Disusun oleh:
Nurhalim
Yaayat Nurhidayat
Fajar Muharram
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah manajemen pendidikan islam dengan
judul "Madrasah dalam perspektif masyarakat"
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Madrasah merupakan sebuah kata dalam bahasa Arab yang artinya sekolah. Asal katanya
yaitu darasa yang artinya belajar. Di Indonesia, madrasah dikhususkan sebagai sekolah
yang kurikulumnya terdapat pelajaran-pelajaran tentang keislaman.
Madrasah dan lembaga pendidikan Islam seperti pesantren, diniyah, dan perguruan tinggi
Islam adalah garda terdepan kampanye moderasi Islam di Indonesia. Sekolah berbasis
agama ini harusnya jadi bagian kebijakan strategis pendidikan nasional.
Sebab, Madrasah memiliki banyak kelebihan yang tak dimiliki sistem pendidikan lain. Di
antaranya, memiliki keunggulan dalam integrasi agama dan sains yang dibutuhkan
generasi bangsa ini. Selain itu, sebagai afirmatif kalangan ekonomi rentan.
"Dibuktikan dengan biaya pendidikan yang murah terjangkau. Selain itu, kelebihan
madrasah terletak pada fungsinya melahirkan kelas menengah muslim yang aware
terhadap nilai kebangsaan dan NKRI," tambahnya.
Selama ini, pendukung utama madrasah adalah masyarakat muslim yang berada di
pedesaan dan kampung-kampung. Namun, dalam perkembangannya, madrasah kini bisa
tampil sebagai lembaga pendidikan pilihan masyarakat muslim perkotaan.
2. Keunggulan Madrasah
Kelebihan pertama dari jenjang sekolah ini adalah siswa akan diberikan pendidikan
umum dan juga pendidikan agama. Persentase masing-masing pendidikan ini tentunya
sama besar, sehingga diharapkan adanya keseimbangan antara pengetahuan umum dan
pengetahuan agama yang diperoleh siswa.
b. Mengenal Lebih Dekat Tentang Islam
Kelebihan selanjutnya dari MA adalah dapat membentuk karakter anak sesuai dengan
tuntunan Al-Qur’an dan Hadis. Harapannya anak yang telah lulu dari bangku MA ini
dapat menjadi pribadi muslim yang memiliki akhlak sesuai dengan ajaran islam.
1. Pengertian
Orientasi berarti penyediaan informasi dasar berkenaan dengan perusahaan bagi pegawai
baru, yaitu informasi yang mereka perlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara
memuaskan. Informasi dasar ini mencakup fakta-fakta seperti jam kerja, cara memperoleh
kartu pengenal, cara pembayaran gaji dan orang-orang yang akan bekerja sama
dengannya. Orientasi pada dasarnya merupakan salah satu komponen proses sosialisasi
pegawai baru, yaitu suatu proses penanaman sikap, standar, nilai, dan pola perilaku yang
berlaku dalam perusahaan kepada pegawai baru.
Ketika memulai pekerjaan baru banyak para karyawan yang merasa gugup ketika pertama
kali bekerja. Kegugupan hari pertama ini dasarnya bersifat alamiah. namun hal itu dapat
mengurangi kepuasan karyawan baru dan kemampuan untuk belajar kerja jika manajer
SDM tidak mengantisipasinya lebih dini. Para psikolog mengatakan bahwa kesan awal
pertama adalah begitu kuatnya dan wajar wajar saja karena karyawan baru masih
memiliki sesuatu yang sedikit, seperti pengetahuan, dan pengalaman kerja serta untuk
melakukan penilaian diri.
Hal ini sangat tergantung pada keinginan kuat karyawan untuk mengetahui segala sesuatu
tentang perusahaan. untuk membantu karyawan menjadi anggota yang puas dan
produktif, manajer dan departemen SDM harus membuat kesan awal tersebut menjadi
sesuatu yang menyenangkan para karyawan baru, jadi jangan menimbulkan kesan bahwa
yang paling membutuhkan di perusahaan adalah karyawan dan perusahaan.
