BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker serviks adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada
serviks/mulut rahim, di mana pada keadaan ini terdapat sekelompok sel-sel jaringan
yang tumbuh secara terus –menerus dan tidak terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak
berguna bagi tubuh sehingga jaringan di sekitarnya tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya ( Sarwono, 1996). Sampai saat ini, kanker serviks merupakan
jenis kanker yang terbanyak diderita dan masih menduduki peringkat pertama
dibanding jenis kanker lainnya.
Menurut perkiraan Departemen Kesehatan saat ini ada sekitar 200 ribu kasus
setiap tahunnya. Peningkatan tersebut disebabkan oleh kurang pengetahuan atau
ketidakmengertian masyarakat tentang tanda-tanda awal dari kanker serviks serta
keuntungan dari deteksi dini, sehingga sebagian besar klien baru menyadari dan
memeriksakan diri setelah kanker sudah stadium tinggi.
Penderita kanker mulut rahim di Indonesia ternyata jumlahnya sangat banyak.
Menurut perkiraan Departemen Kesehatan saat ini ada sekitar 100 kasusper 100 ribu
penduduk atau 200 ribu kasus setiap tahunnya. Selain itu, lebih dari 70 persen kasus
yang datang ke rumah sakit ditemukan dalam keadaan stadium lanjut.
B. Rumusan masalah
1. Apa itu kanker serviks?
2. Apa itu kanker payudara?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana terjadinya kanker serviks
2. Untuk mengetahui bagaimana yrtjadinya kanker payudara
Masalah Gangguan Pada Kesehatan Reproduksi Dan Upaya Penanggulangannya 2
BAB II
TINJAUAN TEORI
Kesehatan Reproduksi
Masalah Gangguan Pada Kesehatan Reproduksi Dan Upaya Penanggulangannya 3
Kesehatan Reproduksi
Masalah Gangguan Pada Kesehatan Reproduksi Dan Upaya Penanggulangannya 4
Kesehatan Reproduksi
Masalah Gangguan Pada Kesehatan Reproduksi Dan Upaya Penanggulangannya 5
vagina, maka kuman lain, seperti jamur dan bakteri, bisa punya kesempatan
hidup di tempat tersebut. Ini akan bisa menimbulkan penyakit-penyakit lain.
c. Nutrisi
Pola hidup mengkonsumsi makanan tinggi lemak pun akan membuat orang
tersebut melupakan zat-zat gizi lain, seperti beta karoten, vitamin C, dan asal
folat. Padahal, kekurangan ketiga zat gizi ini bisa menyebabkan timbul
kanker serviks Beta karoten, vitamin C, dan asam folat dapat memperbaiki
atau memperkuat mukosa diserviks. Jika kekurangan zat-zat gizi tersebut
akan mempermudah rangsangan sel-sel mukosa tadi menjadi kanker. Beta
karoten banyak terdapat dalam wortel, vitamin C terdapat dalam buah-buahan
berwarna oranye, sedangkan asam folat terdapat dalam makanan hasil laut.(8)
d. Hubungan Seks yang aman
Hubungan seks idealnya dilakukan setelah seorang wanita benar-benar
matang. Ukuran kematangan bukan hanya dilihat dari dia sudah menstruasi
atau belum. Tapi juga bergantung pada kematangan sel-sel mukosa yang
terdapat diselaput kulit bagian dalam rongga tubuh. Umumnya sel-sel mukosa
baru matang setelah wanita tersebut berusia 20 tahun ke atas. Jadi, seorang
wanita yang menjalin hubungan seks pada usia remaja paling rawan bila
dilakukan di bawah usia 16 tahun. Hal ini berkaitan dengan kematangan
selsel mukosa pada serviks si wanita. Pada usia muda, sel-sel mukosa pada
serviks belum matang. Artinya, masih rentan terhadap rangsangan sehingga
tak siap menerima rangsangan dari luar. Termasuk zat-zat kimia yang dibawa
sperma. Lain hal bila hubungan seks dilakukan kala usia sudah di atas 20
tahun, dimana sel-sel mukosa tak lagi terlalu rentan terhadap perubahan.
Hubungan seksual pada usia di bawah 17 tahun diketahui dapat merangsang
tumbuhnya sel kanker pada organ kandungan perempuan, karena pada
rentang usia 12-17 tahun, perubahan sel dalam mulut rahim sedang aktif
sekali. Perlu diketahui, ketika sel sedang membelah secara aktif (metaplasi),
idealnya tidak terjadi kontaks atau rangsangan apa pun dari luar, termasuk
injus (masuknya) benda asing dalam tubuh perempuan. Dengan adanya benda
asing, termasuk alat kelamin laki-laki dan sel sperma, akan mengakibatkan
perkembangan sel ke arah yang abnormal. Apalagi kalau sampai terjadi luka
Kesehatan Reproduksi
Masalah Gangguan Pada Kesehatan Reproduksi Dan Upaya Penanggulangannya 6
yang mengakibatkan infeksi dalam rahim. Sel abnormal dalam mulut rahim
itu dapat mengakibatkan kanker mulut rahim (serviks). Kanker serviks yang
menyerang alat kandungan perempuan, berawal dari mulut rahim dan
berisiko menyebar ke vagina hingga keluar di permukaan. Selain itu, kanker
serviks juga berisiko menyebar ke organ lainnya di dalam tubuh, misalnya
uterus, ovarium, tuba fallopi, ginjal, paru-paru, lever, tulang hingga otak
e. Tidak Berganti-Ganti Pasangan
Bisa juga kanker serviks muncul pada wanita yang berganti-ganti
pasangan seks. Bila berhubungan seks hanya dengan pasangannya, dan
pasangannya pun tak melakukan hubungan seks dengan orang lain, maka
tidak akan mengakibatkan kanker serviks. Bila berganti-ganti pasangan, hal
ini terkait dengan kemungkinan tertularnya penyakit kelamin, salah satunya
Human Papilloma Virus (HPV). Virus ini akan mengubah sel-sel di
permukaan mukosa hingga membelah menjadi lebih banyak, Apabila terlalu
banyak dan tidak sesuai dengan kebutuhan, tentu akan menjadi kanker.
f. Sunat pada laki-laki
Meski hanya menyerang perempuan, tetapi kaum adam memiliki andil
yang cukup besar dalam proses penularan kanker serviks. Lelaki yang pernah
berhubungan dengan perempuan penderita kanker serviks kemungkinan
menyimpan virus HPV di penisnya. Ketika ia berhubungan dengan
perempuan lain, maka virus tersebut akan ikut berpindah.
Pencegahan tidak hanya dilakukan oleh istri, tetapi juga suami. Selain
setia terhadap pasangan, kaum pria dapat mengurangi risiko penularan kanker
serviks dengan melakukan sunat. Dalam dunia medis yang dimaksud dengan
sunat adalah tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh
kulit penutup depan dari penis. Beberapa penelitian membuktikan, bahwa
sunat mengurangi risiko pria dan pasangannya dari penularan berbagai
penyakit termasuk kanker serviks. Bahkan ada penelitian yang menyatakan
kalau sunat secara signifikan mengurangi risiko penularan HIV/AIDS. Salah
satu ilmuwan yang melakukan penelitian tersebut adalah Dr Bertran Auvert
dari Universitas Versailles, Prancis. Auvert melakukan tes terhadap 1.200
pria yang memeriksakan diri ke klinik di Afrika Selatan. Dari tes tersebut
Kesehatan Reproduksi
Masalah Gangguan Pada Kesehatan Reproduksi Dan Upaya Penanggulangannya 7
diketahui kasus infeksi HPV pada pria yang sudah disunat jumlahnya kurang
dari 15 persen. Sementara pada pria yang belum disunat jumlahnya dapat
mencapai 22 persen. Maka penelitian ini sekaligus menjawab pertanyaan
mengapa wanita yang bersuamikan pria yang disunat berisiko lebih rendah
terkena kanker serviks.
