Disusun Oleh :
NIM : 18.1472.S
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir 2500-4000 gram, cukup bulan,
lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan konginetal atau cacat bawaan
yang berat(M Sholeh Kosin, 2007).
Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru mengalami proses
kelahiran, berusia 0-28 hari. (Marmi, 2012).
B. Etiologi
1. Kontraksi otot rahim.
2. Kontaksi otot dinding perut.
3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.
4. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.
(dr. Amru Sofian, 2011)
C. Fisiologi
Adaptasi Fisiologis
Baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi:
1. Sistem pernapasan
Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran melalui
plasenta.Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru (setelah tali
pusat dipotong).Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama ialah akibat
adanya tekanan mekanis pada toraks sewaktu melalui jalan lahir, penurunan
tekanan oksigen dan peningkatan karbondioksida merangsang kemoreseptor
pada sinus karotis.Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan
alveoli adanya surfaktan adalah menarik nafas, mengeluarkan dengan
menjerit sehingga oksigen tertahan di dalam.Fungsi surfaktan untuk
mempertahankan ketegangan alveoli.
3. Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan janin
telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak.Absorpsi
air ketuban terjadi melalui mukosa seluruh saluran pencernaan, janin minum
air ketuban dapat dibuktikan dengan adanya mekonium (zat yang berwarna
hitam kehijauan). Mekonium merupakan tinja pertama yang biasanya
dikeluarkan dalam 24 jam pertama.
4. Hepar
Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam
metabolisme hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam hepar,
setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A dan D juga
sudah disimpan dalam hepar.
5. Metabolisme
Pada jam-jam pertama energi didapat dari pembakaran karbohidrat
dan pada hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Energi
tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir
diambil dari hasil metabolisme lemak sehingga kadar gula darah dapat
mencapai 120 mg/100 ml.
6. Produksi Panas
Pada neonatus apabila mengalami hipotermi, bayi mengadakan
penyesuaian suhu terutama dengan NST (Non Sheviring Thermogenesis)
yaitu dengan pembakaran “Brown Fat” (lemak coklat) yang memberikan
lebih banyak energi daripada lemak biasa.Cara penghilangan tubuh dapat
melalui konveksi aliran panas mengalir dari permukaan tubuh ke udara
sekeliling yang lebih dingin.Radiasi yaitu kehilangan panas dari permukaan
tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin tanpa kontak secara
langsung.Evaporasi yaitu perubahan cairan menjadi uap seperti yang terjadi
jika air keluar dari paru-paru dan kulit sebagai uap dan konduksi yaitu
kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih
dingin dengan kontak secara langsung.
7. Kelenjar Endoktrin
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu
bayi baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi misalkan
pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid perempuan.Kelenjar
tiroid sudah terbentuk sempurna sewaktu lahir dan mulai berfungsi sejak
beberapa bulan sebelum lahir.
9. Susunan Saraf
Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup maka
dapat dilihat bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan
spontan.Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada kehamilan empat
bulan.Sedangkan gerakan menghisap baru terjadi pada kehamilan enam
bulan.
Pada bayi baru lahir lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan dan
tumit disatukan sehingga tungkai bawah terlihat agak melengkung.Saat
baru lahir tidak terlihat lengkungan pada telapak kaki.Ekstremitas harys
simetris, terdapat kuku jari tangan dan kaki, garis-garis telapak tangan dan
sudah terlihat pada bayi cukup bulan.
D. Tanda Gejala / Menifestasi Klinis
Bayi baru lahir dikatakan normal jika mempunyai beberapa tanda antara
lain: apparence color (warna kulit), seluruh tubuh kemerah-merahan, pulse
(harte rate) atau frekuensi jantung >100x/menit, grimace (reaksi terhadap
rangsangan), menangis, batuk atau bersin, activiti (tonus otot), gerakan aktif,
respiration(usha nafas), bayi menangis kuat (Ai Yeyeh Rukiyah, 2010).
Kehangatan tidak terlalu panas (> 38oC) atau terlalu dingin (<36oC),
warna kuning pada kulit (tidak pada konjungtiva) (Ai Yeyeh Rukiyah, 2010).
Berat badan 2500-4000 gram, panjang badan 48-52 cm, lingkar dada 30-
38 cm, lingkar kepala 33-35 cm, frekuensi jantung 120-160x/menit, pernafasan
± 40-60x/menit, kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan
cukup, rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna,
kuku agak panjang dan lemas, genetalia: perempuan labia mayora menutupi
labia minora, laki-laki testis sudah turun skrotum sudah ada, reflek hisap dan
menelan sudah terbentuk dengan baik, reflek morrow atau gerak memeluk bila
dikagetkan sudah baik, reflek graps atau menggenggam, dan eliminasi baik,
mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitan
kecoklatan (Marmi, 2012).
E. Pemeriksaan Penunjang
1. pH tali pusat, tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukan status praasidosis,
timgkat rendah menunjukan gangguan ssfiksia bermakna.
2. Hb mencapai 15 sampai 20 g. Hematokrit berkisar 43% sampai 60%.
3. Tes coombs langsung pada tali pusat menentukan adanya kompleks antigen-
antibody pada membran sel darah merah yang menunjukan kondisi
hemolitik.
4. Bilirubin total sebanyak 6mg/dl pada hari pertama kesidupan, 8mg/dl 1-2
hari dan 12mg/dl pada 3-5 hari.
F. Penatalaksanaan
1. Perawatan di Meja Resusitasi
a. Penghisapan Lendir
Satu menit setelah lahir, bayi harus bernafas sepontan dan efektif.
Jadi, setelah tali pusat dipotong segera membersihkan hidung, dan
kerongkongan bayi dari sisa lendir dengan cara menyedotnya
menggunakan alat penghisap khusus. Tujuannya adalah memastikan
bahwa saluran nafas bagian atas bekerja dengan baik untuk pertama
kalinya bayi menarik nafas. Pengeringan tubuh bayi dilakukan dengan
handuk atau dengan kain yang hangat. Tujuannya supaya suhu tubuh bayi
tetap terjaga dan memberikan rangsangan taktil pada tubuh bayi sehingga
bayi dapat mempertahankan pernafasan.
b. Tes Apgar
Satu menit setelah lahir dilakukan 2 kali tes(menit ke 1 dan ke 5).
Pemeriksaan pada menit ke 1 digunakan untuk menentukan tindakan
pertolongan jika terdapat kelainan. Jika hasil penilaiannya lebih dari 7
berarti bayi sehat, jika sebaliknya maka bayi memerlukan perlakuan
khusus. Penilaian abgar akan diulang pada menit ke lima bertujuan untuk
menilai tindakan khusus yang telah diberikan pada bayi dan juga untuk
prognosis atau jalannya penyakit bayi.
d. Dimandikan
Bayi dibersihkan dengan air hangat, waktu memandikannya tidak
boleh terlalu lama karena bayi bisa kedinginan. Hal yang perlu dilakukan
adalah membersihkan lapisan lemak dikulitnya.
e. Pengukuran fisik
Menimbang berat badan bayi sebelum melewati waktu setengah
jam sesudah kelahiran, dengan tujuan untuk menghindari pengukuran
yang tidak tepat karena telah terjadi penguapan cairan pada tubuh bayi.
Pengukuran tinggi badan dan lingkar kepala dilakukan setelah 24 jam hal
tersebut dikarenakan kepala bayi yang dilahirkan spontan mengecil saat
melewati jalan lahir.
i. Pemeriksaan Darah
Dilakukan pengambilan darah dari tumit sekitar 6 tetes pada
umumnya yang diperiksa adalah kadar hemoglobin(Hb), kadar
hemotokrit (Ht), dan golongan darah (MT Indarti, 2007).
Selama periode reaktive pertama setelah lahir, mata bayi baru lahir
terbuka dan bayi memperlihatkan perilaku terjaga. Selama periode ini,
setiap usaha harus dilakukan untuk memfasilitasi kontak antara ibu dan
bayi baru lahir. Bayi menunjukkan peningkatan tonus otot dengan
ekstermitas atas fleksi dan ekstermitas bawah ekstensi, posisi ini
memungkinkan bayi untuk menyesuaikan tubuhnya dengan tubuh ibu
ketika digendong. Banyak bayi akan menyusui selama periode reaktivitas
pertama ini. Menyusui harus dianjurkan ketika bayi baru lahir berada
pada tahap terjaga penuh sebagai perlindungan terhadap hipoglikemia
fisiologis yang terjadi setelah bayi lahir.
Bayi sering mengeluarkan fases segera setelah lahir dan bising usus
biasanya muncul 30 menit setelah bayi lahir. Bising usus menunjukkan
sistem pencernaan mampu berfungsi.
H. Pengkajian Fokus
1. Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam bebrpa hari pertama, bayi tampak semi
koma saat tidur, meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan
mata cepat tidur sehari rata-rata 20 jam.
3. Suhu tubuh
Suhun inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,5oC-37oC.
Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau rektal.
4. Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat
dengan sedikit pengelupasan, gterutama pada telapak tangan, kaki, dan
selangkangan. Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak berwarna putih
kekuningan terutama didaerah lipatan dan bahu yang disebut fernikskasiosa.
7. Refleks
Beberapa refleks yang terdapat pada bayi:
a. Reflek moro (reflek terkejut). Bila diberi rangsangan yang mengagetkan
akan terjadi reflek lengan dan tangan terbuka.
b. Reflek menggenggam (palmergrasp). Bila telapak tangan dirangsang
akan memberikan reaksi seperti menggenggam. Palmargrasp, bila telapak
kaki dirangsang akan memberi reaksi.
c. Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekan pada bidang datar atau
diangkat akan bergerak seperti berjalan.
d. Reflek mencari (ruting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh kepalanya
kesisi yang disentuh itu mencari puting susu.
e. Reflek menghisap (suction). Bila memasukan sesuatu kedalam mulut
bayi akan membuta gerakan menghisap.
8. Berat badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis.
Namun harus waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat badan
lahir.
9. Mekonium
Adalah feses bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap hitam
kehijauuan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24 jam
pertama.
10. Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkat dada, lingkar lengan,
dan panjang badan dengan menggunakan pita pengukur.
I. Fokus Intervensi
1. Diagnosa 1 : Ketidak efektifan pola nafas.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 1 x 24 jam
diharapkan pola nafas BBL kembali efektif dengan KH :
Kemudahan bernafas dan kedalaman inspirasi
Tidak ada penggunaan otot bantu
Tidak ada bunyi tambahan
Nafas pendek tidak ada
Intervensi Rasionalisasi
Observasi adanya pucat dan sianosis Sianosis menunjukan adanya
gangguan pada pernafasan BBL
Pantau kecepatan, irama, kedalaman Mengetahui perkembangan kondisi
dan usaha respirasi BBL
Auskultasi bunyi nafas, perhatikan area Mengetahui adanya kelainan dalam
penurunan / tidak adanya ventilasi dan pernafasan BBL
adanya bunyi nafas tambahan
Lakukan pengisapan sesuai dengan Secret yang menumpuk dapat
kebutuhan untuk membersihkan sekresi mengakibatkan ketidak efektifan pola
nafas
Kolaborasi : Memenuhi kebutuhan oksigen BBL
Berikan Non-rebrething mask dengan
oksigen
Intervensi Rasionalisasi
Kaji keefektifan pemberian oksigen dan Mengevaluasi keberhasilan terapi
perawatan yang lain yang diberikan
Auskultasi bagian dada anterior dan Bunyi tambahan seperti ronkhi
posterior untuk mengetahui adanya mengidenifikasikan adanya secret
penurunan atau tidak adanya ventilasi yang menyumbat jalan nafas.
dan adanya bunyi tambahan.
3. Diagnosa 3 : Hipotermi
Tujuan : setelah dilakuakntindakan keperawatan selama 1 x 24 jam
diharapkan hipotermia tidak ditemukan dengan KH :
BBL menunjukkan termoregulasi neonatus ( keseimbangan antara panas
yang dihasilkan, peningkatan panas, dan kehilangan panas selama
periode neonatus).
Intervensi Rasionalisasi
Pantau suhu paling sedikit setiap 2 jam, sesuai Suhu tubuh bayi baru lahir
kebutuhan mudah mengalami penurunan
Pantau suhu bayi lahir sampai stabil Suhu tubuh bayi baru lahir
mudah mengalami penurunan
Ajarkan indikasi hipotermia dan tindakan Pemahaman tentang kondisi
kedaruratan yang diperlukan sesuai kebutuhan hipotermi dapat mencegah
terjadinya hipotermi
Selimuti bayi segera setelah dilahirkan Mencegah kehilangan panas
Gunakan tutup kepala bayi baru lahir Mencegah kehilangan panas
Tempatkan bayi baru lahir dalam inkubator Menjaga suhu tubuh agar
atau dibawah penghangat sesuai kebutuhan tetap hangat
Intervensi Rasionalisasi
Pantau tanda ( gejala infeksi ( misal : suhu Mengetahui tanda infeksi
tubuh, denyut jantung, pembuangan, secara dini memungkinkan
penampilan luka, sekresi, penampilan luka, pencegahan terhadap infeksi
sekresi, penampilan urin, suhu kulit, lesi kulit, dan mengurang keparahan
keletihan, malaise). infeksi yang mungkin sudah
terjadi
Kaji faktor yang meningkatkan serangan Faktor pemberat dapat
infeksi ( misal : usia l, tanggap imun rendah mengakibatkan infeksi
dan malnutrisi ) berkembang lebih cepat
Cuci tangan dengan benar
Ajarkan keluarga BBL teknik mencuci tangan dapat mencegah transsmisi
yang benar organism
J. Pathways
K. Daftar Pustaka
Marmi dan Kukuh Rahardjo. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak
Balita. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Varney, Helen, Jan M. Kriebs, Carolyn L Gegor. 2007. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan. Jakarta : EGC.