Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PEMERIKSAAN GLUKOSA URINE


(BENEDICT TEST)
Dosen Pengampu : Arintina Rahayuni, STP, MPd

Oleh
Kelompok 4

1. Anggi Ariana W P1337431217043


2. Anis Farihatin P1337431217017
3. Tri Rahmawati P1337431217037

DIV GIZI REGULER A


SEMESTER 3

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG


2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak
digunakan oleh tubuh. Salah satu bentuk ekskresi adalah buang air kecil, hasil buangan
itu antara lain berupa urine. Akan tetapi, sebenarnya hasil buangan tidak hanya berupa
urine saja. Zat buangan lainnya dapat berupa keringat, gas karbondioksida,serta zat warna
empedu (Cambell, 1999).
Salah satu hasil ekskresi dari sistem ekskresi (ginjal) yaitu urine. Urine terbentuk
melalui 3 tahap, yaitu: proses filtrasi, re-absorpsi dan augmentasi. Pada tahap filtrasi yang
terjadi di glomerulus akan menghasilkan urine primer, glukosa, asam amino, garam, air,
urea, asam urat, ion. Lalu terjadi penyerapan kembali pada tahap reabsorpsi dan
menghasilkan urine sekunder. Kemudian pada tahap yang terakhir terjadi penambahan
zat sisa seperti urea, asam urat, sisa obat, H, NH4 (Cambell, 1999).
Urine yang dihasilkan oleh setiap orang tentu berbeda–beda. Banyak sedikitnya
urine yang dikeluarkan tiap harinya dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya, zat – zat
deuretik seperti kopi, teh, alkohol, kemudian dipengaruhi juga oleh suhu, volume larutan
dalam darah dan emosi seseorang.
Pada praktikum ini akan dilakukan pengamatan pada urine, khususnya kandungan
glukosa.
B. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui adanya glukosa
dalam urine.

C. Prinsip Penentuan Praktik


Uji Benedict
Gula pereduksi yaitu monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dapat
ditunjukkandengan pereaksi Fehling atau Benedict menghasilkan endapan merah bata
(Cu2O). Selainpereaksi Benedict dan Fehling, gula pereduksi juga bereaksi positif dengan
pereaksi Tollens (Apriyanto, 1989).
Gula pereduksi dengan larutan benedict (campuran garam kuprisulfat, natrium
sulfatnatrium karbonat) akan terjadi reaksi reduksi oksidasi dan dihasilkan endapan warna
merahdari kupro oksida. Endapan yang terbentuk warnanya tergantung pada
konsentrasikarbohidrat yang diperiksa. Pereaksi benedict lebih banyak digunakan untuk
pemeriksaan glukosa dalam urine (Poedjiadi, 2012).
Larutan benedict yang mengandung tembaga alkalis akan direduksi oleh gula
yang mempunyai gugus aldehida dengan membentuk kuprooksida yang berwarna hijau,
kuning atau merah. Fehling yang terdiri dari campuran CuSO4 dan asam tartat dan basa,
akan direduksi gula pereduksi sehingga Cu akan menjadi Cu2O yang berwarna merah bata.

D. Reaksi
Reaksi
benedict
sensitive
karena
larutan
sakar dalam jumlah sedikit menyebabkan perubahan warna dari seluruh larutan, sedikit
menyebabkan perubahan warna dari seluruh larutan, hingga praktis lebih mudah
mengenalnya. Hanya terlihat sedikit endapan pada dasar tabung.  Uji benedict lebih peka
karena benedict dapat dipakai untuk menafsir kadar glukosa secara kasar, karena dengan
berbagai kadar glukosa memberikan warna yang berlainan (Poedjiadi, 2012).
Reaksi :
CuSO4+2NaOH--->Cu(OH)2+Na2SO4
putih kebiru – biruan
Cu(OH)2---->2CuOH+H2O+O
Pemanasan kuning (diambil oleh gula dan produk2nya)\
2CuOH---->Cu2O+H2O
merah bata

BAB II
METODELOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Waktu : Kamis, 27 September 2018
Tempat : Laboratorium Biokimia Kampus 3 Poltekkes Kemenkes Semarang
B. Alat dan Bahan
 Alat :
1. Tabun greaksi
2. Rak tabung
3. Erlenmayer
4. Hot platedan stirrer
5. Beker glass
6. Biuret
7. Statif
8. Corong
9. Pipet ukur
10. Pipet tetes
 Bahan :
1. Urine
2. Larutan benedict kuantitatif ( 18 gr CuSo4, 100 gr Na2CO3 , 200 gr Natrium
Citrat , 125 gr Kalium rhodanida , 5 ml Kalium ferrisianida 5 % dan 1 liter
aquadest)
3. Na2CO3Kristal
4. Larutan Standar Glukosa0,002 gr/%

C. Cara Kerja
Sampel
1. Masukkan 5 ml larutan benedict kualitatif ditambah 8 tetes urine dalamta bung
reaksi,didihkan dalam penangas air lalu dinginkan.
Bila berwarna :
Hijau : Encerkan1 : 2
Kuning : Encerkan1 : 5
Merah : Encerkan1 : 10
2. Pipet 10 ml larutan benedict kuantitatif ,masukkan dalam erlenmayer . Tambahkan 20,0 ml
aquadest dan 5 gr Na2CO3 serta batu didih ,panaskan hingga mendidih.
3. Urine yang akan diperiksa (bila perlu diencerkan) masukkan kedalam buret.
4. Titrasi larutan dalam erlenmayer dengan urine tersebut sampai warna biru hilang.
5. Lakukan standarisasi larutan benedict dengan standard glukosa.
Uji standarisasi

1. Masukkan 10,00 larutan benedit (kuantitatif) + 20 ml aquadesdan 5 gr Na2CO3 kedalam


erlenmayer
2. Panaskan sampai mendidih
3. Sambil dipanaskan dengan hot plate , titrasi dengan standard glukosa 0,02 gr %
4. Amati sampai TAT berubah warna menjadi putih
Rumus Perhitungan :

ml Titrasi Sampel
x Kadar Glukosa x F Pengenceran
ml Titrasi Std

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
 Volume titrasi standarisasi = 140 ml
 Kadar standar glukosa = 0,02 mg%
Hasil pengamatan semua kelompok:
Kelompok Urine ml sampel Kadar
1 (1&2) A 14,9 0,00425
2 (3&4) A 16,5 0,004714
3 (5&6) A 19,4 0,005543
4 (7&8) B 11 0,003143
5 (9&10) B 22 0,006286
6
B 10 0,002857
(11,12,13)
 Kelompok 1,2, dan 3 : Urine + glukosa (Urine A)
 Kelompok 4,5, dan 6 : Urine tanpa glukosa (Urine B)

B. Pembahasan
1. Perhitungan Kadar glukosa urine
Diketahui:
 Titrasi sampel = 16,5 ml
 Titrasi standar = 140 ml
 Kadar standar glukosa = 0,02 mg%
Ditanya: Kadar glukosa urine?
Dijawab:
mltitrasisampel
Kadar= ×kadarstandarglukosa X F pengenceran
mltitrasistandar
16,5 100
¿ ×0,02 X
140 50
¿ 0,004714 mg%
Nb : Titrasi standar terlalu besar karena kadar standar glukosa terlalu kecil.

2. Pembahasan
Pemeriksaan glukosa pada urine yang kami lakukan dimulai dengan mencampur
larutan benedict dan urine kemudian didihkan bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya kandungan glukosa pada urine, dan berguna sebagai patokan dalam
mengencerkan urine yang nantinya digunakan sebagai titran. Selanjutnya memipet
larutan benedict dan aquadest dan menambahkan Na2CO3serta tambahkan batu didih
seujung spatula (untuk meratakan pemanasan dan tidak meletup-letup), lalu didihkan.
Setelah itu mentitrasi dengan urine yang diencerkan sampai warna biru hilang, untuk
mengetahui berapa kadar glukosa yang terdapat pada urine tersebut. Didapatkan hasil
titrasi pada sampel urine A sebanyak 16,5 ml dan dengan kadar glukosa urine
0,004714 %.

BAB IV
KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kadar glukosa dalam
urine yang diuji memiliki kadar normal, yaitu 0 gr%. Sampel urine memiliki kadar chlorida urine
sebesar 0,004714 mg%.

LAMPIRAN LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai