Anda di halaman 1dari 6

RESUME MATERI TRAUMA DADA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Keperawatan Gawat Darurat

Disusun Oleh :

Mia Hardianti NIM.701170019

PRODI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BALE BANDUMG

2020

LEMBAR
PENILAIAN TUGAS

MAKALAH INI TELAH DIPERIKSA

di Bandung,tanggal :....................................................
Dengan Nilai Angka :.....................................................

Dosen Mata Kuliah ,

,Ganjar safari, S.Kep.,Ners.,MM


NIP.0402066501

2
A. Definisi Trauma Dada
• Trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya atau cedera fisiologis akibat gangguan
emosional yang hebat (Brooker, 2001).
• Trauma dada adalah abnormalitas rangka dada yang disebabkan oleh benturan pada
dinding dada yang mengenai tulang-tulang sangkar dada, pleura dan paru-paru,
diafragma ,atau organ-organ dalam mediastinum baik oleh benda tajam maupun
tumpul yang dapat menyebabkan gangguan system pernafasan.
• Cedera pada dada secara luas diklasifikasikan menjadi dua kelompok: cedera
penetrasi dan tumpul. Cedera penetrasi (misalkan: pneumotoraks terbuka,
hemotoraks, ceder trekheobronkhial, kontusio pulmonal, ruptur diafragma)
mengganggu integritas dinding dada dan mengakibatkan perubahan dalam tekan
intratoraks. Cedera tumpul (nonpenetrasi) (mis. Pneumotoraks tertutup,
pneumotoraks tensi, cedera trakheobronkhial, flail chest, rupture diafragma, cedera
mediastinal, fraktur rusuk) merusak struktur didalam rongga dada tanpa mengganggu
integritas dinding dada.

A. ETIOLOGI
Trauma dada dapat disebabkan oleh :
a. Tension pneumothorak-trauma dada pada selang dada, penggunaan therapy
ventilasi mekanik yang berlebihan, penggunaan balutan tekan pada luka dada tanpa
pelonggaran balutan.
b. Pneumothorak tertutup-tusukan pada paru oleh patahan tulang iga, ruptur oleh
vesikel flaksid yang seterjadi sebagai sequele dari PPOM. Tusukan paru dengan
prosedur invasif.
c. Kontusio paru-cedera tumpul dada akibat kecelakaan kendaraan atau tertimpa
benda berat.
d. Pneumothorak terbuka akibat kekerasan (tikaman atau luka tembak)
e. Fraktu tulang iga
f. Tindakan medis (operasi)
g. Pukulan daerah torak

B. MANIFESTASI KLINIS
• Nyeri pada tempat trauma, bertambah pada saat inspirasi.
• Pembengkakan lokal dan krepitasi yang sangat palpasi.
• Pasien menahan dadanya dan bernafas pendek.
• Dyspnea, takipnea
• Takikardi
• Tekanan darah menurun.
• Gelisah dan agitasi
• Kemungkinan cyanosis.
• Batuk mengeluarkan sputum bercak darah.
• Hypertympani pada perkusi di atas daerah yang sakit.

3
C. Patofisiologi
Trauma toraks disebabkan oleh cedera tumpul yang mengakibatkan rusuk yang
fraktur menusuk /merobek membrane pleura atau oleh kompresi tiba-tiba dari
sangkar rusuk ,udara memasuki ruang leura, sehingga meningkatkan tekanan intra
pleiura dan mengempiskan parupasian dan trauma terbagi 2 yaitu :
` • Trauma toraks terbuka
• Trauma toraks tertutu

D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Radiologi : foto thorax (AP).
2. Gas darah arteri (GDA),
3. Torasentesis
4. Hemoglobin
5. Pa Co2
6. Pa O2
7. Saturasi O2
8. Toraksentesis ,

E. PENATALAKSANAAN
Terapi :
a. Nyeri biasanya berkurang dengan analgetik oral
b. Blok nervus interkostalis dapat digunakan untuk mengatasi nyeri berat akibat
fraktur iga.
c. Pengikatan dada yang kuat tidak dianjurkan karena dapat membatasi pernapasan.
Sabuk iga yang mudah dilepas, dikaitkan dengan Velcro dapat memberikan rasa
nyaman,

F. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan rontgen toraks harus dilakukan untuk menyingkirkan cedera
toraks yang lain, namun tidak perlu identifikasi fraktur iga.
b. pemeriksaan foto radiologi dari fraktur : menentukan lokasi, luasnya
c. Pemeriksaan jumlah darah lengkap
d. Arteriografi : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai
e. Kreatinin : trauma otot meningkatkanbeban kreatinin untuk klirens ginjal
G. Diet
Diet yang diberikan adalah diet Energi Tinggi Protein Tinggi (ETPT). Diet ini
mengandung Energi dan Protein dan kebutuhan normal

H. PENGKAJIAN PRIMER
• AIRWAY
Penanganan trauma ini dapat menyebabkan sumbatan airway atas. Trauma ini
diketahui apabila ada sumbatan napas atas (stridor)
• BREATHING
Dada dan leher penderita harus terbuka selama dilakukan penilaian breathing dan
vena-vena leher
• CIRCULATION

4
Denyut nadi penderita harus dinilai kualitas, frekuensi dan keteraturannya.

I. PENGKAJIAN SEKUNDER
• Identitas Pasien
Yang terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, dan lain-lain.
• Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
2. Riwayat Keluhan Utama
3. Riwayat Kesehatan yang dulu
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
5. Riwayat Psikososial

J. PEMERIKSAAN FISIK
1. Sistem pernafasan
• Sesak napas
• Nyeri, batuk-batuk
• Terdapat retraksi klavikula/dada
• Pengambangan paru tidak simetris
• Fremitus menurun dibandingkan dengan sisi yang lain
• Pada perkusi ditemukan Adanya suara sonor/hipersonor/timpani,hematotraks
(redup)
• Pada asukultasi suara nafas menurun, bising napas
yang berkurang/menghilang
• Pekak dengan batas seperti garis miring/tidak jelas
• Dispnea dengan aktivitas ataupun istirahat.
• Gerakan dada tidak sama waktu bernapas

2. Sistem kardiovaskuler
• Nyeri dada meningkat karena pernapasan dan batuk
• Takhikardia, lemah
• Pucat, Hb turun /normal
• . Hipotensi.

3. Sistem Muskuloskeletal - Integumen.


• Kemampuan sendi terbatas
• Ada luka bekas tusukan benda tajam
• Terdapat kelemahan
• Kulit pucat, sianosis, berkeringat, atau adanya kripitasi sub kutan.

4. Sistem Endokrine :
• Terjadi peningkatan metabolisme
• Kelemahan.

5. Sistem Sosial / Interaksi : Tidak ada hambatan.


6. Spiritual : Ansietas, gelisah, bingung, pingsan.

5
K. Diagnosa keperawatan
a. Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan ekpansi paru yang
tidak maksimal karena akumulasi udara/cairan.
b. Inefektif bersihan jalan napas b/d peningkatan sekresi sekret dan penurunan
batuk sekunder akibat nyeri dan keletihan.
c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma mekanik terpasang
bullow drainage.

Anda mungkin juga menyukai