Anda di halaman 1dari 93

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


MAHASISWA PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
BATCH III

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SIMULASI DAN
KOMUNIKASI DIGITAL PADA PESERTA DIDIK KELAS X TKJ2
DI SMK NEGERI 3 MAKASSAR

Disusun Oleh:

ANDRY RAMLAN P
19905232013

BIDANG STUDI TEKNOLOGI KOMPUTER DAN INFORMATIKA


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2019
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Penelitian : Penerapan Model Pembelajaran PBL


Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Simulasi Dan Komunikasi Digital pada
Peserta Didik Kelas X TKJ 2 di SMK
Negeri 3 Makassar
2. Identitas Peneliti
a. Nama Lengkap : Andry Ramlan P
b. NIM : 19300152510001
c. Bidang Studi : Teknik Komputer dan Informatika
d. Alamat Instansi : Jl. Nani Wartabone Desa Piloliyanga Kec.
Tilamuta Kab. Boalemo Prov. Gorontalo
e. No. HP : 081243901340
f. Email : andryramlan1604@gmail.com
g. LPTK : Universitas Negeri Makassar
3. Lama Penelitan : 4 Minggu
4. Lokasi Penelitian : SMK Negeri 3 Makassar

Makassar, 24 September 2019


Peneliti.

Andry Ramlan P
NIM 19300152510001

Mengetahui, Menyetujui
Ketua Prodi PPG UNM Dosen Pembimbing

Dr. H. Darmawang.,M.Kes. Mustamin, S.Pd, M.T, M.Pd


Nip. 19620707 199103 1 002 Nip. 19710618 200003 1 002

ii
HALAMAN PENILAIAN

Berdasarkan hasil evaluasi terhadap orientasi dan pelaksanaan Penilaian


Tindakan Kelas (PTK) di SMK Negeri 3 Makassar, terutama dalam hal sebagai
berikut:
a. Proposal
b. Pelaksanaan
c. Hasil
d. Laporan
Maka Dosen Pembimbing memberikan nilai Penilaian Tindakan Kelas ini
sebagai berikut :

Angka Huruf

Makassar, September 2019


Peneliti.

Andry Ramlan P
NIM 19300152510001

Mengetahui, Menyetujui
Ketua Prodi PPG UNM Dosen Pembimbing

Dr. H. Darmawang.,M.Kes. Mustamin, S.Pd, M.T, M.Pd


Nip. 19620707 199103 1 002 Nip. 19740615 199703 1 002

iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL DAPAT
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMK
NEGERI 3 MAKASSAR

Oleh:
ANDRY RAMLAN P
NIM:19300152510001

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada


matapelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital di kelas X TKJ 2 SMK Negeri 3
Makassar dengan menggunakan model pembelajaran Problem BasedLearning.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)


yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang ada dikelas. Subjek penelitian
adalah peserta didik kelas X TKJ 2 semester ganjil tahun ajaran 2019/2020 yang
berjumlah 35 peserta didik. Penelitian dilakukan dalam dua siklus dan setiap
akhirsiklus dilakukan refleksi terhadap tindakan yang diberikan. Teknik
pengumpulandata dalam penelitian menggunakan lembar observasi, hasil tes, dan
dokumentasi.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran
Simulasi dan Komunikasi Digital dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini dapat
dilihat dari hasil tes yang diberikan kepada peserta didik dari siklus I
menunjukkan rata-rata kelas sebesar 70,86% dengan jumlah peserta didik yang
memenuhi KKM hanya 17 peserta didik dengan persentase ketuntasan sebesar
48,57%. Setelah diberikan motivasi dan semangat untuk lebih belajar ekstra,
terjadi peningkatan hasil belajar yaitu rata-rata kelas sebesar 77,86% dengan
ketuntasan peserta didik dalam pencapaian KKM sebesar 29 peserta didik dengan
persentase ketuntasan sebesar 82,86%. Terbukti bahwa model pembelajaran
Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada
mata pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital.
Kata Kunci: problem based learning, hasil belajar, simulasidan komunikasi
digital, penelitian tindakan kelas.

iv
THE APPLICATION OF PBL MODEL TO IMPROVE OUTCOMES
LEARNING STUDENT LESSONS OF SIMULATION AND DIGITAL
COMMUNICATION AT SMK NEGERI 3 MAKASSAR.

By:
ANDRY RAMLAN P
NIM: 19300152510001

Abstract

This study aimed to improve outcomes learning student the applicationof Project
Based Learning model for Grade X TKJ 2 of SMKN 3Makassar.

This research is a Classroom Action Research (CAR) that aims to overcome the
problems that exist in class. The subjects of the study were students of class X
TKJ 2 even semester of academic year 2018/2019 which amounted to 35 students.
Thestudywas conducted in two cycles and each end of the cycle was a reflection
oftheactiongiven. Data collection techniques in research using observation
sheets, tes results,and documentation.

The result of this research showed that the implementation of problem based
learning can improve the student test score that improved in every cycle. in the
first cycle, student average score was 70,86%, only 17 (48,57%) of the students
was qualified the standar of minimum completeness. Motivation variable
significantly influence the performance of student test score of 77,86% with
standar of minimum completeness 29 (82,86%) it has proven that problem based
learning improving student test score in study simulation and digital
communication.

Keyword: problem based learning, test score, simulationand digital


communication, classroom action research

v
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ini dengan baik.

Pelaksanaan PTK ini dilaksanakan dalam kurun waktu ± 1 bulan


berdasarkan jadwal kegiatan pelaksanaan PPL, dimulai dari penyambutan yang
hangat dari pihak sekolah hingga berakhirnya masa PPL yang dirangkaikan
dengan penyusunan laporan PPL. Meskipun dalam keterbatasan berbagai hal,
buah hasil dari usaha dan kerja keras penulis serta bantuan dari berbagai pihak
akhirnya laporan ini dapat terselesaikan.

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan


penghargaan dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada:

1. Pihak P3G selaku pelaksana kegiatan Pengembangan Profesi Guru Dalam


Jabatan yang bekerjasama dengan program Kementerian Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi pada subkegiatan PPL.
2. Bapak Mustamin, S.Pd, M.T, M.Pd, selaku dosen pembimbing PPL yang
senantiasa memberikan bimbingan dan arahan.
3. Bapak Drs. Farid A Massewali, MM selaku Kepala Sekolah beserta jajarannya
di SMKN 3 Makassar sebagai penanggung jawab di sekolah.
4. Ibu Sariamah, S.Pd, M.Pd, selaku guru pamong yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan kepada kami dalam menjalankan tugas yang telah
diberikan selama pelaksanaan PPL di sekolah.
5. Bapak dan Ibuguru serta staf tata usaha SMKN 3 Makassar yang telah
menerima kami dalam pelaksanaan PPL.
6. Seluruh Peserta didik dan Siswi SMKN 3 Makassar atas partisipasi dan
perhatiannya dalam mengikuti pelajaran.
7. Rekan-rekan PPG Dalam Jabatan yang telah memberikan bantuan mulai dari
pelaksanaan PPLsampai penyusunan laporan ini.

vi
Penulis menyadari bahwa dalam laporan Penelitian Tindakan Kelas ini
masih terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Semoga segala
aktifitas yang telah kita lakukan dapat bernilai pahala di sisi Tuhan Yang Maha
Kuasa. Demikian laporan ini kami susun semoga dapat digunakan sebagaimana
mestinya.

Makassar, September 2019

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................II
HALAMAN PENILAIAN.....................................................................................III
ABSTRAK.............................................................................................................IV
ABSTRACT............................................................................................................V
KATA PENGANTAR...........................................................................................VI
DAFTAR ISI.......................................................................................................VIII
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................X
BAB I.......................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.....................................................................................4
C. TUJUAN PENELITIAN......................................................................................5
D. MANFAAT PENELITIAN..................................................................................5
1. Manfaat Teoritis........................................................................................5
2. Manfaat Praktis..........................................................................................5
BAB II......................................................................................................................7
A. TEORI PEMBELAJARAN..................................................................................7
B. MODEL PEMBELAJARAN................................................................................8
C. MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)....................10
D. PEMBELAJARAN SIMULASI DAN KOMUNIKASI DIGITAL ................14
E. HASIL BELAJAR...........................................................................................16
F. PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)........................................................20
1. Pengertian PTK.......................................................................................20
2. Hasil Penelitian yang Relevan.................................................................27
3. Kerangka Pikir.........................................................................................30
BAB III..................................................................................................................32
A. JENIS PENELITIAN........................................................................................32
B. FOKUS PENELITIAN......................................................................................32
C. RANCANGAN DAN MODEL PENELITIAN.......................................................32
D. SUBJEK PENELITIAN....................................................................................33

viii
E. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN..............................................................33
F. TAHAPAN PERANCANGAN TINDAKAN.........................................................33
G. TAHAP PELAKSANAAN TINDAKAN..............................................................34
H. TEKNIK PENGUMPULAN DATA....................................................................41
BAB IV..................................................................................................................43
A. HASIL PENELITIAN.......................................................................................43
1. Siklus 1....................................................................................................43
2. Siklus II...................................................................................................49
B. PEMBAHASAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK..............57
BAB V....................................................................................................................60
A. SIMPULAN....................................................................................................60
B. SARAN.........................................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................62
LAMPIRAN...........................................................................................................65

ix
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1: DOKUMENTASI PEMBELAJARAN MODEL PBL................66


LAMPIRAN 2 : LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PBL......................67
LAMPIRAN 3 : SOAL DAN JAWABAN PRE DAN POST TEST....................69
LAMPIRAN 4 : DATA HASIL BELAJAR SIKLUS 1 DAN SIKLUS 2............72

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu hal penting yang mempengaruhi

perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Menurut Undang-Undang No 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 dikatakan bahwa

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan harus mendapat perhatian

yang lebih baik dari pemerintah maupun dari pengelola pendidikan itu sendiri.

Berbagai upaya dilakukan oleh pengelola pendidikan untuk mengelola dan

mengembangkan pendidikan di negara ini dalam rangka meningkatkan prestasi

belajar peserta didik dengan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang tersedia.

Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan memperbaiki

kualitas pembelajaran dan dapat ditempuh dengan cara meningkatkan

pengetahuan guru tentang cara merancang model pembelajaran, metode

pembelajaran, dan model pembelajaran sehingga lebih efektif dan memiliki daya

tarik (Dwi N. Hidayanto, 2009). Agar minat peserta didik dapat meningkat, maka

guru dituntut untuk menjadikan pelajaran lebih inovatif dan kreatif yang dapat

mendorong peserta didik untuk belajar lebih optimal, baik belajar mandiri maupun
dalam pembelajaran di kelas dengan metode yang inovatif, penggunaan alat

peraga maupun media belajar yang interaktif dan kreatif.

Keaktifan peserta didik didalam kelas dalam proses pembelajaran

sebenarnya sudah ada, hanya saja keaktifan yang dilakukan kebanyakan peserta

didik merupakan keaktifan yang seharusnya tidak dilakukan dalam pembelajaran

seperti, aktif berbicara sendiri ketika guru sedang menjelaskan materi, sibuk

bermain laptop yang seharusnya tidak dilakukan pada pembelajaran teori, saat

guru mengajukan pertanyaan kebanyakan peserta didik tidak mau menjawab dan

tidak mau bertanya ketika dipersilahkan bertanya apabila ada materi yang belum

jelas khususnya dalam pembelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital . Hal ini

menyebabkan kurangnya hasil belajar peserta didik terhadap materi yang

disampaikan oleh guru mata pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital

khususnya materi mengoperasikan pengolah kata.

Berdasarkan kajian terhadap hasil observasi, diperoleh permasalahan yang

menjadi penyebab rendahnya hasil belajar peserta didik di SMK Negeri 3

Makassar kelas X TKJ 2 yaitu guru menggunakan metode atau model

pembelajaran konvensional. Selain itu peserta didik kurang dilibatkan secara aktif

dalam kegiatan proses pembelajaran yang menyebabkan kurangnya keaktifan

belajar peserta didik pada mata Simulasi dan Komunikasi Digital , sehingga

mengakibatkan peserta didik cenderung menjadi pasif dalam proses pembelajaran,

kurang menghargai guru serta kurang memahami materi yang disampaikan oleh

guru. Hal tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik.

2
Rendahnya aktivitas peserta didik selama pembelajaran akan berpengaruh

pada rendahnya hasil belajar peserta didik dalam mencapai Kriteria Kelulusan

Minimal (KKM). Hasil belajar peserta didik kelas XTKJ 2 jika dilihat dari aspek

pengetahuan masih belum merata dibuktikan dengan nilai ulangan peserta didik

yang masih belum mencapai KKM yaitu 75. Berdasarkan data yang diambil dari

SMK Negeri 3 Makassar pada jurusan teknik komputer dan jaringan, masih

banyak peserta didik yang belum mencapai KKM. Hasil belajar peserta didik

yang rendah menyebabkan kualitas lulusan yang dihasilkan akan menurun

sehingga kurang bisa bersaing di dalam dunia kerja.

Guru mempunyai tugas mencari strategi yang tepat dalam pembelajaran

agar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Pembelajaran perlu dilakukan

dengan sedikit metode ceramah ditambah dengan metode pembelajaran yang

bervariasi serta lebih menekankan pada interaksi terhadap peserta didik.

Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi dan student center akan

menumbuhkan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran, contohnya peserta

didik yang malu bertanya kepada guru, dapat bertanya kepada temannya yang

lebih mengetahui. Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi juga akan

menambah pengalaman kepada peserta didik sehingga akan terhindar dari rasa

bosan dalam belajar.

Pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning (PBL)

merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang memberikan kondisi

belajar aktif kepada peserta didik. Penggunaan model pembelajaran PBL

menuntut peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada

3
di dunia nyata atau di sekitar peserta didik. PBL juga mengajarkan peserta didik

untuk bekerja sama dalam kelompok sehingga akan menumbuhkan keaktifan

dalam pembelajaran dan akan lebih berbekas pada ingatan peserta didik (long

term memory) karena peserta didik mencoba dan memahami masalah yang ada

oleh dirinya sendiri. Model pembelajaran PBL yang memberdayakan peserta

didik belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh guru SMK Negeri 3 Makassar pada

saat proses pembelajaran di dalam kelas.

Penggunaan pembelajaran berbasis Problem Based Learning dapat

diterapkan sebagai model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar

peserta didik karena pengetahuan didapat dari usaha peserta didik oleh dirinya

sendiri. PBL memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya. Berdasarkan permasalahan

tersebut jenis penelitian yang memiliki tujuan mengatasi permasalahan dalam

kelas adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sehingga dilakukan penelitian

dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran PBL unutk Meningkatkan Hasil

Belajar Simulasi dan Komunikasi Digital pada peserta didik Kelas X TKJ 2 di

SMK Negeri 3 Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang

masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana proses penerapan model pembelajaran Problem Based Learning

dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Simulasi

dan Komunikasi Digital kelas X TKJ 2 di SMK Negeri 3 Makassar?

4
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran

Simulasi dan Komunikasi Digital kelas X TKJ 2 di SMK Negeri 3

Makassar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based

Learning?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui proses penerapan model pembelajaran Problem Based

Learning dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Simulasi dan

Komunikasi Digital pada peserta didik kelas X TKJ 2 di SMK Negeri 3

Makassar.

2. Mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran Simulasi dan

Komunikasi Digital pada peserta didik kelas X TKJ 2 di SMK Negeri 3

Makassar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based

Learning.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara umum, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan kepada

dunia pendidikan dalam pembelajaran mata pelajaran kejuruan terutama dalam

hal penggunaan model pembelajaran. Selain itu ketika guru mengetahui dan

memahami kemampuan awal peserta didik, maka guru dapat mengatur proses

belajar dikelas dan dapat memilih pendekatan dan metode yang tepat dalam

penyampaian materi.

5
2. Manfaat Praktis

a. Bagi SMK, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk

mengadakan variasi metode pembelajaran guna meningkatkan keaktifan dan

hasil belajar peserta didik. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat

menimbulkan interaksi yang lebih efektif sehingga proses pembelajaran

semakin interaktif.

b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi

mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan dalam kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based

Learning yang telah diterapkan di SMK Negeri 3 Makassar.

c. Bagi peneliti, melatih diri agar mampu menerapkan ilmu yang diperoleh

dalam perkuliahan sehingga dapat menambah wawasan, pengetahuan dan

pengalaman bagi peneliti tentang penggunaan model pembelajaran dalam

kegiatan belajar mengajar.

6
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Teori Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses terjadinya interaksi antara guru dan peserta

didik dan sumber belajar serta media yang digunakan pada suatu lingkungan

belajar. Pembelajaran merupakan proses pemerolehan ilmu dan bertukar ilmu

hingga menjadi mahir. Pembelajaran juga membantu pembentukan sikap percaya

diri kepada peserta didik. Menurut Gagne, Briggs, dan Wager yang dikutip oleh

Rusmono (2014: 6), pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang

untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada peserta didik. Pendapat lain

disampaikan oleh Kemp dalam Rusmono (2011: 6) bahwa pembelajaran

merupakan proses yang kompleks, yang terdiri atas fungsi dan bagian-bagian

yang saling berhubungan satu sama lain serta diselenggarakan secara logis untuk

mencapai keberhasilan belajar yaitu bila peserta didik dapat mencapai tujuan yang

diinginkan dalam kegiatan belajarnya.

Berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dikatakan bahwa,

pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber

belajar pada suatulingkungan belajar. Ciri utama dari pembelajaran adalah inisiasi,

fasilitasi, danpeningkatan proses belajar peserta didik, sedangkan komponen

komponen dalam pembelajaran adalah tujuan, materi, kegiatan, dan evaluasi

pembelajaran. Konsep pembelajaran menurut Corey dalam Abdul Majid (2013: 4)

7
adalah suatu proses lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan peserta didik turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam

kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu,

pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.

Berdasarkan uraian mengenai pembelajaran maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dan peserta didik dalam

mengelola lingkungannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kegiatan

belajar.

B. Model Pembelajaran

Model pembelajaran digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Melalui model pembelajaran

guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan,

cara berpikir, dan mengekpresikan ide. Model pembelajaran dapat berfungsi

sebagai sarana komunikasi bagi guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Suatu

model pembelajaran tertentu memiliki struktur pembelajaran tersendiri yang

menggambarkan keseluruhan urutan alur langkah yang digunakan pada kegiatan

pembelajaran.

Joyce & Weil yang dikutip dalam Rusman (2011: 133) menyebutkan bahwa

model pembelajaran adalah suatu rencana yang dapat digunakan untuk menyusun

rencana pembelajaran dalam jangka panjang, merancang bahan pelajaran dan

melakukan bimbingan dalam proses pembelajaran. Sejalan dengan pendapat

8
diatas menurut Agus Suprijono (2009: 46) model pembelajaran adalah pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelompok

maupun tutorial. Setiap model pembelajaran memerlukan sistem pengelolaan dan

lingkungan belajar yang berbeda sehingga memberikan pengalaman dan peran

yang berbeda kepada peserta didik maupun pada suasana kelas. Pemilihan model

pembelajaran harus memperhatikan kondisi peserta didik, lingkungan belajar, dan

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Model pembelajaran memiliki arti yang

lebih luas dari pada strategi, metode, dan prosedur pembelajaran (Arends dalam

Trianto,2010: 54).

Menurut Johnson dalam Trianto (2010: 55) menjelaskan bahwa untuk

mengetahui kualitas suatu model pembelajaran, maka dapat dilihat dari dua aspek

yaitu aspek proses dan aspek produk. Aspek proses mengacu pada apakah

pembelajaran dapat menciptakan situasi belajar yang menyenangkan serta

mendorong peserta didik untuk aktif belajar dan berpikir kreatif, sedangkan aspek

produk mengacu pada apakah pembelajaran dapat mencapai tujuan, yaitu

meningkatkan kemampuan peserta didik sesuai dengan standar kompetensi atau

standar kemampuan yang telah ditentukan.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah pola atau tahapan yang digunakan sebagai pedoman dalam

menyusun rencana pembelajaran dalam proses pembelajaran. Melalui model

pembelajaran dapat memberikan nuansa dan pengalaman yang berbeda kepada

peserta didik karena merasakan suasana lingkungan belajar yang berbeda.

9
Kualitas model pembelajaran yang baik bisa dilihat dari proses dan produk yang

dihasilkan. Dalam pemilihan model pembelajaran harus memperhatikan kondisi

peserta didik, lingkungan belajar serta tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

10
C. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Pembelajaran di sekolah peserta didik tidak sekedar mendengarkan ceramah

guru atau berperan serta dalam diskusi, tetapi peserta didik juga diharapkan dapat

mencari referensi atau pengalaman yang didapat dari lingkungan sekitar antara

lain perpustakaan, website atau bahkan dari lingkungan masyarakat. Menurut

Dewey dalam Rusmono (2012: 74), sekolah merupakan laboratorium untuk

pemecahan masalah kehidupan nyata, karena setiap peserta didik memiliki

kebutuhan untuk menyelidiki lingkungan mereka dan membangun secara pribadi

pengetahuannya. Menurut Saverydalam Sungur (2006: 1), PBL adalah model

pembelajaran yang berpusat pada peserta didik yang memberdayakan peserta

didik untuk melakukan percobaan/ praktikum, mengintegrasikan teori dan

praktek, serta menerapkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan

solusi yang layak untuk masalah yang didefinisikan.

Savery & Duffy dalam Sungur & Tekkaya (2006: 308) menyatakan bahwa

dalam proses PBL, peserta didik dituntut untuk berpikir kritis, kreatif, dan

memonitor pemahaman mereka. Pembelajaran ini menimbulkan interaksi aktif

antara peserta didik dan guru. Peserta didik secara aktif membangun pengetahuan

yang dibutuhkan darimasalah yang diberikan. Peran aktif peserta didik dalam

pembelajaran membuktikan bukan proses transfer ilmu antara peserta didik dan

guru, melainkan guru sebagai fasilitator yang menyediakan masalah dan peserta

didik mencoba mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya.

11
Setiap model pembelajaran memiliki karakteristik tertentu, karakteristik

yang dimiliki pada model PBL yang dikembangkan Barrow dalam Liu (2005:2),

karakteristik model pembelajaran PBL adalah:

1. Learning is student-centered

Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan kepada peserta didik

untukbelajar. Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh teori konstruktivisme

dimana peserta didik didorong untuk dapat mengembangkan pengetahuannya

sendiri.

2. Authentic problems form the organizing focus for learning

Masalah yang disajikan kepada peserta didik adalah masalah yang otentik

sehingga peserta didik mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta

dapat menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya dimasa yang akan datang.

3. New information is acquired through self-directed learning

Proses pemecahan masalah memungkinkan masih terdapat peserta didik

yang belum mengetahui dan memahami semua pengetahuan prasyaratnya,

sehingga peserta didik berusaha untuk mencari sendiri melalui berbagai sumber.

4. Learning occurs in small groups

Pada Pelaksanaan PBL, agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran

dalam usaha membangun pengetahuan secara kolaborative, PBL dilaksanakan

dalam bentuk kelompok kecil.

12
5. Teachers act as facilitators

Pada pelaksanaan PBL, guru hanya berperan sebagai fasilitator. Namun,

walaupun begitu guru harus selalu memantau perkembangan aktivitas peserta

didik dan mendorong peserta didik agar dapat mencapai tujuan dari pembelajaran.

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan dalam PBL pembelajaran dimulai

dengan adanya permasalahan sehingga peserta didik dituntut untuk dapat mencari

solusi yang sesuai. Masalah yang dijadikan pembelajaran berhubungan dengan

dunia nyata peserta didik. Dalam PBL pembelajaran dilaksanakan dengan cara

kolaboratif yaitu menggunakan kelompok kecil.

Langkah-langkah dalam melaksanakan pembelajaran model PBL menurut

Ibrahim dan Nur dalam Rusman (2011: 243) adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Langkah-langkah model pembelajaran PBL

Fase Indikator Tingkah Laku Guru

Menjelaskan tujuan pembelajaran,


Orientasi peserta didik menjelaskan logistik yang diperlukan,
1
pada masalah danmemotivasi peserta didik terlibat pada
aktivitas pemecahan masalah

Membantu peserta didik mendefinisikan


Mengorganisasi peserta dan mengorganisasikan tugas belajar
2
didik untuk belajar yang berhubungan dengan masalah
tersebut

Mendorong peserta didik untuk


mengumpulkan informasi yang sesuai,
Membimbing pengalaman
3 melaksanakan eksperimen untuk
individual/kelompok
mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah

4 Mengembangkan dan Membantu peserta didik dalam

13
merencanakan dan menyiapkan karya
yang sesuai seperti laporan, dan
menyajikan hasil karya
membantu mereka untuk berbagai tugas
dengan temannya

Membantu peserta didik untuk


Menganalisis dan
melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
5 mengevaluasi proses
penyelidikan merekadan proses yang
pemecahan masalah
mereka gunakan

Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa model pembelajaran PBL

merupakan suatu model pembelajaran yang lebih mengedepankan aktivitas

peserta didik dalam mencari, mengeksplorasi dan menemukan solusi dari suatu

masalah yang diberikan. Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan

kekurangan masing-masing, begitu juga dengan model pembelajaran PBL.

Menurut Sanjaya (2008:220) kelebihan dari model pembelajaran PBL antara lain:

1. Menantang kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasan untuk

menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik

2. Meningkatkan motivasi baru bagi peserta didik

3. Meningkatkan peserta didik dalam mentransfer pengetahuan peserta didik

untuk memahami masalah dunia nyata

4. Membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan

bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan

5. PBL juga dapat mendorong peserta didik untuk melakukan evaluasi sendiri

baikterhadap hasil maupun proses belajarnya

6. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis dan

mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan

pengetahuan baru

14
7. Memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengaplikasikan

pengetahuanyang mereka miliki dalam dunia nyata

8. Mengembangkan minat peserta didik untuk secara terus menerus belajar

sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir

9. Memudahkan peserta didik dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari

guna memecahkan masalah dunia nyata.

Kelemahan dari PBL menurut Sanjaya (2008: 221) antara lain:

1. Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyai

kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka

mereka merasa enggan untuk mencobanya.

2. Sebagian peserta didik beranggapan bahwa tanpa pemahaman mengenai

materi yang diperlukan untuk menyelasaikan masalah mengapa mereka

harus berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka

mereka akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

Berdasarkan beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan PBL adalah

suatu model pembelajaran yang mengintegrasikan teori dan praktek serta

mendorong kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis dalam pemecahan

suatu masalah dari materi pelajaran sehingga dapat membangun pengetahuannya

secara pribadi. Model pembelajaran PBL dapat memberikan kondisi belajar aktif

kepada peserta didikdan melibatkan peserta didik untuk memecahkan suatu

masalah dengan bantuan gurusebagai fasilitator. Berdasarkan keaktifan peserta

15
didik dalam mempelajari materi pelajaran secara pribadi maka hasil belajar yang

akan didapatkan akan meningkat.

D. Pembelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital

Pembelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital merupakan materi dasar

yang diberikan pada tingkatan kelas X. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan

pengenalan dasar-dasar komputer kepada peserta didik. Materi pada Simulasi dan

Komunikasi Digital semester satu yaitu membahas tentang logika dan algoritma

komputer, metode peta minda, format dokumen pengolah kata, logika dan operasi

perhitungan data pada pengolah angka, pembuatan slide untuk presentasi, teknik

presentasi yang efektif dan pembuatan E-book.

Pembelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital pada SMK Negeri 3

Makassar diajarkan dengan bobot waktu 3 jam perminggu. Adapun fokus dalam

penelitian ini adalah terkhusus pembahasan materi format dokumen pengolah

kata. Tujuan mempelajari mata pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital

adalah pencapaian peserta didik dalam mengatasi setiap permasalahan baik dalam

melakukan aktivitas keseharian dengan menerapkan logika dan algoritma,

pemecahan masalah dalam mengerjakan laporan, makalah dan presentasi serta

mempublikasikan aktivitas yang sudah dikerjakan sebelumnya dalam bentuk data

digital. Berikut disajikan tabel kompetensi inti dan kompetensi dasar mata

pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital .

Tabel 2. Kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran Simulasi dan
Komunikasi Digital Semester Ganjil

16
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami logika dan algoritma 4.1 Menggunakan fungsi-fungsi perintah
komputer (command)
3.2 Menerapkan metode peta minda 4.2 Membuat peta minda
3.3 Menentukan paragraf deskriptif,
4.3 Memformat dokumen pengolah kata
argumentatif, naratif, dan persuasif
3.4 Menerapkan logika, dan operasi 4.4 Mengoperasikan perangkat lunak
perhitungan data pengolah angka
3.5 Menerapkan fitur yang tepat untuk
4.5 Membuat slide presentasi
pembuatan slide
3.6 Menyeleksi teknik presentasi yang
4.6 Melakukan presentasi yang efektif
efektif
4.7 Menyusun E-book dengan perangkat
3.7 Menerapkan cara pembuatan E-book
lunak E-book editor

Pada penelitian ini, peneliti hanya mengambil kompetensi dasar pada KD

3.3 yaitu Menentukan paragraf deskriptif, argumentatif, naratif, dan persuasif dan

kompetensi dasar keterampilan KD 4.3 Memformat dokumen pengolah kata.

E. Hasil Belajar

Proses belajar terjadi karena adanya suatu tujuan yang ingin dicapai. Tujuan

yang dimaksud adalah berupa hasil belajar. Hasil belajar harus menunjukkan suatu

perubahan tingkah laku yang bersifat menetap, fungsional, positif dan disadari.

Perwujudan hasil belajar akan selalu berkaitan dengan kegiatan evaluasi.Menurut

H.M. Surya (2008:8.6) menyatakan hasil belajar ditandai dengan perubahan

tingkah laku secara keseluruhan. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar

meliputi aspek tingkah laku kognitif, konotatif, afektif atau motorik. Belajar yang

hanya menghasilkan perubahan satu atau dua aspek tingkah laku saja disebut

belajar sebagian dan bukan belajar lengkap.

Menurut Oemar Hamalik (2007: 30) hasil belajar tampak sebagai terjadinya

perubahan tingkah laku pada diri peserta didik, misalnya dari tidak tahu menjadi

17
tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku memiliki unsur

subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah sedangkan

unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Hasil belajar dikatakan berhasil jika

aktivitas pembelajaran yang terjadi dapat mewujudkan sasaran atau hasil belajar

tertentu. Hasil belajar bisa merupakan akibat yang diinginkan dan bisa juga

berupa akibat nyata sebagai hasil penggunaan model pembelajaran tertentu.

Menurut Teori Bloom dan rekan-rekannya dalam Arikunto (2013: 131)

ranah tujuan pendidikan dapat diklasifikasikan dalam tiga ranah yaitu: 1) Ranah

Kognitif (Cognitive Domain), 2) Ranah Afektif (Affective Domain), dan 3) Ranah

sikomotor (Psychomotor Domain). Ketiga ranah tersebut dirinci menjadi aspek-

aspek sebagai berikut:

1. Ranah kognitif menjelaskan bahwa tujuan aspek kognitif terdiri atas enam

bagian:

a. Mengenal (recognition)

Bagian pengenalan,peserta didik diminta untuk memilih satu dari dua atau

lebih jawaban. Bagian mengenal terdapat kategori mengungkap/mengingat

kembali. Pada dasarnya kedua kategori tersebut menjadi satu jenis yakni

ingatan. Kategori ini merupakan kategori yang paling rendah tingkatnya

karena tidak terlalu banyak meminta energi.

b. Pemahaman (comprehension)

Bagian pemahaman, peserta didik diminta untuk membuktikan bahwa

peserta didikmemahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau

konsep.

18
c. Penerapan (application)

Penerapan atau aplikasi ini, peserta didik dituntut untuk memiliki

kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu abstrasi tertentu

(konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat untuk

diterapkan dalam suatu situasi baru dan menerapkannya secara benar.

d. Analisis (analysis)

Berdasarkan tugas analisis ini,peserta didik diminta untuk menganalisis

suatu hubungan atau situasi yang kompleks atas konsep-konsep dasar.

19
Sintesis (sinthesis)

Mengacu kepada kemampuan menggabungkan atau menyusun kembali

hal-hal yang spesifik agar dapat mengembangkan struktur baru.

e. Evaluasi (evaluation)

Mengacu kemampuan mengetahui sejauh mana peserta didik mampu

menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki untuk

menilai sesuatu kasus yang diajukan. Ranah kognitif berhubungan dengan

kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal,

memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan

mengevaluasi.

2. Ranah Afektif menjelaskan bahwa tujuan aspek afektif terdiri dari atas dua

bagian:

a. Pandangan atau pendapat (opinion)

Mengacu kepada pandangan seseorang yang menghendaki respons yang

melibatkan ekspresi, perasaan atau pendapat pribadi terhadap hal-hal

yang yang relatif sederhana tetapi bukan fakta.

b. Sikap atau nilai (attitude, value)

Mengacu kepada respons yang melibatkan sikap atau nilai telah mendalam

di sanubarinya, dan diminta untuk mempertahankan pendapatnya.Ranah

afektif berhubungan dengan respons yang melibatkan ekspresi,

perasaan atau pendapat pribadi.

20
3. Ranah Psikomotor.

Ranah psikomotor berhubungan erat dengan kerja otot sehingga

menyebabkan geraknya tubuh atau bagian-bagiannya. Dengan klasifikasi

gerak sederhana sampai dengan yang lebih rumit. Ranah psikomotor sangat

berhubungan dengan gerakan tubuh baik sederhana seperti melipat kertas

ataupun gerak yang lebih rumit seperti merakit komputer.

Ketiga ranah tersebut saling terkait satu sama lain, namun menurut Nana

Sudjana (2009: 23) mengemukakan bahwa diantara ketiga ranah tersebut ranah

kognitif yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan

dengan kemampuan para peserta didik dalam menguasai isi bahan pengajaran.

Kemampuan peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan tersebut dilihat dari

hasil belajar. Hasil belajar ini dipengaruhi oleh beberapa faktor dari bagaimana

peserta didik belajar. Menurut Muhibbin Syah (2006: 132) secara global

menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik dapat

dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

a. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang

belajar, yakni keadaan/kondisi jasmaniah dan rohaniah peserta didik.

b. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu, yakni kondisi

lingkungan di sekitar peserta didik

c. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar peserta didik yang

meliputi model dan metode yang digunakan peserta didik untuk

melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

21
Berdasarkan uraian mengenai hasil belajar dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri peserta didik.

Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perubahan perilakunya,

baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir

maupun sikap. Hasil belajar biasanya juga dapat dilihat dari penguasaan pelajaran,

tingkat penguasaan pelajaran di sekolah yang dilambangkan dengan angka.

Hasil belajar diharapkan dapat sesuai dengan tujuan pendidikan, yang

diklasifikasikan kedalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir. Ranah afektif

berhubungan dengan respons yang melibatkan ekspresi, perasaan atau pendapat

pribadi. Ranah psikomotor berhubungan dengan gerak otot seseorang. Ranah

kognitif lebih dominan daripada ranah afektif dan psikomotor.

Kemampuan peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan dilihat dari hasil

belajar.

Namun hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor

tersebut dibedakan menjadi tiga yaitu faktor internal yaitu faktor yang berasal dari

diri peserta didik,eksternal yaitu fakor yang berada di luar diri peserta didik

seperti lingkungan peserta didik tinggal, lingkungan teman bermain, dan

pendekatan belajar meliputi model dan metode yang digunakan dalam kegiatan

pembelajaran.

22
F. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

1. Pengertian PTK

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Wijaya Kusumah & Dedi

Dwitagama (2011: 9) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya

sendiri dengancara (1) merencanakan, (2) melaksanakan dan (3) merefleksikan

tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya

sebagai guru, sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat. Sejalan

dengan pendapat tersebutmenurut Daryanto (2011: 1) PTK dimulai dari tahap

perencanaan setelah ditemukannya masalah dalam pembelajaran, dilanjutkan

dengan pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Menurut Suharsimi dalam Daryanto (2011: 3) PTK merupakan paparan

gabungan dari tiga kata yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian adalah

kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk

memperoleh data atau informasi yang bermanfaat bagi peneliti atau orang-orang

yang berkepentingan dalam rangka peningkatan kualitas di berbagai bidang.

Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan

tertentu yang dalam pelaksanaannya berbentuk rangkaian periode/ siklus

kegiatan, sedangkan kelas adalah sekelompok peserta didik yang dalam waktu

yang sama dan tempat yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang

guru yang sama.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan

suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa pemberian suatu tindakan dan

23
ditujukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas

berdasarkan masalah yang ditemukan oleh guru.

a. Desain PTK

Penerapan PTK terdapat beberapa model atau desain yang dapat digunakan.

Desain-desain PTK dalam Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama (2011: 19)

diantaranya:

2) Model Kurt Lewin

Model Kurt Lewin adalah model pertama kali dalam penelitian tindakan.

Modelini menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model penelitian

tindakan yang lain. Model Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu: 1)

perencanaan (planning), 2) tindakan (action), 3) pengamatan (observing), dan4)

refleksi (reflecting).

3) Model Kemmis McTaggart

Model Kemmis & McTaggart merupakan pengempangan dari konsep dasar

yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Hanya saja, komponen acting (tindakan)

dengan observing (pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan karena

kedua komponen merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan.

Maksudnya, kedua kegiatan harus dilakukan dalam satu kesatuan waktu,

ketika tindakan dilaksanakan begitu pula observasi juga harus dilaksanakan.

24
4) Model John Elliott

Model penelitian ini dalam satu tindakan terdiri dari beberapa step, yaitu

langkah tindakan 1, langkah tindakan 2, langkah tindakan 3. Langkah ini

dilakukan karena pertimbangan dalam suatu pelajaran terdapat beberapa

materi yang tidak dapat diselesaikan dalam satu waktu. Semuanya harus

diawali dari ide awal, sampai monitoring pelaksanaan dan efeknya.

5) Model Hopkins

Berpijak pada desain PTK sebelumnya maka Hopkins menyusun desain

sendiri yang terdiri dari (1) audit, (2) perencanaan konstruksi, (3) perencanaan

tindakan, (4) implementasi dan evaluasi, (5) menopang komitmen, (6) cek

kemajuan, (7) mengatasi problem, (8) cek hasil, (9) pelaporan.

6) Model McKernan

Menurut McKernan ada tujuh langkah yang harus dilakukan, yaitu:

1. Analisis situasi atau kenal medan

2. Perumusan dan klasifikasi permasalahan

3. Hipotesis tindakan

4. Penerapan tindakan dengan monitoring

5. Evaluasi hasil tindakan

6. Refleksi dan pengambilan keputusan untuk pengembangan selanjutnya.

Berdasarkan uraian diatas terdapat berbagai desain penelitian untuk

melakukan penelitian tindakan. Desain penelitian yang banyak digunakan pada

25
pembelajaran yakni Model Kemmis & McTaggart karena sederhana dan mudah

dipahami (Muhyadi, 2007: 3).

b. Langkah-langkah dalam PTK

Terdapat beberapa langkah yang harus diikuti di dalam penelitian tindakan

kelas menurut Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama (2011: 38-41) yaitu sebagai

berikut:

1) Adanya ide awal

Pada umumnya ide awal yang terdapat di PTK ialah permasalahan yang

berlangsung di dalam suatu kelas. Ide awal diantaranya berupa upaya

yang dapat ditempuh untuk mengatasi permasalahan. Dalam penerapan

PTK dapat diketahui hal-hal yang perlu dilakukan untuk penelitian demi

perubahan dan perbaikan dalam kelas.

2) Prasurvei/temuan awal

Prasurvei dimaksudkan untuk mengetahui secara detail kondisi yang

terdapat di kelas yang akan diteliti, dalam tahapan ini peneliti sudah

mengetahui kondisi kelas yang sebenarnya maka tidak perlu dilakukan

prasurvei.

3) Diagnosa

Diagnosa dilakukan oleh peneliti yang tidak terbiasa mengajar di kelas

yang dijadikan sasaran penelitian. Peneliti dari luar lingkungan

kelas/sekolah perlu melakukan diagnosis atau dugaan-dugaan sementara

mengenai timbulnya suatu permasalahan yang muncul di dalam suatu

26
kelas. Diperolehnya hasil diagnosis, peneliti PTK akan dapat

menentukan berbagaihal, misalnya model pengajaran, media pengajaran,

dan materi pengajaranyang tepat dalam kaitannya dengan implementasi

PTK.

4) Perencanaan

Penentuan perencanaan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu

perencanaan umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum

dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan

aspek yang terkait PTK. Sementara itu, perencanaan khusus

dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari siklus per siklus.

Perencanaan dimasukkan ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP).

5) Implementasi tindakan

Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu

tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. PTK membebaskan

guru dalam berpikir dan berargumentasi dalam bereksperimen, meneliti,

dan mengambil keputusan.

6) Observasi

Pengamatan atau observasi dapat dilakukan sendiri oleh peneliti atau

kolaborator. Pada saat meneliti pengamat haruslah mencatat semua

peristiwa atau hal yang terjadi di kelas penelitian. Seperti kinerja guru,

situasi kelas, perilaku dan sikap peserta didik, penyajian atau

27
pembahasan materi, penyerapan peserta didik terhadap materi yang

diajarkan dan sebagainya.

7) Refleksi

Pada prinsipnya yang dimaksud dengan istilah refleksi adalah perbuatan

merenung atau memikirkan sesuatu atau upaya evaluasi yang dilakukan

olehpara kolaborator atau partisipan yang terkait dengan suatu PTK

yang dilaksanakan. Dengan demikian refleksi dapat ditentukan sesudah

adanya implementasi tindakan dan hasil observasi. Berdasarkan refleksi

ini pula suatuperbaikan tindakan selanjutnya ditentukan.

8) Membuat laporan

Laporan hasil PTK seperti halnya jenis penelitian yang lain, yaitu

disusun sesudah kerja penelitian di lapangan berakhir.

Berdasarkan beberapa uraian diatas maka dapat disimpulkan PTK

merupakan suatu tindakan yang terencana dalam suatu pengamatan terhadap

kegiatan belajar dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama dengan tujuan

untuk meningkatkan kualitas. Desain penelitian yang mudah dan dapat diterapkan

dengan baik pada pembelajaran selama ini yakni Model Kurt Lewin dan Model

Kemmis & McTaggart. Dalam melakukan PTK terdapat siklus pada proses

pembelajarannya. Siklus tersebut selalu berulang hingga ketercapaian maksimal

yang ingin dicapai. Jika pada siklus I hasil yang diharapkan belum memenuhi

tujuan maka dilanjutkan ke siklus II dengan langkah yang sama, hanya terdapat

perubahan perencanaan ulang karena telah melakukan refleksi terhadap

28
kekurangan pada siklus I. Langkah-langkah utama dalam melaksanakan PTK

dapat dilihat pada Gambar 1 Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 1. Langkah-langkah Utama Penelitian PTK

2. Hasil Penelitian yang Relevan

a. Penelitian Dwi Susanti (2013) berjudul “Penerapan Model Pembelajaran

Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata

Pelajaran Sosiologi Kelas XI IPS 1 SMA Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran

2012/2013” (Skripsi), menyimpulkan bahwa pembelajaran Problem Based

Learning mampu meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Sosiologi yang

ditunjukkan dengan hasil belajar afektif pada siklus I sebesar 62,28% dan

untuk siklus II sebesar 80,58%. Peningkatan hasil belajar afektif yang terjadi

dari siklus I ke siklus II adalah sebesar 18,30%. Selain itu, hasil belajar

psikomotor peserta didik pada siklus I diperoleh sebesar 60,57% dan untuk siklus

IIsebesar 80,29%. Peningkatan hasil belajar psikomotor yang terjadi dari siklus

I ke siklus II adalah sebesar 19,72%. Sedangkan, ketuntasan hasil belajar

kognitif peserta didik pada siklus I diperoleh sebesar 64,71% dan untuk siklus II

sebesar 76,47%. Peningkatan ketuntasan hasil belajar kognitif yang terjadi

dari siklus I ke siklus II adalah sebesar 11,76%.

29
b. Penelitian Ratna Rosidah Tri Wasonowati (2014) berjudul “Penerapan

Model

Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Hukum-hukum Dasar

Kimia Ditinjau dari Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta didik Kelas X IPA SMA

Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014” (Skripsi), menyimpulkan bahwa

aktivitas belajar pada saat proses belajar dengan model PBL dikategorikan

baik dengan rata-rata 82,71 dan persentase ketercapaian sebesar 81,25%.

Hasil belajar peserta didik pada ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan

dikategorikan baik dengan rata-rata nilai adalah 81, 83, dan 79 dengan

persentase ketuntasan 78%, 81,24%, dan 78,13%.

c. Penelitian Leonardus Baskoro Pandu Y (2013) berjudul “Penerapan Model

Problem Based Learning untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Peserta didik pada Pelajaran Komputer (KK6) di SMK N 2 Wonosari

Yogyakarta” (Skripsi), menyimpulkan bahwa menggunakan model Problem

Based Learning mampu meningkatkan keaktifan dan hasil belajar ditunjukkan

dengan 1) peningkatan keaktifan peserta didik dalam aktivitas listening dari 86%

menjadi 88%,oral dari 45% menjadi 61%, emotional dari 65% menjadi 84%,

visual dari 35% menjadi 78%, writing dari 65% menjadi 73%, motor dari 39%

menjadi 69%, dan mental dari 66% menjadi 68%; 2) Peningkatan hasil belajar

ratarata kelas dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 4,16% yaitu dari nilai 91

menjadi 92. Nilai rata-rata Pada siklus II kategori nilai sangat tinggi peserta didik

meningkat sebesar 11,11% yaitu dari 27 peserta didik menjadi 30 peserta didik.

30
d. Penelitian Widodo (2013) berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil

Belajar Peserta didik dengan Metode Problem Based Learning pada Peserta didik

Kelas VIIa MTs Negeri Donomulyo Kulon Progo Tahun Pelajaran 2012/2013”

(Skripsi) menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas peserta didik dan

hasil belajar setelah menerima pembelajaran dengan metode PBL, dibuktikan

dengan peningkatan aktivitas belajar pada siklus I terdapat 70,36 % meningkat

pada siklus II 81,42% dan siklus III meningkat menjadi 94,47%. Peningkatan

pada aspek afektif yaitu 78,99%, 88,41% dan 97,10% pada siklus I, II, dan III.

Dengan model PBL ketuntasan hasil belajar peserta didik dari aspek kognitif

dapat tercapai dengan baik yaitu 73,91%, 86,96%, dan 91,30% pada siklus I, II,

dan III.

e. Penelitian Umi Nur Hanifah (2012) berjudul “Upaya Meningkatkan

Aktivitas danHasil Belajar IPA Melalui Model Problem Based Learning pada

Tema Mata Sebagai Alat Optik Bagi Peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 3

Ngaglik” (Skripsi), menyimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar peserta didik

dapat meningkat setelah diberi model Problem Based Learning ditunjukkan

dengan siklus I peserta didik yang aktif mencapai 68,14%, sedangkan di siklus II

sudah meningkat menjadi 82,25%, dan hasil belajar yang diperoleh peserta didik

yang mencapai KKM(70) untuk pretest dan posttest di siklus I adalah 5 (14,71%)

dan 24 (70,59%) yang meningkat di siklus II yaitu 15 (44,12%) untuk pretest dan

34 (100%) untuk posttest.

Berdasarkan uraian di atas dapat dirangkum penerapan model pembelajaran

PBL dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik. Penelitian yang

31
dilakukan oleh Umi Nur Hanifah, PBL mampu meningkatkan keaktifan belajar

sebesar 14,11%. PBL dapat meningkatkan kognitif hasil belajar peserta didik

ditunjukkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Susanti relevan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Leonardus Baskoro Y, Widodo, dan Umi N.

Hanifah. Berdasarkanpenelitian tersebut hasil belajar meningkat dari siklus ke

siklus, hingga mencapai tujuan peserta didik mampu memenuhi KKM yang

menjadi standar acuan. Berdasarkan hal tersebut membuktikan PBL bisa

diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Persamaan pada

penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran PBL dan variabel yang

digunakan yaitu menggunakan variabel keaktifan dan hasil belajar. Perbedaan dari

penelitian ini adalah mata pelajaran serta subyek yang digunakan.

3. Kerangka Pikir

Proses pembelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital di kelas X TKJ 2

SMK Negeri 3 Makassar menggunakan metode pembelajaran yang bersifat

teacher center.Pembelajaran yang bersifat teacher center menyebabkan antusias

peserta didik dalampembelajaran di kelas cenderung berkurang akibatnya

keaktifan peserta didik kurang terlihat. Permasalahan lain yang sering ditemukan

adalah hasil belajar peserta didik yang belum merata. Berdasarkan permasalahan

yang ada di kelas X TKJ2 diperlukan usaha perbaikan untuk dapat meningkatkan

hasil belajar dalam pembelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital. Berdasarkan

penelitian telah menunjukkan bahwa pembelajaran yang baik adalah menekankan

pada keaktifan peserta didik dalam proses pembelajarannya. Salah satu alternatif

32
model pembelajaran yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut adalah

menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Para peserta didik dibagi kedalam kelompok yang terdiri dari 4-5peserta

didik kemudian peserta didik dihadapkan pada masalah yang berkaitan dengan

dunia nyata yang akan diselesaikan secara berkelompok. Kemudian masing-

masing kelompok mempresentasikan hasilnya di depan kelas. Guru kemudian

mengevaluasi hasil diskusi dan presentasi yang dilakukan peserta didik.

Pembelajaran berbasis PBL memastikan bahwa setiap peserta didik

mendapatkan kesempatan yangsama untuk berperan dan berkontribusi dalam

kelompoknya masing-masing. Hal ini mendorong semua peserta didik menjadi

lebih siap dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran komputer dan jaringan

dasar. Secara grafis dapat dilihat pada Gambar 2.

Pengamatan awal :
1. Kegiatan pembelajaran bersifat teacher center
2. Keaktifan peserta didik masih kurang terlihat
3. Hasil belajar peserta didik masih belum merata

Tindakan :
Implementasi strategi pembelajaran PBL

Pelaksanaan tindakan :
1. Tahap pendahuluan: pembukaan
2. Tahap penyajian pelaksanaan model PBL
3. Tahap penutup : evaluasi
33
Hasil :
1. Kegiatan pembelajaran lebih interaktif dengan
strategi pembelajaran PBL
2. Hasil belajar peserta didik meningkat

Gambar 2. Kerangka pikir penelitian

34
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

atau classroom action research yang bertujuan mengatasi permasalahan yang

terdapat di dalam kelas. Penelitian dilakukan terhadap sejumlah peserta didik

dalam satu kelas. Penelitian yang digunakan dalam PTK terdiri dari beberapa

siklus. Setiap siklus memuat empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,

observasi, dan refleksi. Kegiatan pembelajaran akan berlanjut ke siklus berikutnya

jika indikator kerja belum tercapai. Siklus dilakukan minimal sebanyak dua kali.

B. Fokus Penelitian

Adapun fokus dalam penelitian ini adalah melihat peningkatan hasil belajar

peserta didik melalui penerapan model pembelajaran berbasis problem based

learning pada materi format dokumen pengolah kata.

C. Rancangan dan Model Penelitian


PERENCANAAN PELAKSANAAN

SIKLUS I
REFLEKSI PENGAMATAN

PERENCANAAN PELAKSANAAN

SIKLUS II
REFLEKSI PENGAMATAN

SIKLUS BERIKUTNYA

35
Gambar 3.1 Rancangan dan Model Penelitian
D. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran Simulasi dan

Komunikasi Digital serta peserta didik kelas X TKJ 2 SMK Negeri 3 Makassar

semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 35 peserta didik.

Adapun pengelompokkan peserta didik berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat

pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Pengelompokkan peserta didik berdasarkan jenis kelamin


No Jenis Kelamin Jumlah
1. Laki-laki 25
2. Perempuan 10
Jumlah 35

E. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada SMK Negeri 3 Makassar selama 1 bulan

yaitu bulan Agustus sampai bulan September 2019.

F. Tahapan Perancangan Tindakan

Sebelum diadakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Menelaah kurikulum semester ganjil mata pelajaran Simulasi dan

Komunikasi Digital yang berkaitan dengan tema penelitian, dalam hal ini

materi kegiatan pokok.

2. Menyusun materi yang akan diajarkan yaitu menggunakan model

pembelajaran problem based learning.

36
3. Membuat perangkat pembelajaran yang meliputi rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP).

4. Membuat soal materi pembelajaran berupa tes hasil belajar untuk

melakukan evaluasi disetiap akhir siklus.

5. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana aktivitas peserta didik

di kelas selama proses belajar mengajar berlangsung dengan menerapkan

model pembelajaran problem based learning.

G. Tahap Pelaksanaan Tindakan

1. Pelaksanaan tindakan

Implementasi tindakan bisa dilakukan oleh peneliti ataupun kolaborator.

Setiap kali tindakan minimal ada dua peneliti, yaitu yang melakukan pembelajaran

dan kolaborator yang akan memantau terjadinya perubahan akibat suatu tindakan.

Tahapan pelaksanaan tindakan ini, guru melaksanakan tindakan pembelajaran

berdasarkan apa yang telah direncanakan. Penerapan model pembelajaran PBL

pada proses pembelajaran dilakukan pada tahapan ini dimana kegiatan

pembelajaran disesuaikan dengan tahapan dalam PBL.

2. Observasi

Observasi dilakukan bersamaan dengan tahapan pelaksanaan tindakan.

Observer melakukan pengambilan data keaktifan peserta didik selama proses

pembelajaran setelah diterapkan pembelajaran berbasis PBL dan hasil belajar

peserta didik. Pengambilan data untuk hasil belajar dilakukan melalui tes hasil

belajar. Pengamatan sebaiknya dilakukan oleh peneliti itu sendiri ataupun

kolaborator atau mungkin outsider.

37
38
3. Refleksi

Pelaksanaan refleksi dilakukan untuk mencermati dan menganalisis secara

keseluruhan tindakan yang telah dilakukan. Refleksi dilakukan untuk mengetahui

seberapa berhasil tindakan yang diberikan dalam meningkatkan keaktifan dan

hasil belajar peserta didik. Pada Tahapan ini dilakukan juga evaluasi kendala dan

hambatan yang ada selama proses pembelajaran. Refleksi dilakukan pada akhir

setiap siklus, dan berdasarkan refleksi ini lalu dilakukan revisi pada rencana

tindakan untuk diimplementasikan pada siklus berikutnya.

4. Siklus I

a. Tahap perencanaan (Planning)

Mempersiapkan rencana pembelajaran yaitu RPP yang berisi

materipembelajaran dan media pembelajaran. RPP disusun

berdasarkanpertimbangan guru pengampu. Pada siklus I materi yang

diberikan yaitu kompetensi dasar mengevaluasi paragraf deskriptif,

argumentatif, naratif, dan persuasif dan kompetensi dasar menyusun

kembali format dokumen pengolah kata. Pertemuan pada siklus I

dilakukan selama dua kali pertemuan. Pertemuan pertama peserta didik

belajar tentang mengevaluasi paragraf deskriptif, argumentatif, naratif,

dan persuasif. Pertemua kedua peserta didik belajar tentang menyusun

kembali format dokumen pengolah kata. Media pembelajaran yang

digunakan dalam bentuk media cetak berupa jobsheet. Prosedur

penyampaian materi dilakukan dengan guru memberikan materi

tentang mengevaluasi jenis-jenis paragraf, serta bentuk tulisan. Setelah

39
itu peserta didik dapat mengamati jenis paragraf dan bentuk tulisan

sesuai dengan jobsheet pada masing-masing peserta didik. Pelaksanaan

tahapan perencanaan juga mempersiapkan instrumen penelitian

sebagai pengumpul data meliputi lembar observasi kegiatan

pembelajaran, soal post-test berupa soal pilihan ganda sebanyak 10

butir dan lembar penilaian tes praktik keterampilan. Soal post-test

digunakan untuk mengetahui pemahaman peserta didik selama

tindakan diberikan.

b. Tahapan pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I dilaksanakan sebanyak 2

kalipertemuan, dimana setiap pertemuan dengan alokasi waktu masing

masingpertemuan 3 x 45 menit. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan

pada tahap inisesuai dengan rencana pembelajaran yang telah

direncanakan. Pelaksanaan penelitian tahap pertama dilakukan dengan

memperhatikan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut :

1) Tahap pendahuluan

Guru memasuki kelas dan mengucapkan salam. Selanjutnya peserta

didik diminta untuk berdoa sesuai agama dan keyakinan masing-

masing. Kemudian dilanjutkan dengan mempresensi peserta didik.

Kemudian guru membagi kelompok dimana masing-masing

kelompok terdiri 5 orang. Guru memberikan motivasi kepada peserta

didik dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan materi yang

sebelumnya pernah diberikan, selanjutnya guru memotivasi peserta

40
didik agar dapat terlibat aktif selama proses pembelajaran

berlangsung. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran

dan pentingnya mempelajari materi yang akan disampaikan.

2) Tahap penyajian

Guru dibantu oleh peneliti membagikan bahan ajar berupa jobsheet

kemudian guru menginstruksikan peserta didik untuk membaca

langkah kerja selama 5 menit sebelum dilaksanakannya praktikum.

Guru kemudian melakukan pembukaan dengan tanya jawab dengan

peserta didik, namun peserta didik belum ada yang berani

mengangkat tangan hingga guru mengulang pertanyaan kedua kali

dan hingga akhirnya guru menunjuk perwakilan peserta didik untuk

menjawab.

Guru menginstruksikan peserta didik untuk melakukan praktikum

dengan cara kerja yang sudah terdapat pada jobsheet. Peserta didik

melaksanakan praktikum dengan antusias, peserta didik saling

berdiskusi ketika terjadi kesalahan dalam melakukan format

dokumen. Guru berkeliling agar seluruh peserta didik melaksanakan

diskusi pada kelompoknya. Kemudian guru memantau peserta didik

dari meja guru agar ketika ada peserta didik yang bertanya, guru

dapat membantu peserta didik.

Guru mendorong peserta didik untuk memahami langkah demi

langkah pada jobsheet sehingga ketika terjadi kesalahan dapat

diselesaikan dengan baik. Guru memperbolehkan peserta didik

41
mencari referensi lain baik lewat buku yang ada diperpustakaan

maupun lewat internet apabila itu dibutuhkan. Guru mengingatkan

peserta didik agar sambil bekerja peserta didik dalam berkelompok

jangan lupa untuk membuat laporan praktikum. Peserta didik

diberikan waktu dalam praktikum dan diskusi selama 100 menit.

Setelah itu peserta didik diminta untuk mempresentasikan hasil

diskusi kelompok yang telah dilakukan oleh peserta didik. Guru

mempersilahkan kelompok diskusi yang siap untuk tampil dan

kelompok diskusi yang belum tampil untuk mengajukan pertanyaan,

sanggahan dan pendapat. Setiap kelompok yang menyelesaikan

presentasi, guru memberikan apresiasi dan masukan terhadap

beberapa materi yang masih terdapat kekeliruan.

3) Tahap penutup

Guru memberikan soal evaluasi untuk mengetahui pemahaman

peserta didik selama proses pembelajaran, guru menginstruksikan

peserta didik untuk berdiskusi dengan teman kelompok selama 5

menit, kemudian guru melakukan tanya jawab secara lisan kepada

peserta didik dalam kelompok terkait hasil diskusi soal evaluasi

sekaligus guru bersama peserta didik merangkum materi yang sudah

dipelajari pada pertemuan pertama. Guru menginstruksikan peserta

didik untuk merapikan lab sebelum meninggalkan ruangan kemudian

guru menyampaikan materi untuk pertemuan selanjutnya. Guru

menutup pelajaran dengan berdoa bersama.

42
43
Pertemuan kedua pada siklus I ini dilaksanakan dengan

memperhatikan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut :

1) Tahap pendahuluan

Guru memasuki kelas dan memberikan salam kepada peserta

didik. Seluruh peserta didik dan guru bersama-sama berdoa.

Kemudian guru melanjutkan dengan mempresensi peserta didik.

Pada pertemuan kedua guru mengecek apakah peserta didik sudah

berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. Setelah itu guru

menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru kemudian memotivasi

peserta didik dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan.

2) Tahap penyajian

Guru dibantu oleh peneliti membagikan jobsheet yang akan

dikerjakan oleh peserta didik. Guru menginstruksikan peserta

didik untuk membaca langkah kerja dan dilanjutkan dengan

praktikum. Guru berkeliling kepada setiap kelompok dengan

tujuan agar peserta didik dalam kelompok ikut terlibat dalam

diskusi. Guru memberikan arahan bagaimana memecahkan

masalah ketika menemukan permasalahan pada saat

menyusunformat dokumen pengolah kata. Guru mengingatkan

kepada peserta didik untuk membuat laporan praktikumnya.

Setelah itu guru mempersilahkan perwakilan kelompok untuk

melakukanpresentasi, sedangkan kelompok yang lain

mengomentari hasil presentasi kelompok. Setelah menyelesaikan

44
hasil presentasi, guru memberikan penguatan materi dan

pembahasan hasil presentasi peserta didik.

3) Tahap penutup

Guru bersama peserta didik merangkum materi yang sudah

dipelajari pada pertemuan hari ini. Guru memberikan soal evaluasi

untuk mengeahui pemahaman peserta didik selama pembelajaran.

Selanjutnya guru mempersilahkan berdiskusi selama 5 menit

untuk mereview kembali materi yang sudah dibahas. Selanjutnya

guru melakukan tanya jawab secara lisan kepada peserta didik

terkait hasil diskusi materi yang telah dibahas sebelumnya. Setelah

itu guru menginstruksikan untuk merapikan lab. Guru

menyinggung materi yang akan dibahas dipertemuan berikutnya.

Setelah itu guru melakukan post-test untuk mengetahui

pemahaman peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran.

Setelah selesai, guru mengakhiri proses pembelajaran dengan

berdoa bersama.

c. Tahap observasi (observing)

Tahap observasi dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan

peserta didik selama melakukan proses pembelajaran dimana pada

pertemuan kedua peserta didik diberikan soal post-test soal pilihan

ganda.

45
d. Tahap refleksi (reflecting)

Tahap refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi keseluruhan langkah

pembelajaran yang telah dilakukan. Apabila pada proses pembelajaran

di siklus I menggunakan problem based learning dirasa kurang

maksimal, maka akan dilakukan upaya perbaikan untuk siklus

berikutnya.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1. Metode Observasi

Observasi dalam sebuah penelitian diartikan sebagai pemusatan perhatian

terhadap suatu objek yang akan diteliti dengan melibatkan seluruh indera untuk

mendapatkan data. Observasi dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan

dengan menggunakan lembar observasi. Pengumpulan observasi dengan rekaman

video akan membantu dalam catatan yang bisa saja terlewat ketika observasi

dilakukan. Instrumen yang digunakan dapat berupa handycam. Observasi

dilakukan untuk pengamatan terhadap keaktifan peserta didik dan perilaku guru

selama pembelajaran.

2. Metode Tes

Metode tes digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik terhadap

materi format dokumen pengolah kata. Pre-test digunakan untuk mengetahui

penguasaan awal terhadap materi format dokumen pengolah kata, sedangkan post-

test digunakan untuk mengukur tingkat hasil belajar setelah diberi tindakan. Tes

46
praktik digunakan untuk mengukur tingkat keterampilan peserta didik selama

pembelajaran.

3. Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data berupa daftar nilai

ulangan terdahulu yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan anggota

kelompok, serta dokumentasi foto mengenai aktivitas peserta didik selama

mengikuti proses pembelajaran.

I. Indikator Keberhasilan

Standar yang digunakan untuk menentukan indikator keberhasilan yaitu dari

segi hasil belajar dikatakan berhasil apabila terlihat nilai rata-rata kelas minimal

75 dari jumlah peserta didik telah memenuhi nilai kriteria ketuntasan minimal

(KKM) yaitu minimal peserta didik mencapai nilai 75 sesuai dengan yang

ditentukan pada mata pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital kelas X TKJ 2

di SMK Negeri 3 Makassar.

47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Siklus 1

a. Tahap perencanaan (Planning)

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada saat mahapeserta didik PPL Daljab

Batch 3 di SMK Negeri 3 Makassar telah diberikan jadwal mengajar yaitu

terhitung pada tanggal 27 Agustus 2019. Adapun langkah awal yang dilakukan

oleh mahapeserta didik adalah mempersiapkan rencana pembelajaran yaitu RPP

yang berisi materi pembelajaran dan media pembelajaran. RPP disusun

berdasarkan pertimbangan guru pengampu. Pada siklus I materi yang diberikan

yaitu dengan kompetensi dasar Mengevaluasi paragraf deskriptif, argumentatif,

naratif dan persuasif Pertemuan pada siklus I dilakukan selama dua kali

pertemuan. Pertemuan pertama peserta didik belajar tentang mengenal paragraf

deskriptif, argumentatif, naratif dan persuasif. Pertemuan kedua peserta didik

belajar tentang bagaimana mengaplikasikan bentuk-bentuk tulisan kedalam format

dokumen pengolah kata. Media pembelajaran yang digunakan dalam bentuk

media cetak berupa jobsheet. Prosedur penyampaian materi dilakukan dengan

guru memberikan sebuah gambar dan contoh aplikasi yang terkait dengan materi

sehingga memotivasi peserta didik untuk memecahkannya selanjutnya peserta

didik diberikan jobsheet yang harus didiskusikan dan dikerjakan oleh kelompok.

48
Pada tahap perencanaan juga mempersiapkan instrumen penelitian sebagai

pengumpul data meliputi lembar observasi keaktifan, lembar observasi kegiatan

pembelajaran, soal post-test berupa soal pilihan ganda sebanyak 10 butir dan

lembar penilaian tes praktik keterampilan. Lembar observasi keaktifan sebagai

bahan untuk melihat dan menilai keaktifan peserta didik pada saat pembelajaran

mulai dari kegiatan berdoa sampai dengan diskusi kelompok. Soal post-test

digunakan untuk mengetahui pemahaman peserta didik selama tindakan diberikan.

Selain itu juga mempersiapkan daftar nama kelompok dan alat dokumentasi

berupa kamera digital yang akan digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan

yang terjadi selama proses pembelajaran dengan model Problem Based Learning

berlangsung.

b. Tahap Pelaksanaan (Acting)

Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I dilaksanakan sebanyak 2

kalipertemuan, dimana setiap pertemuan dengan alokasi waktu masing-masing

pertemuan 3 x 45 menit. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada tahap

inisesuai dengan rencana pembelajaran yang telah direncanakan. Pelaksanaan

penelitian tahap pertama dilakukan dengan memperhatikan langkah-langkah

pembelajaran sebagai berikut :

1) Tahap pendahuluan

Guru memasuki kelas dan mengucapkan salam. Selanjutnya peserta

didik diminta untuk berdoa sesuai agama dan keyakinan masing-

masing. Kemudian dilanjutkan dengan mempresensi peserta didik.

Kemudian guru membagi kelompok dimana masing-masing

49
kelompok terdiri 5 orang. Guru memberikan motivasi kepada peserta

didik dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan materi yang

sebelumnya pernah diberikan, selanjutnya guru memotivasi peserta

didik agar dapat terlibat aktif selama proses pembelajaran

berlangsung. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran

dan pentingnya mempelajari materi yang akan disampaikan.

2) Tahap penyajian

Guru dibantu oleh peneliti membagikan bahan ajar berupa jobsheet

kemudian guru menginstruksikan peserta didik untuk membaca

langkah kerja selama 5 menit sebelum dilaksanakannya praktikum.

Guru kemudian melakukan pembukaan dengan tanya jawab dengan

peserta didik, namun peserta didik belum ada yang berani

mengangkat tangan hingga guru mengulang pertanyaan kedua kali

dan hingga akhirnya guru menunjuk perwakilan peserta didik untuk

menjawab.

Guru menginstruksikan peserta didik untuk melakukan praktikum

dengan cara kerja yang sudah terdapat pada jobsheet. Peserta didik

melaksanakan praktikum dengan antusias, peserta didik saling

berdiskusi ketika terjadi kesalahan dalam melakukan format

dokumen. Guru berkeliling agar seluruh peserta didik melaksanakan

diskusi pada kelompoknya. Kemudian guru memantau peserta didik

dari meja guru agar ketika ada peserta didik yang bertanya, guru

dapat membantu peserta didik.

50
Guru mendorong peserta didik untuk memahami langkah demi

langkah pada jobsheet sehingga ketika terjadi kesalahan dapat

diselesaikan dengan baik. Guru memperbolehkan peserta didik

mencari referensi lain baik lewat buku yang ada diperpustakaan

maupun lewat internet apabila itu dibutuhkan. Guru mengingatkan

peserta didik agar sambil bekerja peserta didik dalam berkelompok

jangan lupa untuk membuat laporan praktikum. Peserta didik

diberikan waktu dalam praktikum dan diskusi selama 100 menit.

Setelah itu peserta didik diminta untuk mempresentasikan hasil

diskusi kelompok yang telah dilakukan oleh peserta didik. Guru

mempersilahkan kelompok diskusi yang siap untuk tampil dan

kelompok diskusi yang belum tampil untuk mengajukan pertanyaan,

sanggahan dan pendapat. Setiap kelompok yang menyelesaikan

presentasi, guru memberikan apresiasi dan masukan terhadap

beberapa materi yang masih terdapat kekeliruan.

3) Tahap penutup

Guru memberikan soal evaluasi untuk mengetahui pemahaman

peserta didik selama proses pembelajaran, guru menginstruksikan

peserta didik untuk berdiskusi dengan teman kelompok selama 5

menit, kemudian guru melakukan tanya jawab secara lisan kepada

peserta didik dalam kelompok terkait hasil diskusi soal evaluasi

sekaligus guru bersama peserta didik merangkum materi yang sudah

dipelajari pada pertemuan pertama. Guru menginstruksikan peserta

51
didik untuk merapikan lab sebelum meninggalkan ruangan kemudian

guru menyampaikan materi untuk pertemuan selanjutnya. Guru

menutup pelajaran dengan berdoa bersama.

Pertemuan kedua pada siklus I ini dilaksanakan dengan

memperhatikan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut :

1) Tahap pendahuluan

Guru memasuki kelas dan memberikan salam kepada peserta

didik. Seluruh peserta didik dan guru bersama-sama berdoa.

Kemudian guru melanjutkan dengan mempresensi peserta didik.

Pada pertemuan kedua guru mengecek apakah peserta didik sudah

berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. Setelah itu guru

menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru kemudian memotivasi

peserta didik dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan.

2) Tahap penyajian

Guru dibantu oleh peneliti membagikan jobsheet yang akan

dikerjakan oleh peserta didik. Guru menginstruksikan peserta

didik untuk membaca langkah kerja dan dilanjutkan dengan

praktikum. Guru berkeliling kepada setiap kelompok dengan

tujuan agar peserta didik dalam kelompok ikut terlibat dalam

diskusi. Guru memberikan arahan bagaimana memecahkan

masalah ketika menemukan permasalahan pada saat menyusun

format dokumen pengolah kata. Guru mengingatkan kepada

peserta didik untuk membuat laporan praktikumnya.

52
Setelah itu guru mempersilahkan perwakilan kelompok untuk

melakukan presentasi, sedangkan kelompok yang lain

mengomentari hasil presentasi kelompok. Setelah menyelesaikan

hasil presentasi, guru memberikan penguatan materi dan

pembahasan hasil presentasi peserta didik.

3) Tahap penutup

Guru bersama peserta didik merangkum materi yang sudah

dipelajari pada pertemuan hari ini. Guru memberikan soal evaluasi

untuk mengeahui pemahaman peserta didik selama pembelajaran.

Selanjutnya guru mempersilahkan berdiskusi selama 5 menit

untuk mereview kembali materi yang sudah dibahas. Selanjutnya

guru melakukan tanya jawab secara lisan kepada peserta didik

terkait hasil diskusi materi yang telah dibahas sebelumnya. Setelah

itu guru menginstruksikan untuk merapikan lab. Guru

menyinggung materi yang akan dibahas dipertemuan berikutnya.

Setelah itu guru melakukan post-test untuk mengetahui

pemahaman peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran.

Setelah selesai, guru mengakhiri proses pembelajaran dengan

berdoa bersama.

c. Tahap observasi (observing)

Tahap observasi dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan peserta

didik selama melakukan proses pembelajaran dimana pada pertemuan kedua

53
peserta didik diberikan soal post-test soal pilihan ganda. Data hasil belajar peserta

didik siklus I selengkapnya dapat dilihat pada lampiran X. Hasil dari post test

siklus I dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.

sHasil Belajar Peserta didik Nilai


Siklus I
Nilai tertinggi 90
Nilai terendah 55
Rata-rata 70,86
Jumlah peserta didik tuntas 17
Persentase ketuntasan (%) 48,57

Tabel 4.1 Hasil belajar peserta didik siklus I Kelas X TKJ 2

Berdasarkan data pada tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa hasil belajar

kelas X TKJ 2 pada siklus I menunjukkan rata-rata 70,86 dari 35 peserta didik.

Sebanyak 17 peserta didik masuk dalam kategori tuntas dengan nilai ≥ 75. Peserta

didik yang masuk dalam kategori belum tuntas sebanyak 18 peserta didik dengan

nilai < 75. Nilai tertinggi yang diperoleh oleh peserta didik adalah 90 dan nilai

terendah yang diperoleh oleh peserta didik adalah nilai 55. Rata-rata nilai peserta

didik masih belum memenuhi indikator ketuntasan yaitu 75 sehingga perlu

dilakukan perbaikan pada siklus selanjutnya.

d. Tahap refleksi (reflecting)

Tahap refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi keseluruhan langkah

pembelajaran yang telah dilakukan. Apabila pada proses pembelajaran di siklus I

menggunakan problem based learning dirasa kurang maksimal, maka akan

dilakukan upaya perbaikan untuk siklus berikutnya.

2. Siklus II

54
a. Tahap Perencanaan (Planning)

Perencanaan pada tahapan siklus II dilakukan hampir sama dengan

pembelajaran pada siklus I yaitu dengan mempersiapkan RPP yang

disusun berdasarkan pertimbangan guru pengampu mata pelajaran. Pada

siklus II kompetensi dasar yang disampaikan masih sama dengan siklus

I. Pertemuan pertama materi yang diberikan yaitu dengan kompetensi

dasar Mengevaluasi paragraf deskriptif, argumentatif, naratif dan

persuasif. Pertemuan pada siklus II dilakukan selama dua kali

pertemuan. Pertemuan pertama peserta didik belajar tentang mengenal

paragraf deskriptif, argumentatif, naratif dan persuasif. Pertemuan kedua

peserta didik belajar tentang bagaimana mengaplikasikan bentuk-bentuk

tulisan kedalam format dokumen pengolah kata.

Pada tahap perencanaan siklus II juga mempersiapkan instrumen

penelitian meliputi lembar observasi keaktifan, lembar observasi

kegiatan pembelajaran, soalpost-test berupa soal pilihan ganda sebanyak

10 butir dan lembar penilaian tespraktik keterampilan. Berdasarkan

hasil refleksi pada siklus I maka dilakukan perbaikan-perbaikan yang

dilakukan pada siklus II yaitu:

1) Memberikan dorongan kepada peserta didik untuk terlibat aktif

dengan memotivasi manfaat materi yang akan disampaikan

berkaitan dengan duniaindustri.

2) Memacu peserta didik agar lebih berani dalam menjawab dan

mengemukakan pendapatnya dan menanggapi pendapat orang lain.

55
3) Mengalokasikan waktu dengan memperhatikan waktu praktikum

agar tidak berlebihan sehingga waktu untuk presentasi dan

membahas materi dapat terkendali.

4) Mengingatkan peserta didik untuk tidak mengganggu kelompok lain

pada saat praktikum, jika sudah selesai sebaiknya peserta didik

mengoreksi kembali hasil praktikum dan diskusinya.

5) Mengingatkan kepada peserta didik bahwa nantinya akan ada post-

test. Sebaiknya peserta didik memahami setiap materi yang

diberikan.

b. Tahap Pelaksanaan (Acting)

Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II dilaksanakan sebanyak 2

kalipertemuan, dimana setiap pertemuan dengan alokasi waktu masing

masingpertemuan 3 x 45 menit. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada tahap

inisesuai dengan rencana pembelajaran yang telah direncanakan. Pelaksanaan

penelitian tahap pertama dilakukan dengan memperhatikan langkah-langkah

pembelajaran sebagai berikut :

1) Tahap pendahuluan

Guru memasuki kelas dan mengucapkan salam. Selanjutnya peserta

didik diminta untuk berdoa sesuai agama dan keyakinan masing-

masing. Kemudian dilanjutkan dengan mempresensi peserta didik.

Kemudian guru membagi kelompok dimana masing-masing

kelompok terdiri 5 orang. Guru memberikan motivasi kepada peserta

didik dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan materi yang

56
sebelumnya pernah diberikan, selanjutnya guru memotivasi peserta

didik agar dapat terlibat aktif selama proses pembelajaran

berlangsung. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran

dan pentingnya mempelajari materi yang akan disampaikan.

2) Tahap penyajian

Guru dibantu oleh peneliti membagikan bahan ajar berupa jobsheet

kemudian guru menginstruksikan peserta didik untuk membaca

langkah kerja selama 5 menit sebelum dilaksanakannya praktikum.

Guru kemudian melakukan pembukaan dengan tanya jawab dengan

peserta didik, namun peserta didik belum ada yang berani

mengangkat tangan hingga guru mengulang pertanyaan kedua kali

dan hingga akhirnya guru menunjuk perwakilan peserta didik untuk

menjawab.

Guru menginstruksikan peserta didik untuk melakukan praktikum

dengan cara kerja yang sudah terdapat pada jobsheet. Peserta didik

melaksanakan praktikum dengan antusias, peserta didik saling

berdiskusi ketika terjadi kesalahan dalam melakukan format

dokumen. Guru berkeliling agar seluruh peserta didik melaksanakan

diskusi pada kelompoknya. Kemudian guru memantau peserta didik

dari meja guru agar ketika ada peserta didik yang bertanya, guru

dapat membantu peserta didik.

Guru mendorong peserta didik untuk memahami langkah demi

langkah pada jobsheet sehingga ketika terjadi kesalahan dapat

57
diselesaikan dengan baik. Guru memperbolehkan peserta didik

mencari referensi lain baik lewat buku yang ada diperpustakaan

maupun lewat internet apabila itu dibutuhkan. Guru mengingatkan

peserta didik agar sambil bekerja peserta didik dalam berkelompok

jangan lupa untuk membuat laporan praktikum. Peserta didik

diberikan waktu dalam praktikum dan diskusi selama 100 menit.

Setelah itu peserta didik diminta untuk mempresentasikan hasil

diskusi kelompok yang telah dilakukan oleh peserta didik. Guru

mempersilahkan kelompok diskusi yang siap untuk tampil dan

kelompok diskusi yang belum tampil untuk mengajukan pertanyaan,

sanggahan dan pendapat. Setiap kelompok yang menyelesaikan

presentasi, guru memberikan apresiasi dan masukan terhadap

beberapa materi yang masih terdapat kekeliruan.

3) Tahap penutup

Guru memberikan soal evaluasi untuk mengetahui pemahaman

peserta didik selama proses pembelajaran, guru menginstruksikan

peserta didik untuk berdiskusi dengan teman kelompok selama 5

menit, kemudian guru melakukan tanya jawab secara lisan kepada

peserta didik dalam kelompok terkait hasil diskusi soal evaluasi

sekaligus guru bersama peserta didik merangkum materi yang sudah

dipelajari pada pertemuan pertama. Guru menginstruksikan peserta

didik untuk merapikan lab sebelum meninggalkan ruangan kemudian

58
guru menyampaikan materi untuk pertemuan selanjutnya. Guru

menutup pelajaran dengan berdoa bersama.

59
Pertemuan kedua pada siklus II ini dilaksanakan dengan

memperhatikan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut :

1) Tahap pendahuluan

Guru memasuki kelas dan memberikan salam kepada peserta

didik. Seluruh peserta didik dan guru bersama-sama berdoa.

Kemudian guru melanjutkan dengan mempresensi peserta didik.

Pada pertemuan kedua guru mengecek apakah peserta didik sudah

berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. Setelah itu guru

menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru kemudian memotivasi

peserta didik dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan.

2) Tahap penyajian

Guru dibantu oleh peneliti membagikan jobsheet yang akan

dikerjakan oleh peserta didik. Guru menginstruksikan peserta

didik untuk membaca langkah kerja dan dilanjutkan dengan

praktikum. Guru berkeliling kepada setiap kelompok dengan

tujuan agar peserta didik dalam kelompok ikut terlibat dalam

diskusi. Guru memberikan arahan bagaimana memecahkan

masalah ketika menemukan permasalahan pada saat menyusun

format dokumen pengolah kata. Guru mengingatkan kepada

peserta didik untuk membuat laporan praktikumnya.

Setelah itu guru mempersilahkan perwakilan kelompok untuk

melakukan presentasi, sedangkan kelompok yang lain

mengomentari hasil presentasi kelompok. Setelah menyelesaikan

60
hasil presentasi, guru memberikan penguatan materi dan

pembahasan hasil presentasi peserta didik.

3) Tahap penutup

Guru bersama peserta didik merangkum materi yang sudah

dipelajari pada pertemuan hari ini. Guru memberikan soal evaluasi

untuk mengeahui pemahaman peserta didik selama pembelajaran.

Selanjutnya guru mempersilahkan berdiskusi selama 5 menit

untuk mereview kembali materi yang sudah dibahas. Selanjutnya

guru melakukan tanya jawab secara lisan kepada peserta didik

terkait hasil diskusi materi yang telah dibahas sebelumnya. Setelah

itu guru menginstruksikan untuk merapikan lab. Guru

menyinggung materi yang akan dibahas dipertemuan berikutnya.

Setelah itu guru melakukan post-test untuk mengetahui

pemahaman peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran.

Setelah selesai, guru mengakhiri proses pembelajaran dengan

berdoa bersama.

c. Tahap observasi (observing)

Tahap observasi dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan peserta

didik selama melakukan proses pembelajaran dimana pada siklus II berjalan

denga lebih baik dan evaluasi pembelajaran (post-test) dilaksanakan pada

pertemuan kedua dengan menggunakan soal pilihan ganda yang berjumlah 10

soal. Data hasil belajar peserta didik siklus II selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran X. Hasil dari post test siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini.

61
Tabel 4.2 Hasil belajar peserta didik siklus II Kelas X TKJ 2
Hasil Belajar Peserta didik Nilai
Siklus II
Nilai tertinggi 95
Nilai terendah 65
Rata-rata 77,86
Jumlah peserta didik tuntas 29
Persentase ketuntasan (%) 82,86

Berdasarkan data pada tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa hasil belajar

kelas X TKJ 2 pada siklus II menunjukkan rata-rata 77,86 dari 35 peserta didik.

Sebanyak 29 peserta didik masuk dalam kategori tuntas dengan nilai ≥ 75. Peserta

didik yang masuk dalam kategori belum tuntas sebanyak 5 peserta didik dengan

nilai < 75 dan 1 peserta didik belum tuntas karena sakit. Nilai tertinggi yang

diperoleh oleh peserta didik adalah 95 dan nilai terendah yang diperoleh oleh

peserta didik adalah nilai 65. Rata-rata nilai peserta didik sudah mencapai

indikator ketuntasan yaitu 75.

Rata-Rata Kelas Berdasarkan


Siklus 1 dan 2

77.86

70.86

1 2

62
Gambar 4.1 Rata-rata kelas X TKJ 2

Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat rata-rata kelas meningkat setelah

penerapan model pembelajaran Problem Based Learning. Rata-rata hasil belajar

pada siklus I adalah 70,86 kemudian pada siklus II meningkat menjadi 77,86.

Peningkatan ini disebabkan karena peserta didik mulai berani dalam bertanya dan

menanggapi pertanyaan baik dari guru maupun dari presentasi antar teman.

Pemahaman peserta didik semakin matang juga disebabkan karena peserta didik

mulai terbiasa dengan pemberian pekerjaan rumah.

d. Tahap refleksi (reflecting)

Hasil penilaian keseluruhan menunjukkan adanya peningkatan hasil

belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based

Learning. Pada siklus II kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran Problem Based Learning telah berjalan sesuai dengan yang

diharapkan. Tindakan yang dilakukan sudah berhasil denganpeningkatan hasil

belajarpeserta didik.

B. Pembahasan Implementasi Model Pembelajaran Problem Based

Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning di Kelas X TKJ 2 dapat meningkatkan

hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital.

Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik

melalui tes hasil belajar siklus I dan siklus II. Rincian data hasil belajar peserta

didik dapat dilihat pada tabel 4.3 dan gambar 4.2.

63
64
Tabel 4.3 Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik
Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I Siklus II
Nilai tertinggi 90 95
Nilai terendah 55 65
Rata-rata 70,86 77,86
Jumlah peserta didik tuntas 17 29
Persentase (%) ketuntasan 48,57 82,86

95
90
82.86
77.86
70.86
65
55
48.57

29

17

Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata Jumlah peserta Persentase (%)


didik tuntas ketuntasan

Siklus I Siklus II

Gambar 4.2 Peningkatan rata-rata kelas hasil belajar

Berdasarkan tabel 4.3 dan gambar 4.2 dapat diketahui bahwa rata-rata kelas

pada siklus I sebesar 70,86 dengan persentase ketuntasan 48,57 dan jumlah

peserta didik yang memenuhi KKM sebanyak 17 peserta didik. Untuk siklus II

rata-rata kelas mengalami kenaikan yaitu menjadi 77,86 dengan persentasi

ketuntasan 82,86 dan jumlah peserta didik yang memenuhi KKM sebanyak 29

peserta didik dan hanya 5 orang yang tidak dinyatakan memenuhi KKM dan 1

orang peserta didik yang sakit.

65
Pelaksanaan model Pembelajaran Problem Based Learning dan relasi

terhadap guru belum maksimal saat peserta didik mengikuti pembelajaran pada

siklus I sehingga hasil belajar pada evaluasi siklus I belum begitu maksimal

dimana terdapat 18 peserta didik yang tidak memenuhi KKM dengan nilai

tertinggi 90 dan nilai terendah 55. Materi pembelajaran yang diberikan pada siklus

I menyebabkan kesulitan tersendiri bagi peserta didik. Sedangkan pada siklus II

hasil belajar peserta didik menjadi lebih baik dimana hanya 6 peserta didik yang

tidak memenuhi KKM dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 65.

66
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian tindakan kelas

pada mata pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital kelas X TKJ 2 SMK

Negeri 3 Makassar dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan proses pembelajaran pada mata pelajaran Simulasi dan

Komunikasi Digital dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran

Problem Based Learning pada kelas X TKJ 2 SMK Negeri 3 Makassar.

Adapun tahapan pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning

pada kelas X TKJ 2 dilakukan dengan menggunakan 2 siklus, yaitu siklus I

yang dilakukan selama 2 pertemuan dengan jumlah jam satu kali pertemuan

adalah 135 menit dan siklus 2 juga dilakukan selama 2 pertemuan dengan

jumlah jam satu kali pertemuan adalah 135 menit. Untuk siklus I hasil yang

diperoleh belum maksimal, olehnya itu dilakukan siklus II dengan

memberikan stimulus kepada peserta didik untuk meningkatkan motivasi

dan semangat belajar sehingga hasil yang diperoleh pada siklus II

meningkat.

2. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada mata

pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital pada kelas X TKJ 2 SMK

Negeri 3 makassar meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini dapat

dilihat dari hasil post-test pada siklus I dan II, dimana hasil post-test untuk

67
siklus I menunjukkan rata-rata kelas sebesar 70,86 dengan jumlah peserta

didik yang memenuhi KKM hanya 17 peserta didik dengan persentase

ketuntasan sebesar 48,57%. Setelah dilakukan refleksi, maka dilakukan

perubahan pada siklus II dengan memberikan motivasi dan semangat untuk

lebih belajar ekstra, sehingga terjadi peningkatan hasil belajar yaitu rata-rata

kelas sebesar 77,86 dengan ketuntasan peserta didik dalam pencapaian

KKM sebesar 29 orang dengan persentase ketuntasan sebesar 82,86%.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan, berikut disampaikan

beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka

perbaikan pembelajaran ke arah yang lebih baik.

1. Gurusebaiknyamampu memanfaatkan alokasi waktu dengan baik.

Pengelolaan waktu yang baik dapat membantu peserta didik dalam

menyelesaikan tiap tahap pembelajaran sesuai batas waktu yang ditentukan

sehingga peserta didik dituntut lebih aktif dalam menyelesaikan tugas

kelompok.

2. Kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar

peserta didik sebaiknya dilaksanakan secara berkesinambungan agar peserta

didik terlatih dan terbiasa untuk melakukan kerja ilmiah dalam proses

pembelajaran di kelas.

3.

68
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi


Aksara

__________. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.


Rineka Cipta

__________. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Ed. 2, Cet. 3. Jakarta:


PT
Bumi Aksara

Daryanto. (2011). Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah.


Yogyakarta: Gava Media.

Depdiknas. (2003). Peraturan Menteri Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem


Pendidikan Nasional. Jakarta.

__________. (2010). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2010). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif:
Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis, Ed. Rev, Cet. 3. Jakarta: Rineka
Cipta.

Djafaar, T Zahara. (2001). Kontribusi Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil


Belajar. Jakarta: Universitas Negeri Padang

69
Dwi Susanti. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas XI
IPS 1 SMA Batik 1 Surakarta. Skripsi: Universitas Sebelas Maret.

Hamalik, Oemar. (2007). Proses Belajar Mengajar, Cet. 6. Jakarta: PT Bumi


Aksara.

Hidayanto, Dwi N. 2009. Pengembangan Profesionalitas Guru Bahan Pelatihan


Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Samarinda : FKIP
Universitas Mulawarman.

Kusumah, Wijaya & Dwitagama, Dedi. (2012). Mengenal Penelitian Tindakan


Kelas, Ed. 2. Jakarta: PT Indeks.

70
Leonardus B Pandu. (2013). Penerapan Model Problem Based Learning untuk
Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Peserta didik pada Pelajaran
Komputer
(KK6) di SMK N 2 Wonosari Yogyakarta. Skripsi: Universitas Negeri
Yogyakarta

Majid, Abdul. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


Muhyadi. (2007). Model-Model Penelitian Tindakan Kelas. Diakses dari
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/pada tanggal 23
Juli 2019, pukul 20:30 WITA.

Mulyono, Anton M. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai


Pustaka

Pardjono, dkk. (2007). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:


Lembaga
Penelitian UNY.

Ratna Rosidah Tri Wasonowati. (2014). Penerapan Model Problem Based


Learning pada Pembelajaran Hukum-hukum Dasar Kimia Ditinjau dari
Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta didik Kelas X IPA SMA Negeri 2
Surakarta
Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi: Universitas Negeri Surakarta.

Rusman. (2011). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme


Guru, Cet. 4. Jakara: RajaGrafindo Permai.

Rusmono. (2014). Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu


Perlu Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru, Cet. 2. Bogor: Ghalia
Indonesia.

71
Sardiman. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Pers.

Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kecana Prenada Media Group.

Savery, J.R. (2006). Overview Of PBL: Definition and Distinctions.


InterdisciplinaryJournal of Problem-based Learning. IJPBL. Volume 1.
Hlm. 1.

Sudaryono dkk. (2013). Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikani.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudjana, Nana. (2006). Cara Belajar Peserta didik Aktif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif,


Kualitatifdan R&D. Bandung. Penerbit Alfabeta.

Sungur, S & Tekkaya, C. (2006). Effect of Problem Based Learning and


Traditional
Instruction on Self-Regulated Learning. The Journal of Educational
Research. Vol. 99. Hlm. 308

Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:


Pustaka Belajar

Syah, Muhibbin. (2013). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Ed. rev.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya

72
Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan
Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Bumi Aksara

Umi Nur Hanifah. (2012). Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA
Melalui Model Problem Based Learning pada Tema Mata Sebagai Alat
Optik Bagi Peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 3 Ngaglik. Skripsi:
Universitas
Negeri Yogyakarta.

Widjajanti, Djamilah Bondan. (2011). Problem Based Learning dan Contoh


Implementasinya, Makalah. Yogyakarta: FMIPA UNY.

Widodo. (2013). Peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Peserta didik
dengan
Metode Problem Based Learning pada Peserta didik Kelas VIIA MTs
Negeri
Donomulyo Kulon Progo Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi: Universitas
Ahmad Dahlan.

73
LAMPIRAN

74
LAMPIRAN 1: DOKUMENTASI PEMBELAJARAN MODEL PBL

75
LAMPIRAN 2 : LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PBL

LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MODEL


PROBLEM BASED LEARNING

Hari / Tanggal :
Materi Pembelajaran :
Pertemuan / Siklus ke :

No Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan


A. Kinerja Guru
1. Guru mengucapkan salam dan doa
2. Guru melakukan presensikehadiran
peserta didik
3. Guru memberikan motivasikepada
peserta didik agar terlibat aktif dalam
pembelajaran.
4. Guru menginstruksikan peserta didik
untuk membentuk kelompok 4-5 orang
5. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
6. Guru memberikan apersepsi
B. Kegiatan Inti
1. Guru memberikan jobsheet kepada
peserta didik dalam kelompok
2. Peserta didik membaca jobsheet
denganseksama
3. Peserta didik melaksanakan praktikum
dan berdiskusi dalam pemecahan
masalah
4. Guru berkeliling kepada setiap kelompok
5. Guru memantau jalannya diskusi
6. Guru mendorong peserta didik untuk
mencari informasi yangdibutuhkan
7. Peserta didik menyusun laporan yang
akan dipresentasikan
8. Guru menilai capaian praktikumpeserta
didik dalam kelompok dengancara
melakukan presentasi
9. Guru memberi masukan terhadap
beberapa materi presentasi peserta
didikyang keliru

76
10. Guru memberi penguatan terhadap hasil
presentasi peserta didik

C. Keaktifan Peserta didik


1. Peserta didik memperhatikan penjelasan
guru dan peserta didik lain
2. Peserta didik aktif dalam kegiatandiskusi
selama proses pembelajaran
3. Peserta didik berani mengajukan
pertanyaan
4. Peserta didik berani menanggapi
pertanyaan
5. Peserta didik mampu menyelesaikan
masalah
D. Penutup dan Evaluasi
1. Guru bersama peserta didik melakukan
refleksi bersama-samamenyimpulkan
materi pelajaran yang sudah dipelajari
2. Guru melakukan evaluasi terhadap hasil
kerja peserta didik
3. Guru memberikan PR kepada peserta
didik.
4. Guru menutuppelajarandan berdoa
bersama

77
LAMPIRAN 3 : SOAL DAN JAWABAN PRE DAN POST TEST

Nama Peserta didik :

Kelas :

Petunjuk Menjawab Soal!

a. Jawablah soal dibawah ini dengan memilih salah satu jawaban yang
dianggap paling benar
b. Silang salah satu jawaban yang dianggap paling benar
c. Apabila ada pertanyaan yang dianggap tidak jelas, silahkan menanyakan
kepada guru bukan kepada teman

Soal

1. Berikut yang bukan termasuk fungsi software pengolah kata adalah ....
a. Skripsi dan tesis d. Membuat laporan bulanan
b. Surat dan disertasi e. Menonton video
c. Surat penawaran
2. Lambang U digunakan untuk melakukan format ....
a. Cetak tebal d. Garis bawah
b. Cetak tipis e. Garis atas
c. Cetak miring
3. Sederetan menu yang ditandai dengan teks terdiri dari tab File, Home, Insert,
Page Layout, dan lain-lain disebut ....
a. Group d. Simbol
b. Ribbon e. Punktuasi
c. Tab
4. Berikut ini yang bukan termasuk open source software pengolah kata
adalah ....
a. Start Office d. Kingsoft Office 2013
b. Microsoft Office e. Libre Office
c. Open Office
5. Jenis paragraf yang bertujuan mempengaruhi pembaca disebut ....
a. Persuasif d. Argumentatif
b. Naratif e. Deduktif
c. Deskriptif
6. Jarak spasi untuk jenis karangan yang biasa pada sebuah paragraf adalah ....

78
a. Lima ketukan d. Sebelas ketukan
b. Tujuh ketukan e. Tiga belas ketukan
c. Sembilan ketukan
7. Tombol kombinasi Ctrl + C mewakili perintah ....
a. Paste d. Copy
b. Open e. Cut
c. Save
8. Langkah cepat membuka format dokumen baru adalah menggunakan tombol
kombinasi ....
a. Ctrl + N d. Alt + X
b. Ctrl O e. Alt + Y
c. Ctrl + P
9. Untuk menyimpan file baru dan belum diberi nama digunakan opsi ....
a. Edit – Copy d. File – Save As
b. File – Save e. Edit – Save As
c. Edit – Paste
10. Berikut yang bukan termasuk bentuk kalimat dalam satu paragraf adalah ....
a. Kalimat pengenal d. Kalimat penutup
b. Kalimat utama e. Kalimat umum
c. Kalimat Penjelas

~~~~~~~~~~Selamat Bekerja~~~~~~~~~~

79
Kunci Jawaban

No
Kunci Jawaban Skor
Soal
1 E 10
2 D 10
3 B 10
4 B 10
5 A 10
6 A 10
7 D 10
8 A 10
9 D 10
10 E 10
Total Skor 100

80
LAMPIRAN 4 :DATA HASIL BELAJAR SIKLUS 1 DAN SIKLUS 2

NAMA PESERTA
No SIKLUS I SIKLUS II
DIDIK

1 AGUNG DWI KURNIAWAN KARSIN 60 85

2 ANGGA SYARIFUDDIN 80 80

3 DHAFFA WISNU PERDANA 55 70

4 FIRMAN HAIKAL 65 80

5 IIN INDRYANI 75 75

6 KARMILA 60 80

7 KHAIRUL ABDI ALYAS 65 85

8 M. ADHITYA TRI ABRIANSYAH 75 75

9 M. FABIAN RAIHAN ABHITA 65 70

10 M. KHAERIANSYAH AL IQRAM 75 85

MARDHIYYAH MUTMAINNAH
11 70 65
ARFAH

12 MUFIDA YUMTSARA ANANDA 65 85

13 MUH ADRIAN DAFA RAMADHAN 80 80

14 MUH. AQSYAN HARIS 60 85

15 MUH. ARIEL JAMALUDDIN 70 85

16 MUH.FADLI SYAFAR 85 90

17 MUH. FERDI AGUS 90 95

MUHAMMAD ANDRIANSYAH
18 65 75
FIRMAN

19 MUHAMMAD FARHAN 80 80

20 MUHAMMAD FARHAN ARAFAH 80 85

81
21 MUHAMMAD IKHSAN 80 90

22 MUHAMMAD NUR SANDI 55 85

23 MUSPIRAWATI 60 75

24 MURHALIZA IRMAN 80 75

25 NURSATRIANI NINGRUM 80 90

26 PRATIWI DEWI SAPUTRI 85 80

27 SALSABILA SYAHARANI SARI 65 80

28 RODIYAH FEBRIYANTI NUR 75 75

29 SEMUEL ANDI SAMBO 75 0

30 SUDIRMAN 65 75

31 SYAHRUL MANEK 60 85

32 TREASNOC BREADLY TANGIBALI 65 70

33 VALENTINO FEBRIANTO 80 80

34 WARDA WAHYUNI 75 85

35 ZELIKA NUR SULITYWATI 60 70

Jumlah 2480 2725

Rata-rata 70,86 77,86

Jumlah peserta didik tuntas 17 29

Presentase ketuntasan (%) 48,57 82,86

Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I Siklus II

Nilai tertinggi 90 95

Nilai terendah 55 65

Rata-rata 70,86 77,86

82
Jumlah peserta didik tuntas 17 29

Persentase (%) ketuntasan 48,57 82,86

95
90
82.86
77.86
70.86
65

55
48.57

29

17

Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata Jumlah peserta Persentase (%)


didik tuntas ketuntasan

Siklus I Siklus II

83

Anda mungkin juga menyukai