Anda di halaman 1dari 10

Nama : AlfiYusroini

NIM : 201710300511001
Jurusan : DIII-Keperawatan

KONSEP KELUARGA
A. Pengertian Keluarga
Menurut [ CITATION Say95 \l 1033 ] dalam [ CITATION Har12 \l 1033 ] keluarga ialah
sebuah ikatan atau persekutuan hidup yang atas dasar perkawinan antara orang dewasa
berlainan jenis yang hidupbersama dengan seorang laki-laki atau dengan seorang perempuan
yang sudah sendirian tanpa anak, baik anaknya sendiri dan tinggal dalam sebuah rumah
tangga. Menurut [ CITATION Fri98 \l 1033 ] dalam [ CITATION Pad12 \l 1033 ] Keluarga adalah
sebagai suatu system sosial. Keluarga adalah sekumpulan kelompok kecil yang terdiri atas
individu-individu yang memiliki suatu hubungan erat satu sama lain, saling ketergantungan
yang terorganisir dalam satu unit tunggal dalam rangka menggapi tujuan tertentu.

B. Fungsi Keluarga
Menurut [ CITATION Fri98 \l 1033 ] dalam [ CITATION Har12 \l 1033 ] ada lima fungsi
dasar keluarga yaitu:
1. Fungsi Afektif (The Affective Funtion)
Fungsi afektif ini berkaitan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemunuhan kebutuhan
psikologis. Fungsi afektif mempunyai gambaran diri yang positif, perasaan yang
dimiliki, perasaan yang berarti dan sumber dari kasih sayang.
2. Fungsi sosialisasi (The Socialzation Function)
Pada fungsi ini sosialisasi dimulai sejak lahir dan di akhiri dengan kematian.
Sosialisasi adalah sebuah proses yang berlangsung seumur hidup, dimana
individu secara kkontinu mengubah perilaku mereka sebagai respon terhadap
situasi yang terpola secara sosial yang mereka alami.
3. Fungsi Reproduksi (The Reproduktive Function)
Keluarga mempunyai fungsi yang sangat penting untuk melanjutkan
kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia. Dengan adanya
sebuah program keluarga berencana, maka fungsi ini sedikit terkontrol.
4. Fungsi Ekonomi (The Economic Funtion)
Fungsi ini untuk memenuhi kebutuhan pangan dan sandang, fungsi ini juga sangat
sulit terpenuhi oleh keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan. Untuk
fungsi ini sangat diperlukan sumber keuangan. Sehingga keluarga dapat
meningkatkan status kesehatan dengan baik.
5. Fungsi Perawatan Keluarga/Pemeliharaan Kesehatan (Health Care Function)
Fungsi perawatan kesehatan ini dalah sebuah pertimbangan vital dalam
pengkajian keluarga. Di dalam fungsi ini keluarga menyiapkan kebutuhan-
kebutuhan fisik. Keluarga juga merupakan system dasar, dimana perilaku sehat
dan perawatan kesehatan diatur dan diamankan.
C Tugas Keluarga
Menurut [ CITATION Har12 \l 1033 ] Tugas pokok dasar keluarga ada 8, yaitu:
1. Saling menjaga kesehatan fisik anggota keluarganya.
2. Berusaha untuk menjaga sumber-sumber daya yang ada pada anggota
keluarganya.
3. Membagi tugas kepada masing-masing anggota sesuai dengan pekerjaanya.
4. Dalam anggota terdapat sosialisasi antar keluarga supaya tetap menjaga
keakraban dan kehangatan antar semua keluarga.
5. Mengatur jumlah keluarga yang diinginkan.
6. Menjaga tata tertib yang telah di buat oleh keluarga.
7. Mengajari anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
8. Meningkatkan dorongan dan semangat anggota keluarga.

D. Peran Keluarga
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan,
yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.Peranan individu dalam
keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan
masyarakat.Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1.  Peranan ayah.
Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik,
pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok
sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2.  Peranan ibu.
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus
rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah
satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3.  Peranan anak :
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

E. Struktur Keluarga
Menurut Friedman struktur keluarga terdiri atas:
a. Pola dan Proses Komunikasi
1) Pola interaksi keluarga yang berfungsi
 Bersifat terbuka dan jujur.
 Selalu menyelesaikan konflik keluarga.
 Berpikiran positif, dan.
 Tidak mengulang–ulang isu dan pendapat sendiri.
2) Karakteristik Pengirim:
 Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat.
 Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.
 Selalu meminta dan menerima umpan balik.
3) Karakteristik Penerima
 Siap mendengarkan.
 Memberikan umpan balik.
 Melakukan validasi.
b. Struktur Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosisal yang
diberikan.
c. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan dari individu untuk mengendalikan atau
mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain.
d. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secarasadar ada tidak,
mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu
pedoaman bagi perkembangan norma dan peraturan.

F. Bentuk Keluarga
1.      Tradisional :
a) The Nuclear Family (keluarga inti).
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
b) The Dyad Family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama
dalam satu rumah.
c) Keluarga Usila,
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri.
d) The Childless Family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi
pada wanita.
e) The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah
seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan,
dll).
f) The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini
terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi
hukum pernikahan).
g) Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut
sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada
anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end).
h) Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama
dalam satu rumah.
i) Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan
dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur,
kamar mandi, televisi, telpon, dll).
j) Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
k) The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya
atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati.
2. Non-tradisional :
a) The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan
tanpa nikah
b) The stepparent family
Keluarga dengan orang tua tiri.
c) Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok /
membesarkan anak bersama.
d) The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
e) Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana
pasangan suami-istri (marital partners).
f) Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa
alasan tertentu.
g) Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama,
yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu,
termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
h) Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu
sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan
dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
i) Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam
waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
j) Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen
karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem
kesehatan mental.
k) Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam
kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
LAPORAN PENDAHULUAN TYPHOID

1. Definisi
Typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi salmonella
thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh
faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella (Bruner and Sudart, 2013).
Demam thypoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella
thypi yang masih dijumpai secara luas di berbagai negara berkembang yang terutama terletak
di daerah tropis dan subtropis. (Simanjuntak, 2009).

2. Etiologi
Penyebab penyakit ini adalah bakteri Salmonella typhi. Infeksi umumnya diperoleh
dari makanan atau air yang terkontaminasi bakteri tinja yang terinfeksi (Valman, 2006).
Etiologi penyakit demam typhoid menurut Rampengan (2008) disebabkan oleh kuman
Salmonella typhosa atau Eberthella Typhosa yang merupakan kuman gram negative, motil
dan tidak menghasilkan spora. Kuman ini dapat hidup baik sekali pada suhu tubuh manusia
maupun suhu yang sedikit lebih rendah, serta mati pada antiseptic. Sampai saat ini, diketahui
bahwa kuman ini hanya menyerang manusia.
Salmonella typhosa mempunyai 3 macam antigen yaitu:
1) Antigen O
2) Antigen H
3) Antigen V1
Ketiga antigen tersebut di dalam tubuh manusia akan menimbulkan pembentukan tiga
macam antibody yang lazim disebut agglutinin. Salmonella typhosa juga memperoleh
plasmid faktor R yang berkaitan dengan resistensi terhadap multiple antibiotic.

3. Manifestasi Klinis
 Prodromal, yaitu perasaan tidak enak badan dan demam.
 Lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat
 Nafsu makan berkurang
 Bibir kering dan pecah-pecah
 Perut Kembung
 Sulit BAB
 Gangguan kesadaran, Masa tunas typhoid 10 – 14 hari
a. Minggu I
Pada umumnya demam berangsur naik, terutama sore hari dan malam hari. Dengan
keluhan dan gejala demam, nyeri otot, nyeri kepala, anorexia dan mual, batuk, epitaksis,
obstipasi / diare, perasaan tidak enak di perut.
b. Minggu II
Pada minggu II gejala sudah jelas dapat berupa demam, bradikardi, lidah yang khas
(putih, kotor, pinggirnya hiperemi), hepatomegali, meteorismus, penurunan kesadaran.
( Nurarif.2015).

4. Komplikasi
a. Komplikasi intestinal
1) Perdarahan usus
2) Perporasi usus
3) Ilius paralitik
b. Komplikasi ekstra intestinal
1) Komplikasi kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi (renjatan sepsis), miokarditis,
trombosis, tromboplebitis.
2) Komplikasi darah : anemia hemolitik, trobositopenia, dan syndroma uremia
hemolitik.
3) Komplikasi paru : pneumonia, empiema, dan pleuritis.
4) Komplikasi pada hepar dan kandung empedu : hepatitis, kolesistitis.
5) Komplikasi ginjal : glomerulus nefritis, pyelonepritis dan perinepritis.
6) Komplikasi pada tulang : osteomyolitis, osteoporosis, spondilitis dan arthritis.
7) Komplikasi neuropsikiatrik : delirium, meningiusmus, meningitis, polineuritis perifer
8) Perforasi usus terjadi pada 0,5-3% dan perdarahan berat pada 1-10% penderita
demam tifoid. Kebanyakan komplikasi terjadi selama stadium ke-2 penyakit dan
umumnya didahului oleh penurunan suhu tubuh dan tekanan darah serta kenaikan
denyut jantung.( Nurarif.2015).

5. Patofisiologi
Kuman salmonella thypi, salmonella paratyphy yang menjadi penyebab demam
thypoid masuk ke saluran cerna. Saat berada dalam saluran cerna sebagian diantaranya
dimusnahkan dalam asam lambung, namun sebagian lagi masuk kedala usus halus, dan
membentuk limfoid plaque peyeri. Ada yang hidup dan bertahan ada juga yang menembus
lamina propia dan masuk ke aliran limfe serta masuk ke kelenjar limfe dan menembus aliran
darah sehingga bersarang dihati dan limfa. Dan terjadi hepatomegali yang akan menimbulkan
nyeri tekan dan infeksi yang menyebabkan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan meradang
dan ini yang menyebabkan demam tifoid sehingga terjadi peningkatan suhu badan atau panas.
Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5F
yaitu Food(makanan), Fingers(jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly(lalat), dan melalui
Feses.
Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman salmonella thypi
kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan
hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut
kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang
tercemar kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian
kuman masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung
dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam
jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-
sel retikuloendotelial. Sel-sel retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman ke dalam
sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan
kandung empedu (Mansjoer et, al 2008).

6. Penatalaksanaan
a. Pencegahan
Cara pencegahan yang dilakukan pada demam typhoid adalah cuci tangan setelah dari
toilet dan khususnya sebelum makan atau mempersiapkan makanan, hindari minum susu
mentah (yang belum dipsteurisasi), hindari minum air mentah, rebus air sampai mendidih dan
hindari makanan pedas.
b. Istirahat dan Perawatan
Bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan. Tirah baring
dengan perawatan dilakukan sepenuhnya di tempat seperti makan, minum, mandi, dan
BAB/BAK. Posisi pasien diawasi untuk mencegah dukubitus dan pnemonia orthostatik serta
higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga.
c. Diet dan Terapi penunjang
1) Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat.
2) Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus
( kembung perut), dan diet bubur saring pada penderita dengan meteorismus. Hal ini
dilakukan untuk menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan perforasi
usus. Gizi penderita juga diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan
mempercepat proses penyembuhan. Cairan yang adequat untuk mencegah dehidrasi
akibat muntah dan diare.
3) Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah dengan
dosis 3 x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kapan saja penderita sudah
tidak mengalami mual lagi.
d. Pemberian Antimikroba
Obat – obat antimikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana tifoid
adalah:
1) Kloramfenikol. Dosis yang diberikan adalah 4 x 500 mg perhari, dapat diberikan
secara oral atau intravena, sampai 7 hari bebas panas
2) Tiamfenikol. Dosis yang diberikan 4 x 500 mg per hari.
3) Kortimoksazol. Dosis 2 x 2 tablet (satu tablet mengandung 400 mg sulfametoksazol
dan 80 mg trimetoprim)
4) Ampisilin dan amoksilin. Dosis berkisar 50-150 mg/kg BB, selama 2 minggu
5) Sefalosporin Generasi Ketiga. dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc, diberikan
selama ½ jam per-infus sekali sehari, selama 3-5 hari
6) Vit B komplek dan Vit C sangat diperlukan untuk menjaga kesegaran dan kekuatan
badan serta berperan dalam kestabilan pembuluh kafiler. (Ngastiyah. 2005).
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostic menurut Aru. W (2006) meliputi:
1) Pemeriksaan Rutin
Walaupun pada pemeriksaan darah perifer lengkap sering di temukan
leucopenia dapat pula terjadi kadar leukosit normal atau leukosit dapat terjadi
walaupun tanpa disertai infeksi sekunder selain itu dapat pula ditemukan anemia
ringan dan trombositopenia. Pada pemeriksaan hitung jenis leukosit demam
typhoid dapat meningkat.
2) Kultur darah
Hasil biakan darah yang pasif memastikan demam typhoid akan tetapi hasil
negative tidak menginginkan demam typoid, karena mungkin disebabkan
beberapa hal sebagai berikut:
 Telah mendapat terapi antibiotic.
 Volume darah yang timbul kurang.
 Riwayat vaksinasi.
3) Uji Widal
Uji widal dilakukan untuk deteksi antibody terhadap kuman salmonella typhi.
Pada uji widal terjadi suhu reaksi ahlutinasi antara antigen kuman salmonella
typhi dengan antibody disebut agglutinin.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8volume
2.Jakarta.EGC.
Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik. Jakarta: EGC.
Harmoko, S. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.
Mansjoer S, Suprohaita., Wardhani, W., Setiowulan, W.2008. Kedokteran Jilid II.Jakarta.
Media Aesculapius.
Nurarif, A.H. & Kusuma, H.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis Nanda Nic-Noc.Jogjakarta.Mediaaction
Padila. (2012). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika.
Rampengan, T.H. 2008. Penyakit Infeksi Trofik pada Anak: Edisi 2. Jakarta.
Sayekti. (1995). Bimbingan dan Konseling Keluarga. Yogyakarta: Menara Mas.
Valman Bernad. 2006. Gangguan & Penyakit Yang Sering Menyerang Anak Serta Cara
Mengatasinya: Edisi pertama. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai