Anda di halaman 1dari 8

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS

“Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru


melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21”
Surakarta, 22 Oktober 2016

KONSEPSI SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE


SHARED KONSEP TEKANAN

Rahmi Faradisya Ekapti1, Mochammad Ahied2


1,2
Prodi Pendidikan IPA Universitas Trunojoyo Madura, Bangkalan, 69162

Email Korespondensi: rahmifaradisya19@gmail.com

Abstrak
Pembelajaran IPA menurut kurikulum 2013 menekankan pembelajaran dengan keterpaduan. Pembelajaran
IPA yang disajikan secara terpadu dapat mempermudah dan memotivasi peserta didik untuk mengenal,
menerima, menyerap, dan memahami keterkaitan atau hubungan antara konsep pengetahuan dan nilai atau
tindakan yang termuat dalam keterpaduan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana
konsistensi konsepsi siswa SMP selama pembelajaran menggunakan pembelajaran IPA Terpadu tipe Shared
untuk konsep tekanan. Metode penelitian yang digunakan adalah weak experiment dengan The One Group
Pretest-Posttest Design. Rancangan ini digunakan karena peneliti tidak menggunakan kelompok kontrol.
Penelitian ini dilakukan di salah satu kelas VIII di SMP Negeri di Kabupaten Gresik. Konsistensi konsep
yang dilihat dikategorikan menjadi siswa yang paham konsep, tidak paham konsep, dan siswa yang
mengalami miskonsepsi. Berdasarkan hasil uji McNemar, diperoleh harga rerata X 2 dari semua subkonsep
tekanan sebesar 31.14. Signifikansi dari harga X2 yang diperoleh dari rumus dalam uji McNemar
dibandingkan dengan X2 yang ada di tabel harga kritis chi-kuadrat yaitu 5.02. Berdasarkan perhitungan,
dapat dikatakan bahwa pembelajaran IPA terpadu tipe shared dapat merubah secara signifikan konsistensi
konsepsi siswa SMP untuk konsep tekanan dalam kurikulum 2013 kelas VIII karena X2hitung (31.14) > X2tabel
(5.02) dengan taraf kepercayaan α = 0,05.

Kata Kunci: Kurikulum 2013, Konsistensi Konsep, Uji McNemar.

Pendahuluan Dengan pendekatan pembelajaran yang


terpadu dan sesuai dengan kehidupan sehari-
Berdasarkan pengamatan di lapangan hari, peserta didik dapat digiring untuk
selama ini pembelajaran IPA di sekolah berpikir luas dan mendalam untuk
masih banyak yang belum terpadu antar menangkap dan memahami hubungan
konsep biologi, fisika, maupun kimia. konseptual yang disajikan oleh guru.
Padahal pembelajaran IPA di sekolah Selanjutnya peserta didik akan terbiasa
menengah hendaknya disajikan dalam bentuk berpikir terarah, teratur, utuh, dan
yang utuh dan tidak parsial (tidak terpisah- menyeluruh. Peserta didik akan lebih
pisah). Pembelajaran yang disajikan terpisah- termotivasi dalam belajar bila mereka merasa
pisah memungkinkan adanya tumpang tindih bahwa pembelajaran itu bermakna baginya,
dan pengulangan, sehingga membutuhkan dan bila mereka berhasil menerapkan apa
waktu dan energi yang lebih banyak, serta yang telah dipelajarinya. Ruang Lingkup
bisa juga menimbulkan rasa bosan bagi mata pelajaran IPA di SMP menekankan
peserta didik. Bila konsep yang tumpang pada pengamatan fenomena alam dan
tindih dan pengulangan dapat dipadukan, penerapannya dalam kehidupan sehari-hari,
maka pembelajaran akan lebih efisien dan isu-isu fenomena alam terkait dengan
efektif. Pembelajaran IPA yang disajikan kompetensi produktif dengan perluasan pada
secara terpadu dapat mempermudah dan konsep abstrak yang meliputi aspek-aspek
memotivasi peserta didik untuk mengenal, sebagai berikut: 1) Mahluk Hidup dan Proses
menerima, menyerap, dan memahami Kehidupan; 2) Benda/zat/ Bahan dan
keterkaitan atau hubungan antara konsep Sifatnya; 3) Energi dan Perubahannya; 4)
pengetahuan dan nilai atau tindakan yang Bumi dan Alam Semesta. Secara umum
termuat dalam keterpaduan tersebut. aspek –aspek tersebut terdapat pada mata

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2016 | 147


pelajaran fisika, bumi antariksa, biologi, dan siswa, melalui keaktifan mendengarkan
kimia. Dengan kata lain Ilmu Pengetahuan penjelasan guru, merespon pertanyaan guru,
Alam di SMP harusnya diajarkan secara mengajukan pertanyaan, melakukan
terpadu (Kemendikbud, 2013). pengamatan, kerja sama dalam kelompok dan
Dalam arti luas pembelajaran yang menyelesaikan tugas; serta (5) Siswa lebih
diajarkan secara terpadu meliputi bersemangat belajar karena siswa merasa
pembelajaran yang terpadu dalam satu lebih akrab dengan guru, sehingga siswa
disiplin ilmu, terpadu antar mata pelajaran, lebih berani untuk mengemukakan pendapat
serta terpadu dalam dan lintas peserta didik dan bertanya (Fogarty, 1991, hlm.45).
(Fogarty, 1991:xiii). Menurut Robin Fogarty Adapun kekurangan tipe shared antara
(1991) dalam bukunya yang berjudul How to lain: (1) Antar dua disiplin ilmu memerlukan
Integrate the Curricula, menyebutkan bahwa komitmen pasangan untuk bekerjasama
ada 10 tipe keterpaduan (model keterpaduan). dalam fase awal, untuk menemukan konsep
Kesepuluh model itu dibedakan menjadi 3 kurikulum yang tumpang tindih secara nyata
kelompok berdasarkan tingkat diperlukan dialog dan percakapan yang
keterpaduannya yaitu kelompok Inter disiplin mendalam; (2) Untuk menyusun rencana
(within single disciplines) yang meliputi tipe model pembelajaran ini diperlukan kerjasama
fragmented, connected, dan nested ; guru dari mata pelajaran yang berbeda,
selanjutnya kelompok Antar disiplin (Across sehingga perlu waktu ekstra untuk
several disciplines) yang meliputi tipe mendiskusikannya; (3) Sulitnya mencari
sequenced, shared, threaded, integrated, dan partner/ tim yang dapat saling percaya dalam
webbed; dan kelompok terkahir adalah Inter bekerja untuk menciptakan waktu yang
dan antar disiplin (within and across bersifat fleksibel dan kompromi (Fogarty,
learners) yang meliputi tipe immersed dan 1991, hlm.45). Pada pembahasan materi
networked (Fogarty, 1991). tekanan dengan keterpaduan tipe “shared”
Berdasarkan pendapat Fogarty (1991, maka konsep yang dianggap beririsan akan
hlm.xiv) tersebut, salah satu tipe yang cocok diajarkan dalam waktu yang bersamaan,
untuk dikembangkan dalam pembelajaran sedangkan terdapat beberapa konsep yang
IPA dalam penelitian ini adalah tipe shared. tidak beririsan dan tercantum dalam KD
Pembelajaran terpadu tipe shared adalah maka akan diajarkan terpisah terlebih dahulu.
pembelajaran terpadu yang merupakan Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi
gabungan atau keterpaduan antara dua mata konsep yang diajarkan kepada siswa agar
pelajaran yang saling melengkapi dan utuh dan tidak hanya sebagian-sebagian saja
didalam perencanaan atau pengajarannya sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk
menciptakan satu fokus pada konsep, mencapai KD yang diajarkan.
keterampilan serta sikap. Kelebihan tipe Pada kurikulum 2013 semester II kelas
shared antara lain: (1) Lebih mudah dalam VIII pada kompetensi inti pengetahuan dalam
menggunakannya, sebagai langkah awal kompetensi dasar 3.8. Memahami tekanan
menuju model terpadu (Integrated) yang pada zat cair dan penerapannya dalam
mencakup empat disiplin ilmu, dengan kehidupan sehari-hari untuk menjelaskan
menggabungkan disiplin ilmu serupa yang tekanan darah, difusi pada peristiwa respirasi,
saling tumpang tindih yang akan dan tekanan osmosis. Pasangan kompetensi
memungkinkan mempelajari konsep yang inti keterampilan yaitu dengan kompetensi
lebih dalam; (2) Dalam hal mentransfer dasar 4.8 Melakukan percobaan untuk
konsep secara lebih dalam, siswa menjadi menyelidiki tekanan cairan pada kedalaman
lebih mudah melakukannya. Misalnya tertentu, gaya apung, kapilaritas (menyelidiki
dengan alat bantu media film untuk transport cairan dalam batang tumbuhan) dan
menanamkan konsep dari dua mata pelajaran tekanan cairan pada ruang tertutup. Karena
dalam waktu yang bersamaan; (3) Guru dapat konsep dalam kedua KD tersebut merupakan
melakukan kegiatan mereka bersama untuk konsep terpadu antara konsep fisika dan
menciptakan blok waktu yang lebih besar biologi yang dekat dengan kehidupan sehari-
untuk meningkatkan pengalaman belajar hari siswa, sehingga jika menggunakan
siswa; (4) Meningkatkan aktivitas belajar pembelajaran terpadu, tipe keterpaduan yang
148 | Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru Melalui Penelitian & Pengembangan
dalam Menghadapi Tantangan Abad-21
cocok digunakan adalah tipe shared karena menggunakan kelompok kontrol (Fraenkel,
dalam kompetensi dasar tersebut terdapat dua 2012). Penelitian ini dilakukan di salah satu
konsep yang saling beririsan yaitu antara kelas VIII di SMP Negeri di Kabupaten
konsep tekanan dalam fisika dan konsep Gresik dengan menggunakan teknik
tekanan dalam biologi (Fogarty, 1991, purposive sampling. Rancangannya sebagai
hlm.44). Berdasarkan skema keterpaduan berikut.
tersebut, materi yang akan dibahas yaitu
tentang konsep tekanan secara umum dan
penerapannya (hukum pascal dan tekanan
hidrostatik), tekanan darah, alat pengukur
tekanan darah, tekanan udara dan (Fraenkel, 2012)
hubungannya dengan mekanisme pernapasan,
penerapan hukum archimedes disertai dengan Sumber data penelitian ini adalah dari 32
percobaannya, serta tentang kapilaritas pada orang siswa kelas VIII-A SMP Negeri 3
batang tumbuhan dan percobaannya. Konsep Sidayu Kabupaten Gresik. Teknik
- konsep tersebut diajakan selama 6 x 40 pengumpulan data yang digunakan adalah
menit (3 kali pertemuan). dengan menggunakan tes bertingkat yaitu
Konsistensi konsep yang dimaksud three tier test yang terdiri dari pilihan
dalam penelitian ini bermaksud untuk melihat jawaban, alasan, serta tingkat keyakinan
konsistensi konsep siswa secara general, siswa (Treagust, 1988) sebelum dan sesudah
tidak melihat perbedaan masing-masing pembelajaran IPA Terpadu tipe Shared
gambaran mental siswa sehingga hasil konsep tekanan.
penelitian ini berupa data kuantitatif dengan
menggunakan instrumen yang disesuaikan
seperti three tier test (Wiji, 2014, hlm.4; Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kaltacki, 2005). Sebuah konsep dapat
dikatakan tidak dipengaruhi oleh pikiran Pada bagian ini akan diuraikan hasil
orang yang menerimanya, sedangkan penelitian terkait konsistensi konsep siswa
konsepsi merupakan tafsiran seseorang konsep tekanan yang dikategorikan menjadi
terhadap sebuah konsep (Marlis, 2015, siswa yang paham konsep, tidak tahu konsep
hlm.413). Jadi dapat disimpulkan bahwa serta siswa yang mengalami miskonsepsi
antara siswa satu dengan yang lainnya (Tongchai, 2011). Hasil pretest dan posttest
mungkin saja memiliki konsepsi yang tentang konsep tekanan dalam pembelajaran
berbeda-beda, tergantung pada tafsiran IPA terpadu tipe shared dapat dilihat pada
masing-masing siswa terhadap konsep yang tabel berikut ini. Sebelumnya akan disajikan
telah mereka terima. subkonsep pada keterpaduan shared konsep
Berdasarkan hal tersebut, dalam hal ini tekanan pada tabel 1 sebagai berikut.
konsistensi konsep siswa akan dikategorikan
Tabel 1. Subkonsep Tekanan pada keterpaduan tipe
antara lain: (a) konsepsi yang sesuai dengan Shared
konsep ilmiah (konsep yang tepat/paham Nomor
konsep); (b) konsepsi yang tidak diketahui No. Subkonsep
Soal
dasar pengambilannya (hanya menebak/tidak 1 Konsep umum tekanan (tekanan 1, 2, 6,
paham konsep); (c) konsepsi yang mengalami pada zat padat, cair, dan gas) 7, 13
dan penerapannya dalam
miskonsepsi (Marlis, 2015, hlm.414; kehidupan
Tongchai, 2011). 2 Kaitan konsep tekanan pada zat 3, 4,
cair dengan mekanisme
peredaran darah manusia
Metode Penelitian 3 Kaitan konsep tekanan pada zat 8, 9,
gas dengan mekanisme
Metode penelitian yang digunakan adalah pernapasan pada manusia
weak experiment dengan The One Group 4 Hubungan konsep tekanan 15, 16,
dengan peristiwa osmosis dan
Pretest-Posttest Design. Rancangan ini difusi serta penerapannya dalam
digunakan karena peneliti tidak kehidupan sehari-hari

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2016 | 149


No. Subkonsep
Nomor kehidupan sehari-hari siswa, seperti pada
Soal peristiwa pencucian mobil menggunakan
5 Penerapan konsep tekanan pada 17, 18
peristiwa kapilaritas
alat-alat yang menerapkan prinsip pascal,
(transportasi zat cair pada dongkrak hidrolik untuk mengangkat ban
tumbuhan) mobil, sehingga untuk memahami subkonsep
6 Percobaan untuk menyelidiki 5, 10, tersebut siswa merasa mudah dan terbukti
penerapan hukum-hukum yang 11, 12 dari hasil tes yang telah dikerjakan siswa
menjelaskan tekanan pada zat
padat, cair, dan gas tersebut dapat meningkat.
7 Percobaan untuk menyelidiki 14 Selain itu secara keseluruhan siswa
analogi gaya apung pada ikan dapat dikatakan mengalami perubahan yang
Berdasarkan subkonsep pada tabel 1 signifikan untuk semua subkonsep setelah
tersebut, maka dapat diperoleh hasil pretes dilakukan pembelajaran IPA terapdu tipe
dan postes yang dirangkum pada tabel shared dilihat dari nilai 𝑿𝟐 melalui Uji
berikut ini. Mcnemar. Signifikansi dari harga 𝑿𝟐 yang
Tabel 2. Hasil Pretes Dan Postes diperoleh dari rumus dalam uji McNemar
Persentase Hasil Pretest dan Posttest
Sub
Pretest (%) Posttest (%)
dibandingkan dengan 𝑿𝟐 yang ada di tabel
kon-
sep TK TT MS TK TT MS
harga kritis chi-kuadrat. Yaitu, jika harga 𝑿𝟐
perhitungan sama atau lebih besar dengan
23,1
1 38,13 38,75 70,63 7,5 21,88 yang ditunjukkan di tabel untuk suatu tingkat
3
39,0 signifikansi tertentu dengan db=1, maka
2 18,75 42,19 71,88 12,50 15,63
6 kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa
3
14,0
39,06 46,88 54,69 14,06 31,25 suatu efek yang “signifikansi” telah
6
ditunjukkan dalam jawaban “sebelum” dan
4 7,81 37,50 54,69 56,25 17,19 26,56
18,7 “sesudah” (Siegel, 2011). Berdasarkan
5 37,5 43,75 68,75 10,94 20,31 penjelasan tersebut dan sesuai dengan hasil
5
6
15,6
28,13 56,25 74,22 9,38 16,41
perhitungan 𝑿𝟐 dapat diketahui bahwa siswa
3 dalam kelas tersebut mengalami perubahan
21,8
7 37,50 40,63 65,63 9,38 25,00 konsistensi konsep tekanan sebelum dan
8
Rera 20.0 sesudah perlakuan, sesuai dengan hasil
33.80 46.16 66.01 11.56 22.44 perhitungan uji McNemar (31.14) >
-ta 5
Keterangan: 𝑿𝟐 (5,02) pada tabel dengan taraf
TK : Tahu Konsep kepercayaan α = 0,05.
TT : Tidak Tahu
MS : Miskonsepsi
Konsep-konsep dalam pelajaran IPA
Setelah dilakukan proses di SMP tidak semua konkrit, bahkan banyak
pembelajaran IPA terpadu tipe shared, konsep yang bagi siswa masih abstrak, salah
diperoleh perubahan konsistensi konsep satunya dalam penelitian ini konsep yang
siswa, dari sebelumnya tidak tahu konsep diajarkan dapat dikategorikan konsep abstrak
menjadi tahu konsep yang benar. jika mengajarkannya tidak dengan model
Peningkatan tersebut dapat dilihat dari ataupun media yang mendukung. Penelitian
meningkatnya rerata hasil konsepsi siswa ini bertujuan untuk melihat perubahan
yang awalnya hanya sebesar 20,05% pada konsistensi konsep siswa tentang konsep
pretest menjadi 66,01% pada posttest. Selain tekanan. Konsep tekanan yang tercantum
itu, dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan dalam kompetensi dasar kurikulum 2013
perubahan tertinggi yaitu pada sub konsep sudah merupakan keterpaduan sub-sub
percobaan-percobaan yang menjelaskan konsep baik dari bidang kajian fisika itu
hukum-hukum pada konsep tekanan baik sendiri maupun ada kaitannya dengan bidang
pada zat padat, zat cair, maupun zat gas yaitu kajian biologi. Oleh karena itu mengajarkan
sebesar 58,59%. Hal ini dikarenakan konsep yang dipadukan juga tidak semudah
subkonsep tersebut merupakan subkonsep konsep yang tidak terpadu. Kurikulum 2013
yang menurut siswa paling mudah dipahami itu sendiri juga mengutamakan pengajaran
dan masalah yang disajikan merupakan konsep yang bersifat holistik, dan juga lebih
masalah yang berkaitan langsung dengan
150 | Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru Melalui Penelitian & Pengembangan
dalam Menghadapi Tantangan Abad-21
ke penerapan dalam kehidupan sehari-hari keputusan yang layak tetapi dalam tahapan
(Kemendikbud, 2013). operasional formal ini anak belum
Selain itu, sejalan dengan pemikiran mempunyai kemampuan untuk menerima
Tan (2003), dalam Mansyur (2013) atau menolak hipotesis. Tetapi tidak semua
menyebutkan ada karakteristik konsepsi siswa bisa dikatakan sesuai dengan teori
seseorang yaitu melibatkan pengetahuan Piaget tersebut.
yang tidak dapat diucapkan: individu Dalam penelitian ini juga masih
menggunakan gambaran konsepsi mereka ditemukan beberapa faktor, mengapa masih
untuk memecahkan suatu masalah atau banyak juga siswa yang mengalami
memahami informasi baru, tetapi mungkin miskonsepsi dikarenakan siswa tersebut pada
tidak menyadari terhadap konsepsi yang saat pembelajaran melakukan aktivitas lain
mereka miliki dan bagaimana mereka yang tidak berhubungan dengan pelajaran,
menggunakannya serta hal ini juga berdasarkan pengamatan aktivitas siswa juga
dipengaruhi oleh dunia yang dilihat dalam dapat diketahui siswa yang minat dan
hal ini pengembangan dan penerapan motivasi belajarnya rendah terlihat pada saat
konsepsi dipengaruhi oleh pengetahuan pembelajaran tidak mendengarkan apa yang
individu sebelumnya, pengalaman, dan diajarkan guru. Seperti halnya pada
keyakinan. subkonsep penerapan tekanan dalam
Menurut E. Gagne (1985) dalam kehidupan sehari-hari, siswa masih
Dahar (1996) mengatakan bahwa gambaran mengalami kesulitan dalam memahami dan
mental atau konsepsi seseorang merupakan menjelaskan apa saja contoh penerapan
penyajian-penyajian analog dan juga Biehler konsep tekanan dalam kehidupan sehari-hari.
(1982, dalam Dahar, 1996) juga Subkonsep ini masih dirasa bersifat abstrak
mengemukakan bahwa pada umumnya jika tidak diajarkan dengan model
gambaran mental diartikan sebagai suatu pembelajaran yang sesuai dengan fase
penyajian nonverbal dari suatu objek yang berpikir siswa. Siswa SMP umumnya berada
dapat memperlancar pemahaman dan recall. pada fase peralihan dari operasional konkrit
Gambaran mental bisa digunakan dalam menuju operasional formal. Hal ini
memori kerja untuk memanipulasi informasi menunjukkan bahwa siswa SMP telah dapat
