Anda di halaman 1dari 12

RESUME

ASKEP KELUARGA DENGAN BAYI BARU LAHIR


ASKEP KELUARGA DENGAN ANAK REMAJA
ASKEP KELUARGA DENGAN LANSIA
LAPORAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Keperawatan keluarga

Oleh :

MIA HARDIANTI

701170019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BALE BANDUNG

2020
ASKEP KELUARGA DENGAN BAYI BARU LAHIR

1. Pengertian keluarga
Adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan

2. Struktur keluarga
a. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal :adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi di mana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga
sedarah istri.
d. Patrilokal :adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga
sedarah suami.
e. Kawinan :adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembina
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

3. Fungsi keluarga
a. Fungsi Biologis
 Untuk meneruskan keturunan.
 Memelihara dan membesarkan anak.
 Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
 Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis
 Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
 Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
 Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
 Memberikan identitas keluarga.
c. Fungsi sosialisasi
 Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
 Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
 Membina sosial pada anak
d. Fungsi Ekonomi
 Mencari sumber – sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhankeluarga.
 Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
 Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa
yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua
dan sebagainya.
e. Fungsi pendidikan
 Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
 Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa .

4. Peran keluarga
a. Peranan ayah : ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak, berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkunmgan.
b. Peranan ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
c. Peranan anak : anak- anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spriritual.
d. Peran Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing)

5. Konsep Dasar Keluarga Dengan Tahap Childbearing


a. Tahap-tahap perkembangan keluarga ‘Childbearing” (kelahiran anak pertama).
b. Tugas perkembangan dengan keluarga childbearing
c. Fungsi perawat dalam tahap perkembangan keluarga dengan childbearing.

6. Konsep bayi baru lahir


a. Definisi bayi baru lahir
Neonatus adalah bayi baru lahir sampai usia 4 minggu. Bayi baru lahir normal
adalah bayi yang lahir dari kehamilan 40 atau 42 minggu,dan berat lahir 2500
gram-4000 gram.
b. Standar Pelayanan Pada Bayi Baru Lahir.
1. Pelayanan Dasar
 Persalinan aman dan bersih
 Mempertahankan suhu tubuh dan mencegah hiportermia
 Mempertahankan pernafasan spontan
 ASI Ekslusif
 Perawatan mata

2. Pelayanan Khusus
 Tatalaksana Bayi Neonatus sakit
 Perawatan bayi kurang bulan dan BBLR
 Imunisasi

c. Tugas Tahap Perkembangan Keluarga Pada Anak Baru Lahir


Persiapan menjadi orang tua:
 Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga: peran, interaksi, hubungan
seksual dan kegiatan
 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
 Kelahiran bayi pertama memberi perubahan yang besar dalam keluarga
sehingga pasangan harus beradaptasi dengan perannya.
 Reaksi Emosional Penerimaan Keluarga
a. Denial
Respon perawat terhadap penolakan adalah komponen untuk
kebutuhan individu yang kontinyu sebagai mekanisme pertahanan. Dukungan
metode efektif adalah mendengarkan secara aktif.
b. Rasa bersalah
adalah respon biasa dan dapat menyebabkan kecemasan keluarga.
Mereka sering mengatakan bahwa merekalah yang menjadi penyebab bayinya
mengalami kondisi sakit. Amati ekspresi bersalah, dimana ekspresi tersebut
akan membuat mereka lebih terbuka untuk menyatakan perasaannya.
c. Marah
Marah adalah suatu reaksi yang sulit diterima dan sulit ditangani secara
therapeutik. Aturan dasar untuk menolak marah seseorang adalah hindari
gagalnya kemarahan dan dorong untuk marah secara assertif.
ASKEP KELUARGA DENGAN ANAK REMAJA

1. Keluarga dan remaja


a. Diawali pada saat anak pertama berusia 13 th.
b. Berlangsung lebih kurang 6-7 th.
c. Diharapkan keluarga dapat memenuhi tugas perkembangan keluarga, yaitu:
perlahan-lahan melepaskan ikatan/pengaruh keluarga terhadap anak dan
memberikan tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar kepada remaja
untuk persiapan diri mereka menjadi dewasa muda (Duval & Miller, 1985)
d. Disebut sebagai tahapan yang paling sulit dalam siklus perkembangan individu
e. Periode usia yang paling banyak dibahas dan didiskusikan
f. Baik OT maupun remaja dihadapkan pada tugas-tugas perkembangan yang berat
g. Sering timbul konflik antara OT dan remaja
h. Tantangan yang utama: bagaimana menghargai hak otonomi dan kebebasan yang
dituntut remaja
i. Kekuasaan dan pengaruh kuat dari OT perlu dimodifikasi sesuai dengan norma
dan nilai keluarga dan masyarakat

2. Tugas perkembangan keluarga dan remaja


b. OT harus secara progresif mengubah hubungan dengan remaja, dari hubungan
yang bersifat ketergantungan anak pada OT menjadi kemandirian pada remaja
c. OT perlu membuat perubahan besar dalam sistem keluarga yaitu dengan
membangun norma dan peran baru
d. Kebebasan yang diberikan harus diimbangi dg tanggung jawab
3. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
a. Saat yang tepat untuk menata kembali
hubungan perkawinan dan menyiapkan
diri untuk memasuki tahap selanjutnya.
b. Pada saat ini, anak-anak mulai
bertanggung jawab terhadap diri
mereka sendiri.
c. Beban OT menjadi lebih ringan

4. Menciptakan komunikasi terbuka antara OT dan remaja


a. Melakukan komunikasi terbuka dan efektif
Belajar menerima perbedaan nilai, gaya
hidup, dll, antara OT dan remaja
b. Tinggalkan sifat menggurui pada remaja,
hargai pendapat remaja
c. Arahkan pandangan dan perilaku remaja
yang belum tepat
d. Pelajari nilai dan pengalaman OT sebagai
dasar kebebasan yg bertanggung jawab.
e. Tidak berasumsi bahwa OT selalu ingin
dianggap benar
5. Masalah-masalah kesehatan yang umum
a. Komunikasi tidak efektif
b. Konflik
c. Penyalahgunaan zat
d. Kehamilan yang tidak dikehendaki
e. Kecelakaan
f. Percobaan bunuh diri
g. Rendah diri

6. Masalah masalah remaja


A. Masalah fisik
- Peningkatan berat badan (BB tidak ideal)
- Tumbuh jerawat
- Masalah kulit
- Masalah tinggi badan
- Menarche
- Perubahan sekunder akibat pubertas
- Masalah bau badan
- Penampilan fisik menjadi penting
- Senang begadang

B. Masalah psikologis
- Egonya tinggi
- Kurang percaya diri
- Mulai menyukai lawan jenis
- Ingin mencoba hal-hal baru: traveling, fashion, balapan motor
- Emosi labil: ngelamun, berkhayal
- Stress
- Mulai mencari jati diri
- Fanatisme
- Iri dengan saudara kandung

C. Masalah sosial
- Suka berkelompok/suka menyendiri
- Lebih terbuka terhadap teman sebaya dari
pada dengan OT
- Aktivitas di luar rumah lebih banyak
- Mulai ada perbedaan pendapat dengan OT
- Sering timbul konflik dengan teman sebaya
- Melalaikan tanggung jawab yang diberikan
- Konsumtif
- Akibat pergaulan bebas
- Tebar pesona

7. Contoh diagnosa keperawatan


 Gg nutrisi > dr keb tubuh
 Gg gambaran diri
 Cemas
 Isolasi sosial
 Resiko infeksi
 Malu
 Pola komunikasi tidak efektif
 Gg pola tidur
 Perfusi jar tidak efektif (anemia)
 Konflik
 Sukar beradaptasi
 Nyeri haid

8. Peran Perawat
Tantangan utama yang dihadapi saat bekerja dengan remaja adalah mengakui bahwa
remaja telah mengalami perubahan fisik dan psikis kearah yang lebih matang,
perkembangan kognitif, pembentukan identitas diri tanpa meninggalkan asumsi bahwa
perubahan-perubahan yang terjadi dapat mengakibatkan konflik dan krisis bagi remaja.
ASKEP KELUARGA DENGAN LANSIA
1. Lanjut Usia
a. Lansia bukan suatu penyakit tapi tahap lanjut dari proses kehidupan yang ditandai dg
penurunan kemampuan tubuh u/ beradaptasi dg stres fisik / psikologis
b. Walau bukan penyakit tetapi kondisi ini dapat menimbulkan masalah fisik, sosial
dan mental.

2. Tugas Keluarga Tahap Lansia (Duval)


a. Meningkatkan kehidupan beragama
b. Menjaga komunikasi dengan anak, cucu
c. Merencanakan kegiatan u/ mengisi waktu
d. Memperhatikan kesehatan masing 2x
e. Menyesuaikan diri dengan pendapatan
f. Menghadapi kehilangan
g. Menemukan makna hidup

3. Konfigurasi Keluarga dan Masalah

Konfigurasi Masalah

Bercerai ↓ pendapatan,
interaksi sosial,
pengasingan,
identitas baru,
kehilangan interaksi
keluarga

Janda/duda Kehilangan,
kesepian,relokasi, ↓
kesehatan, ↓
dukungan

Menikah Anak2x yg asing,


kembali menentukan pola &
hub baru, masalah
penyesuaian

4. Duka cita
a. Periode duka cita ad. Periode yg sangat rawan krn memicu gang kesehatan
b. 2 th pertama stlh ditinggal pasangan biarkan lansia mengekspresikan duka citanya
c. Sering diawali perasaan kosong jika berlanjut depresi
5. . Instabilitas dan jatuh
Ketidakstabilan berjalan dan jatuh sering terjadi pada lansia, dan tidak jarang
menyebabkan perlunya perawatan di RS bahkan dapat menimbulkan kmatian.
a. Faktor yg sering menimbulkan jatuh
 Faktor intrinsik ;
- Kondisi medik & neuropsikiatri
- Gangguan penglihatan & pendengaran
- Perubahan fungsi neuromuskuler pd jalan & reflek postural karena ketuaan.
 Faktor Ekstrinsik :
- Obat-obatan
- Pemakaian alat bantu untuk ambulasi yg tidak tepat
- Lingkungan yg membahayakan
b. Komplikasi Jatuh
- Nyeri pada jaringan
- Fraktur pada panggul, paha, lengan bawah, pergelangan tangan, tulang rusuk
- Subdural hematom
6. Pengkajian lansia dalam keluarga
 Lansia mempunyai peran apa dalam keluarga
 Tipe & bentuk keluarga
 Riwayat & tahap perkembangan keluarga
- Genogram
- Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
- Pelayanan kes yang pernah digunakan
 Pengkajian lingkungan
- Karakteristik rumah
- Karakteristik tetangga dan masyarakat RW
- Mobilitas Keluarga
- Perkumpulan keluarga & interaksi dengan masyarakat
- Sistem pendukung keluarga
 Struktur keluarga
- Garis keturunan (patrilineal / matrilokal)
- Tempat tinggal (patrilokal/ matrilokal)
- Pola komunikasi keluarga
- Struktur kekuatan keluarga
- Struktur peran
- Nilai ata norma keluarga
 Analisa Data : -
Subyektif
Obyektif
Problem
Etiologi
 Perumusan Diagnosa Keperawatan lansia dalam keluarga
1. Aktual
2. Resiko/ Ancaman kesehatan
3. Potensial/ keadaan sejahtera/ wellness

7. Skoring masalah
a. Sifat masalah (Bobot 1)
b. Kemungkinan Masalah dapat diubah (bobot 2)
c. Potensial Masalah untuk dicegah (bobot 1)
d. Menonjolnya Masalah (bobot 1)

8. Penentuan prioritas
a. Tentukan skor untuk setiap kriteria masalah/ diagnosa kep
b. Skore di bagi dengan angka tertinggi dalam skala 7 dikalikan dengan bobot
c. Jumlahkan hasil untuk semua
d. Jumlah tertinggi terletak pd prioritas pertama & seterusnya
9. Diagnosa keperawatan
a. Duka cita maladaptif
b. Distress spiritual
c. Koping individu inefektif
d. Gangguan konsep diri (kehilangan peran kerja)

10. Perencanaan
a. Gangguan konsep diri (kehilangan peran kerja ) b/d KMK mengenal masalah
kesehatan
b. Tujuan Umum : Setelah dilakukan kunjungan rumah 3x diharapkan klg dapat
mengenal masalah kesehatan yang dialami lansia

11. Tujuan Khusus :


keluarga dapat
1. Menyebutkan kembali penyebab gangg konsep diri
2. Merencanakan pengelolaan gangg konsep diri
3. Memberikan tindakan mengatasi gangg konsep diri

12. Implementasi
a. Mencari teman yg tdk b/d pekerjaan
b. MPP
c. Menyusun rutinitas baru
d. Membentuk kelompok u/ sosialisasi
e. Introspeksi diri
Implementasi :
a. Pengobatan terhadap trauma fisik
b. Mengatasi faktor penyebab
c. Terapi fisik edukasi
d. Latihan berjalan
e. Penguatan otot untuk memelihara & meningkatkan kekuatan otot
f. Alat bantu untuk ambulasi seperti tongkat ketiak, kursi roda, dll
g. Penyesuaian kebiasaan (misalnya membiasakan jalan berpegangan)
h. Penyesuaian lingkungan :
• Menyesuaikan ukuran perabotan
• Menyediakan penerangan yang cukup pada kamar, rumah dan luar rumah
• Menyediakan pegangan pada tangga, jalan dan kamar mandi

Anda mungkin juga menyukai