Disusun Oleh:
Nuryakin 1711080071
BKPI/F/VI
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan berkah, rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Konsep Dasar Kesulitan Belajar” yang diampu oleh Ibu Permata Sari, M.Pd.
tercinta semoga selalu diber keshatan sehingga dapat membimbing kami dalam
menuntut ilmu. Sholawat dan salam-Nya semoga selalu tercurahkan kepada
suritauladan umat Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan petujuk
kepada kita semua melalui peninggalan-Nya Al-Qur’an dan Al-Hadist
Penulis
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan.........................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui pengertian kesulitan belajar
2. Untuk Mengetahui faktor-faktor penyebab kesulitan belajar
3. Untuk Mengetahui Apa jenis-jenis kesulitan belajar
4. Untuk Mengetahui Bagaimana kedudukan analisis kesulitan belajar
dalam pembelajaran
5. Untuk Mengetahui Bagaimana cara mengatasi kesulitan belajar
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian belajar sendiri menurut para ahli ialah Menurut Slameto dan
Wardani adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi individu dengan
lingkungannya.1 Menurut Crombach belajar adalah shown by a change in
behavior as a result of experience (tidak lain dari pada perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman)”. Menurut Syah juga mengemukakan bahwa
belajar adalah tahapan perubahan seluruh tungkah laku individu yang relatif
menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif.
1
Imron, Ali. 1996. Belajar dan Pembelajarn. h. 30
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses 03 Maret 2020 pukul 15.00 wib
3
Jadi, dapat pendapat ahli dapat disimpulkan kesulitan belajar dalam arti
luas adalah dalam belajar setiap individu memiliki pemasalahan yang tidak
hanya dapat ditandai dengan prestasi rendah, akan tetapi juga dapat ditandai
dari tingkah laku dalam arti luas, seperti perbandingan prestasi belajar yang
dicapai dengan tingkat kecerdasan, sikap, perbuatan-perbuatan dan tingkat
kepuasan idividu yang belajar, tetapi dari factor internal maupun eksternal
individu.
4
1) Terdapatnya rasa tidak aman (insecurity).
2) Penyesuaian yang salah terhadap orang-orang.
3) Kurang menaruh minat terhadap pekerjaan sekolah.
4) Malas dan tidak mau belajar.
5) Sering tidak mengkuti pelajaran (bolos).
6) Banyak melakukan aktivitas yang bertentangan dan tidak menunjang
aktivitas sekolah.
d. Tidak Memiliki Ketrampilan Dan Pengetahuan Dasar Yang Diperlukan,
seperti :
1) Ketidakmampuan membaca, menulis, kurang menguasai pengetahuan
dasar untuk bidang studi yang ditempuh (misalnya bahasa inggris).
2) Memiliki kebiasaan belajar dan cara bekerja yang salah.
2. Faktor eksternal
a. Keluarga, yang meliputi : Cara orang tua mendidik, hubungan antara
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang
orang tua, banyak atau sedikit anggota keluarga, adat istiadat keluarga,
ketrentaman dan keamanan sosio-psikologis dalam rumah.
b. Sekolah, yang meliputi : Kelemahan dari sistem belajar mengajar pada
tingkat-tingkat pendidikan, kurikulum yang seragam, buku sumber yang
tidak sesuai dengan tingkat kematangan dan perbedaan individu, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, terlalu sering pindah sekolah atau
tinggal kelas. terlalu berat beban belajar (siswa) dan atau mengajar (guru),
ketidaksesuaian sistem pengajaran. terlalu besar populasi siswa dalam kelas,
terlalu banyak menuntut kegiatan diluar, disiplin sekolah, alat pelajaran,
waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode
belajar, dan tugas rumah.
c. Masyarakat, yang meliputi : Kegiatan siswa dalam masyarakat, media
massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat atau pengaruh
kelompok pergaulan yang tidak edukatif dan merusak moral siswa.
5
Menurut Cooney, Davis & Henderson mengemukakan penyebab
kesulitan belajar, sebagai berikut:4
1. Faktor Fisiologis
2. Faktor Sosial
4
Syaiful, Bahri Djamarah. 2011. Psikologi Belajar. h. 78
6
sepenuh hati. Sebagai contoh, orang tua yang sering menyatakan bahwa Bahasa
Inggris adalah bahasa setan (karena sulit) akan dapat menurunkan kemauan
anaknya untuk belajar bahasa pergaulan internasional itu. Kalau ia tidak
menguasai bahan tersebut ia akan mengatakan “Ah bapak saya tidak bisa loh”
Untuk itu, setiap guru tidak seharusnya menyatakan sulitnya mata pelajaran
tertentu di depan siswanya. Tetangga yang mengatakan sekolah tidak penting
karena banyak sarjana menganggur, masyarakat yang selalu minum-minuman
keras dan melawan hukum, orangtua yang selalu marah, nonton TV setiap saat,
tidak terbuka ataupun kurang menyayangi anaknya dengan sepenuh hati dapat
merupakan contoh dari beberapa faktor sosial yang menjadi penyebab
kesulitan belajar siswa. Intinya, lingkungan di sekitar siswa harus dapat
membantu mereka untuk belajar semaksimal mungkin selama mereka belajar
di sekolah. Dengan cara seperti ini, lingkungan dan sekolah akan membantu
para siswa, harapan bangsa ini untuk berkembang dan bertumbuh menjadi
lebih cerdas. Siswa dengan kemampuan cukup seharusnya dapat
dikembangkan menjadi siswa berkemampuan baik, yang berkemampuan
kurang dapat dikembangkan menjadi berkemampuan cukup. Sekali lagi, orang
tua, guru, dan masyarakat, secara sengaja atau tidak sengaja,
dapat menyebabkan kesulitan bagi siswa.
3. Faktor Kejiwaan
7
suatu mata pelajaran dengan baik akan menyenangi mata pelajaran tersebut.
Begitu juga sebaliknya, anak yang tidak menyenangi suatu mata pelajaran
biasanya tidak atau kurang berhasil mempelajari mata pelajaran tersebut.
Karenanya, tugas utama yang sangat menentukan bagi seorang guru adalah
bagaimana membantu siswanya sehingga mereka dapat mempelajari setiap
materi dengan baik. Yang perlu mendapatkan perhatian juga, hukuman yang
diberikan seorang guru dapat menyebabkan siswanya lebih giat belajar, namun
dapat juga menyebabkan mereka tidak menyukai guru mata pelajaran tersebut.
Dapat juga terjadi, si siswa lalu membenci sama sekali mata pelajaran yang
diajarkan guru tersebut. Kalau hal seperti ini yang terjadi, tentunya akan
sangat merugikan si siswa tersebut. Peran guru memang sangat menentukan
dalam kejiwaan siswa dalam mengajar.
4. Faktor Intelektual
8
5. Faktor Kependidikan
5
Rindu.https://jaririndu.blogspot.com/2017/03/konsep-dasar-kesulitan-
belajar.html. Diakses 03 Maret 2020 pukul 15.00 wib
9
a. Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses
belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan.
Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak
dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya
respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya
lebih rendah dari potensi yang dimilikinya. Contoh: siswa yang sudah
terbiasa dengan olah raga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin
akan mengalami kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan
lemah-gemulai.
d. Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses
belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan
sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
10
Sebelum menetapkan alternatif pemecahan masalah kesulitan belajar
siswa, guru sangat dianjurkan terlebih dahulu melakukan identifikasi (upaya
mengenal gejala dengan cermat) terhadap fenomena yang menunjukkan
kemungkinan adanya kesulitan belajar yang melanda siswa tersebut. 6 Upaya
seperti ini disebut diagnosis yang bertujuan menetapkan “jenis penyakit” yakni
jenis kesulitan belajar siswa. Dalam melakukan analisis diperlukan adanya
prosedur yang terdiri atas langkah-langkah tertentu yang diorientasikan pada
ditemukannya kesulitan belajar jenis tertentu yang dialami siswa. Prosedur
seperti ini dikenal sebagai “Analistik” kesulitan belajar.
1. Bakat yang dimiliki siswa yang berbeda antara yang satu dari yang lainnya.
2. Ketekunan dan tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam menguasai bahan
yang dipelajarinya.
3. Waktu yang tersedia untuk menguasai ruang lingkup tertentu sesuai dengan
bakat siswa yang sifanya individual dan usaha yang dilakukannya
6
Bunga.http://atalewobunga.blogspot.com/2013/12/kedudukan-diagnosis-
kesulitan-belajar.html. Diakses 03 Maret 2020 pukul 15.50 wib
11
4. Kualitas pengajaran yang tersedia yang dapat sesuai dengan tuntutan dan
kebutuhan serta karakteristik individu.
6. Tingkat dari jenis kesulitan yang diderita siswa sehingga dapat ditentukan
perbaikannya apa cukup dengan mengulang dengan cara yang sama
mengambil alternatif kegiatan lain melalui pengajaran remedial.
1. Observasi Kelas
Pada tahap ini observasi kelas dapat membantu mengurangi kesulitan dalam
tingkat pelajaran, misalnya memeriksa keadaan secara fisik bagaimana kondisi
kelas dalam kegiatan belajar, cukup nyaman, segar, sehat dan hidup atau tidak.
Kalau suasana kelas sangat nyaman, tenang dan sehat, maka itu semua dapat
memotivasi siswa untuk belajar lebih semangat lagi.7
7
Saddamal-Majdzub. http://almajdzubnews.blogspot.com/2013/02/makalah-kesulitan-
belajar-siswa.html. Diakses 03 Maret 2020 pukul 16.00 wib
12
Dalam hal ini dapat difokuskan pada tingkat kesehatan siswa khusus mengenai
alat indera. Diupayakan minimal dalam sebulan sekali pihak sekolah
melakukan tes atau pemeriksaan kesehatan di Puskesmas / Dokter, karena
tingkat kesehatan yang baik dapat menunjang pelajaran yang baik pula. Maka
dari itu, betapa pentingnya alat indera tersebut dapat menstimulasikan bahan
pelajaran langsung ke diri individu.
Disini, seorang guru bisa berkunjung ke rumah seorang murid. Di sana seorang
guru dapat leluasa melihat, memperhatikan murid berikut semua yang ada di
sekitarnya. Di sini guru dapat langsung melakukan wawancara dengan orang
tuanya mengenai kepribadian anak, keluarga, ekonomi, pekerjaan dan lain-lain.
Selain itu juga, guru bisa melihat keadaan rumah, kondisi dan situasinya
dengan masyarakat secara langsung.
Dalam hal ini seorang guru dapat mengetahui sejauh mana IQ seseorang dapat
dilihat dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan praktis dan sederhana.
Dengan latihan psikotes dapat diambil beberapa nilai kepribadian siswa secara
praktis dari segi dasar, logika dan privasi seseorang.
13
di suatu sekolah dapat menunjang kebaikan dalam proses belajar. Disiplin
dalam belajar akan mampu memotivasi kegiatan belajar siswa.
Cara lain yang dapat diambil guru dalam mengatasi kesulitan belajar
siswanya. Akan tetapi sebelum pilihan tertentu diambil, guru sangat diharapkan
untuk terlebih dahulu melakukan beberapa langkah berikut ini:
14
wawasan pengetahuan mengenai alternatif-alternatif atau cara-cara
pemecahan masalah kesulitan belajar siswa, guru sangat dianjurkan
mempelajari buku-buku khusus mengenai bimbingan dan penyuluhan.
2. Pengolahan Data. Data yang telah terkumpul dari kegiatan tahap pertama
tersebut, selanjutnya diadakan pengolahan secara cermat. Dalam pengolahan
data langkah yang dapat ditempuh antara lain:
a. Identifikasi kasus
b. Membandingkan antar kasus
c. Membandingkan dengan hasil tes
d. Menarik kesimpulan.
15
sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap prognosis tersebut.
Bentuk treatment yang mungkin dapat diberikan contohnya bimbingan belajar
kelompok, bimbingan belajar individual dan lain-lain.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesulitan belajar dalam arti luas adalah dalam belajar setiap
individu memiliki pemasalahan yang tidak hanya dapat ditandai dengan
prestasi rendah, akan tetapi juga dapat ditandai dari tingkah laku dalam arti
luas, seperti perbandingan prestasi belajar yang dicapai dengan tingkat
kecerdasan, sikap, perbuatan-perbuatan dan tingkat kepuasan idividu yang
belajar, tetapi dari factor internal maupun eksternal individu. Faktor-faktor
yang mempengaruhi ialah factor interna terdiri dari: jasmani, psikologis
dan mental, emosional dan kebiasaan sikap yang salah, tidak memiliki
keterampilan dan pengetahuan dasar. Faktor eksternal ialah: keluarga,
sekolah dan masyarakat.
Faktor kesulitan belajar menurut Cooney, Davis dan Henderson
ialah factor fisiologis, sosial, kejiwaan, intelektual dan kependidikan Jenis-
jenis kesulitan belajar ialah learning disorder atau kekacauan belajar,
learning disfunction, under achiever, slow learner atau lambat belajar,
learning disabilities atau ketidakmampuan belajar. Cara mengatasi
kesulitan belajar ialah: observasi kelas, pemeiksaan alat indera, teknik
main peran, tes diagnostic kecakapan/tes IQ/psikotes, dan menyusun
program perbaikan. Faktor yang dapat kita persoalkan adalah siswa yang
belajar, jenis kesulitan yang dihadapi siswa dan kegiatan yang terlibat
dalam proses. Yang penting dalam kegiatan proses analisis kesulitan
adalah menemukan letak kesulitan dan jenis kesulitan yang dihadapi siswa
agar pengajaran perbaikannya (learning corrective) yang dilakukan dapat
dilaksanakan secara efektif. Jelaslah sudah kedudukan analisis adalah
dalam menemukan letak kesulitan belajar siswa dan menentukan
kemungkinan cara mengatasinya dengan memperhitungkan faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan belajar.
17
DAFTAR PUSTAKA
Saddam al-Majdzub. http://almajdzubnews.blogspot.com/2013/02/makalah-
kesulitan-belajar-siswa.html. Diakses 03 Maret 2020
Rindu. https://jaririndu.blogspot.com/2017/03/konsep-dasar-kesulitan-
belajar.html. Diakses 03 Maret 2020
Bunga.http://atalewobunga.blogspot.com/2013/12/kedudukan-diagnosis-
kesulitan-belajar.html. Diakses 03 Maret 2020
18