Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

MASTEKTOMI
DI RUANG 19
RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Disusun Oleh:
AlfiYusroini
201710300511001

PROGRAM STUDI DIPLOMA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANg
2020
a. Definisi Mastektomi
Mastectomy adalah suatu tindakan pembedahan onkologis pada
keganasan payudara yaitu dengan mengangkat seluruh jaringan payudara yang
terdiri dari seluruh stroma dan parenkhim payudara, areola dan puting susu serta
kulit diatas tumornya disertai diseksi kelenjar getah bening aksila ipsilateral
level I, II/III secara en bloc tanpa mengangkat m.pektoralis major dan minor.
[ CITATION Sja98 \l 1033 ]

b. Etiologi Mastektomi
Menurut [ CITATION Sja98 \l 1033 ] Beberapa faktor yang menyebabkan
harus dilakukan tindakan Mastektomi yaitu:
o Usia.
o Kesehatan secara menyeluruh.
o Status menopause.
o Tahapan Tumor dan seberapa luas penyebarannya.
o Stadium tumor dan keganasannya.
o Status reseptor hormone tumor
o Penyebaran tumor telah mencapai simpul limfe atau belum.

c. Tipe Mastektomi
Menurut [ CITATION Sja97 \l 1033 ] tipe mastektomi ada 8, yaitu

1. Mastektomi Preventif (Preventive Mastectomy)


        Mastektomi preventif disebut juga prophylactic mastectomy. Operasi ini
dapat berupa total mastektomi dengan mengangkat seluruh payudara dan puting.
Atau berupa subcutaneous mastectomy, dimana seluruh payudara diangkat
namun puting tetap dipertahankan. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat
kekambuhan kanker payudara dapat dikurangi hingga 90% atau lebih setelah
mastektomi preventif pada wanita dengan risiko tinggi.                      
2.  Mastektomi Sederhana atau Total (Simple or Total Mastectomy)
        Mastektomi dengan mengangkat payudara berikut kulit dan putingnya,
namun simpul limfe masih dipertahankan. Pada beberapa kasus, sentinel node
biopsy terpisah dilakukan untuk membuang satu sampai tiga simpul limfe
pertama.
3. Mastektomi Radikal Termodifikasi (Modified Radical Mastectomy)
        Terdapat prosedur yang disebut modified radical mastectomy (MRM)-
mastektomi radikal termodifikasi. MRM memberikan trauma yang lebih ringan
daripada mastektomi radikal, dan ssat ini banyak dilakukan di Amerika. Dengan
MRM, seluruh payudara akan diangkat beserta simpul limfe di bawah ketiak,
tetapi otot pectoral (mayor dan minor) – otot penggantung payudara – masih
tetap dipertahankan. Kulit dada dapat diangkat dapat pula dipertahankan,
Prosedur ini akan diikuti dengan rekonstruksi payudara yang akan dilakukan
oleh dokter bedah plastik.
4.  Mastektomi Radikal (Radical Mastectomy)
        Mastektomi radikal merupakan pengangkatan payudara ‘komplit’,
termasuk puting. Dokter juga akan mengangkat seluruh kulit payudara, otot
dibawah payudara, serta simpul limfe (getah bening). Karena mastektomi
radikal ini tidak lebih efektif namun merupakan bentuk mastektomi yang lebih
‘ekstrim’ , saat ini jarang dilakukan.
5. Mastektomi Parsial atau Segmental (Partial or Segmental Mastectomy)
        Dokter dapat melakukan mastektomi parsial kepada wanita dengan kanker
payudara stadium I dan II. Mastektomi parsial merupakan breast-conserving
therapy- terapi penyelamatan payudara yang akan mengangkat bagian payudara
dimana tumor bersarang. Prosedur ini biasanya akan diikuti dengan terapi
radiasi untuk mematikan sel kanker pada jaringan payudara yang tersisa. Sinar
X berkekuatan penuh akan ditembakkan pada beberapa bagian jaringan
payudara. Radiasi akan membunuh kanker dan mencegahnya menyebar ke
bagian tubuh yang lain.
6.  Quandrantectomy
        Tipe lain dari mastektomi parsial disebut quadrantectomy. Pada prosedur
ini, dokter akan mengangkat tumor dan lebih banyak jaringan payudara
dibandingkan dengan lumpektomi.Mastektomi tipe ini akan mengangkat
seperempat bagian payudara, termasuk kulit dan jaringan konektif (breast
fascia).  Cairan berwarna biru disuntikkan untuk mengidentifikasi simpul limfe
yang mengandung sel kanker.
7. Lumpectomy atau sayatan lebar
        Merupakan pembedahan untuk mengangkat tumor payudara dan sedikit
jaringan normal di sekitarnya.  Lumpektomi (lumpectomy) hanya mengangkat
tumor dan sedikit area bebas kanker di jaringan payudara di sekitar tumor. Jika
sel kanker ditemukan di kemudian hari, dokter akan mengangkat lebih banyak
jaringan. Prosedur ini disebuat re-excision (terjemahan : pengirisan/penyayatan
kembali).
8. Excisional Biopsy
        Biopsi dengan sayatan juga mengangkat tumor payudara dan sedikit
jaringan normal di sekitarnya. Kadang, pembedahan lanjutan tidak diperlukan
jika biopsy dengan sayatan ini berhasil mengangkat seluruh tumor.
d. Pathway