g. Vaksinasi
Cervari adalah vaksin kanker serviks terbaru di Indonesia yang
ditujukan baik bagi remaja putri maupun perempuan dewasa (usia 10
tahun s/d 55 tahun) untuk pencegahan kanker serviks . vaksinmengandung
antigen untuk HPV tipe 16 dan 18 yang menjadi penyebab lebih dari 70%
kasus kanker serviks di dunia. Vaksin kanker serviks GSK memberikan
100% perlindungan terhadap human papillomavirus (HPV) tipe 16 dan 18
yang terkait dengan lesi pra-kanker.rvarix juga memberikan perlindungan
tambahan terhadap type HPV onkogenik yang lain yaitu tipe HPV 45, 31 dan
52.
Metode deteksi dini kanker serviks
1) Inspeksi visual dengan asam asetat (IVA)
Pemeriksaan IVA diperkenalkan Hinselman 1925. Organisasi
Kesehatan Dunia WHO meneliti IVA di India, Muangthai, dan
Zimbabwe. Ternyata efektivitasnya tidak lebih rendah daripada tes Pap.
Di Indonesia IVA sedang dikembangkan dengan melatih tenaga
kesehatan, termasuk bidan. Banyaknya kasus kanker serviks di Indonesia
semakin diperparah disebabkan lebih dari 70% kasus yang datang ke
rumah sakit berada pada stadium lanjut.
Dengan begitu banyaknya angka kejadian kanker serviks, sepatutnya
bidan sebagai tenaga kesehatan terdepan dalam kesehatan wanita ikut
serta dalam menurunkan angka kejadian kanker serviks dengan metode
yang sederhana yaitu IVA tes.
2) Metode skrining IVA mempunyai kelebihan, diantaranya..
a) Mudah, praktis dan sangat mampu laksana.
b) Butuh bahan dan alat yang sederhana dan murah
c) Sensivitas dan spesifikasitas cukup tinggi
Kesehatan Reproduksi
Masalah Gangguan Pada Kesehatan Reproduksi Dan Upaya Penanggulangannya 8
Kesehatan Reproduksi
Masalah Gangguan Pada Kesehatan Reproduksi Dan Upaya Penanggulangannya 9
Kesehatan Reproduksi
Masalah Gangguan Pada Kesehatan Reproduksi Dan Upaya Penanggulangannya 10
Kesehatan Reproduksi
Masalah Gangguan Pada Kesehatan Reproduksi Dan Upaya Penanggulangannya 11
Kesehatan Reproduksi
Masalah Gangguan Pada Kesehatan Reproduksi Dan Upaya Penanggulangannya 12
Kesehatan Reproduksi
Masalah Gangguan Pada Kesehatan Reproduksi Dan Upaya Penanggulangannya 13
Kesehatan Reproduksi
Masalah Gangguan Pada Kesehatan Reproduksi Dan Upaya Penanggulangannya 14
Kesehatan Reproduksi
Masalah Gangguan Pada Kesehatan Reproduksi Dan Upaya Penanggulangannya 15
Kesehatan Reproduksi
Masalah Gangguan Pada Kesehatan Reproduksi Dan Upaya Penanggulangannya 16
Kesehatan Reproduksi
Masalah Gangguan Pada Kesehatan Reproduksi Dan Upaya Penanggulangannya 17
B. Kanker Payudara
Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan
seorang perempuan terkena kanker payudara. Secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi 4 faktor, yaitu:
1. Faktor Genetik
o Riwayat keluarga.
Jika ada anggota keluarga yang terkena kanker payudara atau kanker
indung telur maka dapat meningkatkan risiko. Risiko akan semakin
meningkat ketika kanker payudara dialami anggota keluarga langsung
(ibu, saudara perempuan maupun anak perempuan), apalagi jika
kanker tersebut menyerang saat mereka di bawah usia 50 tahun.
o Terbukti positif mutasi gen BRCA1 atau BRCA2 pada pemeriksaan
genetik terhadap darah. Kondisi ini secara bermakna meningkatkan
peluang perempuan atau pria terkena kanker payudara.
2. Faktor Hormon
o Riwayat kehamilan.
Perempuan yang melahirkan anak di bawah usia 30 tahun mempunyai
risiko lebih rendah mengalami kanker payudara dibanding perempuan
yang melahirkan anak setelah 30 tahun atau tidak memilki anak sama
sekali.
o Riwayat menyusui.
Risiko kanker payudara akan menurun jika perempuan sering
menyusui dan dalam jangka waktu yang lama. o Riwayat haid.
Perempuan yang pertama kali mengalami haid lebih awal (sebelum
usia 12 tahun) atau mengalami menopause setelah usia 55 tahun
memiliki risiko tinggi.
o Penggunaan hormon estrogen eksternal seperti terapi sulih hormon,
pil KB yang mengandung estrogen saja. Faktor risiko akan meningkat
jika penggunaan dilakukan terus-menerus dalam jangka waktu lama.
Kesehatan Reproduksi
Masalah Gangguan Pada Kesehatan Reproduksi Dan Upaya Penanggulangannya 18
3. Faktor Diet
o Sampai saat ini belum ada penelitian yang dapat membuktikan secara
menyakinkan kaitan diet dengan kejadian kanker payudara. Hanya saja
diet tinggi lemak dan rendah serat dapat meningkatkan faktor risiko
kanker payudara. Sedangkan diet yang mengandung omega 3 (ikan),
buah, sayur, makanan yang mengandung fitoestrogen (tahu, tempe), dan
vitamin antioksidan (vitamin A, C, E) dapat menurunkan faktor risiko. o
Alkohol dan merokok dapat meningkatkan faktor risiko melalui jalur
hormonal.
4. Faktor Lingkungan
o Riwayat terkena radiasi di bagian dada terutama jika terkena pada usia
sebelum 40 tahun, misalnya pada penderita limfoma hodgkin yang
mendapat terapi sinar (radioterapi) di dada.
o Tidak ada hubungannya antara penggunaan pestisida atau berada pada
lingkungan yang terpapar dengan medan elektromagnetik dengan
kejadian kanker payudara.
a. Pemeriksaan Payudara dengan Mammografi
Deteksi dini terhadap penyakit kanker payudara seharusnya layak
diperhatikan dengan sungguh-sungguh oleh setiap wanita karena hal itu
merupakan ujung tombak dari proses penyembuhan kanker tersebut.Dengan
deteksi dini, timbulnya sel-sel kanker dapat segera diatasi dan dicegah
penyebarannya. Kanker payudara pada tahap awal tidak menimbulkan gejala
apapun, namun bersamaan dengan berkembangnya penyakit akan timbul gejala
yang menyebabkan perubahan pada payudara. Untuk itu dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan secara berkala.
Disamping melakukan Sadari untuk deteksi dini kanker, kita juga perlu
untuk melakukan chek up rutin. Pemeriksaan ini penting dilakukan karena
perubahan tumor jinak menjadi kanker membutuhkan waktu yang lama, sekitar
5-15 tahun, tergantung kondisi seseorang. Bila ditemukan pada fase tumor jinak,
keberhasilan pengobatan dan kemampuan bertahan hidup pasien menjadi lebih
besar.
Kesehatan Reproduksi
Masalah Gangguan Pada Kesehatan Reproduksi Dan Upaya Penanggulangannya 19
Kesehatan Reproduksi
Masalah Gangguan Pada Kesehatan Reproduksi Dan Upaya Penanggulangannya 20
kanker sebab dapat mendeteksi hampir 80%-90% dari semua kasus kanker
payudara.
Anjuran untuk memeriksa payudara dengan mammografi setiap tahun,
sempat menimbulkan pro dan kontra. Karena dikhawatirkan paparan sinar
rontgennya, meski dalam dosis rendah, malah akan memicu timbulnya kanker
Meski belum sempurna, namun alat yang dikembangkan sejak 1990 ini mampu
mendeteksi secara dini adanya kanker payudara. Sementara risiko terpapar
radiasinya cukup rendah, mengingat dosisnya yang amat kecil.
Kesehatan Reproduksi
Masalah Gangguan Pada Kesehatan Reproduksi Dan Upaya Penanggulangannya 21
Dibawah 40 tahun tapi Mintalah program khusus Pemeriksaan sendiri setiap bulan.
beresiko tinggi (saudara pada dokter Pemeriksaan fisik setahun sekali.
perempuan atau ibu Mulai pemeriksaan mammografi
menderita kangker payudara 5 - 10 tahun sebelum usia ibu atau
pada usia muda saudara perempuan kita terserang
kangker payudara.
40-49 tahun, tidak beresiko Masih silang pendapat. Pemeriksaan sendiri setiap bulan.
tinggi Pemeriksaan fisik 1-2 kali/tahun.
Mammografi boleh tidak
dilakukan atau setahun sekali.
40-49 tahun beresiko tinggi Masih silang pendapat Pemeriksaan fisik setiap bulan.
Pemeriksaan fisik dan
mammografi setahun sekali.
50-74 tahun dengan resiko Umumnya setuju Pemeriksaan sendiri setiap bulan.
normal atau tinggi Lakukan pemeriksaan fisik dan
mammografi setahun sekali.
75 tahun atau lebih Masih silang pendapat Pemeriksaan sendiri setiap bulan.
Pemeriksaan fisik dan
mammografi setahun sekali.
Kesehatan Reproduksi
Masalah Gangguan Pada Kesehatan Reproduksi Dan Upaya Penanggulangannya 22
Kesehatan Reproduksi
Masalah Gangguan Pada Kesehatan Reproduksi Dan Upaya Penanggulangannya 23
BAB III
EVALUASI
Kesehatan Reproduksi
Masalah Gangguan Pada Kesehatan Reproduksi Dan Upaya Penanggulangannya 24
REFERENCI
Bapelkes Manado. (2001).Lokakarya Penanggulangan Kanker Terpadu Paripurna
Derek Llewyn-Jones. (2001) Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta
Elizabeth Tara, MD, Panduan Lengkap Pencegahan dan Pengendalian Kanker Pada
Wanita, Jakarta. Ladang Pustaka dan Inti Media
Ida Bagus Manuaba. (1998). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita
Rustam E Harahap, Neoplasia Intraepitel pada Serviks
Kesehatan Reproduksi
Masalah Gangguan Pada Kesehatan Reproduksi Dan Upaya Penanggulangannya ii
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan YME, atas
berkat dan rahmat-NYA makalah ini dapat dibuat dan disampaikan tepat pada
waktunya.
Adapun penulisan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kesehatan Perempuan,dengan judul “ Deteksi dini dalam gangguan kesehatan
reproduksi”
Selain itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini. Kami juga berharap dengan adanya
makalah ini dapat menjadi salah satu sumber literatur atau sumber informasi
pengetahuan bagi pembaca.
Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami memohon maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan dan kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menjadikan ini lebih
sempurna. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan masalah................................................................................. 1
C. Tujuan penulisan................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Kanker Serviks.................................................................... 2
1. Faktor Penyebab............................................................................... 2
2. Tanda dan gejala.............................................................................. 3
3. Pencegahan dan Deteksi Dini kanker Serviks ................................. 4
4. Pap Smear......................................................................................... 9
B. Kanker Payudara................................................................................... 17
1. Faktor Genetik.................................................................................. 17
2. Faktor Hormon................................................................................. 17
3. Faktor Diet....................................................................................... 18
4. Faktor Lingkungan........................................................................... 18
BAB III EVALUASI....................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 24
Kesehatan Reproduksi