BAROTRAUMA PARU
OLEH :
KELOMPOK 1 ( SATU)
NAMA NIM
SULASTRI 19028
NINA MITASARI 19020
RAHMA EKA PUTRI 19024
PUTRIANI MAYANG SARI 18025
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi
Barotrauma merupakan kerusakan jaringan tubuh yang terjadi
akibat perbedaan tekanan udara didalam ruang yang berongga dengan
tekanan lingkungan. Barotrauma dapat menyebabkan berbagai manifestasi
mulai dari nyeri telinga, sakit kepala sampai nyeri persendian, paralisis,
koma dan kematian. Barotrauma juga bisa menyebabkan kerusakan pada
sinus paranasalis, paruparu, telinga tengah, penyakit dekompresi, luka
akibat ledakan (bom) dan terbentuknya emboli udara dalam arteri.
Barotrauma dapat berpengaruh pada beberapa area tubuh yang berbeda,
termasuk telinga, muka (sinus paranasalis), dan paru-paru (Sumiarto &
Mes, 2015).
Semakin dalam Anda menyelam, maka kadar atau volume gas akan
semakin menipis. Tekanan udara yang begitu tinggi membuat volume
udara dalam paru-paru semakin sedikit. Bila hal ini terus-menerus terjadi,
paru-paru akan kekurangan udara dan bisa menyebabkan jaringan paru
mati. Bagi penyelam yang belum berpengalaman, biasanya akan
menghirup udara lebih cepat dan dapat berakibat merasa kekurangan udara
saat menyelam.
Barotrauma paru biasanya akan menjadi masalah yang lebih besar
ketika penyelam kembali ke permukaan. Saat naik ke permukaan, tekanan
udara akan menurun dan volume udara di dalam paru-paru akan
meningkat.
Apabila penyelam terlalu terburu-buru saat naik ke permukaan atau
menahan napas dalam air, maka udara yang ada dalam paru-paru akan
semakin mengembang. Kondisi ini yang membuat kantung udara paru
(alveoli) pecah akibat kebanyakan gas. Akibatnya, penyelam akan
mengalami gejala nyeri dada, sesak napas, hingga batuk berdarah.
2. Etiologi
3. Patofisiologi
4. Manifestasi Klinis
Barotrauma di paru-paru ditandai dengan beberapa gejala, seperti
1) Suara serak
2) Nyeri dada
3) Sesak napas
4) Nyeri dan kram perut
5) Perut kembung
6) Gelisah
7) Pucat, keringat dingin
8) Kolaps sirkulasi
9) Nyeri dada dan sesak napas
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan ialah :
1) Analisi Gas Darah
Untuk mengevaluasi gradien Alveolus-arteri untuk mengetahui terjadi
emboli gas
2) Darah Lengkap
Pasien yang memiliki hematokrit lebih dari 48% memiliki sekuele
neurologis yang persisten selama 1 bulan setelah perlukaan
3) Kadar Serum Creatin Phospokinate
Peningkatan kadar serum keratin fosfokinase menandakan peningkatan
kerusakan jangan karena mikro emboli
6. Penatalaksanaan
Untuk meredakan sakit atau rasa tidak nyaman pada telinga selama
penerbangan, Anda dapat melakukan langkah sederhana berikut ini:
1) Non Farmakologis
Mengonsumsi permen atau mengunyah permen karet.
Jika tidak memiliki permen, cobalah untuk menguap atau menelan
ludah.
Jika cara tersebut tidak efektif, maka jepit hidung Anda, tarik napas
dari mulut, dan cobalah untuk tetap menghembuskan napas melalui
hidung secara perlahan.
Jika langkah sederhana di atas tidak efektif dan gejala tidak kunjung
menghilang, maka pengobatan secara medis perlu dilakukan. Salah
satunya adalah dengan obat. Beberapa jenis obat yang dokter dapat
berikan, antara lain: Dekongestan, Antihistamin, Obat pereda nyeri
3) Operasi
Operasi dapat dilakukan pada barotrauma yang parah. Tindakan ini
dilakukan dengan menanamkan alat khusus seperti tabung di gendang
telinga. Tabung silinder ini berfungsi untuk mengalirkan udara ke telinga
bagian dalam agar tekanan di dalam telinga sama dengan tekanan di dunia
luar.
7. Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b.d ekspresi paru yang tidak maksimal
2. Ketidak efektifan bersihan jalan napas b.d peningkatan sekret
3. Nyeri akut b.d proses penyakit
4. Kerusakan integritas kulit
8. Intervensi Keperawatan
untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari klien, dan atau/atau
tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Intervensi dilakukan untuk
membantuk klien mencapai hasil yang diharapkan. Intervensi keperawatan harus
spesifik dan dinyatakan dengan jelas. Pengelompokkan seperti bagaimana, kapan,
di mana, frekuensi, danbesarnya, menunjukkan isi dari aktivitas yang
direncanakan. Intervensi keperawatan dapat dibagi menjadi dua, yaitu: mandiri
(dilakukan oleh perawat) dan kolaboratif (yang dilakukan bersama dengan
pemberi perawatan lainnya).
ASUHAN KEPERAWATAN
BIROTRAUMA PARU
A. Pengkajian
1) Identitas klien
Identitas klien meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin,
pendidikan, alamat, tanggal masuk rumah sakit, tanggal
pengkajian, nomor register, dandiagnosa medis
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi
Edukasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
7)
DAFTAR PUSTAKA
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI
https://fdokumen.com/reader/full/barotrauma-revisi
https://www.alodokter.com/barotrauma
https://www.alomedika.com/+penyakit/kegawatdaruratanmedis/barotrauma/patofisiologi