Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KAJIAN KURIKULUM BIOLOGI SMA


PERBEDAAN METODE DAN PENILAIAN PEMBELAJARAN
K13 DAN K13 REVISI

Dosen Pengampu :
Dra. Sawitri Komarayanti M.Si

Disusun Oleh :
Safira Dwi Agustin (1710211004)
Falah Putra Pratama (1710211028)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2019
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak
nikmat, taufik, dan hidayah. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Perbedaan Metode dan Penilaian Pembelajaran K13 dan K13 Revisi”, dengan baik tanpa ada
halangan yang berarti. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah
Kajian Kurikulum Biologi SMA yang diampu oleh Ibu Dra. Sawitri Komarayanti, M.Pd.

Dari proses penyusunannya tidak terlepas dari bantuan, arahan dan masukkan dari
berbagai pihak. Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih atas segala partipasinya dalam
menyelesaikan makalah ini.

Meski demikian, kami sebagai penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan
kekeliruan didalam penulisan makalah ini, baik dari tanda baca, tata bahasa maupun
isi.Sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.

Demikian yang dapat kamisampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
masyarakat umumnya, dan untuk saya sendiri khususnya.

Jember, 18 April 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................................
2.1 Pengertian Kurikulum
2.2 Metode Pembelajaran K13
2.3 Metode Pembelajaran K13 Revisi
2.4 Perbedaan Metode Pembelajaran K13 dan K13 Revisi
2.5 Penilaian Pembelajaran K13
2.6 Penilaian Pembelajaran K13 Revisi
2.7 Perbedaan Penilaian Pembelajaran K13 dan K13 Revisi
BAB III PENUTUP...........................................................................................................
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Awal sejarahnya, istilah kurikulum bisa dipergunakan dalam dunia atletik curere yang
berarti “berlari”. Istilah ini erat hubungannya dengan kata curier atau kurir yang berarti
penghubung atau seseorang yang bertugas menyampaikan sesuatu kepada orang lain.
Seseorang kurir harus menempuh suatu perjalanan untuk mencapai tujuan, maka istilah
kurikulum kemudian diartikan orang sebagai suatu jarak yang harus ditempuh (Nasution,
1989 : 5). Istilah tersebut di atas mengalami perpindahan arti ke dunia pendidikan.
Sebagai contoh Nasution mengemukakan bahwa pengertian kurikulum yang sebagaimana
tercantum dalam Webter’s International dictionary ; Curriculum course a specified fixed
course of study, as in a school or college, as one leading to a degree.Maksudnya,
kurikulum diartikan dua macam, yaitu pertama sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh atau dipelajari siswa di sekolah atau di perguruan tinggi untuk memperoleh
ijazah tertentu.Kedua, sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh sesuatu lembaga
pendidikan atau jurusan.
Kurikulum merupakan subyek dan bahan pelajaran di mana diajarkan oleh guru dan
dipelajari oleh siswa. Secara terminologi, kurikulum berarti suatu program pendidikan
yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan,
direncanakan dan dirancangkan secara sistematika atas dasar norma-norma yang berlaku
dan dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi pendidik untuk mencapai tujuan
pendidikan (Dakir, 2004: 3). Menurut Dakir kurikulum itu memuat semua program yang
dijalankan untuk menunjang proses pembelajaran.
1.2 Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud dengan kurikulum ?
b) Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran K13 dan K13 Revisi ?
c) Apa saja perbedaan metode pembelajaran K13 dan K13 revisi ?
d) Apa yang dimaksud dengan penilaian pembelajaran K13 dan K13 Revisi ?
e) Apa saja perbedaan penilaian pembelajaran K13 dan K13 Revisi ?
1.3 Tujuan Penulisan
a) Untuk mengetahui pengertian kurikulum
b) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran
c) Untuk mengetahui apa saja perbedaan metode pembelajaran K13 dan K13 Revisi
d) Untuk mengetahui pengertian penilaian pembelajaran
e) Untuk mengetahui perbedaan penilaian pembelajaran K13 dan K13 Revisi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kurikulum


Kata kurikulum berasal dari bahasa latincurrere, yang berarti lapangan perlombaan lari.
Kurikulum juga bisa berasal dari kata curriculumyang berarti a running course, dan dalam
bahasa Prancis dikenal dengan carter berarti to run(berlari). Dalam perkembangannya
(BMPM, 2005 : 1). Menurut J. Galen Sailor dan William M Alexander (1974 : 74),
curriculum is defined reflects volume judgments regarding the nature of education. The
definition used also influences haw curriculum will be planned and untilized.
Kurikulum merupakan nilai-nilai keadilan dalam inti pendidikan. Istilah tersebut
mempengaruhi terhadap kurikulum yang akan direncanakan dan dimanfaatkan. Menurut
Galen, the curriculum is that of subjects and subyek matter therein to be thought by
teachers and learned by students.
Kurikulum merupakan subyek dan bahan pelajaran di mana diajarkan oleh guru dan
dipelajari oleh siswa. Secara terminologi, kurikulum berarti suatu program pendidikan yang
berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan
dan dirancangkan secara sistematika atas dasar norma-norma yang berlaku dan dijadikan
pedoman dalam proses pembelajaran bagi pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan
(Dakir, 2004: 3). Menurut Dakir kurikulum itu memuat semua program yang dijalankan
untuk menunjang proses pembelajaran.
Program yang dituangkan tidak terpancang dari segi administrasi saja tetapi
menyangkut keseluruhan yang digunakan untuk proses pembelajaran. Menurut Suryobroto
dalam bukunya “Manajemen pendidikan di Sekolah” (2002: 13), menerangkan, bahwa
kurikulum adalah segala pengalaman pendidikan yang diberikan oleh sekolah kepada
seluruh anak didiknya, baik dilakukan di dalam sekolah maupun di luar sekolah
(Suryobroto, 2004 : 32). Nampaknya Suryobroto memandang semua sarana prasarana
dalam pendidikan yang berguna untuk anak didik merupakan kurikulum.Menurut pendapat
Ali Al-Khouly kurikulum di artikan sebagai perangkat perencanaan dan media untuk
mengantarkan lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan
(Ali Al-Khouly, tth : 103 ).
Dalam berbagai sumber referensi disebutkan bahwa definisi kurikulum memiliki ragam
pengertian, seperti Menurut Nurgiantoro, bahwa kurikulum, yaitu alat untuk mencapai
tujuan tertentu dalam pendidikan. Kurikulum dan pendidikan adalah dua hal yang sangat
erat kaitannya, tidak dapat dipisahkan satu sama yang lain (Nurgiantoro, 1988 :2).
Nurgiantoro menggaris bawahi bahwa relasi antara pendidikan dan kurikulum adalah relasi
tujuan dan isi pendidikan. Karena ada tujuan, maka harus ada alat yang sama untuk
mencapainya, dan cara untuk menempuh adalah kurikulum.
Secara singkat menurut Nasution kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk
melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah
atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya ( Nasution, 1989: 5). Menurut Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan di sana
dijelaskan, bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (BSNP, 2008: 6).
Dari para pendapat ahli di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa kurikulum adalah
seperangkat isi, bahan ajar, tujuan yang akanditempuh sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
2.2Metode Pembelajaran K13
Kurikulum 2013 merupakan suatu kurikulum yang dibentuk untuk mempersiapkan
lahirnya generasi emas bangsa Indonesia dengan sistem dimana siswa lebih aktif dalam
kegiatan belajar mengajar (KBM).Aspek-aspek yang ingin dicapai dalam kurikulum 2013
adalah aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap. Aspek Pengetahuan dalam kurikulum
2013 sama seperti kurikulum-kurikulum sebelumnya, yaitu penekanan pada tingkat
pemahaman siswa dalam pelajaran. Nilai dari aspek pengetahuan bisa didapat dari Ulangan
Harian, Ujian Tengah/Akhir Semester, dan Ujian Kenaikan Kelas.Pada kurikulum 2013,
Pengetahuan bukan aspek utama seperti pada kurikulum-kurikulum sebelumnya.Aspek
keterampilan merupakan aspek baru dalam kurikulum di Indonesia.Keterampilan
merupakan penekanan pada skill atau kemampuan/ketrampilan, misalnya adalah
kemampuan untuk mengemukakan pendapat, berdiksusi/bermusyawarah, membuat laporan,
serta berpresentasi.Aspek Keterampilan merupakan salah satu aspek penting karena dengan
ketrampilan siswa dapat menyalurkan pengetahuannya sehingga pengetahuan tidak hanya
menjadi teori semata.Aspek sikap merupakan aspek yang agak sulit untuk dinilai.Sikap
meliputi sopan santun, adab dalam belajar, absensi, sosial, dan agama. Diperlukan kerja
sama yang baik antara orang tua,guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK agar penilaian
aspek ini lebih optimal. Agar penilaian sikap dapat diterapkan setiap tatap muka, guru harus
menyiapkan lembar pengamatan penilaian sikap.
Istilah model pembelajaran amat dekat dengan pengertian strategi pembelajaran.Istilah
model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada suatu strategi, metode, dan
teknik. Sedangkan istilah “strategi “ awal mulanya dikenal dalam dunia militer terutama
terkait dengan perang atau dunia olah raga, namun demikian makna tersebut meluas tidak
hanya ada pada dunia militer atau olahraga saja akan tetapi bidang ekonomi, sosial, dan
pendidikan. Menurut Ruseffendi (1980), istilah strategi, metode, pendekatan dan teknik
didefinisikan sebagai berikut :
1. Strategi pembelajaran adalah separangkat kebijaksanaan yang terpilih, yang telah
dikaitkan dengan faktor yang menetukan warna atau strategi tersebut, yaitu :
a. Pemilihan materi pelajaran (guru atau siswa)
b. Penyaji materi pelajaran (perorangan atau kelompok, atau belajar mandiri)
c. Cara menyajikan materi pelajaran (induktif atau deduktif, analitis atau sintesis,
formal atau non formal)
d. Sasaran penerima materi pelajaran ( kelompok, perorangan, heterogen, atau
homogen.
2. Pendekatan Pembelajaran adalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru atau siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran dilihat bagaimana materi itu disajikan.Misalnya
memahami suatu prinsip dengan pendekatan induktif atau deduktif.
3. Metode Pembelajaran adalah cara mengajar secara umum yang dapat diterapkan pada
semua mata pelajaran, misalnya mengajar dengan ceramah, ekspositori, tanya jawab,
penemuan terbimbing dan sebagainya.
4. Teknik mengajar adalah penerapan secara khusus suatu metode pembelajaran yang telah
disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan media pembelajaran
serta kesiapan siswa.
5. Model Pembelajaran adalah sebagai suatu disain yang menggambakan proses rincian
dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga
terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa (Didang : 2005).
Mengajar belajar adalah kegiatan guru murid untuk mencapai tujuan tertentu, makin
jelas tujuan makin besar kemungkinan ditemukan model pembelajaran dan metode
penyampaian yang paling serasi. Namun tidak ada pegangan yang pasti tentang cara
mendapatkan model dan metode mengajar yang paling tepat. Tepat tidaknya suatu model
dan metode baru terbukti dari hasil belajar siswa. Model pembelajaran dapat diartikan
sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan
berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam merencanakan
dan melaksanakan aktifitas belajar mengajar (Udin Winataputra, 1994,34).
Berikut ini adalah contoh metode yang digunakan dalam kurikulum 2013 yaitu Metode
Inkuiri. Metode inquiri adalah metode pembelajaran dimana siswa dituntut untuk lebih aktif
dalam proses penemuan, penempatan siswa lebih banyak belajar sendiri serta
mengembangkan keaktifan dalam memecahkan masalah. Proses inquiri adalah suatu proses
khusus untuk meluaskan pengetahuan melalui penelitian. Oleh karena itu metode inquiri
kadang-kadang disebut juga metode ilmiahnya penelitian.Metode inquiri adalah metode
belajar dengan inisiatif sendiri, yang dapat dilaksanakan secara individu atau kelompok
kecil. Metode inquiri merupakan metode pengajaran yang berusaha meletakan dasar dan
mengembangkan cara befikir ilmiah. Dalam penerapan metode ini siswa dituntut untuk
lebih banyak belajar sendiri dan berusaha mengembangkan kreatifitas dalam
pengembagnaan masalah yang dihadapinya sendiri. Metode mengajar inquiri akan
menciptakan kondisi belajar yang efektif dan kundusif, serta mempermudah dan
memperlancar kegiatan belajar mengajar (Sudjana, 2004 : 154).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa metode inquiri dalam
penelitian ini adalah suatu teknik instruksional dalam proses belajar mengajar dan siswa
dihadapkan pada suatu masalah, dan tujuan utama menggunakan metode inquiri adalah
membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan penemuan ilmiah. Sedangkan
asumsi-asumsi yang mendasari metode inquiri adalah sebagai berikut :
1. Keterampilan berpikir kritis dan berpikir dedukatif sangat diperlukan pada waktu
mengumpulkan evidensi yang dihubungkan dengan hipotesis yang telah dirumuskan
oleh kelompok
2. Keuntungan para siswa dari pengalaman-pengalaman kelompok di mana mereka
berkomunikasi, berbagai tanggung jawab dan bersama-sama mencari pengetahuan.
3. Kegiatan-kegiatan belajar yang disajikan dalam semangat berbagi inquri menambah
motivasi dan memajukan partisipasi aktif (Hamalik, 2003 : 64).
2.3 Metode Pembelajaran K13 Revisi
Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta
didik dan pendidik, dan antara peserta dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan
belajar yang berlangsung secara edukatif, agar peserta didik dapat membangun sikap,
pengetahuan dan keterampilannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Selaras
dengan itu pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan
mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga penilaianuntuk mencapai perubahan tingkah
laku sebagai hasil pengalaman.
1. Model Discovery Learning.
Model ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari tahu tentang
suatu permasalahan dan menemukan solusinya berdasarkan kepada hasil pengolahan
informasi yang dicari dan dikumpulkannya sendiri, sehingga peserta didik memiliki
pengetahuan baru yang dapat digunakannya dalam memecahkan persoalan yang relevan.
Langkah model pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut;
a.Stimulation (memberi stimulus); guru memberikan stimulan, untuk diamati peserta didik
agar mendapat  pengalaman belajar, dan mengamati pengetahuan konseptual melalui
kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar.
b.Problem Statement (mengidentifikasi masalah); merupakan kegiatan peserta didik dalam
menemukan permasalahan apa saja yang dihadapi, sehingga pada kegiatan ini peserta
didik diberikan pengalaman untuk menanya, mencari informasi, dan merumuskan
masalah.
c. Data Collecting (mengumpulkan data); mencari dan mengumpulkan data/informasi
yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi.
Kegiatan ini juga akan melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, serta membiasakan
peserta didik untuk mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah,
jika satu alternatif mengalami kegagalan.
d. Data Processing (mengolah data); peserta didik mencoba dan mengeksplorasi
kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata,
sehingga kegiatan ini juga akan melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
e.Verification (memverifikasi); peserta didik mengecek kebenaran atau keabsahan hasil
pengolahan data melalui berbagai kegiatan, atau mencari sumber yang relevan baik dari
buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.
f.Generalization (menyimpulkan); Peserta didik digiring untuk menggeneralisasikan hasil
kesimpulannya pada suatu kejadian atau permasalahan yang serupa, sehingga kegiatan
ini juga dapat melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.
2. Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran ini bertujuan merangsang peserta didik untuk belajar melalui
berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari, dikaitkan dengan pengetahuan
yang telah atau akan dipelajarinya, misalnya tentang pengaturan lalu-lintas. Permasalahan
yang diajukan pada model PBL, bukanlah permasalahan “biasa” atau bukan sekedar
“latihan” yang diberikan setelah conoth-contoh soal disajikan. Permasalahan dalam PBL
menuntut penjelasan atas sebuah fenomena. Fokusnya adalah bagaimana peserta didik
mengidentifikasi isu pembelajaran sendiri untuk memecahkan masalah, dan materi maupun
konsep yang relevan ditemukan oleh peserta didik sendiri.
Langkah-langkah pembelajaran PBL adalah sebagai berikut:
a.   Mengorientasi peserta didik pada masalah; Tahap ini untuk memfokuskan peserta
didik mengamatimasalah yang menjadi objek pembelajaran.
b.  Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran; Pengorganisasian pembelajaran merupakan
salah satu kegiatan dimana peserta didik menyampaikan berbagai pertanyaan (atau
menanya)  terhadap masalah yang dikaji.
c.  Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok; Pada tahap ini peserta didik
melakukan percobaan untuk memperoleh data dalam rangka menjawab atau
menyelesaikan masalah yang dikaji.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; Peserta didik mengasosiasi data yang
ditemukan dari percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
e.   Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah; Setelah peserta didik mendapat
jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan dievaluasi.
3. Project Based Learning (PjBL)
Model pembelajaran ini bertujuan untuk pembelajaran yang memfokuskan pada
permasalahan kompleks yang diperlukan peserta didik untuk memahami pembelajaran
melalui investigasi, kolaborasi dan eksperimen dalam membuat suatu proyek, serta
mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.
Langkah pembelajaran dalam project based learning adalah sebagai berikut;
a.Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai langkah awal agar
peserta didik mengamati lebih dalam  terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena
yang ada.
b.Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab pertanyaan yang ada,
disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui percobaan.
c. Menyusun jadwal sebagai langkah nyata dari sebuah proyek. Penjadwalan sangat
penting agar proyek  yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia dan sesuai
dengan target.
d. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan monitoring terhadap
pelaksanaan dan perkembangan proyek. Peserta didik mengevaluasi proyek yang
sedang dikerjakan.
e. Menguji hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian dihubungkan dengan berbagai
data lain dari berbagai sumber.
f. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan
sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang sama atau mata
pelajaran lain.
2.4 Perbedaan Metode Pembelajaran K13 dan K13 Revisi
No. Kurtilas Lama Kurtilas Revisi
1. Menggunakan metode atau Menggunakan metode pembelajaran sesuai
pendekatan saintifik berfikir 5 M dengan rpp yang guru buat, contohnya jika
(mengamati, menanya, mencoba, guru tersebut membuat metode
menalar, dan mengkomunikasikan pembelajaran PBL maka kelas yang beliau
ajar akan menerapkan PBL
2.5 Penilaian Pembelajaran K13
Pada tahun-tahun sebelumnya lebih tepatnya di tahun 2014, negara kita Indonesia telah
mengganti dan menerapkan kurikulum baru yaitu dari kurikulum KTSP (Kurikulum
Terpadu Satuan Pendidikan) menjadi kurikulum 2013 atau bisa disingkat kurtilas. Sebelum
diterapkan, pemerintah juga mensosialisasikan terlebih dahulu kepada seluruh jajaran
pendidikan khususnya guru dan kepala sekolah yang akan terlibat langsung dengan
kurikulum yang satu ini. Meskipun begitu kenyataan di sekolah-sekolah setelah
diterapkannya kurikulum ini, masih menemui kendala dalam proses pelaksanaannya. Hal ini
dikarenakan untuk pertama kalinya para lembaga pendidikan baru melakukannya seperti uji
coba saja.
Pada Kurikulum K13 sebelum revisi ini menggunakan penilaian dari yang terkecil 1.00
dan yang terbesar yakni 4.00 seperti yang sudah terlaksana pada tahun kemarin.Penilaian ini
juga termasuk dari kumpulan tugas, keaktifan dalam pembelajaran, presentasi siswa,
ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester.Pada kurikulum k13
sebelum revisi ini juga nilai sikap tergantung pada guru bidang studi masing-masing tidak
menjadi satu saat memakai kurikulum KTSP dulu.Pada K13 sebelum revisi guru berbagai
bidang studi juga harus bisa menilai sikap berdoa atau sikap spiritual muridnya tidak hanya
berfokus pada guru agama saja.

2.6 Penilaian Pembelajaran K13 Revisi


Setelah transisi dari Kurikulum KTSP 2006 ke Kurikulum 2013 yang terjadi pada tahun
2013-2014 silam, kini pendidikan Indonesia kembali mengalami transisi ke kurikulum baru,
yaitu Kurikulum 2013 Revisi atau kadang disebut juga Kurikulum Nasional. Dengan kata
lain, sistem pendidikan Indonesia sedang berjalan dengan 3 kurikulum berbeda. Kurikulum
2013 Revisi ini sebenarnya sudah lama digodok bahkan sejak bapak Anies Baswedan masih
menjabat sebagai Mendikbud kita.Beberapa guru sekolah sebenarnya sudah mengetahui
rencana ini. Ketika peluncuran revisi Kurikulum 2013 masih menjadi isu saat itu, katanya
kurikulum ini akan bernama Kurikulum Nasional. Tetapi ketika resmi diluncurkan pada
Maret 2016 lalu, diputuskan nama kurikulum tidak berubah menjadi kurikulum nasional
tapi tetap "Kurikulum 2013 Edisi Revisi", yang berlaku secara nasional. Anies menjelaskan
ada beberapa pertimbangan bahwa Kemendikbud tetap menggunakan sebutan Kurikulum
2013.Diantaranya adalah supaya tidak memunculkan kesan bahwa pemerintah membuat
kurikulum baru.Karena pergantian dan penerapan kurikulum pendidikan ini memang sering
sekali terjadi di Indonesia.
Kurikulum itu sendiri merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus
sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum mencerminkan falsafah hidup
bangsa, ke arah mana dan bagaimana bentuk kehidupan itu kelak akan ditentukan oleh
kurikulum yang digunakan oleh bangsa tersebut sekarang. Nilai sosial, kebutuhan dan
tuntutan masyarakat cenderung/selalu mengalami perubahan antara lain akibat dari
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurikulum harus dapat mengantisipasi
perubahan tersebut, sebab pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk
mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Namun bagaimana semua
itu dapat terwujud dan terlaksana dengan baik sementara Kurikulum yang ada selalu
berganti ganti.
Pada kurikulum k13 revisi ini terdapat pembaruan sistem penilaian yakni dari
sebelumnya memakai 1.00-4.00 menjadi 10-100 dan untuk penilaian sikap diganti menjadi
hanya guru PPKN dan agama saja yang sebelumnya semua guru wajib menilai sikap
spiritual masing-masing siswa, dengan ini diharapkan guru bidang akademik bisa focus
untuk menilai siswa dari sudut pandang akademiknya saja dan untuk penilaian sikap
spiritualnya diserahkan kepada guru bidang studi PPkn dan agama. Kurikulum k13 revisi ini
meniadakan uts(ujian tengah semester). Perubahan ulangan harian menjadi penilaian harian,
uas menjadi penilaian akhir semester untuk semester 1 dan penilaian akhir tahun untuk
semester 2, sudah tidak ada lagi ulangan tengah semester. Remedial diberikan untuk yang
kurang namun sebelumnya siswa diberikan pembelajaran ulang.Nilai Remedial adalah nilai
yang dicantumkan dalam hasil.
2.7 Perbedaan Penilaian Pembelajaran K13 dan K13 Revisi
No. Kurtilas Lama Kurtilas Revisi
1. Menggunakan penilaian dari 1.00 – Sistem penilaian kembali seperti KTSP
4.00 dan yang terbesar adalah nilai yakni menggunakan angka 10-100, dan
4.00 nilai terbesar yakni 100
2. Guru bidang studi juga bisa menilai Untuk menilai sikap spiritual peserta didik
sikap peserta didik atau menilai hanya guru Ppkn dan guru agama saja
sikap moral peserta didik

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kurikulum itu sendiri merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus
sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum mencerminkan falsafah
hidup bangsa, ke arah mana dan bagaimana bentuk kehidupan itu kelak akan ditentukan
oleh kurikulum yang digunakan oleh bangsa tersebut sekarang. Nilai sosial, kebutuhan
dan tuntutan masyarakat cenderung/selalu mengalami perubahan antara lain akibat dari
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

DAFTAR PUSTAKA
Adriantoni, Syafruddin. (2016). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.

Aqib, Z .(2012). Pendidikan Karakter di Sekolah Membangun Karakter dan


Kepribadian Anak .Bandung: CV Yrama Widya.

Arikunto,S. (2010). Evaluasi Program Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Bumi


Aksara.

Danim, S & Danim Y. (2011). Administrasi Sekolah & Manajemen Kelas


(Strategi Membangun Disiplin Kelas dan Suasana Edukatif di
Sekolah).Bandung : CV.Pustaka Setia.

Anda mungkin juga menyukai