisan.
1. Jenis Data Jenis data dipilih untuk dapat mendeskripsikan data lebih efektif jika
dilakukan penyesuaian dengan jenisnya, serta dapat menyederhanakan
pengklasifikasian data yang diperoleh. Jenis data pada penelitian kali ini berupa data
kualitatif. Data kualitatif adalah data informasi hasil penelitian yang berbentuk kalimat
dan tidak berupa angka.
2. Sumber Data Sumber data merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan
informasi tentang penelitian yang dilakukan. Data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan dua jenis sumber data, yaitu:
a. Data Primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada yang
pengumpul data. Data dikumpulkan langsung oleh peneliti dari sumber pertama tempat
objek penelitian dilakukan. Peneliti menggunakan hasil wawancara dari informan atau
narasumber terkait topik dalam penelitian ini sebagai data primer.

10
b. Data Sekunder Menurut Sugiyono (2018:456) data sekunder adalah sumber data yang
tidak langsung memberikan data kepada seorang pengumpul data. Dalam penelitianini,
yang menjadi sumber data sekunder adalah buku, jurnal, artikel, dan website yang
berkaitan dengan topik penelitian ini, yaitu tingkat pengetahuan, manajemen koperasi
pondok pesantren dan implementasinya.

C. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Observasi Observasi yaitu suatu cara dalam mengumpulkan data dengan melakukan
proses pengamatan secara langsung pada kegiatan yang sedang berjalan. Observasi
mengarah pada memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, serta
mempertimbangkan korelasi antar aspek dalam fenomena tersebut. Dari pengamatan,
akan mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman ataupun
sebagai alat re-checking atau pembuktian terhadap informasi/keterangan yang
diperoleh sebelumnya. (Nana Syaodih, 2013: 220). Observasi dilakukan oleh peneliti
selama penelitian dalam rangka pengoptimalan data mengenai tingkat pengetahuan,
manajemen koperasi pondok pesantren dan implementasinya di pondok pesantren
Attaqwa Putra.
2. Wawancara interview Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan dilaksanakan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan
jawaban atas pertanyaan tersebut (Lexy moloeng, 2005:186). Wawancara pada
penelitian kali ini menggunakan teknik wawancara mendalam. Wawancara mendalam
yaitu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka
dengan informan, hal itu bertujuan untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang topik
yang diteliti. Wawancara pada penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data dan
informasi mengenai tingkat pengetahuan, manajemen koperasi pondok pesantren dan
implementasinya di pondok pesantren Suryalaya.
3. Dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi
merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis
dokumen-dokumen, 10 baik tertulis, gambar, maupun elektronik. Studi dokumen adalah
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Hasil penelitian dari
observasi atau wawancara akan lebih dapat dipercaya jika didukung oleh dokumen dari
narasumber (Nana Syaodih, 2013: 221). Dokumen yang akan dikumpulkan merupakan
dokumen-dokumen terkait proses kerja dan ruang lingkup pekerja.

D. Teknik Analisis Data


Menurut Moleong (2002: 103), analisis data merupakan proses mengatur urutan
data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar
dengan demikian maka informasi atau data lebih mudah dibaca dan disimpulkan.
Sedangkan menurut Taylor, (1975: 79), data adalah sebagai proses yang merinci usaha
secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang
disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis. Jika
dikaji, pada dasarnya definisi pertama lebih menitikberatkan pada pengorganisasian
data sedangkan yang ke dua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data. Teknik

11
analisis yang digunakan adalah teknik analisis data deskriptif, yaitu dengan cara
menghimpun data-data faktual dan mendiskripsikan. Data berasal dari seluruh
informasi yang diperoleh dari hasil wawancara serta dokumen-dokumen melalui
beberapa tahap. Setelah pengumpulan data, pencatatan data, peneliti melakukan analisis
interaksi yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan verifikasi.
Analisis dari penelitian ini berlangsung bersama dengan proses pengumpulan
data, maupun dilakukan setelah data data terkumpul. 1. Pengumpulan data
Mengumpulkan informasi dan data dari berbagai sumber atau responden. yaitu dengan
wawancara, observasi, analisis dokumen dan foto-foto kegiatan yang ada. 2. Reduksi
data Dalam reduksi data, data yang diperoleh disortir karena data dari hasil wawancara
merupakan data yang memiliki sifat sangat luas informasinya bahkan masih mentah
(Lexy J. Moleong 2002: 114). Dengan ini kita akan bisa memilih laporan hasil
wawancara yang lebih penting, jadi bila ada hasil laporan yang dirasa kurang penting
bisa dibuang. Langkah reduksi data melibatkan beberapa tahap. Tahap pertama,
melakukan editing, pengelompokkan, dan meringkas data. Tahap kedua, menyusun
kode-kode dan catatan-catatan mengenai berbagai hal berkaitan dengan data yang
sedang diteliti sehingga peneliti dapat menentukan tematema, kelompok-kelompok,
dan pola-pola data. Pada tahap terakhir dari reduksi data adalah menyusun rancangan
konsep-konsep serta penjelasan- penjelasan berkenaan dengan tema, pola, atau
kelompok yang bersangkutan. 11 3. Penyajian data Hasil dari pengorganisasian data
yang di sajikan secara sistematis dapat dibentuk dalam sebuah laporan. Bentuk
penyajian laporan berupa diskriptif analitik dan logis yang mengarah pada kesimpulan.
Dalam tahap ini peneliti dituntut untuk melakukan penefsiran terhadap data dalam
wawancara. 4. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan menyangkut intepretasi
peneliti, yaitu pengembangan makna dari data yang ditampilkan. Kesimpulan yang
masih kaku senantiasa di verifikasi selama penelitian berlangsung, sehingga diperoleh
kesimpulan yang krediibilitas dan objektifnya terjamin. Verifikasi bisa berupa
pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran peneliti saat mengadakan pencatatan
atau bisa berupa suatu tinjauan ulang terhadap catatan-catatan di lapangan.

E. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan secara online melalui Zoom dengan pekerja di
Pondok Pesantren Suryalaya yang dilaksanakan hari Sabtu, 07 Oktober 2023 jam 13.00-
14.00. Penelitian ini dilaksanakan dikediaman masing-masing melalui aplikasi Zoom
yang dihadiri oleh Manar, Mila Khairunisa, Muhammad Mahbub, dan pekerja koperasi
pondok pesantren Suryalaya.

12
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Pondok Pesantren Suryalaya


Pondok Pesantren Suryalaya dirintis oleh Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad atau yang
dikenal dengan panggilan Abah Sepuh, pada masa perintisannya banyak mengalami
hambatan dan rintangan, baik dari pemerintah kolonial Belanda maupun dari masyarakat
sekitar. Juga lingkungan alam (geografis) yang cukup menyulitkan. Namun Alhamdullilah,
dengan izin Allah SWT dan juga atas restu dari guru beliau, Syaikh Tholhah bin Talabudin
Kalisapu Cirebon semua itu dapat dilalui dengan selamat. Hingga pada tanggal 7 Rajab
1323 H atau 5 September 1905, Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad dapat mendirikan
sebuah pesantren walaupun dengan modal awal sebuah mesjid yang terletak di kampung
Godebag, desa Tanjung Kerta. Pondok Pesantren Suryalaya itu sendiri diambil dari istilah
sunda yaitu Surya = Matahari, Laya = Tempat terbit, jadi Suryalaya secara harfiah
mengandung arti tempat matahari terbit.
Pada awalnya Syeikh Abdullah bin Nur Muhammad sempat bimbang, akan tetapi guru
beliau Syaikh Tholhah bin Talabudin memberikan motivasi dan dorongan juga bimbingan
khusus kepadanya, bahkan beliau pernah tinggal beberapa hari sebagai wujud restu dan
dukungannya. Pada tahun 1908 atau tiga tahun setelah berdirinya Pondok Pesantren
Suryalaya, Abah Sepuh mendapatkan khirqoh (legitimasi penguatan sebagai guru mursyid)
dari Syaikh Tholhah bin Talabudin. Seiring perjalanan waktu, Pondok Pesantren Suryalaya
semakin berkembang dan mendapat pengakuan serta simpati dari masyarakat, sarana
pendidikan pun semakin bertambah, begitu pula jumlah pengikut/murid yang biasa disebut
ikhwam. Profil koperasi hidmat suryalaya.

B. Profil Pondok Koperasi Hitmad Suryalaya

Koperasi di Pondok Pesantren Suryalaya didirikan pada tahun 1973 dengan nama
Putera Bakti yang pengelolaannya dilaksanakan oleh para santri. Koperasi ini kurang
berkembang karena itu pada tanggal 23 Juni 1979 dilakukan penyempurnaan organisasi dan
namanya pun diganti menjadi Kopontren Suryalaya HIDMAT ( Koperasi Pondok Pesantren
Suryalaya Hidup Masa Tarekat ). Ruang Lingkupnya pun diperluas bukan saja sekedar
santri atau murid yang sedang belajar di Pondok Pesantren Suryalaya, tetapi juga meliputi
seluruh ikhwan Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah yang bisa berada diseluruh pelosok
daerah.

13
Tujuan utama koperasi hidmat suryalaya

Tujuan Utama dari Kopontren Suryalaya HIDMAT adalah sebagai wadah


pembinaan perekonomian ikwan Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah. Disamping itu,
diharapkan juga dari hasil usahanya kelak dapat membantu beban biaya seluruh kegiatan
yang ada dalam lingkungan Yayasan Serba Bakti Pondok Pesantren Suryalaya, seperti
dalam bidang da'wah pendidikan, inabah, dan kegiatan keagamaan dan kegiatan sosial
lainnya.

Unit usaha yang sudah berkembang:


• Unit Usaha Perdagangan Unit Usaha Warung Serba Ada Unit Usaha Konveksi
• Unit Usaha Kerjasama Unit Usaha Warpostel Unit Usaha Keagenan Unit Usaha
Pelayanan Pembayaran Rekening Listrik Unit Usaha Kredit Pedagang Keliling
(Kipling)·
• Unit Usaha Sosial Proyek Pengembangan Populasi Domba Unggul (P3DU) Dana
Sosial Unit Sumbangan Sosial
Struktur kepengurusan
Pengurus Pleno Kopontren Khidmat Suryalaya
Ketua : Ir. H. Ayat Hidayat
Wakil Ketua : Drs. H. Hotman Soemabrata
Sekretaris : Drs. Tawfik Rahman
Wakil Sekretaris : Ade Hidayat, SPd
Bendahara : Asep Kusnandar
Susunan Pengurus Harian Kopontren Khidmat Suryalaya
Ketua : Drs. H. Hotman Soemabrata
Sekretaris : Drs. Tawfik Rahman
Bendahara : Asep
Susunan Manajer dan Karyawan Kopontren Khidmat Suryalaya
Manajer Umum : Ade Hidayat, SPd
Manajer UUO simpan Pinjam : Nana Heryiana
Manajer UUO Listrik : Cucu Supriyatna
Manajer UUO Minyak Tanah & Pupuk : H. Lili Karli
Manajer UUO SPBU : Dudung Sudyana
Manajer UUO Agribisnis : Drs. Rahmat Effendi
Manajer UUO Penggilingan Tapos : Asep Kusnandar

14
Struktur Organisasi Kopontren Hidmat

Koperasi HIDMAT Pondok Pesantren Suryalaya kembali mengadakan Rapat.


Dalam sambutannya Beliau berharap agar "kehadiran koperasi mampu meringankan
beban hidup para anggotanya. Oleh karena itu kepercayaan anggota kepada pengurus
akan tumbuh dengan sendirinya jika para pengurusnya jujur, sehat dan
bertanggungjawab serta mementingkan kepentigan para anggotanya. Oleh karena itu,
saya mengingatkan Pengurus Koperasi HIDMAT agar dalam mengemban tugas
melaksanakan amanah seluruh anggota, hendaknya bertindak apik dan teliti dalam
segala hal sebagaimana Tanbih Wasiyat Pangersa Guru Almarhum Syekh KH. Abdullah
Mubarok bin Nur Muhammad ra. “ Kulantaran kitu, sakabeh murid-murid kudu arapik
tilik jeung pamilih, dina nyiar jalan kahadean lahir bathin dunya akherat sangkan
ngeunah nyawa betah jasad. Ulah jadi kabengkahan anu di suprih “Cageur Bageur”.
Acara RAT kali ini dihadiri oleh undangan dari Dinas Koperasi Kab. Tasikmalaya dan
dari Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Kab. Tasikmalaya. Acara yang
berlangsung dihadiri sekitar 150 orang lebih anggota Koperasi dari jumlah keseluruhan,
berlangsung dengan hidmat, tertib dan lancar.