spasial, ataupun dimensi-dimensi abstrak. diajak berpikir secara abstrak, misalnya
Berdasarkan penjelasan para ahli tersebut, menyimpulkan, merumuskan pertanyaan,
sesuai dengan hasil penelitian ini setelah merumuskan hipotesis, dan lain-lain, yang
diberi perlakuan dengan pembelajaran dimulai dari situasi yang nyata yaitu yang
menggunakan keterpaduan yang sebelumnya dekat dengan lingkungan sekitar siswa
belum pernah dilakukan oleh Guru di sekolah (Kemendikbud, 2013).
tersebut, dapat merubah konsepsi siswa
tentang konsep tekanan. Walaupun tidak
semua siswa bisa berubah tetapi berdasarkan Simpulan, Saran, dan Rekomendasi
hasil tes yang diberikan sudah menunjukkan
Hasil penelitian ini dapat membuktikan
perubahan dari awal dan setelah diberi
bahwa pembelajaran IPA dengan
perlakuan. Hal ini sejalan dengan teori
keterpaduan shared ini dapat merubah
Vygotsky dalam Dahar (1996) bahwa
konsistensi konsep siswa yang awalnya dari
perkembangan kognitif siswa memang tidak
tidak tahu konsep menjadi tahu konsep,
sama karena bergantung pada seberapa jauh
selain itu juga masih terdapat siswa yang
orang tersebut bisa berinteraksi dengan
mengalami miskonsepsi dikarenakan
lingkungan. Selain itu, siswa SMP menurut
beberapa faktor dari siswa maupun gurunya
Piaget dalam Dahar (1996) sudah masuk
pada saat pembelajaran berlangsung. Saran
pada tahap operasional formal yang berarti
yang dapat diberikan yaitu untuk melihat
mereka sudah mempunyai kemampuan untuk
konsistensi konsep siswa sebelum dan
berpikir abstrak, anak dalam tahap ini sudah
sesudah tidak semudah menggunakan tes
bisa merumuskan banyak alternatif hipotesis
yang digunakan peneliti yaitu three tier test
dalam menanggapi masalah, dan dapat juga
karena instrumen tes ini memang lebih cocok
mencek data setiap hipotesis untuk membuat
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2016 | 151
digunakan untuk melihat siswa yang hanya tentang Standar Isi Pendidikan Dasar
mengalami miskonsepsi saja. Rekomendasi dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.
yang diberikan mungkin peneliti lain bisa
menggunakan alternatif instrumen yang Mansyur, J. (2013). Kajian Fenomenagrafi
memang cocok digunakan untuk melihat Aspek-Aspek Model Mental Subjek
konsistensi konsep siswa seperti hanya Lintas Level Akademik Dalam Problem
dengan menggunakan tes essay, dan lain Solving Konsep Dasar Mekanika.
sebagainya. Selain itu mungkin juga Disertasi tidak dipublikasikan.
dilakukan pada kelas kontrol sehingga dapat Bandung: Universitas Pendidikan
terlihat jelas perbedaan hasilnya. Kelemahan Indonesia
dalam penelitian ini hanya menggunakan satu Marlis. (2015). Analisis Profil Pemahaman
kelas saja sehingga tidak ada Konsep dan Konsistensi Konsepsi
pembandingnya. Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Tilatang
Kamang pada Materi Fluida Statis.
Prosiding Simposium Nasional Inovasi
Daftar Pustaka dan Pembelajaran Sains 2015 (SNIPS),
hlm. 413-416. Bandung: Institut
Dahar, R. W. (1996). Teori-Teori Belajar.
Teknologi Bandung
Jakarta: Penerbit Erlangga.
McClary, L., & Talanquer, V. (2011).
Fogarty, R. (1991). How to Integrate the
College Chemistry Students’ Mental
Curricula. Palatine: IRI/Skylight
Models of Acid and Acid Strength.
Publishing, Inc.
Journal Of Research in Science
Fraenkel, J.R., Wallen, N.E. & Hyun, H.H.
Teaching. 48(4), 396-413.
(2012). How to Design and Evaluate
Mitarlis & Mulyaningsih, S. (2009). IPA
Research in Education. New York:
Terpadu. Surabaya: Unesa
McGraw-Hill.
University Press.
Fuchs, H. U. (2007). From Image Schemas to
Riduwan. (2013). Skala Pengukuran
Dynamical Models in Fluid,
Variabel-Variabel Penelitian.
Electricity, Heat, and Motion. An essay
Bandung: Penerbit Alfabeta.
on Physics Education Research
Siegel, S. (2011). Statistik Nonparametrik
Furqon. (2013). Statistika Terapan untuk
untuk Ilmu-Ilmu Sosial
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
(Terjemahan). Jakarta: PT.
Kaltacki, D., et.al. (2005). Identifying Pre-
Gramedia.
Service Physics Teachers’
Tongchai, A. (2011). Consistency of
Misconception with Three-Tier Test.
students’ conceptions: an important
On behalf of Departement of
issue in assessing students’
Secondary Science/Math Education,
conceptions. Thailand: The Institute
Kocacli University, Kocacli, Turkey.
for the Promotion of Teaching Science
pp. 1-8
and Technology.
Kemendikbud. (2013). Kompetensi Mata
Treagust, D. F. (1988). Development and Use
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
of Diagnostic Test to Evaluate
Sekolah Menengah Pertrama
Students’ Misconception in Science.
(Smp)/Madrasah Tsanawiyah (Mts).
International Journal of Science
Jakarta: Kemendikbud.
Education. 10(2), 159-169.
Kemendikbud. (2013). Peraturan Menteri
Trianto. (2012). Model Pembelajaran
Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara
Indonesia nomor 68 tahun 2013
Wiji. (2014). Pengembangan Desain
tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Perkuliahan Kimia Sekolah Berbasis
Kurikulum SMP/MTs. Jakarta:
Model Mental untuk Meningkatkan
Kemendikbud.
Pemahaman Materi Subyek
Kemendikbud. (2013). Peraturan Menteri
Mahasiswa Calon Guru Kimia.
Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Disertasi SPS UPI: tidak diterbitkan.
Indonesia nomor 64 tahun 2013

152 | Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru Melalui Penelitian & Pengembangan
dalam Menghadapi Tantangan Abad-21
Pertanyaan:
1. Ari Syahidul Shiddiq
a. Pada penelitian anda bagaimana cara
mengetahui konsepsinya?
2. Siti Aminah
a. Keterpaduan tipe shope itu sebuah
keterpaduan dalam pembelajaran
menggunakan apa?
b. Pemahaman konsepnya
menggunakan apa?

Jawab:
1. a. Pada penelitian ini mengetahui
konsepnya dengan cara adopsi karena
ada alsan – alasan yang harus ditaati
misalnya jawaban benar, pertanyaan
benar termasuk kategori yang apa.
2.a. Pada saat pembelajaran keterpaduannya
menggunakan PBL
b. Pemahaman konsep yang digunakan
adalah two tier test

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2016 | 153


154 | Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru Melalui Penelitian & Pengembangan
dalam Menghadapi Tantangan Abad-21

Anda mungkin juga menyukai