Anda di halaman 1dari 5

JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 5 NO.

4 pISSN : 2338 - 3003


Sari, WN., Silitonga, M. eISSN : 2502 - 3217
Halaman : 361 - 365

KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS XI PMIA MAN TANJUNG MORAWA
PADA PEMBELAJARAN SEL DENGAN MODEL PBL BERBANTUAN LKS

HIGH ORDER THINKING SKILL STUDENT CLASS XI PMIA MAN TANJUNG MORAWA
ON CELL LEARNING WITH LKS-ASSISTED PBL MODEL
*
Windi Novia Sari , Melva Silitonga
Program Studi Pendidikan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Medan
Jl. Williem Iskandar Psr. V Medan Estate, Medan, Indonesia, 20221
*E-mail : windinovias@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas XI PMIA
MAN Tanjung Morawa pada pembelajaran sel dengan model PBL berbantuan LKS. Penelitian ini termasuk jenis
pre-eksperimen dengan desain one group pretest posttest dan dilaksanakan dalam empat kali pertemuan.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes pilihan ganda sebanyak 25 soal. Data yang diperoleh dari
penelitian ini meliputi nilai kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa baik secara umum maupun pada setiap
aspeknya. Data yang diperoleh dianalisis untuk mendapatkan nilai rata- rata. Hasil analisis data menunjukkan
bahwa rata- rata nilai kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa secara umum tergolong baik yaitu 78,4. Nilai
rata- rata siswa pada aspek menganalisis dengan kategori sangat baik (82,1), mengevaluasi dengan kategori
baik (73,0) dan mengkreasi dengan kategori baik (78,6). Berdasarkan hasil penelitian, model pembelajaran PBL
berbantuan LKS sangat tepat digunakan dalam melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas XI di
MAN Tanjung Morawa pada pembelajaran biologi materi sel.
Kata Kunci : kemampuan berpikir tingkat tinggi, model PBL berbantuan LKS

ABSTRACT
This study aims to describe high order thinking skills students of class XI PMIA MAN Tanjung Morawa on
cell learning with LKS assisted model PBL. This study included pre-experiment type with one group pretest
posttest design and was conducted in four meetings. The research instrument used is a multiple choice test of
25 questions. Data obtained from this study include the value of students' high order thinking skill both in
general and in every aspect. The data obtained were analyzed to obtain the average value. The result of data
analysis shows that the average of students' high order thinking skill is generally good, that is 78,4. The average
score of the students on the aspect of analyzing with the category was very good (82.1), evaluating with good
category (73,0) and creating with good category (78,6). Based on the results of the research, the LKS-assisted
PBL learning model is very aptly used in training the high-class thinking ability of the class XI students at MAN
Tanjung Morawa on the study of biology cell.
Keyword : high order thinking skill, model PBL assisted student worksheet

PENDAHULUAN mengembangkan kemampuan siswa dalam


Kemampuan berpikir tingkat tinggi menyelesaikan permasalahan.
merupakan kemampuan menghubungkan, Kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher
memanipulasi, dan mentransformasi pengetahuan Order Thinking) siswa saat ini semakin dibutuhkan,
serta pengalaman yang sudah dimiliki untuk berpikir karena melalui cara berpikir seperti ini akan dapat
secara kritis dan kreatif dalam upaya menentukan diterapkan dalam memecahkan masalah dalam
keputusan dan memecahkan masalah pada situasi kehidupan nyata. Banyak persoalan yang akan dan
baru. Kemampuan berpikir tingkat tinggi meliputi bahkan selalu ditemukan siswa dalam kehidupan
kemampuan analisis, evaluasi dan kreasi (Rofiah, sehari-harinya, maka dibutuhkan kemampuan
dkk. 2013). Kemampuan berpikir tingkat tinggi berpikir untuk mengatasi persoalan-persoalan
merupakan aspek yang sangat penting dalam proses tersebut (Hasruddin, dkk. 2016).
belajar mengajar. Kemampuan berpikir tingkat Oleh karena pentingnya kemampuan berpikir
tinggi berpengaruh terhadap kemampuan siswa tingkat tinggi bagi siswa, maka diperlukan model
dalam belajar dan efektivitas pembelajaran pembelajaran yang tepat untuk melatih siswa dalam
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai. berpikir tingkat tinggi. Model PBL merupakan salah
Penelitian yang dilakukan oleh Heong, dkk (2011) satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan
mengatakan bahwa kemampuan berpikir tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Penelitian
tinggi memiliki pengaruh yang positif dalam Putriyani (2014) menyatakan bahwa terjadi

361
JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 5 NO. 4 pISSN : 2338 - 3003
Sari, WN., Silitonga, M. eISSN : 2502 - 3217
Halaman : 361 - 365

peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi permasalahan atau tidak. Untuk memaparkan hasil
siswa yang diajarkan dengan model PBL sebesar dari pemecahan masalah, siswa dituntun untuk
71% dalam kategori sedang. Pembelajaran dengan membuat laporan tertulis yang akan
model PBL menuntun siswa dalam mengidentifikasi dikomunikasikan dalam forum diskusi.
masalah dan mencari solusi berdasarkan literatur Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan
maupun melalui percobaan sehingga dapat melatih penelitian untuk proses pembelajaran yang dapat
kemampuan berpikir tingkat tinggi (Susanti, dkk. melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
2015). dengan judul “Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Model PBL merupakan model pembelajaran Siswa Kelas XI PMIA MAN Tanjung Morawa Pada
yang inovatif yang melatih siswa untuk mampu Pembelajaran Sel dengan Model PBL berbantuan
menghubungkan pengetahuan yang mereka pelajari LKS”.
dan bagaimana pengetahuan tersebut akan
dimanfaatkan atau diaplikasikan pada situasi baru METODE PENELITIAN
sehingga pengetahuan yang didapat bermakna bagi Penelitian ini dilakukan di kelas XI PMIA 1
kehidupan (Trianto, 2009). MAN Tanjung Morawa dengan jumlah siswa
Dalam pembelajaran dengan menggunakan sebanyak 35 orang. Pembelajaran dilakukan
model PBL, siswa dituntun untuk menganalisis sebanyak empat kali pertemuan. Penelitian
permasalahan menjadi pokok- pokok masalah, dilakukan mengacu pada langkah- langkah
kemudian melakukan evaluasi terhadap langkah- pembelajaran dengan model PBL berbantuan LKS
langkah pemecahan masalah dan merancang yaitu memberikan orientasi tentang permasalahan
produk yang dapat membantu siswa untuk yang berkaitan dengan proses yang berlangsung
mengkomunikasikan hasil pemecahan masalah. pada sel, mengorganisasi siswa untuk belajar
Model Problem Based Learning menekankan dengan cara menjelaskan kepada siswa mengenai
keterampilan dalam memecahkan masalah, tugas- tugas dan topik yang harus didiskusikan,
menyelidiki masalah dan menemukan solusi dari membantu penyelidikan yaitu dengan cara
permasalahan tersebut. Dalam pembelajaran, siswa menelusuri literatur dan melakukan praktikum
terlibat secara aktif memecahkan permasalahan untuk menjawab permasalahan, mengembangkan
yang ada melalui beberapa tahapan diantaranya dan menyajikan hasil karya berupa laporan diskusi
membangun kerangka masalah, mencermati, maupun laporan hasil praktikum serta menganalisis
mengumpulkan data dan menyusun argumentasi atau mengevaluasi proses mengatasi masalah.
terkait pemecahan masalah tersebut. Kemudian Kemudian diberikan tes pada akhir pembelajaran
membuat laporan maupun produk yang untuk mengetahui kemampuan berpikir tingkat
dipresentasikan sehingga dapat mewakili solusi tinggi siswa.
yang terpilih (Arends, 2008). Instrumen tes tertulis sebanyak 25 soal
Agar pembelajaran dengan model PBL dapat digunakan untuk memperoleh data kemampuan
berlangsung dengan efektif diperlukan media berpikir tingkat tinggi siswa kelas XI PMIA 1 MAN
pembelajaran yang dapat meningkatkan Tanjung Morawa. Soal disusun berdasarkan aspek
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi yaitu analisis
media pembelajaran yang dapat digunakan adalah (C4), evaluasi (C5) dan kreasi (C6).
lembar kerja siswa (LKS). Penggunaan LKS dapat Teknik analisis data pada penelitian ini
mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam adalah nilai kemampuan berpikir tingkat tinggi
memecahkan masalah. Selain itu, penggunaan LKS secara umum dan nilai kemampuan berpikir tingkat
dalam pembelajaran dapat mendorong siswa untuk tinggi pada setiap aspek. Hasil tes dinilai
mencari, mengerjakan dan memahami pelajaran berdasarkan pedoman penskoran, jika benar diberi
(Suryana dan Melva, 2017). Dengan penerapan LKS skor 1 dan salah diberi skor 0. Perhitungan untuk
siswa dituntun untuk mampu mencari solusi dari memperoleh nilai yaitu skor yang diperoleh siswa
permasalahan karena pada LKS terdapat langkah- dikali seratus kemudian dibagi skor maksimal.
langkah pemecahan masalah secara sistematis
sehingga dapat melatih kemampuan berpikir tingkat HASIL PENELITIAN
tinggi siswa. Kemampuan berpikir tingkat tinggi terdiri
Penerapan model PBL berbantuan LKS dalam atas tiga aspek yaitu menganalisis (C4),
proses pembelajaran, siswa dituntun untuk dapat mengevaluasi (C5) dan mengkreasi (C6). Nilai
melakukan analisis masalah dengan cara kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas XI
menguraikan pokok- pokok permasalahan. PMIA 1 MAN Tanjung Morawa pada setiap aspek
Kemudian siswa dituntun untuk melakukan evaluasi dilihat pada Tabel 1.
apakah data yang dikumpulkan dapat menjawab

362
JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 5 NO. 4 pISSN : 2338 - 3003
Sari, WN., Silitonga, M. eISSN : 2502 - 3217
Halaman : 361 - 365

Tabel 1. Nilai kemampuan berpikir tingkat tinggi pada setiap aspek


Aspek Nilai Siswa Kategori
Menganalisis (C4) 82,1 Sangat baik
Mengevaluasi (C5) 73,0 Baik
Mengkreasi (C6) 78,6 Baik

Pada Tabel 1. dapat dilihat bahwa aspek menganalisis masalah dengan cara merinci pokok-
menganalisis siswa dalam kategori sangat baik. pokok permasalahan kemudian menyimpulkan
Dalam pembelajaran dengan menggunakan model permasalahan tersebut menjadi rumusan masalah
PBL, diajukan permasalahan yang harus diselesaikan dalam bentuk kalimat tanya.
oleh siswa. Sebagian besar siswa mampu

Tabel 2. Nilai Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada materi Sel
Nilai Kategori Frekuensi Persentase
81 100 Sangat Baik 12 34,28
61 80 Baik 20 57,14
41 60 Cukup 2 5,7
21 40 Kurang 1 2,85
0 20 Sangat Kurang 0 0
Rata- rata nilai 78,4

PEMBAHASAN kebenaran suatu teori berdasarkan fakta- fakta


Dalam pembelajaran menggunakan model yang ada.
PBL diajukan permasalahan sehingga siswa dituntun Nilai aspek mengevaluasi lebih rendah
untuk menganalisis masalah tersebut. Kemudian daripada nilai aspek menganalisis karena tidak
siswa dituntun untuk mengevaluasi atau semua siswa dapat memutuskan, menilai,
menyelesaikan masalah dan mengembangkannya mendukung maupun menolak serta memprediksi
dalam bentuk presentasi berupa laporan yang permasalahan dengan tepat. Berdasarkan
melatih siswa dalam aspek kreasi. pengamatan di lapangan, sebagian siswa masih
Aspek menganalisis (C4) memperoleh nilai kesulitan dalam merumuskan prediksi atau
tertinggi karena pembelajaran menggunakan model hipotesis dengan baik yaitu dengan kriteria
PBL berbantuan LKS berfokus pada penyelidikan hipotesis yang dirumuskan kurang lengkap dan
terhadap masalah yang diajukan. Agar pemecahan tidak mengandung semua variabel. Sebagian siswa
masalah berjalan dengan baik, maka siswa dituntun juga mengalami kesulitan dalam menilai benar
untuk membagi- bagi atau menguraikan masalah tidaknya suatu pernyataan berdasarkan fakta- fakta
tersebut dalam bentuk pokok- pokok yang ditemukan.
permasalahan. Dalam menguraikan masalah maka Aspek mengkreasi (C6) memperoleh nilai
diperlukan kemampuan analisis, sehingga mayoritas dengan kategori baik karena dalam penerapan
siswa telah terbiasa dalam menganalisis masalah. model PBL berbantuan LKS, siswa dituntun untuk
Aspek mengevaluasi (C5) memperoleh nilai merancang tahapan penyelesaian masalah dan
dalam kategori baik disebabkan karena dalam mengembangkan hasil karya dalam bentuk laporan
penerapan model PBL berbantuan LKS, masalah hasil diskusi mengenai penyelesaian masalah yang
yang telah diuraikan dan dirumuskan akan dicari dilakukan. Setiap tahap penyelesaian masalah yang
penyelesaiannya. Untuk mencari penyelesaian dirancang dipresentasikan dalam bentuk laporan
masalah, siswa dituntun untuk melakukan evaluasi yang memudahkan siswa dalam menjelaskan
dengan cara memprediksi penyebab terjadinya pemecahan masalah di depan kelas.
masalah tersebut dan langkah- langkah Aspek mengkreasi memperoleh nilai yang
penyelesaian masalah. Selain itu, dalam lebih rendah dibandingkan analisis. Hal tersebut
pembelajaran diajukan sebuah pernyataan yang karena tidak semua siswa mampu menyusun
harus dinilai kebenarannya oleh siswa berdasarkan laporan dengan baik dan sistematis. Sebagaimana
penelusuran baik melalui literatur maupun data- penelitian yang dilakukan oleh Prasetyani, dkk
data yang diperoleh dari praktikum. Sehingga siswa (2016) yang menyatakan bahwa aspek menganalisis
dituntun untuk menolak maupun menerima yang memiliki nilai tertinggi dibandingkan dengan

363
JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 5 NO. 4 pISSN : 2338 - 3003
Sari, WN., Silitonga, M. eISSN : 2502 - 3217
Halaman : 361 - 365

mengevaluasi dan mengkreasi karena menganalisis menganalisis masalah dengan cara menguraikan
merupakan tingkat kemampuan terendah dari permasalahan kemudian memilih solusi yang tepat
kemampuan bepikir tingkat tinggi sehingga lebih untuk menjawab permasalahan. Siswa juga
banyak siswa yang berhasil pada indikator tersebut dituntun untuk merancang hasil karya yang dapat
dibandingkan indikator berpikir tingkat tinggi membantunya untuk mengkomunikasikan hasil
lainnya. Nilai kemampuan berpikir tingkat tinggi pemecahan masalah.
siswa kelas XI PMIA 1 MAN Tanjung Morawa dapat
dilihat pada Tabel 2. KESIMPULAN
Pada Tabel 2. dapat dilihat bahwa Berdasarkan hasil penelitian di kelas XI PMIA
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas XI MAN Tanjung Morawa, diperoleh hasil bahwa
PMIA 1 MAN Tanjung Morawa sebesar 78,4 dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada
kategori baik. Sebanyak 91,42% siswa memiliki pembelajaran biologi materi sel dalam kategori baik
kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam kategori yaitu 78,4. Nilai kemampuan berpikir tingkat tinggi
sangat baik dan baik. Hanya 2 orang siswa yang siswa pada aspek analisis 82,1 (sangat baik),
memiliki nilai kemampuan berpikir tingkat tinggi evaluasi 73,0 (baik) dan kreasi 78,6 (baik). Dengan
dalam kategori cukup dan tidak seorangpun siswa demikian dapat dinyatakan bahwa model PBL
yang memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi berbantuan LKS pada materi sel dapat melatih
dalam kategori sangat kurang. kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
Siswa dapat memperoleh nilai dalam
kategori baik disebabkan karena penerapan model UCAPAN TERIMA KASIH
PBL dalam proses pembelajaran diajukan sebuah Terima kasih terkhusus kepada Ibu Tri Ade,
permasalahan yang harus dianalisis oleh siswa S.Pd., M.Pd. selaku guru bidang studi Biologi serta
sehingga permasalahan dapat terselesaikan dengan seluruh siswa kelas XI PMIA 1 yang telah banyak
baik. membantu selama penelitian.
Nilai kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
baik terjadi karena dalam penggunaan model PBL DAFTAR PUSTAKA
berbantuan LKS, siswa dituntun untuk dapat
Arends, R.I., (2008), Belajar Untuk Mengajar,
menyelesaikan permasalahan dalam kategori
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
tingkat tinggi yaitu menganalisis, mengevaluasi dan
mengkreasi. Dalam proses belajar mengajar Hasruddin, Harahap, F., dan Mahmud, (2016),
menggunakan model PBL berbantuan LKS diajukan Pengembangan Perangkat Pembelajaran
permasalahan yang erat kaitannya dengan Mikrobiologi berbasis Kontekstuak untuk
kehidupan. Masalah tersebut harus diuraikan oleh Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat
siswa menjadi pokok- pokok masalah agar lebih Tinggi, Proceeding Biology Education
mudah untuk dicari penyelesaiannya. Conference 13: 509-514
Pokok permasalahan kemudian dianalisis dan
Heong, Y.M., Widad, Jailani, Razali, T., dan
dirumuskan dalam bentuk rumusan masalah.
Mohaffyza, M., (2011), The Level of Marzano
Selanjutnya siswa dilatih untuk mampu
Higher Order Thinking Skills among Technical
mengevaluasi masalah yaitu dengan cara
Education Students, International Journal of
merumuskan prediksi atau hipotesis yang dapat
Science and Humanity 1: 121-125
menjawab rumusan masalah. Kemudian dalam
Prasetyani E., Hartono, Y., Susanti, E., (2016),
proses penyelesaian masalah, siswa dilatih untuk
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa
merancang penyelesaian masalah dengan cara
Kelas XI dalam Pembelajaran Trigonometri
mengumpulkan data yang berkaitan dengan
Berbasis Masalah di SMA Negeri 18
masalah tersebut dan data- data tersebut harus
Palembang, Jurnal Gantang Pendidikan
diterjemahkan dan dihubungkan dengan teori-
Matematika FKIP-UMRAH 1: 31- 40
teori. Setiap tahapan penyelesaian masalah
tersebut dapat melatih siswa agar mampu berpikir Putriyani, (2014), Penggunaan LKS berbasis Problem
tingkat tinggi, sehingga model PBL berbantuan LKS Based Instruction untuk Meningkatkan
berkontribusi terhadap kemampuan berpikir tingkat Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa
tinggi. pada Konsep Jamur, Skripsi, Fakultas Ilmu
Sebagaimana penelitian Putriyani (2014) Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif
menunjukkan bahwa rata- rata nilai kemampuan Hidayatullah, Jakarta.
berpikir tingkat tinggi siswa yang diajarkan dengan
Rofiah,E., Aminah,N.S., dan Ekawati,E.Y., (2013),
model PBL sebesar 78,00 (baik). Dengan penerapan
Penyusunan Instrumen Tes Kemampuan
model PBL berbantuan LKS, siswa dituntun untuk

364
JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 5 NO. 4 pISSN : 2338 - 3003
Sari, WN., Silitonga, M. eISSN : 2502 - 3217
Halaman : 361 - 365

Berpikir Tingkat Tinggi Fisika pada Siswa


SMP, Jurnal Pendidikan Fisika 1: 17-22
Suryana, E. Dan Melva, S., (2017), Implementasi
Pembelajaran Berbasis Lembar Kerja Siswa
(LKS) dengan Pendekatan Saintifik pada
Pembelajaran Biologi di SMA Negeri 5
Medan, Jurnal Pelita Pendidikan 5: 52-57
Susanti, A.T., Prayitno,B.A., dan Sudarisman,S.,
(2015), Pengaruh Model Problem Based
Learninng Disertai Media Key Relation Chart
terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan
Kerjasama Siswa dalam Kelompok pada Kelas
VIII SMP Negeri 14 Surakarta Tahun
Pembelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan
Biologi 7: 1-13
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif- Progresif, Kencana, Jakarta.

365

Anda mungkin juga menyukai