15
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Koperasi Pondok Pesantren adalah sebuah jenis koperasi yang beroperasi di
lingkungan atau sekitar pondok pesantren, yang merupakan lembaga pendidikan Islam
tradisional di Indonesia. Koperasi ini dibentuk dan dijalankan oleh anggota-anggota
yang terkait dengan pondok pesantren tersebut, seperti guru, santri (murid pesantren),
pendukung pesantren, dan masyarakat sekitar. Tujuan dari koperasi pondok pesantren
dapat bervariasi, namun umumnya melibatkan upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota dan masyarakat sekitar pondok pesantren melalui berbagai
kegiatan ekonomi dan sosial. Aktivitas koperasi ini dapat mencakup berbagai sektor,
seperti pertanian, perikanan, perdagangan, pembiayaan, pendidikan, dan lain
sebagainya, tergantung pada kebutuhan dan potensi ekonomi lokal.
Ciri khas koperasi pondok pesantren adalah fokusnya pada nilai-nilai
keagamaan dan pendidikan Islam. Koperasi ini sering kali diharapkan untuk beroperasi
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, termasuk dalam hal manajemen dana,
pengambilan keputusan, dan pembagian keuntungan. Selain itu, koperasi pondok
pesantren juga dapat berfungsi sebagai sarana untuk melibatkan santri dan masyarakat
dalam kegiatan ekonomi yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Koperasi pondok
pesantren memiliki peran penting dalam pengembangan ekonomi lokal, peningkatan
kesejahteraan anggota, dan mendukung misi pendidikan dan keagamaan pondok
pesantren.
Implementasi keanggotaan dan partisipasi dalam koperasi pondok pesantren
memiliki sejumlah tujuan dan manfaat yang penting. Tujuan utama adalah
meningkatkan kesejahteraan anggota dan mendukung visi pendidikan serta keagamaan
yang dianut oleh pondok pesantren. Melalui partisipasi aktif anggota dalam kegiatan
ekonomi koperasi, tujuan ini dapat dicapai melalui pembagian keuntungan,
peningkatan pendapatan, dan akses ke layanan keuangan yang lebih baik. Selain itu,
kami ingin menjadikan koperasi sebagai wahana untuk mendukung pendidikan
keagamaan dan pengembangan moral, sehingga anggota dapat memahami dan
menerapkan nilai-nilai agama dalam aspek ekonomi mereka. Manfaatnya pun sangat
signifikan; anggota koperasi dapat merasakan peningkatan kesejahteraan, akses ke
layanan keuangan yang lebih baik, dan peluang untuk mengembangkan keterampilan
ekonomi mereka.

B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna terdapat beberapa kesalahan ataupun
kekeliruan dalam pembuatan makalah ini, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan makalah yang akan datang. Tentunya kami dari kelompok dua sudah
menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta
jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya kami akan segera melakukan perbaikan
susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik
yang bisa membangun dari dosen pengampu atau rekan-rekan sekalian.

16
DAFTAR PUSTAKA

Amrullah. (2019). Analisis Manajemen Pengelolaan Koperasi Pesantren dalam Mewujudkan


Kemandirian Pesantren Ummul Ayman Samalanga. Jurnal Peradaban Islam.
Badariyah, S. J. (2021). PERAN KOPERASI KONSUMSI PONDOK PESANTREN DALAM
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT. J u r n a l E k o n o m i I n d u s t r i .
ElJunusi, R. (n.d.). ANALISIS PARTISIPASI KOMITMEN DAN KEMAMPUAN
BERINOVASI SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KOPERASI
PONDOK PESANTREN.
Pakaya, A. R. (2017). MANAJEMEN KINERJA KOPERASI. Yogyakarta: ZAHIR
PUBLISING.
Rasyid, T. L. (n.d.). PERAN KOPONTREN TERHADAP PEREKONOMIAN
MASYARAKAT SEKITAR PONDOK PESANTREN.
Sujianto, A. E. (2012). Pengaruh Pendidikan, Pelatihan dan Penyuluhan Terhadap Partisipasi
Anggota Koperasi Pondok Pesantren.
Syarbani, H. (2012). ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI SANTRI KOMITMEN DAN
KEMAMPUAN BERINOVASI TERHADAP KINERJA KOPERASI PONDOK
PESANTREN DI KOTA SEMARANG. CONOMICA.

17

Anda mungkin juga menyukai