Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ni Komang Novita Dewi

Nim : 181035

Kelas : IV. A

1. Formula sediaan solid berbasis bahan alam disertai cara pembuatan dan persyaratan
mutunya

Uji Mutu Fisik Tablet Ekstrak Daun Jambu Monyet (Anacardium occidentale L.)
dengan Bahan Pengikat PVP (Polivinilpirolidon) secara Granulasi Basah

R/ ekstrak kering 303 mg

Laktosa 288,5 mg

Explotab @5% 32,5 mg

PVP 3% 19,5 mg

Magnesium stearat 1% 6,5 mg

Aquadest qs

Pembuatan Serbuk Simplisia Daun Jambu Monyet

1. Bahan baku segar diletakkan pada loyang yang terbuat dari alumunium dan
dikeringkan dalam oven pada suhu 50 0 C sampai kering.
2. Pengeringan dilakukan untuk mengurangi kadar air, sehingga mencegah
terjadinya pembusukan oleh cendawan atau bakteri, selain itu bahan yang telah
dikeringkan akan lebih mudah diserbukkan, kemudian diayak dengan ayakan no
40

Pembuatan Ekstrak Daun Jambu Monyet

1. Serbuk daun jambu monyet kering sebanyak 1150 g


2. dimaserasi dalam 6,5 liter etanol 70% sambil digojok sekali- kali selama 5 hari,
kemudian disaring.
3. Filtrat yang diperoleh dipekatkan dengan evaporator pada suhu 50 0 C sampai
diperoleh ekstrak kental yang kemudian dikeringkan dengan bahan pengering
aerosol
Cara pembuatan tablet dengan metode granulasi basah.

1. Timbang semua bahan yang diperlukan sesuai perhitungan.


2. Ekstrak kering serbuk daun jambu monyet ditambah dengan laktosa dan explotab
dicampur hingga homogen ditambah bahan pengikat PVP.
3. Campuran tersebut diaduk sampai diperoleh massa yang siap digranulasi.
4. Massa granul diayak dengan ayakan no.16, lalu dikeringkan pada suhu 50 – 60 o
C.
5. Granul kering lalu diayak dengan ayakan no.18, lalu ditimbang.
6. Granul lalu dicampur dengan bahan pelicin magnesium stearat di dalam botol
kosong (pencampuran proses tumbling) selama 5 menit.
7. Kemudian dikempa dengan berat tiap tablet sebesar 650 mg.

Dalam penelitian ini berat ekstrak kering daun Jambu monyet 303 mg.

Pemeriksaan terhadap Granul

a. Pemeriksaan waktu alir


Corong dipasang pada tempatnya, kemudian sebanyak 100 gram granul
dimasukkan ke dalam corong yang ditutup bagian bawahnya. Penutup corong
kemudian dilepas bersamaan dengan menghidupkan stopwatch. Waktu yang
diperlukan untuk mengalirkan 100 gram serbuk tersebut dicatat.
Persyaratan : Granul seberat 100 g dilewatkan sebuah corong alat uji waktu alir
yang dilengkapi dengan penutup. Setelah itu penutup corong dibuka dan granul
akan keluar. Waktu yang diperlukan untuk mengalirnya semua granul dicatat
sebagai waktu alir, tidak lebih dari 10 detik

b. Pemeriksaan sudut diam


Corong dipasang pada tempatnya, kemudian sebanyak 100 gram serbuk granul
dimasukkan dalam corong yang ditutup bagian bawahnya. Selanjutnya penutup
dilepaskan dan dibiarkan serbuk tersebut mengalir semuanya. Tinggi (h) dan
diameter (d) tumpahan serbuk diukur.
Persyaratan : Sudut maksimum yang dibentuk permukaan serbuk dengan
permukaan horizontal pada waktu berputar dinamakan sebagai sudut diam. Bila
sudut diam lebih kecil atau sama dengan 300 menunjukkan bahwa bahan dapat
mengalir bebas, bila sudutnya lebih besar atau sama dengan 40 0 biasanya daya
mengalirnya kurang baik untuk 100 g.

c. Susut pengeringan dan kandungan lembab


Botol timbang dipanaskan dalam oven suhu 105°C hingga bobot konstan. Bahan
serbuk / granul yang akan diuji ditimbang, kemudian dimasukkan ke dalam botol
timbang. Selanjutnya dipanaskan dalam oven. Pemanasan dilakukan hingga bobot
konstan. Botol dimasukkan ke dalam eksikator, sebelum penimbangan. Kemudian
nilai LOD (Loss On Drying) dan MC (Moisture Content)
Persyaratan : pengekstraksian dan pengeringan sisanya akan terbentuk suatu
produk, yang sebaiknya memiliki kandungan lembab tidak lebih dari 5%.

Uji Mutu Fisik Tablet


a. Uji keseragaman bobot
Sebanyak 20 tablet ditimbang, dihitung rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu
persatu, tidak boleh lebih dari harga yang ditetapkan dalam kolom A dan tidak
boleh satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari
harga dalam kolom. Jika perlu dapat digunakan 10 tablet dan tidak satu tablet pun
yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan
dalam kolom A maupun kolom B (Anief 1997).
Persyaratan : Dari 20 Tablet, tidak lebih dari 2 Tablet yang masing-masing bobotnya
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari pada harga yang ditetapkan dalam
kolom A dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya
lebih besar dari harga yang ditetapkan dalam kolom B. bobot rata – rata 25 mg atau
kurang A 15% B 30% dan bobot rata – rata 26 mg sampai 150 mg A 10% B 20%

b. Uji kerapuhan
Sebanyak 20 tablet dibersihkan dari debu yang melekat pada tablet. Timbang 20
tablet tersebut, dimasukkan dalam alat friabilator. Alat diputar sebanyak 100 kali
putaran atau putar selama 4 menit dengan kecepatan 25 rpm.
Persyaratan : Apabila nilai kekerasan tablet tinggi maka kerapuhannya akan
rendah, begitu juga sebaliknya.

c. Uji kekerasan tablet


Tablet diletakkan dengan posisi tegak pada landasan, selanjutnya jarak landasan
dan baut pegas yang ada di atasnya diatur sehingga tablet pada posisi berhimpit.
Skala kekerasan diatur pada posisi nol, kemudian pengungkit di tekan hingga
tablet pecah. Angka yang ditunjukkan pada skala kekerasan (kg) dicatat.
Persyaratan : Semakin tinggi kekerasan tablet maka ikata n antar partikel
penyusunnya semakin kuat sehingga kerapuhannya akan kecil.

d. Uji waktu hancur


Untuk cara kerja uji waktu hancur, pertama-tama masukkan air kedalam alat,
selanjutnya panaskan air pada suhu 37° ± 2° C. Masukkan 6 tablet (tiap tabung 1
tablet) pada alat uji waktu hancur kemudian hidupkan alat, dan stopwatch secara
bersamaan, dan catat waktu hancur tiap tablet.
Persyaratan : tablet tidak bersalut yaitu kurang dari 30 menit.
2. Formula sediaan semisolid berbasis bahan alam disertai cara pembuatan dan persyaratan
mutunya

FORMULASI SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOL RIMPANG KUNYIT


(Curcuma longa Linn)

Dasar salep Hidrokarbon Dasar salep serap

R/ Malam putih 50 R/ vaselin putih 860


Vaselin putih 950 Adeps lanae 30
m.f. unguentum 1000
Malam putih 30

m.f. unguentum 1000

Salep ekstrak rimpang kunyit yang dibuat dua konsentrasi yaitu 4% dan 8% sebanyak 35
g dengan bobot dilebihkan 20% dengan menggunakan 2 basis salep yaitu basis
hidrokarbon dan basis serap.

Pembuatan Ekstrak Rimpang Kunyit

1. Ditimbang serbuk rimpang kunyit sebanyak 100 gram


2. maserasi dengan pelarut etanol sebanyak 750 mL selama lima hari.
3. Disaring cairan menggunakan kain flanel dan ditambahkan etanol 96%
secukupnya melalui ampas sampai diperoleh volume 1000 mL.
4. Ekstrak yang diperoleh dari maserasi rimpang kunyit lalu di pekatkan dengan
vacum rotary evaporator pada suhu 400C – 500C sampai diperoleh ekstrak yang
kental.

Pembuatan Salep

a. Proses pembuatan Dasar Salep Hidrokarbon


1. Timbang semua bahan yang diperlukan sesuai perhitungan.
2. Dimasukkan cera alba dan vaselin album ke dalam cawan porselen, lalu
dileburkan diatas penangas air.
3. Setelah meleleh, hasil leburan diserkai dan dimasukkan dalam mortir.
4. Setelah itu gerus hingga homogen dan dingin.
5. Ditambahkan ekstrak etanol rimpang kunyit sedikit demi sedikit sambil terus
digerus hingga homogen dan menjadi massa setengah padat.
6. Keluarkan massa ( salep ) dari mortir, lalu ditimbang sebanyak 35 g dan
masukkan kedalam wadah ( pot salep )

b. Proses pembuatan dasar salep serap

1. Timbang semua bahan yang diperlukan sesuai perhitungan.


2. Dimasukkan cera alba, vaselin album, stearil alkohol dan adeps lanae ke dalam
cawan porselen, lalu dileburkan diatas penangas air.
3. Setelah meleleh, hasil leburan diserkai dan dimasukkan ke dalam mortir.
4. Gerus hingga homogen dan dingin.
5. Ditambahkan ekstrak etanol rimpang kunyit sedikit demi sedikit sambil digerus
hingga homogen dan menjadi massa setengah padat.
6. Keluarkan massa (salep) dari lumpang, lalu ditimbang sebanyak 35 g dan
dimasukkan kedalam wadah (pot plastik).

UJI EVALUASI

Sediaan salep yang sudah diformulasi selanjutnya dilakukan evaluasi sediaan selama 14
hari yang dilakukan pada hari-hari ganjil. Ada 6 uji evaluasi yang akan dilakukan, yaitu:
a. Uji organoleptis
Pengujian organoleptik dilakukan dengan mengamati sediaan salep dari bentuk,
bau dan warna sediaan. Spesifikasi salep yang harus dipenuhi adalah memilih
bentuk setengah padat, warna harus sesuai dengan spesifikasi pada saat
pembuatan awal salep dan baunya tidak tengik.( Depkes RI)
Persyaratan : Pengamatan dilakukan terhadap bentuk, bau dan warna
b. Uji homogenitas
Uji homogenitas sediaan dilakukan dengan cara salep dioleskan pada sekeping
kaca atau bahan transparan lain yang cocok harus menunjukkan susunan yang
homogen.
Salep yang homogen ditandai dengan tidak terdapatnya gumpalan pada hasil
pengolesan, struktur yang rata dan memiliki warna yang seragam dari titik awal
pengolesan sampai titik akhir pengolesan. Salep yang di uji diambil tiga tempat
yaitu bagian atas, tengah dan bawah dari wadah salep.
Persyaratan : Tidak adanya partikel atau gumpalan yang tersisa pada sediaan.
c. Uji daya sebar
Pengujian daya sebar dilakukan dengan cara meletakkan 0,5 g salep di antara
dua lempeng objek transparan yang diberi beban 100. Pengukuran diameter daya
sebar dilakukan setelah salep tidak menyebar kembali atau lebih kurang 1 menit
setelah pemberian beban.
Persyaratan : Diameter daya sebar salep yang baik antara 5-7 cm.
d. Uji pH salep
Pengukuran nilai pH menggunakan alat bantu stik pH universal yang dicelupkan
ke dalam 0,5 g salep yang telah diencerkan dengan 5 mL aquadest.
Persyaratan : Nilai pH salep yang baik adalah 4,5-6,5 atau sesuai dengan nilai
pH kulit manusia.
e. Uji Daya Lekat
Uji daya lekat dilakukan dengan cara meletakkan salep secukupnya di antara
kedua kaca objek. Kemudian diberi beban 1 kg selama 5 menit. Kedua objek
tersebut dipisahkan dengan menarik kaca objek yang di atas dengan beban
seberat 80 g melewati sebuah kontrol, sedangkan kaca objek yang di bawah
ditahan dengan beban. Lamanya waktu yang diperlukan untuk memisahkan kedua
objek tersebut dicatat sebagai waktu lekat.
Persyaratan : Syarat salep yang baik apabila semakin lama waktu yang
diperlukan hingga kedua objek glass terlepas, maka semakin baik daya lekat salep
tersebut. Semakin lama salep melekat pada kulit, maka efek yang ditimbulkan
juga semakin besar.
f. Uji iritasi terhadap kulit sukarelawan
Uji iritasi terhadap kulit sukarelawan dilakukan dengan uji tempel terbuka (open
test). Uji tempel terbuka dilakukan dengan mengoleskan sediaan pada lengan
bawah, kemudian dibiarkan terbuka selama 5 menit dan diamati reaksi yang
terjadi. Reaksi iritasi positif ditandai oleh adanya kemerahan, gatal-gatal, atau
bengkakpada kulit lengan bawah yang diberi perlakuan.
Persyaratan : Tidak adanya iritasi setelah dioleskan pada lengan bawah selama 5
menit.
g. Uji peninggalan bekas warna salep pada kulit sukarelawan
Uji peninggalan bekas warna salep pada kulit sukarelawan dilakukan dengan
mengoleskan sediaan pada lengan bawah, kemudian dibiarkan terbuka dan
diamati. Uji ini dilakukan untuk melihat peninggalan bekas warna salep di kulit.
Persyaratan : tidak ada peninggalan bekas warna salep di kulit.
3. tahapan pencampuran/ pembuatan formula massage oil dan persyaratan mutunya

R/ oleum sweet almond 40%

Oleum cocos
35,8%

Oleum glycine
20%

Oleum cajuput
2%

Oleum foeniculli
2%

Anda mungkin juga menyukai