Pendidikan
2016 2017 2018 2016 2017 2018
Tertinggi
Tidak 2.50 2.91 2.79 5,29 6.31 5.97
PernahSekolah
Belum Tamat 10.87 11.43 12.50 13,66 13.34 14.77
SD
Tamat SD 33.23 27.83 25.47 32,92 28.24 25.79
Tamat SMP 16.34 21.84 21.53 16,63 21.59 20.94
Tamat SMA 29.14 27.97 29.18 23,58 22.25 23.54
Perguruan 7.92 8.04 8.52 7,92 8.27 8.99
Tinggi
Sumber : BPS-RI, SUSENAS 2016 – 2018
1
pada tahun 2016 sampai 2018 rata-rata 5,63% lebih banyak laki-laki dibandingkan
perempuan, dan Perguruan Tinggi rata-rata persentase lebih banyak perempuan
dibandingkan laki-laki sebesar 0,04% tetapi dengan persentase yang sangat
sedikit. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan laki-laki lebih diutamakan
dibandingkan perempuan.
2
Hidayat dalam Effendi (1998), ciri-ciri sektor informal di Indonesia adalah
sebagai berikut:
3. Pola kegiatan usaha tidak teratur, baik dalam arti lokasi maupun jam kerja.
4. Unit usaha mudah keluar masuk dari satu sub sektor ke lain sub sektor dan
5. Modal dan perputaran usaha relatif kecil, sehingga skala operasi juga
relatif kecil.
8. Sumber dana modal usaha pada umumnya berasal dari tabungan sendiri
9. Hasil produksi atau jasa terutama dikonsumsi kota atau desa yang
3
kebupaten yang ada di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah penduduk
kabupaten Bantul pada tahun 2018 adalah 939.718 jiwa yang tersebar di 75 Desa
dan 17 Kecamatan. Dari jumlah tersebut, 468.135 jiwa adalah laki-laki dan
4
lakilaki di mana pada tahun 2013 sebesar 9,38% lebih banyak tenaga kerja
perempuan, pada tahun 2014 sebesar 12,59% lebih banyak tenaga kerja
perempuan dan pada tahun 2015 sebesar 16,94% lebih banyak tenaga kerja
perempuan. Dari data tersebut menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun
penyerapan tenaga kerja perempuan mengalami peningkatan di sektor
perdagangan.
terjadinya kesepakatan harga dan transaksi setelah adanya tawar menawar harga.
Pasar yang menyediakan berbagai macam bahan pokok keperluan rumah tangga.
Pasar Barongan berlokasi di tempat terbuka, dengan luas 10345m2 terdapat 290
pedagang. Dari hasil wawancara dengan bapak Mukhtarin selaku lurah pasar pada
oleh pedagang perempuan sebanyak 270 orang atau 93,15 % dan pedagang
Barongan banyak yang sudah menikah dari seluruh pedagang yang belum
menikah hanya 7 orang, sisanya 263 orang sudah menikah. Hal ini menyebabkan
pedagang harus membagi waktu antara berdagang dan mengurus rumah tangga.
5
Selain itu pedagang pasar Barongan Bantul banyak yang sudah memasuki usia
2 31-40 33 12,22
3 41-50 29 10,74
4 51-60 47 17,41
5 61-70 73 27,04
6 71-80 44 16,30
7 ≥ 80 26 9,63
Total 270 100
Sumber : Data primer diolah 2017
yang berusia lanjut sebanyak 143 pedagang atau 52,96%. Banyaknya pedagang
yang memasuki usia pensiun menyebabkan barang dagangan yang dijual relative
sama dan pembeli tidak mempunyai banyak pilihan. Jam buka pasar barongan
yang relative siang yaitu jam 07.00 untuk pedagang sayuran yang di los dan jam
08.00 untuk pedagang sembako yang berada di kios menyebabkan pembeli yang
ingin belanja pagi tidak bisa. Hal itu menyebabkan kondisi pasar Barongan yang
6
pedagang seperti modal, umur, jam kerja dan pendidikan harus diperhatikan
kegiatan jual-beli di pasar tetap berjalan lancar, jumlah pedagang yang ada akan
Dalam memulai sebuah usaha berdagang, salah satu hal paling penting
yang dibutuhkan adalah modal. Modal merupakan hal yang sangat penting dalam
yang dapat digunakan langsung maupun tidak langsung dalam proses produksi
untuk menambah output. Modal untuk berdagang dapat bersumber dari internal
pedagang dan sumber lain selain dari pedagang, baik itu berupa pinjaman dari
bank dan lembaga non bank. Pedagang Pasar Barongan Bantul banyak yang
modal harus ada agunan yang mereka serahkan sebagai jaminan atas pinjaman.
