Lapp 4
Lapp 4
Aini Apriliani
05031181520004
Kelompok 3
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan pada praktikum konsentrasi suatu larutan kali ini adalah agar praktikan
dapat membuat suatu larutan NaOH dan larutan HCl dan dapat mengetahui
konsentrasi dari masing-masing larutan tersebut.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Larutan
Larutan merupakan fase yang setiap hari ada disekitar kita. Suatu sistem
homogen yang mengandung dua atau lebih zat yang masing-masing
komponennya tidak bisa dibedakan secara fisik disebut larutan, sedangkan suatu
sistem yang heterogen disebut campuran. Suatu larutan adalah campuran
homogen yang terdiri atas dua atau lebih zat. Suatu larutan disebut suatu
campuran karena susunannya dapat berubah-ubah. Disebut homogen karena
susunannya begitu seragam sehingga tak dapat diamati adanya bagian-bagian
yang berlainan. Dalam campuran heterogen permukaan-permukaan tertentu dapat
dideteksi antara bagian-bagian atau fase-fase yang terpisah (Rizky, 2012).
Larutan dilihat berdasarkan keadaan fasa setelah bercampur ada yang
homogen dan heterogen. Campuran homogen adalah campuran yang membentuk
satu fasa yaitu yang mempunyai sifat dan komposisi yang sama antara satu bagian
dengan bagian lain didekatnya. Contoh larutan homogen yaitu gula dan alkohol
dalam air. Sedang campuran heterogen adalah campuran yang mengandung dua
fasa atau lebih (Rizky, 2012).
Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan
pelarut di dalam larutan. Konsentrasi pada umumnya dinyatakan dalam
perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan
konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta (part per million). Sementara
itu, secara kualitatif komposisi larutan dapat dinyatakan encer (berkonsentrasi
rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi). Molekul komponen-komponen larutan
berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Pada proses pelarutan tarikan
antar partikel komponen murni terpecah dan tergantikan dengan tarikan antar
pelarut dengan zat terlarut. Terutama jika pelarut dan zat terlarutnya sama-sama
polar akan terbentuk suatu struktur zat pelarut mengelilingi zat terlarut hal ini
memungkinkan interaksi antara zat terlarut dan pelarut tetap stabil bila komponen
zat terlarut ditambahkan tidak akan dapat larut lagi (Rizky, 2012).
Komponen dari larutan terdiri dari dua jenis, pelarut dan zat terlarut yang
dapat dipertukarkan tergantung jumlahnya. Pelarut merupakan komponen yang
utama yang terdapat dalam jumlah yang banyak sedangkan komponen minornya
merupakan zat terlarut. Larutan terbentuk melalui pencampuran dua atau lebih zat
murni yang molekulnya berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Semua
yang bersifat gas dapat bercampur dengan sesamanya karena itu campuran gas
adalah larutan (Zulfikar, 2010).
Sifat-sifat fisik dari larutan di tentukan oleh perbandingan relatif atau
konsentrasi dari berbagai komponen larutan telah di bicarakan beberapa cara
untuk menyatakan konsentrasi misalkan molaritas dan normalitas yang merupakan
satuan konsentrasi yang berguna memecahkan soal stokiometri dari reaksi yang
terjadi pada larutan selain itu telah di temukan bahwa beberapa satuan konsentrasi
dapat di pakai untuk pengungkapan sifat fisik dari larutan yang penting untuk di
ingat dari satuan konsentrasi yang merupakan suatu perbandingan. Proses
pengenceran adalah mencampurkan larutan pekat dengan cara menambahkan
pelarut agar di peroleh volume akhir yg lebih besar (Zulfikar, 2010).
Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dengan beberapa cara seperti persen
berat (w/w), persen volume (v/v), molaritas (M), molalitas (m), bagian per sejuta
(ppm), fraksi mol (x) dan normalitas (N). Pembahasan kali ini adalah tentang
molaritas dan molalitas.
a. Molaritas (M)
Molaritas menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam 1 kg pelarut.
Perhitungannya:
M = Massa Zat x 100% : Mr x V
b. Molalitas (m)
Molalitas menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam 1 kg pelarut.
Perhitungannya:
m = Massa Zat Terlarut x 1000 : Mr x p (Zulfikar, 2010 ).
BAB 3
METEDOLOGI PRAKTIKUM
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil yang didapatkan pada praktikum konsentrasi suatu larutan ini adalah
mengenai perhitungan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Hitunglah berapa gram NaOH yang diperlukan untuk membuat larutan
NaOH 1 M sebanyak 100 mL ?
2. Hitunglah berapa mL larutan HCl pekat yang diperlukan untuk membuat
larutan HCl 1 M?
Jawaban no.1 adalah sebagai berikut :
M= n n = gr
v Bm
I = x gr = n x Bm
0,1 = 0,1 X 40
x = 0,1 = 4 gram
4.2. Pembahasan
Praktikum kali ini mengenai konsentrasi suatu larutan. Pada praktikum
ini kita dapat mempelajari bagaimana cara membuat larutan NaOH dan HCL
serta kita dapat mengetahui konsentrasi larutan NaOH dan HCL tersebut.
Konsentrasi larutan merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif
antara zat terlarut dan pelarut. Ada beberapa cara dalam menyatakan konsentrasi
suatu larutan yaitu sebagai berikut : Molaritas (M) adalah banyaknya mol zat yang
terlarut dalam 1000 mL larutan. Normalitas (N) adalah banyaknya gram ekivalen
zat yang terlarut dalam 1000 ml larutan. Sementara itu, secara kualitatif komposisi
larutan dapat dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi rendah)
atau pekat (berkonsentrasi tinggi).
Di perhitungan pertama diketahui bahwa molaritas dari NaOH adalah 1 M
volumenya adalah 100 ml dijadikan ke liter yaitu 1 liter, berat massa dari NaOH
adalah 40. Sedangkan yang ditanya adalah gram dari NaOH. Pembahasannya
dapat di bahas melalui dua cara, yaitu cara yang pertama bahwa untuk mencari
gramnya hal pertama yang harus dicari yaitu jumlah mol dengan rumus molaritas
sama dengan jumlah mol dibagi dengan volume maka di dapat rumus jumlah mol
sama dengan molaritas dikali dengan volume yang hasilnya adalah 0,1 mol setelah
itu mencari gram dengan rumus jumlah mol dikali dengan berat massa didapat
hasil 4 gram. Untuk rumus yang kedua adalah dengan menggunakan rumus
molaritas sama dengan gram dibagi mr dikali dengan 1000 dibagi volume, maka
di dapat rumus gram sama dengan molaritas dikali mr dikali volume lalu dibagi
dengan 1000 hasilnya adalah 4 gram. Dari kedua rumus tersebut didapat hasil
yang sama yaitu 4 gram. Perbedaannya hanya ada pada rumus pertama jumlah
molnya yang harus dicari pertama kali sedangkan rumus kedua langsung saja. Dan
diperhitungan yang kedua diketahui bahwa kerapatan HCL adalah 1,19 gr/ml,
berat massa 36,5 dan 37 % dari berat HCL yang ditanya adalah berapa ml larutan
HCL. Pembahasannya juga mempunyai dua rumus, yang pertama adalah
molaritas sama dengan massa di bagi berat massa di kali 1 di bagi volume
hasilnya adalah 12,06 ml. Sedangkan rumus kedua adalah molaritas sama dengan
10 dikali P di kali persen di bagi dengan berat massa hasilnya juga 12,06 ml.
Dan hasil yang diperoleh dari pembuatan larutan HCl 1M adalah 12,06 ml
seperti yang telah dijabarkan diatas. NaOH dapat terionisasi dengan sempurna di
dalam air, karena NaOH mempunyai kelarutan yang besar sehingga sangat mudah
terionisasi di dalam air. Untuk dapat membuat suatu senyawa NaOH dapat
dilakukan dengan cara melarutkan zat terlarut yang berada dalam bentuk padatan
yang telah di lakukan dalam percobaan ini. Yaitu dengan melarutkan NaOH
sebanyak 4 gram ke dalam gelas beker yang telah diisi dengan menggunakan
aquadest dan mengaduk larutan tersubut untuk mempercepat laju reaksi dan
mendapatkan suatu larutan yang homogen maka senyawa NaOH yang berupa
butiran akan bereaksi dengan air dan akan terurai menjadi suatu ion Na dan ion
Hidroksida sehingga dihasilkan konsentrasi larutan NaOH 1 M.
Percobaan kali ini adalah pembuatan dan penentuan konsentrasi larutan yang
bertujuan agar praktikan dapat membuat larutan dengan konsentrasi tertentu,
mengencerkan larutan dan menentukan konsentrasi yang telah dibuat. Larutan
yang dibuat oleh praktikan akan ditentukan konsentrasinya dengan dua cara yaitu
melalui perhitungan pengenceran dan melalui proses titrasi. Konsentrasi larutan
merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan
pelarut. Konsentrasi merupakan jumlah zat tiap satuan volume (besaran intensif),
larutan encer berupa julah zat terlarut sangat sedikit, dan larutan pekat adalah
jumlah zat terlarut sangat banyak. Sehingga setiap sistem konsentrasi harus
menyatakan satuan yang digunakan untuk zat terlarut kuantitas kedua dapat
berupa pelarut atau larutan keseluruhan dan satuan yang digunakan untuk
kuantitas kedua. Satuan konsentrasi yang kuantitas terlarut dan larutannya diukur
berdasarkan massa dinamakan persen massa/massa. Satuan konsentrasi yang
kuantitasnya dinyatakan dalam satuan volume disebut persen volume/volume.
Masih ada kemungkinan lain yaitu campuran satuan massa dan volume. Misalnya
jika zat terlarut diukur berdasarkan massa dan kuantitas larutan berdasarkan
volume dapat digunakan istilah persen massa/volume. Jika konsentrasi larutan
diberikan berdasarkan persen tanpa penjelasan lebih lanjut mengenai
massa/massa, volume/volume, massa/volume, maka yang dimaksud adalah persen
massa. Jadi, konsentrasi dari suatu larutan menunjukkan berapa banyak jumlah
suatu zat terlarut dalam larutan tersebut.
BAB 5
KESIMPULAN