Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK


PENGENALAN ALAT- ALAT GELAS LABORATORIUM

Aini Apriliani
05031181520004
Kelompok 3

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2016
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Larutan disebut juga campuran yang homogen, disebut campuran karena
susunannya dapat berubah-ubah dan disebut homogen karena susunannya begitu
seragam sehingga batas antara zat-zat yang melarut dan pelarut tidak dapat
dibedakan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun (Seran, 2010).
 Zat-zat yang memiliki fasa padat dan gas lazimnya disebut sebagai zat terlarut
(solute) sedangkan yang berfasa cair dikatakan sebagai pelarut. Suatu zat
dikatakan sebagai pelarut apabila memiliki jumlah yang lebih banyak
dibandingkan jumlah zat terlarut. Untuk menyatakan jumlah atau banyak zat
terlarut dalam suatu larutan digunakan istilah konsentrasi. Konsentrasi suatu
larutan merupakan ukuran yang digunakan untuk menyatakan kuantitas zat
terlarut dalam suatu pelarut atau larutan. Terdapat berbagai cara yang digunakan
untuk menyatakan konsentrasi larutan dan masing-masing cara memiliki berbagai
kegunaan masing-masing (Seran, 2010).
Ada beberapa cara dalam menyatakan konsentrasi suatu larutan yaitu sebagai
berikut : Molaritas (M) adalah banyaknya mol zat yang terlarut dalam 1000 mL
larutan. Normalitas (N) adalah banyaknya gram ekivalen zat yang terlarut dalam
1000 mL larutan. Untuk asam 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion H+.
Untuk basa 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion OH -. Molalitas (m)
adalah banyaknya mol zat yang terlarut dalam 1000 mg pelarut. Fraksi Mol adalah
perbandingan antara jumiah mol suatu komponen dengan jumlah mol seluruh
komponen yang terdapat dalam larutan (Wiryawan, 2011).

1.2. Tujuan
Tujuan pada praktikum konsentrasi suatu larutan kali ini adalah agar praktikan
dapat membuat suatu larutan NaOH dan larutan HCl dan dapat mengetahui
konsentrasi dari masing-masing larutan tersebut.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Larutan
Larutan merupakan fase yang setiap hari ada disekitar kita. Suatu sistem
homogen yang mengandung dua atau lebih zat yang masing-masing
komponennya tidak bisa dibedakan secara fisik disebut larutan, sedangkan suatu
sistem yang heterogen disebut campuran. Suatu larutan adalah campuran
homogen yang terdiri atas dua atau lebih zat. Suatu larutan disebut suatu
campuran karena susunannya dapat berubah-ubah. Disebut homogen karena
susunannya begitu seragam sehingga tak dapat diamati adanya bagian-bagian
yang berlainan. Dalam campuran heterogen permukaan-permukaan tertentu dapat
dideteksi antara bagian-bagian atau fase-fase yang terpisah (Rizky, 2012).
Larutan dilihat berdasarkan keadaan fasa setelah bercampur ada yang
homogen dan heterogen. Campuran homogen adalah campuran yang membentuk
satu fasa yaitu yang mempunyai sifat dan komposisi yang sama antara satu bagian
dengan bagian lain didekatnya. Contoh larutan homogen yaitu gula dan alkohol
dalam air. Sedang campuran heterogen adalah campuran yang mengandung dua
fasa atau lebih (Rizky, 2012).
Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan
pelarut di dalam larutan. Konsentrasi pada umumnya dinyatakan dalam
perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan
konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta (part per million). Sementara
itu, secara kualitatif komposisi larutan dapat dinyatakan encer (berkonsentrasi
rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi). Molekul komponen-komponen larutan
berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Pada proses pelarutan tarikan
antar partikel komponen murni terpecah dan tergantikan dengan tarikan antar
pelarut dengan zat terlarut. Terutama jika pelarut dan zat terlarutnya sama-sama
polar akan terbentuk suatu struktur zat pelarut mengelilingi zat terlarut hal ini
memungkinkan interaksi antara zat terlarut dan pelarut tetap stabil bila komponen
zat terlarut ditambahkan tidak akan dapat larut lagi (Rizky, 2012).

2.2. Jenis-jenis larutan

Komponen dari larutan terdiri dari dua jenis, pelarut dan zat terlarut yang
dapat dipertukarkan tergantung jumlahnya. Pelarut merupakan komponen yang
utama yang terdapat dalam jumlah yang banyak sedangkan komponen minornya
merupakan zat terlarut. Larutan terbentuk melalui pencampuran dua atau lebih zat
murni yang molekulnya berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Semua
yang bersifat gas dapat bercampur dengan sesamanya karena itu campuran gas
adalah larutan (Zulfikar, 2010).
Sifat-sifat fisik dari larutan di tentukan oleh perbandingan relatif atau
konsentrasi dari berbagai komponen larutan telah di bicarakan beberapa cara
untuk menyatakan konsentrasi misalkan molaritas dan normalitas yang merupakan
satuan konsentrasi yang berguna memecahkan soal stokiometri dari reaksi yang
terjadi pada larutan selain itu telah di temukan bahwa beberapa satuan konsentrasi
dapat di pakai untuk pengungkapan sifat fisik dari larutan yang penting untuk di
ingat dari satuan konsentrasi yang merupakan suatu perbandingan. Proses
pengenceran adalah mencampurkan larutan pekat dengan cara menambahkan
pelarut agar di peroleh volume akhir yg lebih besar (Zulfikar, 2010).
Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dengan beberapa cara seperti persen
berat (w/w), persen volume (v/v), molaritas (M), molalitas (m), bagian per sejuta
(ppm), fraksi mol (x) dan normalitas (N). Pembahasan kali ini adalah tentang
molaritas dan molalitas.
a. Molaritas (M)
Molaritas menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam 1 kg pelarut.
Perhitungannya:
M = Massa Zat x 100% : Mr x V
b. Molalitas (m)
Molalitas menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam 1 kg pelarut.
Perhitungannya:
m = Massa Zat Terlarut x 1000 : Mr x p (Zulfikar, 2010 ).
BAB 3
METEDOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum Kimia Analitik ini dilaksanakan pada hari jumat, 4 Maret 2016
pukul 13.00-15.00 WIB di Laboratorium Kimia Hasil Pertanian, Jurusan
Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.

3.2. Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan : 1) Batang pengaduk 2) Beaker glass 25 mL 3)
Labu ukur dan 4) Pipet tetes.
Bahan yang digunakan : 1) Aquadest 2) HCL dan 3) NaOH.

3.3. Cara Kerja


Cara kerja pada praktikum kali konsentrasi suatu larutan ini adalah :
1. NaOH ditimbang sebanyak yang telah saudara hitung didalam beaker glass
25 mL.
2. Aquadest ditambahkan kedalam beaker glass sebanyak 20 mL kemudian
aduk dengan pengaduk kaca hingga larut.
3. Labu ukur 100 mL disiapkan dan labu tersebut dibilas dengan aquadest
sebanyak 2 kali.
4. Larutan NaOH yang telah larut tersebut dituangkan kedalam labu ukur
dan beaker glass dibilas sebanyak 3x dengan sedikit aquadest dan air
bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur.
5. Labu ukur ditutup dan digojok secara perlahan dengan posisi tutup labu
ukur dibagian bawah.
6. Aquadest ditambahkan kedalam labu ukur sampai batas tanda pada labu
dan digojok kembali secara perlahan.
7. Apabila larutan ini akan digunakan maka perlu digojok kembali.
8. Hal yang sama dilakukan juga untuk HCL (dikarenakan HCL berbentuk
cairan maka dipipet dengan pipet ukur BUKAN DITIMBANG)

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Hasil yang didapatkan pada praktikum konsentrasi suatu larutan ini adalah
mengenai perhitungan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Hitunglah berapa gram NaOH yang diperlukan untuk membuat larutan
NaOH 1 M sebanyak 100 mL ?
2. Hitunglah berapa mL larutan HCl pekat yang diperlukan untuk membuat
larutan HCl 1 M?
Jawaban no.1 adalah sebagai berikut :
M= n n = gr
v Bm
I = x gr = n x Bm
0,1 = 0,1 X 40
x = 0,1 = 4 gram

Jawaban no.2 adalah sebagai berikut :


Dik : Þ = 1,19 gr/ml Dit : mL HCl ....?
Bm = 36,5
p = 37 %
Jawab :
M = 1000 x l x %
Bm
= 10 x 1,19 x 37
36,5
= 1,19 x 37 = 12, 06 ml
36,5

4.2. Pembahasan
Praktikum kali ini mengenai konsentrasi suatu larutan. Pada praktikum
ini kita dapat mempelajari bagaimana cara membuat larutan NaOH dan HCL
serta kita dapat mengetahui konsentrasi larutan NaOH dan HCL tersebut.
Konsentrasi larutan merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif
antara zat terlarut dan pelarut. Ada beberapa cara dalam menyatakan konsentrasi
suatu larutan yaitu sebagai berikut : Molaritas (M) adalah banyaknya mol zat yang
terlarut dalam 1000 mL larutan. Normalitas (N) adalah banyaknya gram ekivalen
zat yang terlarut dalam 1000 ml larutan. Sementara itu, secara kualitatif komposisi
larutan dapat dinyatakan sebagai  encer (berkonsentrasi rendah)
atau pekat (berkonsentrasi tinggi).
Di perhitungan pertama diketahui bahwa molaritas dari NaOH adalah 1 M
volumenya adalah 100 ml dijadikan ke liter yaitu 1 liter, berat massa dari NaOH
adalah 40. Sedangkan yang ditanya adalah gram dari NaOH. Pembahasannya
dapat di bahas melalui dua cara, yaitu cara yang pertama bahwa untuk mencari
gramnya hal pertama yang harus dicari yaitu jumlah mol dengan rumus molaritas
sama dengan jumlah mol dibagi dengan volume maka di dapat rumus jumlah mol
sama dengan molaritas dikali dengan volume yang hasilnya adalah 0,1 mol setelah
itu mencari gram dengan rumus jumlah mol dikali dengan berat massa didapat
hasil 4 gram. Untuk rumus yang kedua adalah dengan menggunakan rumus
molaritas sama dengan gram dibagi mr dikali dengan 1000 dibagi volume, maka
di dapat rumus gram sama dengan molaritas dikali mr dikali volume lalu dibagi
dengan 1000 hasilnya adalah 4 gram. Dari kedua rumus tersebut didapat hasil
yang sama yaitu 4 gram. Perbedaannya hanya ada pada rumus pertama jumlah
molnya yang harus dicari pertama kali sedangkan rumus kedua langsung saja. Dan
diperhitungan yang kedua diketahui bahwa kerapatan HCL adalah 1,19 gr/ml,
berat massa 36,5 dan 37 % dari berat HCL yang ditanya adalah berapa ml larutan
HCL. Pembahasannya juga mempunyai dua rumus, yang pertama adalah
molaritas sama dengan massa di bagi berat massa di kali 1 di bagi volume
hasilnya adalah 12,06 ml. Sedangkan rumus kedua adalah molaritas sama dengan
10 dikali P di kali persen di bagi dengan berat massa hasilnya juga 12,06 ml.
Dan hasil yang diperoleh dari pembuatan larutan HCl 1M adalah 12,06 ml
seperti yang telah dijabarkan diatas. NaOH dapat terionisasi dengan sempurna di
dalam air, karena NaOH mempunyai kelarutan yang besar sehingga sangat mudah
terionisasi di dalam air. Untuk dapat membuat suatu senyawa NaOH dapat
dilakukan dengan cara melarutkan zat terlarut yang berada dalam bentuk padatan
yang telah di lakukan dalam percobaan ini. Yaitu dengan melarutkan NaOH
sebanyak 4 gram ke dalam gelas beker yang telah diisi dengan menggunakan
aquadest dan mengaduk larutan tersubut untuk mempercepat laju reaksi dan
mendapatkan suatu larutan yang homogen maka senyawa NaOH yang berupa
butiran akan bereaksi dengan air dan akan terurai menjadi suatu ion Na dan ion
Hidroksida sehingga dihasilkan konsentrasi larutan NaOH  1 M.
Percobaan kali ini adalah pembuatan dan penentuan konsentrasi larutan yang
bertujuan agar praktikan dapat membuat larutan dengan konsentrasi tertentu,
mengencerkan larutan dan menentukan konsentrasi yang telah dibuat. Larutan
yang dibuat oleh praktikan akan ditentukan konsentrasinya dengan dua cara yaitu
melalui perhitungan pengenceran dan melalui proses titrasi. Konsentrasi larutan
merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan
pelarut. Konsentrasi merupakan jumlah zat tiap satuan volume (besaran intensif),
larutan encer berupa julah zat terlarut sangat sedikit, dan larutan pekat adalah
jumlah zat terlarut sangat banyak. Sehingga setiap sistem konsentrasi harus
menyatakan satuan yang digunakan untuk zat terlarut kuantitas kedua dapat
berupa pelarut atau larutan keseluruhan dan satuan yang digunakan untuk
kuantitas kedua. Satuan konsentrasi yang kuantitas terlarut dan larutannya diukur
berdasarkan massa dinamakan persen massa/massa. Satuan konsentrasi yang
kuantitasnya dinyatakan dalam satuan volume disebut persen volume/volume.
Masih ada kemungkinan lain yaitu campuran satuan massa dan volume. Misalnya
jika zat terlarut diukur berdasarkan massa dan kuantitas larutan berdasarkan
volume dapat digunakan istilah persen massa/volume. Jika konsentrasi  larutan
diberikan berdasarkan persen tanpa penjelasan lebih lanjut mengenai
massa/massa, volume/volume, massa/volume, maka yang dimaksud adalah persen
massa. Jadi, konsentrasi dari suatu larutan menunjukkan berapa banyak jumlah
suatu zat terlarut dalam larutan tersebut.

BAB 5
KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum ini adalah :


1. Larutan merupakan campuran molekul (atom atau ion dalam beberapa hal)
biasanya molekul-molekul pelarut agak berjauhan dalam larutan dibanding
dalam pelarut murni. 
2. Untuk menyatakan jumlah atau banyak zat terlarut dalam suatu larutan
digunakan istilah konsentrasi.
3. Konsentrasi suatu larutan merupakan ukuran yang digunakan untuk
menyatakan kuantitas zat terlarut dalam suatu pelarut atau larutan.
4. Hasil perhitungan dari percobaan kali ini adalah 4 gram NaOH dan 12,06 ml
HCL.
5. Suatu zat dikatakan sebagai pelarut apabila memiliki jumlah yang lebih
banyak dibandingkan jumlah zat terlarut.
6. Ada beberapa cara dalam menyatakan konsentrasi suatu larutan yaitu :
Molaritas (M), Normalitas (N), Molalitas (m), dan Fraksi Mol.
DAFTAR PUSTAKA

Indra, Fauzi. 2013. Konsentrasi Suatu Larutan. (Online) http://


www.scribd.com/doc/2013/8582929230/konsentrasi-suatu-larutan.html
diakses pada tanggal 5 Maret 2016.

Riyadi, Arsyad. 2013. Kelarutan. (Online). http://www.


scribd.com/doc/2013/1237183211/kelarutan.html diakses tanggal 5 Maret
2016.
Rizky. 2012. Konsentrasi larutan (Online).
http://www.scribd.com/doc/2012/1145192905/konsentrasi-larutan.html
diakses pada tanggal 5 Maret 2016.

Seran, Emel. 2010. Konsentrasi Suatu Larutan. (Online)


http://www.scribd.com/doc/2010/1845242902/konsentrasi-suatu-
larutan.html diakses pada tanggal 5 Maret 2016.

Wiryawan, Adam. 2011. Konsentrasi Larutan. (Online)


http://www.scribd.com/doc/2011/1242515795/konsentrasi larutan.html
pada tanggal 5 Maret 2016.

Zulfikar. 2010. Konsentrasi Larutan. (Online)


http://www.scribd.com/doc/2010/1465182503/konsentrasi larutan.html
diakses pada tanggal 5 Maret 2016.

Anda mungkin juga menyukai