Sekali proses seleksi telah diputuskan, para manajer dan departemen SDM hendaknya
membantu karyawan baru tersebut untuk merasa cocok dengan lingkungannya. Mengapa?
karena sejak hari pertama, pendatang baru sudah masuk ke proses Investasi SDM. Mereka
perlu disiapkan sejak awal agar nantinya mampu melakukan sesuatu tugas yang
dibebankan perusahaan kepada mereka dengan baik. untuk membantu pendatang baru
agar mereka merasa cocok, program orientasi dan sosialisasi akan membuat mereka
familiar antara lain dengan peran peranya, perusahaan, kebijakan kebijakan dankaryawan
lainnya.
Banyak organisasi, terutama yang besar-besar mempunyai program orientasi formal yang
dapat mencakup perjalanan mengelilingi kantor atau pabrik, film yang menggambarkan
program riwayat organisasi itu dan diskusi singkat dengan wakil departemen SDM yang
menggambarkan program tunjangan di organisasi itu. Organisasi lain menggunakan
program orientasi yang lebih informal dimana, misalnya manajer itu menyerahkan
karyawan baru kepada rekan-rekan kerja dan menunjukkan kepadanya tempat ruangan
foto copy, mesin kopi, kamar kecil, kaffetaria, dan lain sebagainya.
1. Pengertian
Orientasi dan Makna Agama dalam Kehidupan Bagi mahasiswa yang cenderung berpikir
liberal, agama tetap merupakan kebutuhan dan pedoman yang akan menuntun manusia
kepada kehidupan yang lebih baik. Asumsi umum bahwa mahasiswa berpikir liberal
biasanya mengabaikan atau merendahkan agama, sama sekali tidak terbukti dalam
penelitian ini. Penelitian ini justru membuktikan bahwa mereka tetap memposisikan
agama pada level yang tinggi, yaitu sebagai kebutuhan dan pedoman. Ini berarti bahwa
mereka masih memerlukan agama dalam kehidupannya dan mengakui kemampuan
agama sebagai petunjuk jalan menuju kebaikan. Namun, meski agama tetap diagungkan,
mereka menolak keras sikap beragama yang ekstrim. Dalam penelitian ini, para
mahasiswa berkecenderungan liberal selalu menunjuk ‘ekstrim kanan’ pada golongan
Ilam fundamentalis.
Bagi mahasiswa dengan kecenderungan moderat, agama bukan sekedar pedoman yang
harus diserap nilai-nilainya, namun juga pedoman praktis dalam keseharian. Sebagai
contoh, mereka selalu mengawali segala sesuatu dengan berdoa. Hal ini berbeda dengan
mahasiswa kecenderungan liberal yang lebihmenjadikan agama sebagai pedoman untuk
nilai-nilai universal, sedangkan untuk hal-hal praktis keseharian mahasiswa liberal
mengembalikan ke pribadi masing-masing. Dengan kata lain, nuansa formalitas pada
mahasiswa moderat lebih tinggi dibanding pada mahasiswa liberal.
KESIMPULAN
Madrasah memiliki banyak kelebihan yang tak dimiliki sistem pendidikan lain. Di antaranya,
memiliki keunggulan dalam integrasi agama dan sains yang dibutuhkan generasi bangsa ini.
Selain itu, sebagai afirmatif kalangan ekonomi rentan.
Program orientasi karyawan baru adalah program yang bertujuan memperkenalkan tentang
kehidupan sosial, budaya, dan lingkungan kerja di sekitar tempat kerja.
http://kabar-pendidikan.blogspot.com/2011/04/madrasah-dalam-pandangan-masyarakat.html
(diases pada 01 Mei 2021)
Latif, Abdul, Pendidikan Berbasis Nilai kemasyarakatan, Bandung: Refika aditama, 2007
Fajar, Malik. Reorientasi Pedidikan Islam. Cet. I. Jakarta: Fajar Dunia, 1999.