Anda di halaman 1dari 17

KEPATUHAN WAJIB PAJAK DITINJAU DARI PENERAPAN E-FILLING DAN TINGKAT

PEMAHAMAN PERPAJAKAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA


SURAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I


pada Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan

Oleh:
ANGGI SADHA MAHARANI
A210140195

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
ii
iii
1

KEPATUHAN WAJIB PAJAK DITINJAU DARI PENERAPAN E-FILING


DAN TINGKAT PEMAHAMAN PERPAJAKAN

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penerapan e-Filling terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak; Pengaruh tingkat pemahaman perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak; dan Pengaruh
penerapan e-Filing dan tingkat pemahaman perpajakan terhadapat kepatuhan Wajib Pajak. Penelitian
ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua wajib
pajak di yang menggunakan E-Filing lalu diambil 70 orang sebagai sampel. Data dikumpulkan
dengan metode dokumentasi dan angket. Uji prasyarat analisis data meliputi uji normalitas, dan uji
linieritas. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda, uji t, uji F, uji R2,
dan sumbangan relatif dan efektif. Kesimpulannya adalah Penerapan Sistem E-Filling berpengaruh
positif terhadap terhadap Kepatuhan Wajib, tingkat Pemahaman Perpajakan berpengaruh positif
terhadap terhadap Kepatuhan Wajib Pajak; serta penerapan Sistem E-Filling dan Kepatuhan Wajib
Pajak secara bersama-sama terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.

Kata Kunci : Penerapan sistem e-filling, tingkat pemahaman pajak, kepatuhan wajib pajak.

Abstract
The purpose of this study was to find out the effect of the application of e-Filling on Taxpayer
Compliance; influence of the level of understanding of taxation on taxpayer compliance; and the
influence of the application of e-Filing and the level of understanding of taxation on taxpayer
compliance. This study uses descriptive quantitative methods. The population in this study were all
taxpayers who used E-Filing and taken 70 people as samples. Data was collected using
documentation and questionnaire methods. Data analysis prerequisite tests include normality test,
and linearity test. Data analysis techniques used are multiple regression analysis, t test, F test, R2
test, and relative and effective donations. The conclusions are application of E-Filling System has a
positive effect on Compulsory Compliance, the level of understanding of taxation has a positive
effect on taxpayer compliance; and application of the Taxpayer's E-Filling and Compliance System
together on Taxpayer Compliance.

Keywords: Application of e-filling system, level of understanding of tax, taxpayer compliance.

1. PENDAHULUAN
Pajak didapat dari kontribusi masyarakat (Wajib Pajak) dengan menggunakan sstem self assesment.
Sistem self assesment merupakan sebuah sistem sebuah sistem reformasi yang dilakukan oeleh
Direktorat Jenderal Pajak. Sistem self assesment adalah sistem diaman wajib pajak diberi kepercayaan
untuk menghitung dan melaporkan sendiri pajak yang terutang oleh Wajib Pajak , sedangkan petugas
pajak sendiri bertugas untuk mengawasinya. Sistem ini sangat tergantung pada kesadaran wajib pajak
dalam membayar pajak, masih banyak Wajib Pajak yang tidk patuh untuk melaporkan dan membayar
pajak.
Perubahan mendasar yang berkaitan dengan modernisasi pajak terjadi di tahun 2004 dimana
Direktorat Jenderal Pajak berusaha untuk memenuhi aspirasi Wajib Pajak dengan mempermudah tata
1
2

cara pelaporan SPT. Hal itu ditandai denga dikeluarkannya Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor
KEP-88/PJ/2004 tanggal 14 Mei 2004 tentang penyampaian SPT secara eletronik. Presiden Republik
Indonesia bersama-sama dengan DJP meluncurkan produk e-fillingatau electronic Filing System yaitu
sistem pelaporan pajak dengan SPT secara eletronik (E-Filling) yang dilakukan melalui sistem
onlineyang real time.
E-Filling adalah sarana pelaporan pajak secara online dan realtime menggunakan media
internet dengan melalui penyedia layanan aplikasi. Menggunakan E-Fillinglebih mudah dalam
menyampaikan SPT atau permohonan perpanjangan SPT tahunan tanpa harus datang ke kantor pajak.
E-Filling sangat membantu karena ada media pendukung dari Penyedia Jasa Aplikasi yang akan
membantu dalam 24 jam seharu dan 7 hari dalam seminggu. Tujuan utama E-Filling untuk
meningkatkan pelayanan kepada publik dengan memfasilitasi pelaporan SPT secara elektronik melalui
media internet kepada wajib pajak. Hal ini membantu mengurangi biaya dan waktu yang dibutuhkan
oleh oleh Wajib Pajak untuk mempersiapkan , memproses, dan melaporkan SPT ke kantor pajak secara
benar dan tepat waktu.
Masih ada beberapa Wajib Pajak yang tidak sepenuhnya memahami tentang peraturan
perpajakan akan berdampak pada penerimaan pajak di Indonesia. Seorang Wajib Pajak dapat dikatakan
patuh dalam kegiatan perpajakan apabila memahami secara penuh tentang peraturan perpajakan antara
lain: menegtahui dan berusaha memahami Undang-undang perpajakan, cara pengisian formulir
perpajakan, cara menghitung pajak, cara melaporkan SPT dan selalu membayar pajak tepat waktu.
Nurmantu (2005:32) salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak adalah
tingkat pemahaman perpajakan semakin tinggi tingkat pendidikan atau pengetahuan pajak atau
pengetahuan wajib pajak, maka semakin mudah pula bagi mereka untuk memahami peraturan
perpajakan dan semakin mudah pula wajib pajak memenuhi kewajiban perpajakan.
Ada beberapa penelitian yang dilakukan untuk mengatahui penerapan E-Filling terhadap
kepatuhan Wajib Pajak.hasil penelitian Nurul Afia Sari (2013) memaparkan bahwa penerapan sistem e-
spt meningkatkan jumlah Wajib Pajak terdaftar yang menyampaikan SPT. Namun penerapan sistem e-
spt tidak meningkatkan tingkat kepatuhan wajib pajak.
Dengan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengamati dan mengetahui
pengaruh E-Filling dan pemahaman perpajakan terhadap kepatuha wajib pajak yang dituangkan dalam
penelitian yang berjudul “KEPATUHAN WAJIB PAJAK DITINJAU DARI PENERAPAN E-
FILLING DAN TINGKAT PEMAHAMAN PERPAJAKAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK
(KPP) PRATAMA SURAKARTA
3

Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Adakah pengaruh penerapan E-Filling terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama Surakarta ?
2) Adakah pengaruh tingkat pemahaman perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta ?
3) Adakah pengaruh penerapan E-Filling dan tingkat pemahaman perpajakan terhadap kepatuhan
Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta ?
Penelitian ini diharapkan juga dapat bermanfaat buntuk meningkatkan pelayanan bagian sistem
informasi dan pemeliharaan sistem informasi yang bersangkutan. Sehingga Wajib pajak yang
melaporkan pajaknya akan merasa nyaman dalam menggunakan layanan yang sudah disediakan oleh
DJP.
Hasil penelitian dapat dijadikan bahan pertimbangan dan referensi bagi wajib pajak dalam
menyampaikan SPT menggunakan e-Filling. Sehingga Wajib Pajak lebih paham mengenai penggunaan
e-Filling dan aturan perpajakan. Hasil penelitian dapat menambah pengetahuan peneliti di bidang
perpajakan. Terutama dalam mengetahi kepatuhan Wajib Pajak yang dipengaruhi penerapan E-Filling
dan tingkat pemahaman perpajakan. Selain itu dapat menjadi bahan referensi dalam penelitian
selanjutnya mengenai kepatahuan wajib pajak yang dipengaruhi penerapan e-Fillingdan tingkat
pemahaman perpajakan.

2. METODE
2.1 Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, data yang diperoleh dari sampel populasi
penelitian dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan kemudian diinterprestasikan.
Sedangkan, desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat non-eksperimen yaitu
dengan menggunakan desain survey. Desain survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari
populasi dengan menggunakan kuesioner atau angket sebagai alat pengumpul data.

2.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil lokasi di Kantor Pelayanan Pajak Pratam Surakarta
Jl. Agus Salim No 01 Sondakan Laweyan Surakarta. Adapun penelitian direncanakan mulai bulan
4

April 2018 sampai dengan selesai, dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) persiapan
dan konsultasi, (2) pengumpulan data, (3) pengolahan dan analisis data, (4) penulisan laporan.

2.3 Populasi, Sampel, dan Sampling.


Populasi penelitian adalah semua Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta yang
menggunakan E-Filing. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sampling insidental. Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data. Penentuan jumlah
sampel dalam penelitian menggunakan pendapat Gay. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
berjumlah 70 wajib pajak.

2.4 Definisi Operasional Variabel


1) Variabel Independen
Menurut Sugiyono ( 2013:61 ), “Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Dalam penelitian
ini yang menjadi variabel bebas adalah Penerapan E-Filling (X1) dan Tingkat Pemahaman
Perpajakan (X2)
2) Variabel Dependen
Menurut sugiyono ( 2013 : 61 ), “Variabel Terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
terikat adalah Kepatuhan Wajib Pajak( Y ).

2.5 Teknik Pengumpulan Data


1) Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010:274), “Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,
agenda, dan sebagainya”. Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh
data profil Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta.
2) Angket
Menurut Arikunto (2006:151), angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam artian laporan tentang pribadinya. Menurut
Arikunto angket dibedakan menjadi 2, yaitu :
5

a. Angket terbuka, yaitu yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan
kalimatnya sendiri
b. Angket tertutup, yaitu yang sudah disediakan jawaban sehingga responden tinggal memilihnya
2.6 Teknik Analisis Data
1) Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan pengujian mengenai normal tidaknya distribusi suatu data.
Pada penelitian ini pengujian normalitas digunakan untuk menguji data Penerapan E-Filling
(X1), Tingkat Pemahaman Perpajakan (X2), dan Kepatuhan Wajib Pajak (Y). Dasar
pengambilan keputusan:
1) Jika nilai Signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka data berdistribusi tidak normal.
2) Jika nilai Signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka data berdistribusi normal.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui linieritas hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat. Uji linieritas digunakan untuk menguji linier tidaknya suatu data yang
dianalisis. Dasar pengambilan keputusan:
1) Jika nilai probabilitas > 0,05, maka dikatakan hubungan antara variabel X dengan Y adalah
tidak linier.
2) Jika nilai probabilitas < 0,05, maka dikatakan hubungan antara variabel X dengan Y adalah
linier.
Pemilihan teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan sangat teliti untuk memperoleh
hasil analisis yang tepat dan sesuai sasaran, maka teknik analisis data dalam penilitian ini adalah
sebagai berikut :
2_ Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Berganda
Menurut Sugiyono (2009:277) Analisis regresi berganda digunakan untuk dapat
mengetahui perubahan variabel Y yang disebabkan oleh variabel X. Adapun analisis regresi
berganda dapat dihitung menggunakan rumus :
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
b. Uji Signifikansi secara Parsial (Uji t)
Uji parsial digunakan untuk dapat mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen. Adapun langkah-langkah pengujian adalah sebagai
berikut:
6

1) Perumusan hipotesis
Ho :β = 0 tidak ada pengaruh variabel X tehadap variabel Y
Ho :β ≠ 0 ada pengaruh variabel X tehadap variabel Y
2) Menentukan level of significant ɑ = 0,05
Dengan perbandingan antara thitung dengan ttabel maka dapat diambil kesimpulan bahwa
Ho diterima atau Ho ditolak.
c. Uji Signifikansi secara Simultan (Uji F)
Uji F ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas secara bersama-
sama terhadap variable terikat. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Perumusan hipotesis
Ho :β1 = β2 = 0 : tidak ada pengaruh antara variabel X dengan variabel Y.
Ha :β1 ≠ β2 ≠ 0 : ada pengaruh antara variabel X dengan variabel Y.
2) Menentukan level of significant ɑ = 0,05 atau 5%
Dengan dilakukan perbandingan antara Fhitung dan Ftabel, jika Fhitung˃Ftabel maka akan dapat
dikatakan bahwa variabel independent dengan variable dependent secara bersama-sama
terdapat pengaruh dan sebaliknya jika Fhitung˂Ftabel tidak ada pengaruh.
d. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Analisis ini digunakan untuk dapat mengetahui seberapa besar pengaruh yang diberikan
variabel bebas terhadap variabel terikat yang ditunjukkan dalam prosentase. Rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:

R2 =

e. Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan Efektif (SE)


Menurut Hadi (2004:41) “Sumbangan relatif adalah untuk dapat mengetahui seberapa
besar sumbangan sumbangan dari masing-masing variabel prediktor terhadap kriterium Y”.
(∑ )

(∑ )

Untuk mencari Sumbangan Efektif menggunakan rumus sebagai berikut :


7

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Uji Regresi Linear Berganda
Regresi berganda berdasarkan pada hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat
variabel (X) terhadap variabel terikat (Y). Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya
Tabel 1 Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 8.079 1.286 6.284 .000
X1_Penerapan_Sistem_Efiling .085 .031 .290 2.707 .009
X2_Tingkat_Pemahaman_Perpajakan .412 .070 .629 5.873 .000
a. Dependent Variable: Y_Kepatuhan_Wajib_Pajak
Sumber: olah data SPSS, 2018
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui persamaan regresi yang terbentuk adalah:
Y = 8,079 + 0,085X1 + 0,412X2 + e
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa:
a. Konstanta () = 8,079 artinya bahwa Kepatuhan Wajib Pajak (Y) mempunyai nilai positif apabila
Penerapan Sistem E-Filling dan tingkat pemahaman perpajakan bernilai tetap.
b. β1= 0,085 menunjukkan variabel Penerapan Sistem E-Filling berpengaruh positif terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak, artinya apabila Penerapan Sistem E-Filling meningkat maka Kepatuhan
Wajib Pajak akan meningkat, dengan asumsi bahwa variabel lainnya dianggap tetap.
c. β2= 0,412 menunjukkan variabel Tingkat Pemahaman Perpajakan berpengaruh positif terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak, artinya apabila Tingkat Pemahaman Perpajakan meningkat maka
Kepatuhan Wajib Pajak akan meningkat, dengan asumsi bahwa variabel lainnya dianggap tetap.
d. Nilai koefisien regresi variabel Tingkat Pemahaman Perpajakan sebesar 0,412 merupakan nilai
koefisien paling besar diantara variabel yang lainnya, artinya variabel Tingkat Pemahaman
Perpajakan merupakan variabel dominan dalam mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak.
8

3.2 Uji t
Tabel 2 Uji t (parsial)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 8.079 1.286 6.284 .000
X1_Penerapan_Sistem_Efiling .085 .031 .290 2.707 .009
X2_Tingkat_Pemahaman_Perpajakan .412 .070 .629 5.873 .000
a. Dependent Variable: Y_Kepatuhan_Wajib_Pajak
Sumber: olah data SPSS, 2018
Dari tabel 2 diatas dapat disimpulkan:
1) Penerapan Sistem E-Filling (X1) mempunyai nilai thitung positif sebesar 2,707 lebih besar dari nilai
ttabel 1,667 (lihat lampiran tabel t), maka Ha diterima berarti Penerapan SIstem E-Filling
berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Kesimpulan dari pengujian ini hipotesis 1
terbukti.
2) Tingkat Pemahaman Perpajakan (X2) mempunyai nilai thitung positif sebesar 5,873 lebih besar dari
nilai ttabel 1,667 (lihat lampiran tabel t) maka Ha diterima berarti Tingkat Pemahaman Perpajakan
berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Kesimpulan dari pengujian ini hipotesis 2 terbukti.
3.3 Uji F
Tabel 3 Uji F (simultan)
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 872.024 2 436.012 125.621 .000a
Residual 232.548 67 3.471
Total 1104.571 69
a. Predictors: (Constant), X2_Tingkat_Pemahaman_Perpajakan,
X1_Penerapan_Sistem_Efiling
b. Dependent Variable: Y_Kepatuhan_Wajib_Pajak
Sumber: olah data SPSS, 2018
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai Fhitung sebesar 125,621 lebih besar dari F tabel 3,13 (lihat
lampiran tabel F) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh variabel Penerapan Sistem E-
Filling dan Kepatuhan Wajib Pajak secara bersama-sama terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
9

3.4 Koefisien Determinasi


Tabel 3 Koefisien Determinasi
Model Summaryb

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate

1 .889a .789 .783 1.86302

a. Predictors: (Constant), X2_Tingkat_Pemahaman_Perpajakan,


X1_Penerapan_Sistem_Efiling
b. Dependent Variable: Y_Kepatuhan_Wajib_Pajak
Sumber: olah data SPSS, 2017
Dari hasil perhitungan regresi di atas, dapat diketahui bahwa koefisien determinasi (Adjusted R
Square) yang diperoleh sebesar 0,783. Hal ini berarti 78,30% variasi variabel kepatuhan wajib pajak
dapat dipengaruhi oleh Penerapan Sistem E-Filling dan Tingkat Pemahaman Perpajakan. Sedangkan
sisanya sebesar 21,70% diterangkan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.
3.5 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif
Besarnya sumbangan relatif (SR%) dan sumbangan efektif (SE%) pada masing-masing variabel
bebas terhadap variabel terikat dapat diketahui dari hasil uji regresi ganda. Adapun besarnya SR dan SE
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4 Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan Efektif (SE)

Sumbangan Sumbangan
No Variabel
Relatif (SR%) Efektif (SE%)
1 Penerapan Sistem E-Filling 30,29% 23,92%
2 Tingkat Pemahaman Pajak 69,71% 55,04%
Jumlah 100% 78,96%
Sumber: olah data SPSS, 2018
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel Penerapan Sistem E-Filling dalam
memberikan sumbangan relatif sebesar 30,29%, variabel Tingkatan Pemahaman Perpajakan sebesar
69,71%. Sedangkan sumbangan efektif pada variabel Penerapan Sistem E-Filling sebesar 23,92%,
variabel Tingkat Pemahaman Pajak sebesar 55,04%.
10

3.6 Pembahasan
3.6.1 Pengaruh Penerapan Sistem E-Filling terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Berdasarkan hasil analisa data diperoleh bahwa Penerapan Sistem E-Filling berpengaruh positif
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, hal ini dapat dibuktikan dengan hasil regresi linear berganda
menunjukkan nilai positif sebesar 0,085 yang artinya apabila Penerapan Sistem E-Filling meningkat
maka Kepatuhan Wajib Pajak akan meningkat. Nilai t hitung sebesar 2,707 lebih besar dibanding nilai
t-tabel sebesar 1,667 sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif Penerapan E-Filling
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di KPP Pratama Surakarta.
Selain itu, koefisien determinasi (Adjusted R Square) yang diperoleh sebesar 0,783. Hal ini
berarti 78,30% variasi variabel kepatuhan wajib pajak dapat dipengaruhi oleh Penerapan Sistem E-
Filling dan Tingkat Pemahaman Perpajakan. Sedangkan sisanya sebesar 21,70% diterangkan oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi. Penerapan Sistem E-Filling memberikan
pengaruh signifikan tetapi tidak dominan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak karena Penerapan Sistem E-
Filling merupakan salah satu dari beberapa upaya yang dilakukan Direktorat Jenderal Pajak dalam
meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak.
Hasil penelitian ini sepadan dengan penelitian yang dilakukan Wulandari Agustiningsih (2016)
bahwa Penerapan E-Filling berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib. Penerapan E-
Filling dapat dilihat dari persepsi Wajib Pajak dalam menggunakan E-Filling. Wajib Pajak yang
menganggap bahwa E-Filling bermanfaat dan memudahkannya dalam melaksanakan kewajiban
perpajakan, akan membuat Wajib Pajak merasa puas menggunakan E-Filling dan selanjutnya membuat
Wajib Pajak semakin patuh. Jadi semakin baik penerapan E-Filling maka Kepatuhan Wajib Pajak akan
semakin meningkat.
3.6.2 Pengaruh Tingkat Pemahaman Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Berdasarkan hasil analisa data diperoleh bahwa Tingkat Pemahaman Perpajakan berpengaruh
positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, hal ini dapat dibuktikan dengan hasil regresi linear berganda
menunjukkan nilai positif sebesar 0,412 yang artinya apabila Tingkat Pemahaman Perpajakan
meningkat maka Kepatuhan Wajib Pajak akan meningkat. Nilai t hitung sebesar 5,873 lebih besar
dibanding nilai t-tabel sebesar 1,667 sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif Tingkat
Pemahaman Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di KPP Pratama Surakarta.
Sesuai dengan Nurmantu (2005:32) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan atau
pengetahuan wajib pajak, maka semakin mudah pula bagi mereka untuk memahami peraturan
perpajakan dan semakin mudah pula wajib pajak memenuhi kewajiban perpajakannya. Hasil penelitian
11

yang dilakukan oleh Adiputra (2014) tentang Pengaruh Tingkat Pemahaman Peraturan Pajak Wajib
Pajak dan Kualitas Pelayanan Fiskus terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak PPh Pasal 25 Badan
menunjukkan bahwa tingkat pemahaman peraturan pajak berpengaruh signifikan terhadap tingkat
kepatuhan wajib pajak. Karena semakin tinggi tingkat pemahaman peraturan pajak wajib pajak maka
tingkat kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya juga akan semakin tinggi.
Untuk mencapai kepatuhan Wajib Pajak, perlu ditumbuhkan terus menerus kesadaran Wajib
Pajak untuk memenuhi kewajiban pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kesadaran Wajib Pajak
yang semakin tinggi akan mengakibatkan perilaku Wajib Pajak yang semakin patuh pada kewajiban
perpajakan yang harus dibayarnya. Kesadaran yang tinggi muncul dari adanya motivasi wajib pajak
untuk membayarkan kewajibannya.

3.6.3 Keterbatasan Penelitian


Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah, namun demikian
masih memiliki keterbatasan yaitu:
1) Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak dalam penelitian ini hanya terdiri dari
duavariabel, yaitu Penerapan Sistem E-Filling dan Tingkat Pemahaman Perpajakan, sedangkan
masih banyak faktor lain yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak seperti faktor sistem
pembayaran, lingkungan, pekerjaan, tingkat ekonomi dan lain-lain.
2) Adanya keterbatasan penelitian dengan menggunakan kuesioner yaitu terkadang jawaban yang
diberikan oleh sampel tidak menunjukkan keadaan sesungguhnya.

4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1) Penerapan Sistem E-filing berpengaruh positif terhadap terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di KPP
Pratama Surakarta. Hal ini didukung dengan n nilai thitung positif sebesar 2,707 lebih besar dari nilai
ttabel 1,667.
2) Tingkat Pemahaman Perpajakan berpengaruh positif terhadap terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di
KPP Pratama Surakarta. Hal ini didukung nilai thitung positif sebesar 5,873 lebih besar dari nilai ttabel
1,667.
3) Penerapan Sistem E-filing dan Kepatuhan Wajib Pajak secara bersama-sama terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak didukung dengan hasil Fhitung sebesar 125,621 lebih besar dari F tabel 3,13. Koefisien
determinasi (Adjusted R Square) yang diperoleh sebesar 0,783 atau 78,30% variasi variabel
12

kepatuhan wajib pajak dapat dipengaruhi oleh Penerapan Sistem E-filing dan Tingkat Pemahaman
Perpajakan. Sedangkan sisanya sebesar 21,70% diterangkan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam model regresi. Variabel Penerapan Sistem E-filing dalam memberikan
sumbangan relatif sebesar 30,29%, variabel Tingkatan Pemahaman Perpajakan sebesar 69,71%.
Sedangkan sumbangan efektif pada variabel Penerapan Sistem E-filing sebesar 23,92%, variabel
Tingkat Pemahaman Pajak sebesar 55,04%.

4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian adalah
sebagai berikut:
1) Direktorat Jenderal Pajak diharapkan mensosialisasikan tata cara penggunaan efiling lewat iklan di
kantor pajak terutama untuk pemula. Hal ini dikarenakan rendahnya rata-rata skor yang diberikan
responden untuk butir pernyataan variabel E-Filling pada item kemudahan pengisian SPT bagi
pemula.
2) Direktorat Jenderal Pajak sebaiknya lebih menyederhanakan sistem E-Filling karena banyak Wajib
Pajak yang merasa kesuliatan dalam menggunakan E-Filling.
3) Penyuluhan pajak perlu ditingkatkan dan difokuskan tentang sanksi perpajakan, karena dalam
penelitian ini pernyataan mengenai sanksi perpajakan memiliki rata-rata skor terendah dalam
variabel tingkat pemahaman perpajakan.
4) Tingkat kedisiplinan Wajib Pajak perlu ditingkatkan dengan sosialisasi mengenai pentingnya pajak
bagi pembangunan negara karena skor pernyataan mengenai kedisiplinan membayar pajak pada
variabel kesadaran Wajib Pajak memiliki skor terendah dalam penelitian ini.
5) Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya lebih memperbesar jumlah sampel dalam penelitian. Hal ini
dilakukan agar data yang dihasilakan oleh peneliti selanjutnya lebih akurat.
6) Bagi peneliti selanjutnya yang ingin menggunakan variabel E-Filling sebaiknya dapat memperluas
lokasi penelitian. Hal ini dilakukan agar didapatkan perbandingan hasil penerapan E-Filling.
7) Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menambah variabel lain yang dapat mempengaruhi
tingkat kepatuhan Wajib Pajak. Hal ini dikarenakan nilai koefisien determinasi dalam penelitian ini
masih dapat ditingkatkan dengan adanya penambahan variabel bebas.
13

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Rahman. (2010). Panduan Pelaksanaan Adminitrasi Pajak:Untuk Karyawan, Pelaku Bisnis
Dan Perusahaan. Bandung: Nuansa.Diana, Sari. (2013). Konsep Dasar Perpajakan. Bandung:
Refika Aditama

Agoes. Sukrisno & Estralita Trisnawat.i (2013). Akuntansi Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat

Direktorat Jenderal Pajak. (2004). “E-SPT”. Diakses melalui www.pajak.go.id pada tanggal 15 Mei
2018 jam 16.28 WI`B.

Djoko Muljono. (2007). Pengantar PPh dan PPh 21 Lengkap Dengan Undang-Undang. Yogyakarta:
Andi Yogyakarta

Erly Suandy. (2011). Perencanaan Pajak, Jakarta: Salemba Empat

Gunawan Setiyadi dan Hidayat Amir. (2005).” Evaluasi Kinerja Sistem Perpajakn si Indonesia.” Jurnal
Ekonomi Universitas Indonusa Esa Unggul. Vol. 10. No.2

Isroah. (2012). Perpajakan. Yogyakarta: Uny Press.

Mardiasmo. (2011). Perpajakan. Yogyakarta: Andi.

Rpublik Indonesia, Peraturan Menteri Nomoe 29/PMK.03/2015 tentang“Pengurangan dan


Pengahapusan Administrasi Pajak atas Keterlambatan Penyampian Surat Pemberitahuan,
Pembetulan Surat Pemberitahuan, Keterlambatan Pembayaran atau Penyetoran Pajak”

Republik Indonesia. Peraturan Menteri Npmor 91/PMK.03/2015 tentang “Pengurangan atau


pengahapusan Administrasi Pajak atas Keterlambatan Penyampaian Surat Pemberitahuan,
Pembetulan Surat Pemberitahuan, Keterlambatan Pembayaran atau Penyetoran Pajak”.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang “Pajak Penghasilan”.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas
Undangundang Nomor 6 Tahun 1983 tentang “Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
Menjadi Undang-Undang.

Sugiyono. (2008). Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.

Sugiyono & Agus Susanto. (2015). Cara Mudah Belajar SPSS& LISREL Teori dan Aplikasi untuk
Analisis Data Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Uma Sekaran. (2011). Metode Penelitian Untuk Bisnis: Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai