Anda di halaman 1dari 12

LERNING OBJECTIVE

1. Apa terapi farmakologi dan non farmakologi dari scenario?


2. Apa diagnosis banding dari scenario?
3. Apa pemeriksaan penunjang dan interpretasi dari scenario?
4. Skala nyeri
5. Anatomi dan fisiologi dari saluran kemih?
6. Definisi dan pathogenesis nyeri pada nyeri kolik?
7. Komplikasi dari scenario?

JAWABAN

1. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk
menyatakan adanya invasi mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan jamur
pada saluran kemih tetapi yang terbanyak adalah bakteri. Escherichia coli
adalah bakteri penyebab infeksi saluran kemih paling banyak ditemukan. ISK
yang telah memberikan keluhan harus segera mendapatkan terapi berupa
antibiotik agar mikroorganisme patogen tidak menyerang organ ginjal.
Antibiotik diberikan berdasarkan kultur bakteri dan tes kepekaan antibiotika
agar tidak terjadi resistensi obat dan komplikasi. Pemberian antibiotik
spectrum luas perlu dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan specimen
untuk mengetahui jenis bakteri dan untuk menentukan terapi yang paling
tepat. Di rumah sakit banyak digunakan antibiotik spectrum luas diantaranya
golongan sefalosporin dan kuinolon. Sefalosporin sering digunakan pada
kasus ISK karena mempunyai efek bakterisid yang kuat terutama sefalosporin
generasi ketiga misalnya cefixime dengan dosis Untuk dewasa: 200-400
mg/hari yang dibagi menjadi 1-2 dosis. Untuk Anak-anak di atas 6 bulan: 8
mg/kg per hari yang dibagi menjadi 1-2 dosis. Kuinolon (fluorokuinolon)
adalah antibiotic spectrum luas yang mempunyai mekanisme menghambat
sisntesis asam nukleat. Obat yang termasuk golonga kuinolon adalah
ciprofloxacin dan levofloxacin. Dosis ciprofloxacin untuk ISK yakni 50 mg
tiap 12 jam, sedangkan untuk levofloxacin yaitu 200-300 mg tiap 12 jam.
Terapi non farmakologi yang dapat dilakukan yaitu:
 lakukan pembersihan dari arah depan ke belakang setelah buang air
besar maupun berkemih. Langkah ini mencegah bakteri di sekitar anus
menginfeksi vagina dan uretra.
 Banyak minum air untuk meningkatkan frekuensi buang air kecil
 Gunakan pakaian dalam yang longgar dan berbahan katun, agar area
vagina dan lubang kencing tetap kering.
 Hindari produk pembersih kewanitaan (vaginal douche) yang
berpotensi menyebabkan iritasi.

Sumber: Triono, A, A., Purwoko, A, E. 2018. Efektifitas Antibiotik Golongan


Sefalosporin dan Kuinolon terhadap Infeksi Saluran Kemih. Vol 12(1).
Viewed 29 januari 2020. From: https://www.ejournal.umy.ac.id

2. Diagnosis banding dari scenario:


-ISK adalah Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai
untuk menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. ISK
dapat menyerang pasien dari segala usia mulai dari bayi yang baru lahir, anak-
anak, remaja hingga orang tua.
-Urolitiasis adalah proses terbentuknya batu (kalkuli) pada traktus urinarius.
Kalkuli yang ditemukan pada ginjal disebut nephrolitiasis dan kasus ini paling
sering ditemukan. Jika kalkuli ditemukan pada ureter dan vesica urinaria
sebagian besar berasal dari ginjal. 1,2 Urolitiasis adalah penyebab umum
adanya keluhan ditemukan darah dalam urin dan nyeri di abdomen, pelvis,
atau inguinal.
-Pyelonephritis, disebut juga sebagai pielonefritis, adalah suatu kondisi
penyakit infeksi pada saluran kemih bagian atas, khususnya pada bagian
parenkim dan pelvis ginjal. Etiologi utama penyebab pyelonephritis
adalah Escherichia coli. Pyelonephritis biasanya berawal dari infeksi saluran
kemih bagian bawah yang tidak tertatalaksana dengan baik, sehingga infeksi
menjalar sampai ke ginjal. Diagnosis pyelonephritis biasanya ditandai dengan
adanya nyeri tumpul pada bagian pinggang (flank pain), mual dan muntah,
dan demam. Diagnosis pyelonephritis ditegakkan berdasarkan hasil kultur
urine.

Sumber: Wijaya, D, P., Fidianingsih, I. 2019. Optimalisasi ipm dengan


pengembangan mind map dan virtual case pada pembelajaran keterampilan
komunikasi dokter-pasien. Vol 1(1). Viewed 29 januari 2020. From:
https://journal.uii.ac.id/RPI/article/view/11455

3. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu:


 Analisa Urin (urinalisis)
Pemeriksaan urinalisis meliputi:
-Leukosuria (ditemukannya leukosit dalam urin).
Dinyatakan positif jika terdapat 5 atau lebih leukosit (sel darah putih)
per lapangan pandang dalam sedimen urin.
-Hematuria (ditemukannya eritrosit dalam urin).
Merupakan petunjuk adanya infeksi saluran kemih jika ditemukan
eritrosit (sel darah merah) 5-10 per lapangan pandang sedimen urin.
Hematuria bisa juga karena adanya kelainan atau penyakit lain,
misalnya batu ginjal dan penyakit ginjal lainnya.
 Pemeriksaan bakteri (bakteriologis)
Pemeriksaan bakteriologis meliputi:
-Mikroskopis.
Bahan: urin segar (tanpa diputar, tanpa pewarnaan). Positif jika
ditemukan 1 bakteri per lapangan pandang.
-Biakan bakteri.
Untuk memastikan diagnosa infeksi saluran kemih.
 Pemeriksaan kimia
Tes ini dimaksudkan sebagai penyaring adanya bakteri dalam urin.
Contoh, tes reduksi griess nitrate, untuk mendeteksi bakteri gram
negatif. Batasan: ditemukan lebih 100.000 bakteri. Tingkat
kepekaannya mencapai 90 % dengan spesifisitas 99%.
 Tes Dip slide (tes plat-celup)
Untuk menentukan jumlah bakteri per cc urin. Kelemahan cara ini
tidak mampu mengetahui jenis bakteri.
 Pemeriksaan penunjang lain
Meliputi: radiologis (rontgen), IVP (pielografi intra vena), USG dan
Scanning. Pemeriksaan penunjang ini dimaksudkan untuk mengetahui
ada tidaknya batu atau kelainan lainnya.

Sumber: Hutapea, E., Bisanto, J. 2016. Karakteristik Kolestasis Intrahepatik


dengan Infeksi Saluran Kemih. Vol 10 (1). Viewed 29 januari 2020. From:
https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/download/697/632

4. Nyeri adalah aktivitas sensorik dan emosional sebagai manifestasi dari proses
patologis pada tubuh yang kemudian memengaruhi saraf sensorik dan
merusak jaringan. Reaksi ini lantas menimbulkan rasa tidak nyaman, distres,
bahkan derita. Secara umum, nyeri terbagi menjadi nyeri ringan, nyeri sedang,
dan nyeri berat. Lebih spesifik, nyeri digolongkan berdasarkan jenis,
penyebab, komplikasi, dan derajat nyeri.
 Jenis nyeri: nyeri nosiseptik, nyeri neurogenik, nyeri psikogenik
 Penyebab nyeri: nyeri onkogolik, nyeri non-onkogolik
 Komplikasi nyeri: nyeri akut, nyeri kronik
 Derajat nyeri: nyeri ringan, nyeri sedang, nyeri berat

Secara umum, skala ini digambarkan dalam bentuk nilai angka, yakni 1-10.
Berikut adalah jenis skala nyeri berdasarkan nilai angka yang perlu diketahui.

 Skala 0, tidak nyeri


 Skala 1, nyeri sangat ringan
 Skala 2, nyeri ringan. Ada sensasi seperti dicubit, namun tidak begitu sakit
 Skala 3, nyeri sudah mulai terasa, namun masih bisa ditoleransi
 Skala 4, nyeri cukup mengganggu
 Skala 5, nyeri benar-benar mengganggu dan tidak bisa didiamkan dalam
waktu lama
 Skala 6, nyeri sudah sampai tahap mengganggu indera, terutama indera
penglihatan
 Skala 7, nyeri sudah membuat tidak bisa melakukan aktivitas
 Skala 8, nyeri mengakibatkan tidak bisa berpikir jernih, bahkan terjadi
perubahan perilaku
 Skala 9, nyeri mengakibatkan menjerit-jerit dan menginginkan cara apapun
untuk menyembuhkan nyeri
 Skala 10, nyeri berada di tahap yang paling parah dan bisa menyebabkan tak
sadarkan diri.

Sumber: Karyati, S., Hanafi, M. 2018. EfektivitasMobilisasiDini Terhadap


PenurunanSkalaNyeri Post OperasiSectio Cesarea Di RSUDKudus. Vol 4(2).
Viewed 29 januari 2020. From: http://repository.urecol.org/index.php/g/

5. Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana


terjadinya proses penyaringan darahsehingga darah bebas dari zat-zat yang
tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih
di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut
dalam air dan dikeluarkan berupa urin(air kemih).   Organ system perkemihan
 Ginjal
 Ureter
 Vesika Urinaria
 Uretra

1. GINJAL

Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum abdominalis di


belakang peritonium pada kedua sisivertebra lumbalis III, dan melekat
langsung pada dinding abdomen.Bentuknya seperti biji buah kacang merah
(kara/ercis), jumlahnaya ada 2 buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari
pada ginjal kanan.Pada orang dewasa berat ginjal ± 200 gram. Dan pada
umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari pada ginjalwanita.

Fungsi Ginjal:

1.Mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung


nitrogennitrogen, misalnya amonia.

2. Mengekskresikan zat-zat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula dan


vitamin) dan berbahaya(misalnya obat-obatan, bakteri dan zat warna).

3. Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi.

4.Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam


atau basa

2. URETER
Terdiri dari 2 saluran pipa masing- masing bersambung dari ginjal ke kandung
kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25-30 cm dengan penampang ± 0,5 cm.
Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dansebagian terletak dalam
rongga pelvis.

Lapisan dinding ureter terdiri dari:

 Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)


 Lapisan tengah otot polos
 Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
 Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik tiap 5
menit sekali yang akan mendorong airkemih masuk ke dalam kandung
kemih (vesika urinaria)

3. VESIKULA URINARIA ( Kantung Kemih )

Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet,


terletak di belakang simfisis pubis didalam ronga panggul.Bentuk kandung
kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan
ligamentum vesikaumbikalis medius.

Bagian vesika urinaria terdiri dari :

1. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah,


bagian ini terpisah dari rektum olehspatium rectosivikale yang terisi
oleh jaringan ikat duktus deferent, vesika seminalis dan prostate.
2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
3. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan
ligamentum vesika umbilikalis.
4. Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium
(lapisan sebelah luar), tunikamuskularis, tunika submukosa, dan lapisan
mukosa (lapisan bagian dalam)

Proses Miksi (Rangsangan Berkemih).Distensi kandung kemih, oleh air kemih


akan merangsang stres reseptor yang terdapat pada dinding kandungkemih
dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untuk merangsang berkemih (proses
miksi). Akibatnya akan terjadireflek kontraksi dinding kandung kemih,
dan pada saat yang sama terjadi relaksasi spinser internus, diikuti
olehrelaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi pengosongan kandung
kemih.Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan
relaksasi spinter interus dihantarkan melaluiserabut-serabut para simpatis.
Kontraksi sfinger eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah
ataumenghentikan miksi. 

4. URETRA

Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang
berfungsi menyalurkan air kemih keluar. Lapisan uretra laki-laki terdiri dari
lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan submukosa.Uretra pada
wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit kearah atas,
panjangnya ± 3-4 cm.Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika
muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena-
vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita
terletak di sebelah atasvagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini
hanya sebagai saluran ekskresi.

Mekanisme Pembentukan Urine

Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit


terbentuk 120- 125ml filtrat (cairan yang telahmelewati celah filtrasi). Setiap
harinyadapat terbentuk 150-180L filtart. Namun dari jumlah ini hanya
sekitar1% (1,5 L) yang akhirnya keluar sebagai kemih, dan sebagian diserap
kembali.

Tahap-tahap Pembentukan Urine

a. Proses filtrasi

Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besar


dari permukaan aferent makaterjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian
yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairanyang
tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air,
sodium, klorida, sulfat, bikarbonatdll, diteruskan ke seluruh ginjal.

b. Proses reabsorpsi

Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida,


fosfat dan beberapa ion karbonat.Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal
dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus
ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat,
bila diperlukanakan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah,
penyerapannya terjadi secara aktif dikienal denganreabsorpsi fakultatif dan
sisanya dialirkan pada pupila renalis

c. Augmentasi (Pengumpulan)

Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus
pengumpul. Pada tubulus pengumpulmasih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-,
dan urea sehingga terbentuklah urine sesungguhnya.Dari tubulus pengumpul,
urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke ureter. Dari ureter, urine
dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat
penyimpanan urine sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh, urine
dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.

Sumber: Astuti, W., Pamudji, G. 2018. Analisis Biaya Terapi pada Pasien
Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap di RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada
Tahun 2016. Vol 15(1). Viewed 29 januari 2020. From:
http://ejurnal.setiabudi.ac.id/ojs/index.php/farmasi-indonesia/

Primasari, N. 2018. Analisis Kenyamanan Termal dan Faktor Individu


terhadap Infeksi Saluran Kemih pada Pekerja Perusahaan Peleburan Baja. Vol
2 (1). Viewed 29 januari 2020. From:
http://journal.ppns.ac.id/index.php/seminarK3PPNS/article/view/220/188

6. Maenurut teori, nyeri kolik terjadi karena aktivitas peristaltik otot polos sistem
kalises ataupun ureter meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batu dari
saluran kemih, peningkatan peristaltik itu menyebabkan tekanan
intraluminalnya meningkat sehingga terjadi peregangan dari terminal saraf di
illioinguinal dan cabang saraf geniformis yang memberikan sensasi nyeri oleh
terjadinya obstruksi batu pada ginjal ataupun saluran kemih yang ditandai
dengan serangan nyeri pinggang menyebar ke arah lipat paha. Yang dirasakan
saat nyeri kolik sendiri adalah nyeri mendadak yang bersifat tajam, terasa
melilit, hilang timbul, tidak berkurang dengan perubahan posisi, penderita
dapat gelisah sampai berguling-guling di tempat tidur, serta kadang disertai
mual dan muntah.

Sumber: Nuach, B, M., Widyawati, I, K. 2016. PEMBERIAN


TRANSCUTANEOUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS)
MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN BEDAH UROLOGI DI
RUANG RAWAT INAP MARWAH RSU HAJI SURABAYA. Vol 3 (1). Viewed
29 januari 2020. From: https://e-journal.unair.ac.id/CMSNJ/article/
7. Gambaran klinis ISK mempunyai spektrum yang sangat luas, dari yang tanpa
gejala (asimptomatik), ringan, sampai ISK dengan komplikasi. ISK baik yang
asimptomatik maupun yang ringan jika tidak ditangani secara dini dan tepat
dapat menimbulkan komplikasi yang berat seperti gagal ginjal, sepsis, bahkan
kematian. ISK pada anak-anak jika tidak diterapi secara dini dan tepat dapat
menimbulkan sekuele seperti pembentukan jaringan parut pada ginjal,
hipertensi, gagal ginjal dan komplikasi selama kehamilan. Prognosis pada
infeksi saluran kemih (ISK) simpleks terbilang sangat baik, dengan
pengobatan antibiotik yang tepat maka penderita dapat sembuh sempurna.

Sumber: Trihono, P, P., Alkamdani, R. 2018. Pewarnaan Gram Urin untuk


Diagnosis Infeksi Saluran Kemih pada Anak Usia 2 Bulan hingga 2 Tahun.
Vol 20 (4). Viewed 29 januari 2020. From:
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/aryono.hendarto/publication/sari_pediatr
i
LO SKENARIO 1

BLOK 4

“Keluhan Seorang Teller Bank”

Disusun Oleh:

Nama : Shareen Nabilla Indania Moh Akmal

Stambuk : N10118046

Kelompok : 2 (dua)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2020

Anda mungkin juga menyukai