Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL BOOK REPORT

PROFESI KEPENDIDIKAN

DI SUSUN OLEH :
NAMA : Nur Annisa Gultom
NIM : 1183151051
KELAS : Bk Reg B

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala tumpahan Rahmat,
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Critical book ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana.
Semoga Critical book ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam makalah ini.

Harapan saya semoga Criticall book ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya lebih baik lagi.

Makalah ini saya akui masih sangat banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
masih kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk menyempurnakan makalah ini.

Medan, MARET 2019

Nurannisa gultom
DAFTAR ISI
Kata pengantar.......................................................................................................

Daftar Isi................................................................................................................

Identitas buku.........................................................................................................

Referensi buku........................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN
a. Latar belakang..............................................................................................
b. Tujuan..........................................................................................................

BAB II

Pembahasan.................…………………………………………………………

BAB III

PENUTUP

Kelemahan......................................................................................................

Kelebihan........................................................................................................

Kesimpulan................................................................................................
INDETITAS BUKU

Judul Buku : Profesi Kependidikan

Penulis : Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd

Jumlah Halaman : 409 halaman

Tahun Terbit : 2018

ISBN : 978-602-7938-05-2

Ukuran : 16 x 24 cm
REFERENSI BUKU

IDENTITAS BUKU

Penulis : Musriadi, SPd, M.Pd.

ISBN : 976-602-475-267-5

Halaman : 248

Tahun Terbit : 2018

Ukuran : 14 x 20 cm
REFERENSI BUKU

IDENTITAS BUKU

Penulis : Drs. Ahmad Suriansyah, M.Pd., Ph.D.

Dr. Hj. Aslamiah Ahmad, M.Pd., Ph.D

Sulistiyana, S.Pd., M.Pd. .

ISBN : 978-979-769-914-7

Halaman : 212

Tahun Terbit : 2015

Ukuran : 24 cm

Sinopsis buku 2 : Guru adalah jabatan profesi sehingga seorang guru harus mampu
melaksanakan tugasnya secara profesional. Seseorang dianggap profesional apabila mampu
mengerjakan tugas dengan selalu berpegang teguh pada etika profesi, independen, produktif,
efektif, efisien dan inovatif serta didasarkan pada prinsip-prinsip pelayanan prima yang
didasarkan pada unsur-unsur ilmu atau teori yang sistematis, kewenangan profesional,
pengakuan masyarakat, dan kode etik yang regulatif. Hal tersebut, sesuai dengan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
yang menyebutkan bahwa jabatan guru sebagai pendidik merupakan jabatan profesional.
Untuk itu, guru yang profesional dituntut untuk terus-menerus berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi, serta kebutuhan masyarakat
termasuk kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki
kapabilitas untuk mampu bersaing di forum regional, nasional, ataupun internasional. Guru
adalah tenaga profesional yang berkewajiban untuk senantiasa menjunjung tinggi kode etik,
agar kehormatan guru dalam pelaksanaan tugas keprofesionalannya dapat terpelihara. Selain
itu tugas utama guru adalah berusaha mengembangkan segenap potensi siswanya secara
optimal, agar mereka dapat mandiri dan berkembang menjadi manusia-manusia yang cerdas,
baik cerdas fisik mapun cerdas intelektual, sosial, emosional dan lain–lain. Untuk
memperoleh keberhasilan pendidikan, keberadaan profesi guru sangat penting untuk
diperhatikan dan ditingkatkan dalam hal ini kinerja guru sebab kinerja guru merupakan
kemampuan yang ditunjukan oleh seorang guru dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya.
Kinerja guru dapat diamati melalui unsur perilaku yang ditampilkan guru sehubungan dengan
pekerjaan dan prestasi yang dicapai berdasarkan indikator kinerja guru.

KELEBIHAN BUKU : Buku pemimpin dan kepemimpinan ini dapat dijadikan buku
wajib bagi calon-calon guru, baik itu mahasiswa yang sedang berproses membentuk diri
menjadi calon-calon guru yang sedang melangkah menuju jenjang karier. Buku ini tidak
sekedar memberikan konsep, teori, ciri, model, tipe, dan contoh menjadi seorang guru . Lebih
jauh lagi, buku ini memberikan jalan terang menuju guru yang profesional.

KELEMAHAN BUKU : bahasanya sulit di mengerti

Sinopsis buku 3 : Pendidikan bermutu salah satunya ditentukan oleh profesionalisme tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan lainnya. Oleh sebab itu, apabila kita menghendaki pendidikan
yang bermutu maka mau tidak mau kita wajib meningkatkan profesionalisme guru. Pemerintah telah
berusaha dengan berbagai program untuk meningkatkan profesionalisme guru, bahkan sampai
dengan pemberian tunjangan profesi guru dengan besaran satu kali gaji pokok. Tetapi realitanya
masih banyak keluhan bahwa pendidikan masih belum mampu mencapai kualitasyang diinginkan.
Guru yang profesional tidak akan dapat dicapai hanya melalui pemberian tunjangan profesi tanpa
dipersiapkan secara matang sebelum mereka menjadi guru dilanjutkan dengan pembinaan yang
optimal pada saat mereka bertugas sebagai guru secara terus menerus. Buku ini memberikan bekal
pemahaman dan kemampuan bagi calon guru dan bagi guru apa dan bagaimana menjadi guru yang
profesional. Untuk itu dalam buku ini dibahas beberapa bagian yaitu: Bagian pertama membahas
tentang Hakikat profesi guru sampai dengan bagaimana ciri-ciri seorang guru yang profesional dan
juga apa dan bagaimana kode etik profesi guru. Bagian kedua membahas tentang bimbingan
konseling, yang akan memberikan pemahaman agar guru dapat berperan sebagai pembimbing bagi
para peserta didiknya. Hal ini penting, ditengah-tengah banyaknya siswa yang bermasalah baik
pribadi maupun akademikdiperlukan guru yang mampu memberikan jalan dan alternatif agar
siswanya dapat keluar dari lingkaran masalah yang dihadapinya. Bagian ketiga membahas tentang
administrasi sekolah. Hal ini penting bagi guru karena guru tidak hanya sebagai guru semata, tetapi
juga sebagai koselor dan administrator. Bagian keempat membahas supervisi pendidikan.
Pembahasan ini memberikan bekal bagi guru dan calon guru tentang supervisi pendidikan dan
pembinaan guru, sehingga pada saatnya nanti mereka pun dapat berperan sebagai pembina. Bagian
kelima membahas tentang manajemen berbasis sekolah.

KELEBIHAN BUKU : Pembahasan ini memberikan bekal pemahaman bagi calon guru dan
guru-guru tentang apa, mengapa dan bagaimana implementasi manajemen berbasis sekolah serta
apa dan bagaimana manajemen berbasis sekolah diimplementasi dalam ruang kelas. Berdasarkan
topik-topik pembahasan dalam buku ini maka sudah selayaknya bagi calon guru dan guru untuk
mengkaji dan mendalami apa yang dipaparkan dalam buku ini sebagai refleksi bagi guru-guru dalam
melaksanakan tugas dan fungsi sebagai guru menuju guru yang profesional.

KELEMAHAN BUKU : Kertas yang digunakan hendaknya lebih besar, putih dan bersih
sehingga enak untuk dibaca. 2. Sebaiknya tulisan diberi jarak1 ½ spasi. 3. Membuat daftar gambar. 4.
Setiap gambar diberi keterangan berdasarkan babnya

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Derasnya arus infomasi di era globalisasi ini menuntut semua lapisan kehidupan
untuk mengembangkan segala diensinya baik itu dibidang pengetahuan, nilai dan
sikap, maupunketerampilan. Perkembangan dimensi manuasia dapat dilakukan
melalui pendidikan sepertikemampuan intelektual, kecerdasan mengendalikan
emosi, dan memiliki kreatifitas yang tinggi.Pendidikan mempunyai peran yang sangat
strategis untuk memperiapan generasi muda yangmemiliki kebudayaan, kecerdasan
emosional yang tinggi dan meguasai mega skill yangmantap.latar belakang penulisan
buku ini ialah untuk membantu pengguna buku dalam memilih buku yang lebih baik
serta untuk memenuhi tugas mata kuliah profesi pendidikan.

2. Tujuan
1. Membantu Saudara/i lebih memahami isi makalah ini Menambah pengetahuan
saudara/i tentang isi makalah ini.
2. Memenuhi tugas cbr
3. Mengetahui kelemahan dan kelebihan isi buku

BAB II
PEMBAHASAN
Konsep dasar profesi kependidikan :
Guru sebagai tenaga pendidik adalah insan atau personal yang sebenarnya (idealnya) seajk
kecil sudah memiliki cita-cita untuk melayani orang lain. Cita-citanya untuk melayani orang
lain diwujudkannya dengan mengikuti proses pendidikan dan latihan di lembaga tenaga
pendidikan dalam waktu yang relative lama (hingga tingkat perguruan tingggi) sehingga ia
banyak memiliki sejumlah ilmu pengetahuan, keahlian, keterampilan, kecakapan,
kemampuan yang siap diabadikan untuk melayani warga pendidikan. Oleh karena itu dalam
bahasa lain disebutkan bahwa guru adalah tenaga pendidik professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini dan jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan mengenah (Perber Mendiknas & Ka BKN 2010). Menjadi guru bukanlah suatu
hal yang gampang seperti yang dibayangkan sebagian orang. Ada yang beranggapan bahwa
dengan bermodalkan penguasaan materi dan cakap menyampaikannya pada siswa, sudah
cukup menjadi seorang guru. Dengan dua kemampuan tersebut belumlah cukup sebagai dasar
untuk menentukan seseorang sebagai guru yang profesional, karena guru yang profesional
harus memiliki berbagai keterampilan, kemampuan khusus, sikap mencintai pekerjaannya,
memiliki dan menjaga kode etik guru, dan lain sebagainya. Guru adalah orang yang telah
memiliki keahlian , keterampilan dan kemampuan sebagaimana filosofi

Ki Hajar Dewantara :” Tut wuri handayani, ingarso sung tulodo,ing madya mangun karsa”.
Filosofi ini menegaskan bahwa tidak cukup hanya menguasai materi pembelajaran,guru harus
mampu mengayomi peserta didik , menjadi contoh atau teladan serta selalu mendorongnya
untuk lebih baik dan maju. Guru yang profesional harus memiliki sikap untuk selalu
mengembangkan dirinya, pengetahuannya, mendalami keahliannya, rajin membaca literature-
literatur dengan tidak merasa rugi membeli buku-buku atau media pembelajaran yang
berkaitan dengan pengatahuan yang di gelutinya.

Oemar Hamalik (2001), menyatakan bahwa guru profesional harus memiliki persyaratan
yang meliputi :

1. Memiliki keahlian sebagai guru


2. Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi
3. Memiliki mental yang sehat
4. Berbadan sehat
5. Memiliki pengalaman dan pengatahuan yang luas
6. Guru adalah berjiwa pancasila
7. Guru adalah seorang warga negara yang baik

Pengertian Profesional :
Dalam kehidupan sehari-hari perkataan profesi sering diartikan sebagai suatu pekerjaan yang
dikerjakan dengan trampil dan cakap. Seorang pekerja yang mengerjakan pekerjaannya dengan baik
diberi pendikat “profesional”. Dengan demikian orang yang hidup dan berpengalaman baik dari
hasil pekerjaan “ profesi ’’, orang tersebut adalah seorang profesional benarkah demikian?

Secara etemologi istilah profesi berasal dari bahasa latin : “ Profession” yang berakar dari bahasa
latin “profeus” yang artinya “mengakui” atau “menyatakan mampu atau ahli dalam satu bentuk
pekerjaan ’’

Secara semantic profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise)
dari para anggotanya. Artinya yang memiliki kehlian yang di tuntut oleh pekerjaan itu sendiri.
Keahlian yang di maksud bukan sekedar keterampilan semata melainkan menyangkut kemampuan,
sikap, kecakapan dan kemampuan yang diperoleh melalui proses dan latihan tertentu.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimak bahwa tidak semua pekerjaan dapat digolongkan
kepada pekerjaan yang profesional . suatu pekerjaan dikatakan profesional apabila pekerjaan
tersebut hanya dapat dikerjakan oleh orang yang memenuhi persyaratan atau kriteria tertentu.
Kriteria tersebut antara lain harus melalui pendidikan tinggi, melibatkan kegiatan mental, menuntut
keahlian, dan diikat oleh kode atik tertentu. Profesi dalam dirinya sendiri mengandung pengertian
tentang adanya penyerahan dan pengabdian penuh pada diri sendiri. Seorang profesional bukan
hanya bekerja, melainkan ia tahu mengapa dan untuk apa ia bekerja serta tanggung jawab apa yang
melekat dalam pekerjaanya.jadi tidak boleh mengerjakan semuanya.

Ciri-ciri Profesi :
1. Segi fungsi dan signifikansi social : suatu profesi merupakan pekerjaan yang memiliki
fungsi social yang penting.
2. Segi keahlian dan keterampilan : untuk mewujudkan fungsi ini dituntut derajat keahlian
dan keterampilan tertentu.
3. Memperoleh keahlian dan keterampilan yang dilakukan secara rutin, serta bersifat
pemecahan masalah atau menangani situasi kritis melalui teori dan metode ilmiah.
4. Batang tubuh ilmu : artinya profesi di dasarkan ilmu yang jelas, sistematis dan eksplisit.
5. Masa pendidikan : upaya mempelajari dan menguasai batang tubuh ilmu dan
keahlian/keterampilan tersebut membutuhkan masa latihan yang lama dan dilakukan di
tingkat perguruan tinggi.
6. Aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional : proses pendidikan tersebut merupakan
wahana untuk sosialisasi nilai profesional dikalangan mahasiswa.
7. Kode etik tertentu dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
8. Wewenang/kuasaan untuk memberi suatu judgement/pendapat/keputusan.
9. Tanggung jawab profesional atau otonomi
10. Pengakuan dan imbalan.

Konsep dasar ciri profesional :


Kata ciri mengacu pada tanda atau gambaran dari sesuatu yang menjelaskan bagaimana
keutuhan dari sesuatu. Dalam kamus bahasa Indonesia (KBBI,1990) dijelaskan bahwa ciri
adalah tanda-tanda khas yang membedakan sesuatu dari yang lain. Dengan ciri ini sesuatu
yang ada akan berbeda dengan sesuatu dari yang lain. Ciri inilah yang ada akan membedakan
sesuatu dari sesuatu yang lain. Seperti buah manga memiliki ciri tersendiri yang dapat
membedakannya dengan buah manggis. Buah manga memiliki tanda-tanda yang khas yang
berbeda dengan tanda-tanda khas dari manggis.

Demikian pulak profesi kependidikan. Sebagai suatu jabatan juga memiliki tanda tanda yang
khas yang dapat dikatagorikan sebagai profesi, namun setiap jabatan tersebut memiliki ciri
khas tersendiri jika dibandingkan dengan jabatan guru atau pekerja social lainnya. Dengan
tanda-tanda itu , profesi dokter dapat dibedakan dan diperlakukan berbeda dengan profesi
guru atau profesi lainnya.

Ciri-ciri profesional guru :


Ciri umum pekerjaan profesional juga tercermin dalam pekerjaan guru. Pekerjaan sebagai
guru memerlukan kemampuan-kemampuan dengan ciri tertentu. Kemampuan profesional
guru tersebut tentu saha sehahar dengan tuntutan kebutuhan masyarakat tentang tugas-tugas
guru. Dalam masyarakat yang mengalami perubahan tentu saja aka nada pergeseran
mengenai persepsi tentang tugas guru yang berbeda-beda. Jika pada 70-an yakni dalam
konferensi internasional tentang pendidikan sekolah yang di selenggarakan UNESCO pada
tahun 1975, dilaporkan tentang adanya kecendrungan perubahan-perubahan peranan guru
yang diperkirakan mempunyai dampak besar terhadap profesi guru (Norman M.,Goble,1983),
maka untuk abad 21 berbagai pihak pun memberikan argumentasi tentang ciri-ciri tersebut.
Dengan berpedoman pada gejala-gejala perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
social.

Leadership edisi maret 1993 :

1. Guru mempunyai komitmen kepada siswa dan proses pembelajarannya. Ini berarti bahwa
komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan siswanya,
2. Guru menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang di ajarkan kepada para
siswa. Bagi guru hal ini merupakan dua hal yang tidak dipisahkan.
3. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi,
memulai cara pengamatan perilaku siswa sampai tes hasil belajar.
4. Guru mampu berpikir sistematis tentang apa yang akan dilakukannya. Artinya harus
selalu ada waktu guna mengadakan refleksi dan koreksi terhadap apa yang telah
dilakukannya.

Kriteria dan kompetensi guru profesional :


Untuk menjadi guru yang profesional harus memiliki seluruh ciri tersebut dan memenuhi sejumlah
kriteria tertentu. Kriteria untuk menjadi guru yang profesional sangat beragam namun meliputi tiga
yakni harus ahli (expert), bertanggung jawab (responbility) baik tanggung jawab intelektual maupun
moral dan memiliki rasa kesejatawan .

Expert :

Seorang guru bisa disebut ahlinya apabila tidak hanya menguasai isi pengajaran yang
diajarkan saja, tetapi juga mampu dalam menanamkan konsep mengenai pengetahuan yang
diajarkan dan mampu menyampaikan pesan-pesan didik. Mengajar adalah sarana untuk
mendidik, untuk menyampaikan pesan pesan didik. Guru yang ahli memilki pengetahuan
tentang cara mengajar [teaching is a knowledge ], juga keterampilan [teaching is skill] dan
mengerti bahwa mengajar adalah juga suatu seni [teaching is an art] . Didalam prosesnya kita
harus ingat bahwa siswa bukanlah sebuah manusia tetapi merupakan seorang manusia,
pengetahuan yang diberikan padanya merupakan bahan untuk membentuk pribadi yang utuh
[holistik], membentuk konsep berpikir, sikap jiwa dan menyentuh afeksi yang terdalam. Oleh
sebab itu guru tidak hanya dituntut memiliki pengetahuan dan terampil saja tetapi harus
memiliki seni mengajar. Jadi kesimpulannya guru yang ahli itu disamping memiliki ilmu dan
terampil dibidangnya, juga harus memiliki seni mengajar. sehingga dalam proses belajar
mengajar mampu menciptakan situasi belaj'ar yang mengandung makna relasi interpersonal
sehingga siswa merasa "diorangkan", memiliki jati dirinya. Guru profesional adalah guru yang
mampu menguasai dibidang ilmunya dan mampu menyajikan dengan pendekatan, metode, teknik,
dan kiat tertentu sesuai dengan prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran

Responbillity :

Pengertian bertanggung jawab menurut teori ilmu mendidik mengandung arti bahwa
seseorang mampu memberi pertanggung jawaban dan beresedia untuk diminta pertanggung
jawaban. Tanggung jawab juga mengandung makna sosial, artinya orang yang bertanggung
jawab harus mampu memberi pertanggung jawaban terhadap orang lain. Tanggung jawab
juga mengandung makna etis artinya tanggung jawab itu merupakan perbuatan yang baik.
Dan tanggung jawab juga mengandung makna religius, artinya ia juga harus punya rasa
tanggung jawab tehadap Tuhan Yang Maha Kuasa. Guru yang profesional mempersiapkan
diri sematang-matangnya sebelum ia mengajar. la menguasai apa yang diajarkannya dan
bertanggung jawab atas semua yang disampaikan dan bertanggung jawab atas segala tingkah
lakunya. Sense of Belonging/Colleague Salah satu tugas dari organisasi profesi adalah
menciptakan rasa kesejawatan sehingga ada rasa aman dan perlindungan jabatan. Melalu
organisasi profesi diciptakan rasa kesejawatan. Semangat korps dikembangkan agar harkat
martabat guru dijunjung tinggi, baik oleh guru sendiri maupun masyarakat pada umumnya.
Jadi seseorang bisa disebut sebagai profesional apabila tidak hanya berkualitas tinggi dalam
hal teknis namun harus ahli dibidangnya [expert], memiliki rasa tanggung jawab
[responsibility] baik dalam tanggung jawab intelektual maupun tanggung jawab moral dan
memiliki rasa kesejawatan.

Kompetensi Pedagogik :
merupakan salah satu jenis kompetensi yang mutlak perlu dikuasai guru. Kompetensi
Pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta
didik.

Kompetensi Pedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan
profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran
peserta didiknya.Kompetensi ini tidak diperoleh secara tiba-tiba tetapi melalui upaya belajar
secara terus menerus dan sistematis, baik pada masa pra jabatan (pendidikan calon guru)
maupun selama dalam jabatan, yang didukung oleh bakat, minat dan potensi keguruan
lainnya dari masing-masing individu yang bersangkutan.

Berkaitan dengan kegiatan Penilaian Kinerja Guru terdapat 7 (tujuh) aspek dan 45 (empat
puluh lima) indikator yang berkenaan penguasaan kompetensi pedagogik. Berikut ini
disajikan ketujuh aspek kompetensi pedagogik beserta indikatornya:

A. Menguasai karakteristik peserta didik

Guru mampu mencatat dan menggunakan informasi tentang karakteristik peserta didik untuk
membantu proses pembelajaran. Karakteristik ini terkait dengan aspek fisik, intelektual,
sosial, emosional, moral, dan latar belakang sosial budaya :

 Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik di kelasnya,


 Guru memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama
untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran,
 Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama pada
semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda,
 Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk
mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya,
 Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan peserta didik,
 Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu agar dapat
mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut tidak termarjinalkan
(tersisihkan, diolok‐olok, minder, dsb).

B. Menguasasi teori belajar dan prinsip‐prinsip pembelajaran yang mendidik

 Guru mampu menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik


pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar kompetensi guru.
Guru mampu menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
peserta didik dan memotivasi mereka untuk belajar:
 Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai materi
pembelajaran sesuai usia dan kemampuan belajarnya melalui pengaturan proses
pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi,
 Guru selalu memastikan tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi
pembelajaran tertentu dan menyesuaikan aktivitas pembelajaran berikutnya
berdasarkan tingkat pemahaman tersebut,
 Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan/aktivitas yang dilakukannya,
baik yang sesuai maupun yang berbeda dengan rencana, terkait keberhasilan
pembelajaran,
 Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotiviasi kemauan belajar peserta didik,
 Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain, dengan
memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar peserta didik,
 Guru memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang memahami materi
pembelajaran yang diajarkan dan menggunakannya untuk memperbaiki rancangan
pembelajaran berikutnya.

C. Pengembangan kurikulum

 Guru mampu menyusun silabus sesuai dengan tujuan terpenting kurikulum dan
menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan lingkungan pembelajaran. Guru mampu
memilih, menyusun, dan menata materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik:
 Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum,
 Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk membahas
materi ajar tertentu agar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang
ditetapkan,
 Guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan tujuan
pembelajaran,
 Guru memilih materi pembelajaran yang :
(1) sesuai dengan tujuan pembelajaran,
(2) tepat dan mutakhir,
(3) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik
(4) dapat dilaksanakan di kelas dan
(5) sesuai dengan konteks kehidupan sehari‐hari peserta didik.

D. Kegiatan pembelajaran yang mendidik


 Guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran yang mendidik
secara lengkap. Guru mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan peserta didik. Guru mampu menyusun dan menggunakan berbagai
materi pembelajaran dan sumber belajar sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Jika relevan, guru memanfaatkan teknologi informasi komunikasi (TIK) untuk
kepentingan pembelajaran
 Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah
disusun secara lengkap dan pelaksanaan aktivitas tersebut mengindikasikan bahwa
guru mengerti tentang tujuannya,
 Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk membantu proses
belajar peserta didik, bukan untuk menguji sehingga membuat peserta didik merasa
tertekan,
 Guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan) sesuai dengan
usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik,
 Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai tahapan proses
pembelajaran, bukan semata‐mata kesalahan yang harus dikoreksi. Misalnya: dengan
mengetahui terlebih dahulu peserta didik lain yang setuju/tidak setuju dengan jawaban
tersebut, sebelum memberikan penjelasan tentang jawaban yamg benar,
 Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan mengkaitkannya
dengan konteks kehidupan sehari‐hari peserta didik,
 Guru melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan waktu yang cukup
untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar
dan mempertahankan perhatian peserta didik,
 Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi atau sibuk dengan
kegiatannya sendiri agar semua waktu peserta dapat termanfaatkan secara produktif,
 Guru mampu memanfaatkan audio‐visual (termasuk TIK) untuk meningkatkan
motivasi belajar peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menyesuaikan
aktivitas pembelajaran yang dirancang dengan kondisi kelas,
 Guru memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya,
mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta didik lain,
 Guru mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara sistematis untuk membantu
proses belajar peserta didik. Sebagai contoh: guru menambah informasi baru setelah
mengevaluasi pemahaman peserta didik terhadap materi sebelumnya, dan
 Guru menggunakan alat bantu mengajar, dan/atau audio‐visual (termasuk tik) untuk
meningkatkan motivasi belajar pesertadidik dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Kompetensi kepribadian :
Kompetensi adalah kemampuan menguasai, dan kewenangan (kekuasaan), untuk
menentukan/memutuskan sesuatu. Kompetensi dapat juga diartikan sebagai pengetahuan,
keterampilam dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari
dirinya sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan pskimotorik
dengan sebaik-baiknya. Sedangkan arti kata “kepribadian” merupakan sifat hakiki manusia
sebagai individu yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang
membedakannya dari orang atau bangsa lain; ciri-ciri watak menonjol yang ada pada banyak
warga suatu kesatuan nasional; kepribadian nasional; hukum kumpulan (kelompok) manusia
(KBI, 2003). Dari pengertian ini dapat diartikan, kompetensi kepribadian guru profesional
adalah pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang telah dikuasai dan telah menjadi
bagian dari dirinya, serta mampu melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan
psikomotorik dengan sebaik-baiknya pada tugas profesinya.

Kerena guru di hadapan peserta didik merupakan figur dan titik pusat dalam kegiatan
pembelajaran, maka diharapkan memiliki kepribadian yang baik dalam menghadapi mereka,
baik dalam hal kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Sikap seorang guru akan
membawa pengaruh positif terhadap peserta didik secara khusus dan masyarakat pada
umumnya. Sebab guru yang memiliki sikap kepribadian yang baik akan menjadi teladan bagi
peserta didik dan masyarakat. Jika guru bisa menjadi teladan maka nasihatnya, ucapannya,
dan perintahnya ditaati, serta sikap dan perilakunya akan ditiru.

Berkenaan dengan apa yang telah diuraikan di atas, maka berikut ini akan dipaparkan aspek-
aspek dan indikator kompetensi kepribadian guru profesional berdasarkan Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat (1) dan Penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam,
yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi
keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi
keilmuannya.

– Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung pelajaran
yang dimampu
– Mengusai standar kompentensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan
yang dimampu
– Mengembangkan materi pembelajaran yang dimampu secara kreatif.
– Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan
reflektif
– Memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dan mengembangakan diri.

Kompetensi Sosial :
Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat
sekitar.
– Bersikap inkulif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis
kelamin, agara, raskondisifisik, latar belakang keluarga, dan status sosial keluarga.
– Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua dan masyarakat.
– Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah RI yang memiliki keragaman social
budaya.
– Berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan
BAB III
PENUTUP

Kelebihan :

Buku ini membahas secara lengkap mengenai profesi kependidikan . Mulai dari fase konsep
dasarnya hingga keprofesionalnya di indonesia.  Dan setiap babnya dijelaskan secara rinci
dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami.

Kelemahan :

Buku ini kurang diberikan beeberapa gambar sehingga buku ini hanya berisi tulisan-tulisan
saja tanpa disertai gambar dan pembaca pun akan merasa bosan karena kurangnya gambar
di dalam setiap bab.

Kesimpulan :

Buku ini sangat cocok sekali untuk dibaca karena isinya lengkap dan bahasanya mudah
dipahami. Sehingga pembaca  akan lebih mampu memahami karakteristik kepemimpinan.

Anda mungkin juga menyukai