Namun banyak dari para pedagang yang tidak memenuhi persyaratan tersebut, dan
Bantul.
dalam bidang tertentu pada umumnya akan semakin meningkat, kekuatan fisik
7
Sumarsono (2009) menjelaskan bahwa perilaku tingkat partisipasi angkatan kerja
(TPAK) bervariasi menurut kelompok umur. TPAK umur muda biasanya sangat
rendah karena mereka belum stabil dan keterkaitannya dengan pasar tenaga kerja
masih belum erat. Pertama-tama pada umur ini masih terbuka alternatif lain dalam
alokasi waktu mereka yaitu sekolah. Keadaan ini sangat berbeda dengan
kelompok TPAK umur prima, karena pada umur ini seseorang harus bekerja
karena tuntutan tanggung jawab keluarga akibatnya TPAK nya tinggi dan stabil.
Sedangkan untuk umur 60 tahun ke atas bagi sementara orang merupakan masa
pengunduran diri dari pasar tenaga kerja. Pedagang perempuan pasar Barongan
Bantul banyak yang berumur 60 tahun ke atas padahal untuk umur 60 tahun ke
perempuan adalah jam kerja. Semakin banyak jam kerja yang dilakukan pedagang
banyak yang sudah menikah sehingga harus membagi waktunya untuk berdagang
dan mengurus keluarga. Hal ini menyebabkan pedagang pasar Barongan banyak
yang buka untuk berjualan lebih siang dari jam buka pasar sehingga jam kerja
8
keterampilan pedagang maka semakin meningkat produktivitas pedagang.
Pedagang perempuan pasar Barongan banyak yang tidak tamat SD dan lulusan SD
sehingga strategi maupun cara yang digunakan untuk berdagang masih tradisional.
9
secara bersama-sama terhadap pendapatan pedagang perempuan di pasar
Barongan Bantul?
Barongan Bantul
1. Manfaat Toeritis
mahasiswa ataupun pihak lain yang tertarik pada penelitian tentang pengaruh
10
modal, umur, jam kerja, dan pendidikan terhadap pendapatan pedagang
perempuan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Yogyakarta.
c. Bagi Pedagang
11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
1. Pedagang
12
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pedagang adalah orang yang
pedagang eceran.
konsumen.
dibedakan menjadi dua, yaitu pedagang kios dan pedagang non kios.
b. Pedagang non kios adalah pedagang yang menempati tempat selain kios,
3. Pasar
a. Pengertian pasar
13
Pasar merupakan suatu tempat pertemuan penjual dan pembeli
untuk melakukan transaksi jual beli barang dan jasa. Menurut Peraturan
dan Toko Modern bahwa pasar adalah tempat bertemunya penjual yang
dan pembeli yang mempunyai keinginan untuk membeli suatu barang atau
tradisional.
jenis yaitu:
1) Pasar Tradisional
berupa tempat usaha yang berbentuk toko, kios, los, dan tenda yang
14
usaha skala kecil, modal kecil dan melalui proses jual beli barang
Modern).
2) Pasar Modern
Pasar modern disebut juga dengan toko modern, yaitu pasar atau
c. Fungsi pasar
15
Menurut Soeratno (2003), Pasar berperan sangat penting dalam
masalah how).
Konsumsi saat ini dibatasi oleh jumlah barang dan jasa yang dapat
16
usaha untuk memelihara system dan memberikan kemajuan
aktivitas ekonomi.
4. Pendapatan
a. Pengertian Pendapatan
17
Menurut Sukirno (2008) faktor-faktor yang mempengaruhi
institusional
mempengaruhi
sekaligus
2) Kondisi pasar
tersebut.
3) Modal
18
kenaikan keuntungan. Untuk meningkatkan produk yang dijual suatu
usaha harus membeli jumlah barang dagangan dalam jumlah besar. Untuk
19
membuktikan reward tidak berpengaruh positif terhadap niat untuk
yang berbeda antara satu peneliti dengan peneliti yang lain. Sehingga
A. Rumusan Masalah
20
rendahnya niatan mahasiswa untuk melakukan tindakan whistleblowing
tindakan whistleblowing?
C. Tujuan Penelitian
21
D. Batasan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
sebagai berikut :
tindakan whistleblowing.
F. Tinjauan Teori
Mahasiswa Akuntansi
22
Mahasiswa akuntansi adalah sebutan bagi orang yang sedang
terdiri atas sekolah tinggi, akademi, dan yang paling umum adalah
perekonomian di Indonesia.
Niat (Intention)
yang muncul dari dalam diri setiap individu (Destriana Kurnia Krehastuti,
2014). Niat sebagai disposisi tingkah laku yang hingga terdapat waktu dan
kesempatan yang tepat akan diwujudkan dalam bentuk tindakan. Niat juga
yang sesuai dengan sikap mereka (Ajzen dan Fishbein, 1975 dalam
Amaliah, 2008).
Sikap (Attitude)
23
sikap merupakan jumlah dari afeksi (perasaan) yang dirasakan
seseorang untuk menerima atau menolak suatu obyek atau perilaku dan
evaluatif dua kutub, misalnya baik atau jelek,setuju atau menolak, dan
Norma-Norma Subyektif
24
orang lain tersebut dapat mempengaruhi niat pelakunya (Jogiyanto, 2007
yang dilakukan seseorang (Bobek dan Hatfield, 2003 dalam Ni Putu Ika
dilakukan seseorang.
25
Ajzen (2005) dalam Jogiyanto (2007) berpendapat bahwa kontrol
sendiri (Rotter’s, 1966 dalam Ali Maskur dkk, 2014). Dari definisi-definisi
perilaku tertentu.
Reward
Reward diberikan atas dasar jasa atau prestasi yang telah diraihnya.
26
penghargaan yang diberikan atas dasar jasa atau prestasi yang telah diraih
Tabel 1
27
Saud Persepsi kan UMY Kontrol Berpengaruh
(2016) Kontrol yang Perilaku
Perilaku memiliki Persepsi
terhadap Niat Budaya dukungan
Whistle- Organisasi organisasi
blowing Berbeda memoderasi
Internal- dengan Kontrol
Eksternal Perguruan Perilaku
dengan Tinggi atau terhadap niat
Persepsi Instansi Whistleblow
Dukungan Lainnya ing internal-
Organisasi eksternal
Sebagai
Variabel Persepsi
Pemoderasi dukungan
organisasi
memoderasi
Sikap
terhadap niat
Whistleblow
ing internal-
eksternal
28
Sujana, Kontrol Universitas Persepsi Berpengaruh
dan Perilaku Pendidikan Kontrol Positif
Nyoman terhadap Niat Ganesha Perilaku
Trisna Melakukan
Herawati Pengungkapan
(2017) Kecurangan
(Whistle-
blowing)
(baik mantan anggota atau anggota yang masih aktif dalam organisasi)
29
meningkatkan moral anggota organisasi, menghindari tuntutan hukum, dan
Whistleblowing
perilaku tersebut (Ajzen dan Fishbein, 1975 dalam Anis Chariri, 2016).
30
Dalam penelitian yang dilakukan Ni Putu Ika Parianti dkk (2016)
(2016) dan Kadek Shintya Rahayu Dewi Damayanthi dkk (2017) yang
31
Sehingga mereka kurang memahami apakah perilaku tersebut akan
tindakan whistleblowing.
2017).
Bobek dan Hatfield (2003) dalam Ni Putu Ika Parianti dkk (2016)
32
Norma-norma subyektif bisa mempengaruhi dengan kuat, tujuan
Hasil penelitian Ni Putu Ika Parianti dkk (2016) dan Mellisa Fitri
seseorang atas orang lain atau sekelompok orang lain yang memandang
tindakan perilaku.
33
Berdasarkan uraian sebelumnya dapat disimpulkan semakin
Ni Putu Ika Parianti dkk (2016) dan Akmal Sulistomo (2012) yang
34
terhadap niat melakukan tindakan whistleblowing. Hal ini dikarenakan
individu akan memiliki niat melakukan suatu perilaku pada saat individu
melakukan whistleblowing.
Whistleblowing
35
Reward merupakan suatu mekanisme dimana organisasi
Wahyuningsih, 2016).
baik.
reward.
reward apa yang akan diterima jika melaporkan tindakan kecurangan atau
36
melakukan tindakan whistleblowing, sehingga dapat disusun hipotesis
sebagai berikut :
tindakan whistleblowing.
berikut :
Gambar 1
Model Penelitian
Sikap
(X1)
H1 (+)
Reward
(X4)
37
Sumber : Data Primer yang diolah, 2019.
H. Metode Penelitian
Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini terdiri dari dua
macam variabel, yaitu variabel dependen (Y) dan variabel independen (X).
sebagai berikut :
38
Variabel Inpenden (X)
Sikap (X1)
system (Ratu Chatarine Fajri, 2017). Variabel ini diukur dengan kuesioner
39
jika perilakunya dapat diterima oleh orang-orang yang dianggapnya
40
dengan kuesioner yang dikembangkan oleh Ratu Chaterine Fajri (2017),
Reward (X4)
41
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive
dengan tujuan penelitian (Kholidiah dan Siti Asiah Murni, 2014). Kriteria
menggunakan statistik.
42
Teknik Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
numerik yang sangat penting bagi data sampel, sehingga secara kontektual
a. Uji Validitas
b. Uji Reliabilitas
43
Ghozali (2011), suatu variabel dinyatakan reliabel atau handal jika
a. Uji Normalitas
b. Uji Multikolonieritas
lawannya variance inflation factor (VIF). Apabila nilai VIF < 10 dan
c. Uji Heterokedastisitas
44
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
|ui| = α + βXi+ δi
Keterangan:
4. Uji Hipotesis
45
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e
Keterangan :
α : Nilai konstan
β : Koefisien Regresi
X1 : Sikap
X2 : Norma-norma subyektif
X4 : Reward
e : error
tindakan whistleblowing.
0,05. Jika tingkat signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak, sebaliknya
jika tingkat signifikan < 0,05 maka hipotesis diterima (Imam Ghozali,
2011).
46
104, Ngropoh, Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman,
DAFTAR PUSTAKA
47
Handika, Melisa Fitri Dwi. 2017. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Niat
Mahasiswa Melakukan Tidakan Whistleblowing(Studi pada mahasiswa
akuntansi STIE Asia Malang). Jibeka. VOL 11(01): 56-63.
Nurharjanti,Nashirotun Nisa. 2017.Persepsi Mahasiswa Dalam Mengurangi
Fraud Akademik: Whistleblowing Sistem.Jurnal Akuntansi dan Bisnis.
Vol. 17 No. 1: 1-12.
Parianti, Ni Putu Ika., Suartana, I Wayan & Badera, I dewa Nyoman. 2016.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Niat dan Perilaku Whistleblowing
Mahasiswa Akuntansi. E-jurnal ekonomi dan bisnis Universitas Udayana.
VOL 5(12).
Putri, Caesar Marga. 2015. Pengujian Keefektifan Jalur Pelaporan Pada Structural
Model Dan Reward Dalam Mendorong Whistleblowing: Pendekatan
Eksperimen. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Hal: 1-24.
Saud, Ilham Maulana. 2016. Pengaruh Sikap dan Persepsi Kontrol Perilaku
Terhadap Niat WhistleblowingInternal-Eksternal dengan Persepsi Duknan
organisasi Sebagai Variable Pemoderasi. Jurnal Akuntansi dan investasi.
VOL 17(2): 209-219.
Sekaran, Umma & Roger Bougle. 2017. Metode Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta
Selatan: Salemba Empat.
Sulistomo, Akmal & Prastiwi, Andri. 2012. Persepsi Mahasiswa Akuntansi
Terhadap PengungkapanKecurangan (Studi empiris pada mahasiswa
akuntansi UNDIP dan UGM). Hal: 1-28.
Wahyuningsih, Widya, 2016. Pengaruh Pemberian Reward, Komitmen Organisasi,
Gender, dan Masa Kerja Terhadap Whistlblowing (Studi Empiris Pada
Kantor PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat). Hal: 1-22.
http://www.suaramerdeka.com
www.kompas.com, diakses 30 Januari 2018.
48
49