Makalah Zainudin
Makalah Zainudin
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis sehingga penyusunan proposal dengan judul “Pengaruh Budaya
Organisasi Terhadap Moral Pserta Didik Di Man 1 Wakatobi” dapat diselesaikan walaupun
pada kenyataannya masih jauh dari kesempurnaanya. Tak lupa pula salam dan Shalawat
kepada Nabiyullah Muhammad SAW serta para sahabatnya, kerabatnya semoga limpahan
Walau proposal ini masih jauh dari apa yang diharapkan, namun penulis telah
berupaya keras untuk mewujudkannya sebagai prasyarat untuk melanjutkan penelitian guna
penyelesaian studi Strata Satu (S1) di Program Studi S1 Administrasi publik, Fakultas Ilmu
Disadari bahwa proposal ini, masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, penulis
terbuka untuk menerima kritik yang konstruktif dan saran untuk perbaikan penulisan di masa
mendatang.Akhir kata semoga proposal ini dapat berguna baik bagi penulis maupun
pembaca. Amin…
Gorontalo,…..Oktober 2022
Peneliti,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................................4
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Budaya Organisasi......................................................................................6
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
3.1 Metode kuantitatif...................................................................................................9
3.2 Metode Kualitatif....................................................................................................9
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Penerapan budaya organisasi dan perilaku organisasi................................................. 10
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................................. 11
B. Saran............................................................................................................................ 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Budaya organisasi sesungguhnya tidak lepas dari konsep dasar tentang budaya itu
sendiri, yang merupakan salah satu terminology yang banyak di gunakan dalam bidang
antropologi. Dengan ini, dalam pandangan antropologi sendiri, konsep budaya ternyata telah
mengalami pergeseran makna sebagaimna dinyatakan oleh C.A. Van Peursen (1984) bahwa
dulu orang berpendapat budaya meliputi segala manifestasi dari kehidupan manusia yang
berbudi luhur dan yang bersifat rohani, seperti : agama, kesenian filsafat, ilmu pengetahuan,
tata negara dan sebagainya. Tetapi pendapat tersebut sudah sejak lama disingkirkan. Dewasa
ini budaya diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang dan setiap kelompok orang-
orang. Kini budaya di pandang sebagai sesuatu yang lebih dinamis, bukan sesuatu yang kaku
dan statis, budaya tidak diartikan sebagai sebuah kata benda, kini lebih di maknai sebagai
Peran budaya pada saat ini, itu dapat di pahami sebagai salah satu sumber yang paling
utama dari system tata nilai masyarakat yang di harapkan dapat membentuk sikap, mental
atau bagamana pola berpikir manusia dalam bekerja formal pada organisasi- organisasi.
Budaya inilah inilah yang menginternal dalam sanubari masyarakat Indonesia dan menjadi
Budaya organisasi dapat dipandang sebagai sebuah system dilihat dari sisi input,
budaya organisasi mencakup umpan balik (feed back) dari masyarakat, profesi hukum,
kompetensi dan sebagainya. Sedangkan dilihat dari proses, budaya organisasi mengacu
kepada asumsi, nilai dan norma, misalnya nilai tentang; uang , waktu, manusia, fasilitas dan
ruang. Sementara dilihat dari out put , berhubungan dengan pengaruh budya organisai
1
Koentjaraningrat menyebutkan unsur-unsur universal dari kebudayaan, meliputi sistem religi
dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, system pengetahuan, bahasa,
kesenian, sistem mata pencaharian hidup serta sistem teknologi dan peralatan. 1Tiga macam
wujud budaya di atas, dalam konteks organisasi, disebut dengan budaya organisasi
(corporate culture) dan pada lembaga pendidikan atau sekolah disebut dengan budaya
beberapa definisi. Pertama, sistem nilai, yaitu keyakinan dan tujuan yang dianut bersama
yang dimiliki oleh anggota organisasi yang potensial membentuk perilaku mereka dan
bertahan lama meskipun sudah terjadi pergantian anggota. Dalam lembaga pendidikan
misalnya, budaya ini berupa semangat belajar, cinta kebersihan, mengutamakan kerjasama
dan nilai-nilai luhur lainnya. Kedua, norma perilaku, yaitu cara berperilaku yang sudah
umum digunakan dalam sebuah organisasi yang bertahan lama karena semua anggotanya
mewariskan perilaku tersebut kepada anggota baru. Dalam lembaga pendidikan, perilaku ini
antara lain berupa semangat untuk selalu giat belajar, selalu menjaga kebersihan, bertutur
berperan penting khususnya di sekolah, sebab dari sinilah perlakuan-perlakuan yang terus
menerus dan terstruktur masih di berikan kepada anak. Sekolah yang telah memberikan
lingkungan yang menunjang bagi kesuksesan pendidikan maka sekolah itu secara langsug
dan tidak langsung memberikan sentuhan perlakuan kepada anak. lingkungan itu meliputi,
pertama fisik seperti bangunan, alat,sarana, dan gurunya. kedua non fisik yaitu
2
Sekolah islami memiliki budaya organisasi yang berbeda dengan sekolahsekolah
umum yang tentunya di madrasah menanamkan dua hal sekaligus dalam pendidikan ,yaitu
Krisis moral dikalangan peserta didik nampaknya menjadi tantangan utama saat ini.
Seperti tawuran anak Sekolah, Rendahnya disiplin diri, kecurangan dalam ujian, bahkan
Hal ini menunjukkan indikasi tentang tidak adanya peningkatan yang signifikan dari
Upaya membentuk religiusitas yang baik perlu adanya komitmen beragama yang
kuat. Sebagai seorang muslim siswa diharapkan dapat memiliki religiusitas yang baik di
sekolah dengan cara melaksanakan rutinitas keagamaan di sekolah tidak hanya sekedar
mematuhi peraturan. Namun kenyataannya, belum semua siswa yang mengaku beragama
Islam mau untuk menjalankan ibadah dengan baik ketika berada di sekolah, hanya sebagian
siswa saja yang maumelaksanakan ibadah disekolah, seperti mengerjakan sholat sunnat,
Berdasarkan hasil observasi awal yang di lakukan oleh peneliti masih terdapat siswa
yang merokok disekitar sekolah, membuli teman-teman nya serta menggunakan bahasa yang
kurang pantas,sebagaimna di ketahui Madrasah aliyah adalah sekolah islami yang berbeda
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis ingin membuktikan sebesar apakah
pengaruh budaya organisasi terhadap moral pserta didik. Sehingga peneliti tertarik untuk
3
1.2 Batasan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di kemukakan batasan permasalahan penelitia
b. Moral yang jadi batasan adalah terbatas pada moral di MAN 1 Wakatobi
Berdasarkaan uraian di atas, maka yang menjadi rumusan masalah penelitian adalah sebagai
berikut:
b. Apakah ada pengaruh budaya oganisasi terhadap moral peserta didik di MAN 1
1.4 Hipotesis
Berdasarkan permasalahan dan tinjauan pustaka pada uraian sebelumnya, maka dapat
Kabupaten Wakatobi
4
2. Kegunaan penelitian
a) Kegunaan Teoritis
Kegunaan secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan referensi bagi penelitian sejenis sebagai salah satu bahan pustaka dalam rangka
b) Kegunaan Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan
5
BAB II
KAJIAN TEORI
Keberadaan budaya di dalam organisasi atau disebut dengan budaya organisasi tidak
bisa dilihat oleh mata, tapi bisa dirasakan. Budaya organisasi itu bisa dirasakan
Kebudayaan tersebut memberikan pola, cara-cara berfikir, merasa menanggapi dan menuntun
para anggota dalam organisasi. Oleh karena itu, budaya organisasi akan berpengaruh juga
Dalam rangka mewujudkan budaya organisasi yang cocok diterapkan pada sebuah
organisasi, maka diperlukan adanya dukungan dan partisipasi dari semua anggota yang ada
berdasarkan karakteristik budaya organisasi yang antara lain meliputi inovasi, kemantapan,
kepedulian, orientasi hasil, perilaku pemimpin dan orientasi tim, karakteristik tersebut
terdapat dalam sebuah organisasi atau perusahaan mereka. Persepsi karyawan mengenai
kenyataan terhadap budaya organisasinya menjadi dasar karyawan berperilaku. Dari persepsi
tersebut memunculkan suatu tanggapan berupa dukungan pada karakteristik organisasi yang
Untuk mengetahui seberapa baik kinerja karyawan apakah telah sesuai dengan budaya
organisasi maka perlu diadakan penilaian kinerja. Adapun tujuan-tujuan dari program
penilaian kinerja menurut Oberg (1998) yaitu mendorong atau menolong para supervisor
untuk mengamati bawahannya secara lebih dekat untuk melakukan pekerjaan secara lebih
baik. Memotivasi para karyawan dengan memberikan umpan balik tentang bagaimana cara
mereka bekerja. Memberikan dukungan untuk pembuatan keputusan bagi pimpinan yang
6
berhubungan dengan peningkatan, pemindahan dan pemecahan. Beberapa masalah nyata dari
sistem penilaian kinerja sehingga belum berjalan sebagaimana mestinya berkaitan dengan:
kurangnya kesepakatan tentang aspek-aspek kinerja yang akan diukur, tidak realistisnya
harapan yang diukur menjadi tujuan dan dapat dihitung, dan kegagalan menggunakan hasil
penilaian sebagai dasar penting pembuatan keputusan bagi pengembangan sumber daya
manusia.
Berikut beberapa pengertian tentang budaya organisasi menurut para ahli di antaranya
1. Stephen P. Robbins
Budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota
penting dan sama-sama dimiliki oleh para anggotanya. Budaya organisasi menyatakan nilai-
nilai atau ide-ide dan kepercayaan bahwa yang sama-sama dianut oleh para anggota itu
seperti terwujud dalam alat-alat simbolis seperti mitos, upacara, cerita, legenda, dan bahasa
khusus
organisasinya. Untuk itu membuat dan menciptakan budaya organisasi yang sifatnya menarik
amatlah penting. olehnya itu perlu dipahami apa budaya organisasi itu.
Budaya organisasi memiliki makna yang luas. Menurut Stephen P Robbins Artur
culture /organizational culture) adalah suatu sistim nilai yang unik (a system of shared
7
harus melakukan sesuatu dimiliki secara bersama oleh anggota suatu organisasi dan yang
seluruh anggota dalam suatu organisasi dan di jadikan sebagai aturan di dalam suatu
perbedaan dengan sekolah umum, di MAN 1 Wakatobi Setiap hari jumat mengaji bersama,
terdapat poster dan kata-kata bijak setiap kelas maupun dinding kelas, sekolah mengadakan
kegiatan perlombaan (voli, bola kaki dan lainlain) antar kelas setiap 1 tahun sekali.
Karakteristik budaya organisasi di sekolah yaitu tentang (1) observed behavioral regularities
(pengamat keteraturan perilaku) (2) norms (Norma), (3) dominant value (nilai dominan), (4)
philosophy (filsafat), (5) rules (Aturan), dan (6) organization climate (iklim organisasi).
8
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Kualitatif.Jenis penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang berusaha
mendeskripsikan suatu geajala, peristiwa yang terjadi saat sekarang, penelitian ini
berlangsung.Dalam jenis penelitian ini mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi
pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut. (Sugiyono,
2018:142).
makna perilaku individu dan kelompok, menggambarkan masalah sosial atau masalah
dalam bentuk kata-kata dan bahasa dengan konteks alamiah dengan metode alamiah pula.
(sugiyono, 2018:347).
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian bagian
menggunakan analisis. Proses dan makna lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di
lapangan.
9
BAB IV
Budaya organisasi secara signifikan terbukti berpengaruh terhadap empat pola perilaku
birokrasi dan hal ini terjadi pada semua daerah penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perilaku pada sekolan man 1 wakatobi masih menerapkan perilaku transisional, dimana
menerapkan perilaku tradisional dengan dengan pola 10 otokratik dan kustodial di satu sisi, dan
disisi lain orientasi perilaku telah berubah kearah perilaku modern dengan menerapkan pola
perilaku suportif dan perilaku kolegial. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa pengaruh variabel
budaya organisasi terbukti secara signifikan membentuk pola perilaku transisional tersebut.
Budaya jaringan pada organisasi sekolah man 1 wakatobi telah diterapkan, walaupun
tidak terlalu dominan. Nilai-nilai utama yang ingin dicapai dalam budaya jaringan adalah
semangat persahabatan, solidaritas dan kekeluargaan yang menonjol. Orang saling merasa
memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Dalam organisasi terbangun rasa kebersamaan, kerja tim
dan satu sama lainnya saling memberi dan menerima baik informasi, pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan. Hal ini lebih menonjol terutama
pada sekolah, menumbuhkan semangat solidaritas yang tinggi. Hasil deskripsi responden,
misalnya apabila salah satu pegawai di kantor kecamatan tidak hadir, maka yang lainnya
membantu melaksanakan tugasnya. Sayangnya semangat solidaritas ini tidak selalu relevan
dengan pencapaian tujuan dan sasaran organsiasi. Beberapa masyarakat yang ingin mendapat
pelayanan dokumen kependudukan harus menunggu beberapa jam untuk mendapatkan pelayanan
dari pegawai karena pegawai sering mengikuti pertemuan kekerabatan dan kekeluargaan dalam
jam dinas
10
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
berhubungan terhadap perilaku siswa, perilaku kustodial, perilaku suportif dan perilaku kolegial.
Berdasarkan konstribusinya, faktor budaya komunal memiliki konstribusi yang sangat kuat
terhadap terbentuknya perilaku suportif dan perilaku kolegial. Hasil analisis pada sekolah MAN 1
Wakatobi penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi memiliki hubungan terhadap empat
pola perilaku, yaitu perilaku otokratik, perilaku kustodial, perilaku suportif dan perilaku kolegial.
Masih tradisional dengan menampilkan perilaku otokratik dan kustodial, dan berorientasi modern
B. Saran
Dalam meningkatkan budaya organisasi pada sekolah man 1 wakatobi yaitu dengan terus
membangun dan membina hal ini dengan niat/tujuan mengejewatahkan ajaran dan nilai-nilai yang
11