Mendesak Mendesak sel Mendesak Pembuluh


Jaringan sekitar Syaraf Darah

Mensuplai Menekan jaringan Interupsi Sel Saraf Aliran darah


Nutrisi ke pada mamae Terhambat
Jaringan ca

Nyeri
Peningkatan Hipoxia
Hipermetabolis ke konsistensi
Jaringan mamae
Necrose
Mamae Ukuran Jaringan
Suplai nutrisi Membengkak mamae
Jaringan lain abnormal

Bakteri Patogen
Massa tumor
Berat badan turun mendesak kejaringan Mamae Kurang
Luar Asimetrik pengetahuan Infeksi

Nutrisi kurang dari Perfusi jaringan


Gangguan Body
kebutuhan Terganggu
Image Cemas

Infltrasi pleura Ulkus


parietale

Edema paru Gangguan integritas


Menurun kulit jaringan

Gangguan pola
nafas

[ CITATION Sme02 \l 1033 ]


e. Tipe Pembedahan Mastektomi
Menurut [ CITATION Sme02 \l 1033 ] Tipe pembedahan secara umum
dikelompokkan kedalam tiga kategori : mastektomi radikal, mastektomi total
dan prosedur yang lebih terbatas ( contoh segmental, lumpektomi ).
1. Mastektomi preventif ( preventife mastectomy) disebut juga prophylactic
mastectomy. Operasi ini dapat berupa total mastektomi dengan mengangkat
seluruh payudara dan putting atau berupa subcutaneous mastectomy dimana
seluruh payudara diangkat namun putting tetap dipertahankan.
2.   Mastektomi total ( sederhana ) mengangkat semua jaringan payudara tetapi
semua atau kebanyakan nodus limfe dan otot dada tetap utuh.
3.   Mastektomi radikal modifikasi mengangkat seluruh payudara , beberapa
atau semua nodus limfe dan kadang-kadang otot pektoralis minor.otot dada
mayor masih utuh.Mastektomi radikal ( halsted ) adalah prosedur yang jarang
dilakukan yaitu pengangkatan seluruh payudara, kulit, otot pektoralis mayor dan
minor, nodus limfe ketiak dan kadang-kadang nodus limfe mamari internal atau
supra klavikular.
4.   Prosedur membatasi ( contoh : lumpektomi ) mungkin dilakukan pada
pasien rawat jalan yang hanya berupa tumor dan beberapa jaringan sekitarnya
diangkat. Lumpektomi dianggap tumor non-metastatik bila kurang dari 5 cm
ukurannya yang tidak melibatkan putting.prosedur meliputi dignostik
( menentukan tipe sel ) dan atau pengobatan bila dikombinasi dengan terapi
radiasi.

f. Pemeriksaan Penunjang

 Mamografi dan/atau USG payudara


 Pemeriksaan sitologi (FNAB) atau histopatologi tumor payudara
 Foto toraks
 USG liver/abdomen
 Pemeriksaan kimia darah lengkap, rekam jantung (EKG) kalau ada indikasi
untuk persiapan operasi. [ CITATION Pri94 \l 1033 ]

g. Prosedur Mastektomi
Prosedur pengangkatan sel kanker dapat dilakukan dengan cara berikut :
1. Mastektomi radikal, yaitu Mengangkat seluruh payudara, kulit, otot mayor
dan minor, nodus limfe aksila dan jaringan lemak disekitarnya.
2. Mastektomi radikal modifikasi, seperti mastektomi radikal tetapi otot
pektoralis mayor dipertahankan.
3. Mastektomi sederhana, Mengangkat payudara dengan mempertahankan otot-
otot yang menyokong.
4. Mastektomi parsial, Mengangkat lesi dan jaringan disekitarnya termasuk
nodus limfe.
5. Lumpektomi, Mengangkat lesi dan 3 sampai 5 cm jaringan ditepinya,
jaringan payudara dan kulitnya dipertahankan. [ CITATION Sja98 \l 1033 ]
h. Indikasi Operasi Mastektomi
o Kanker payudara stadium dini (I,II)
o Kanker payudara stadium lanjut lokal dengan persyaratan tertentu
o Keganasan jaringan lunak pada payudara.

i. Kontra Indikasi Operasi Mastektomi


o Tumor melekat dinding dada.
o Edema lengan.
o Nodul satelit yang luas.
o Mastitis inflamatoar.

j. Persiapan Perioperatif Mastektomi


1. Fase Preoperatif Mastektomi
Fase preoperatif dimulai ketika ada keputusan untuk dilakukan
intervensi dan diakhiri ketika pasien dikirim ke kamar operasi. Lingkup
aktivitas keperawatan selama waktu tersebut dapat mencakup penetapan
pengkajian dasar pasien. Wawancara praoperatif dan menyiapkan pasien untuk
anestesi yang diberikan dalam pembedahan. [ CITATION Sja98 \l 1033 ]

k. Pengkajian
o Identitas pasien
o Tanda-tanad vital
o Riwayat penyakit : alergi, penyakit paru (asma, PPOM, TB paru),
penggunaan narkoba, alkoholisme, menggunakan obat seperti kortikosteroid
dan obat jantung
o Riwayat kesehatan keluarga : DM. Hipertensi
o Status nutrisi : BB, puasa, tinggi badan
o Keseimbangan cairan dan elektrolit
o Ada tidaknya gigi palsu, pemakaian lensa kontak, atau cat kuku dan implan
prosthesis lainnya
o Pencukuran daerha operasi
o Kolaborasi dengan dokter anestesi tentang pemberian jenis anestesi dan
pemakaian obat anestesi yang akan dilakukan
o Pemeriksaan penunjung : rontgen, EKG, pemeriksaan laboratorium (darah
lengkap, faal hepar, faa ginjal, masa pembekuan darah), biopsi,
pemeriksaan gula darah
o Informed consent
o Penentuan status ASA

l. Diagnosa Keperawatan Pre Operasi Mastektomi


o Ansietas b.d Rencana Operasi (Pembedahan)
o Defisit Pengetahuan b.d Kurang terpapar informasi
o Nyeri akut b.d Agen cedera fisiologis
m. Rencana Keperawatan

DIAGNOSA
NOC NIC
KEP.
Ansietas b.d Setelah dilakukan tindakan Anxiety reduction :
Rencana keperawatan selama 1x24  Tenangkan pasien
Operasi jam diharapkan tingkat  Jelaskan seluruh prosedurt
(Pembedahan ansietas dapat menurun tindakan kepada pasien dan
) dengan kriteri hasil: perasaan yang mungkin
1. Verbalisasi muncul pada saat
kebingungan melakukan tindakan
menurun  Berusaha memahami
2. Verbalisasi khawatir keadaan pasien
akibat kondisi yang
 Berikan informasi tentang
dihadapi menurun
3. Perilaku gelisah diagnosa, prognosis dan
menurun tindakan
4. Pucat menurun  Mendampingi pasien untuk
5. Pola tidur membaik mengurangi kecemasan
dan meningkatkan
kenyamanan
 Dorong pasien untuk
menyampaikan tentang isi
perasaannya
 Kaji tingkat kecemasan
 Dengarkan dengan penuh
perhatian
 Ciptakan hubungan saling
percaya
 Bantu pasien menjelaskan
keadaan yang bisa
menimbulkan kecemasan
 Bantu pasien untuk
mengungkapkan hal hal
yang membuat cemas
 Ajarkan pasien teknik
relaksasi
 Berikan obat obat yang
mengurangi cemas
Defisit Setelah dilakukan tindakan asuhan Teaching : Dissease Process
pengetahuan b.d keperawatan selama ..x24 jam  Kaji tingkat pengetahuan
Kurang terpapar pengetahuan klien meningkat klien dan keluarga tentang
informasi dengan kriteria hasil: proses penyakit
1. Klien mampu menjelaskan  Jelaskan tentang
kembali apa yang dijelaskan patofisiologi penyakit,
2. Klien kooperative saat tanda dan gejala serta
dilakukan tindakan penyebabnya
 Sediakan informasi tentang
kondisi klien
 Berikan informasi tentang
perkembangan klien
 Diskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang
akan datang dan atau
kontrol proses penyakit
 Jelaskan alasan
dilaksanakannya tindakan
atau terapi
 Gambarkan komplikasi
yang mungkin terjadi
 Anjurkan klien untuk
mencegah efek samping
dari penyakit
 Gali sumber-sumber atau
dukungan yang ada
 Anjurkan klien untuk
melaporkan tanda dan
gejala yang muncul pada
petugas kesehatan
Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri  
agen cedera keperawatan selama 1x24  Lakukan pengkajian nyeri
fisiologis jam diharapkan tingkat secara komprehensif
nyeri dapat menurun termasuk lokasi,
dengan kriteri hasil: karakteristik, durasi,
1. Keluhan nyeri frekuensi
menurun  Monitor vital sign
2. Meringis menurun  Gunakan teknik komunikasi
3. Gelisah menurun terapeutik untuk
4. Kesulitan tidur mengetahui pengalaman
menurun
nyeri
 Ajarkan teknikrelaksasi
nafas dalam untuk
mengurangi nyeri
DAFTAR PUSTAKA

Closkey, Joane C. Mc, loria M. Bulecheck. (1996).Nursing Intervention Classification


(NIC).St. Louis :Mosby Year-Book.
Johson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis
:Mosby Year-Book.
Price Sylvia, A. (1994). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta:
EGC.
Sjamsuhidayat, R. (1997). Buku Ajar Imu Bedah. Jakarta: EGC.
Sjamsulhitdayat, R., & Wim, d. j. (1998). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne, C., & Brenda, B. G. (2002). Buku Ajaran Medikal Bedah. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai