Anda di halaman 1dari 3

Faktor Kimia

1 Klasifikasi:
Berdasarkan Bentuknya:
a. Partikulat:
Partikel dapat diklasifikasikan:
 Debu
Debu merupakan suspensi partikel benda padat di udara. Partikel debu dengan ukuran
kurang dari sama dengan 10 mikometer dapat membahayakan kesehatan, karena dapat
terhirup dan masuk kedalam paru-paru. Sedangkan partikel debu dengan ukuran 0,5-4
mikrometer dapat terdeposit pada alveoli.
 Kabut
Adalah sebaran partikel-partikel cair di udara, sebagai hasil proses kondensasi.
 Asap (fume) adalah butiran-butiran benda padat hasil kondensasi  bahan-bahan dari
bentuk uap. Asap juga ditemui pada sisa pembakaran tidak sempurna dari bahan-
bahan yang mengandung karbon, karbon ini mempunyai ukuran lebih kecil dari 0,5
m  (micron)
b. Non Partikulat
 Gas adalah Bahan seperti oksigen, nitrogen, atau karbon dioksida dalam bentuk gas
pada suhu dan tekanan normal, dapat dirubah bentuknya hanya dengan kombinasi
penurunan suhu dan penambahan tekanan.
 Uap Air (Vavor) adalah bentuk gas dari cairan pada suhu dan tekanan ruangan cairan
mengeluarkan uap, jumlahnya tergantung dari kemampuan  penguapannya. Bahan-
bahan yang memiliki titik didih yang rendah lebih mudah menguap dari pada yang
memiliki titik didih yang tinggi.

2. Pengaruh Bahan Kimia


 Iritasi

adalah diartikan  suatu keadaan yang dapat menimbulkan bahaya apabila tubuh kontak
dengan bahan kimia. Bagian tubuh yang terkena biasanya kulit, mata dan saluran pernapasan.
Iritasi melalui kulit, apabila terjadi kontak antara bahan kimia tertentu dengan klulit, bahan
itu akan merusak lapisan yang berfungsi sebagai pelindung. Keadaan ini disebut dermatitis
(peradangan kulit).
Iritasi melalui mata kontak yang terjadi antara bahan-bahan kimia dengan mata bisa
menyebabkan rusaknya mulai yang ringan sampai kerusakan permanen.
Iritasi saluran pernapasan oleh karena bahan-bahan kimia berupa bercak-bercak cair, gas
atau uap akan menimbulkan rasa terbakar apabila terkena pada daerah saluran pernapasan
bagian atas (hidung dan Kerongkongan).
 Asfiksia
Adalah istilah sesak napas dihubungkan dengan gangguan proses oksigensi dalam jaringan
tubuh yaitu ada dua jenis: Simple asphyxiantion dan chemical asphyxiantion
Simple asphyxiation (sesak napas yang sederhana) karena ini berhubungan dengan kadar
oksigen di udara yang digantikan dan didominasi oleh gas seperti nitrogen, karbon dioksida,
ethane, hydrogen  atau helium yang kadar tertentu mempengaruhi kelangsungan hidup.
Chemical  asphyxiation (sesak napas karena bahan-bahan kimia). Pada situasi ini, bahan-
bahan kimia langsung dapat mempengaruhi dan mengganggu kemampuan tubuh untuk
mengangkut dan menggunakan zat asam, sebagai contoh adalah karbon monoksida.
Kehilangan kesadaran dan mati rasa. Paparan terhadap konsentrasi yang relatif tinggi dari
bahan kimia tertentu seperti ethyl dan prophyl alcohol (alipaphatic alcohol), dan methylethyl
keton (aliphatic keton), acetylene hydrocarbon ethyl dan isoprophyl ether, dapat menekan
susunan syaraf pusat.
 Keracunan  Tubuh

Manusia memiliki sistem yang komplek. Keracunan sistemika dihubungkan dengan reaksi
dari salah satu sistem atau lebih dari tubuh terhadap bahan-bahan kimia yang mana reaksi ini
merugikan dan dapat menyebar keseluruh tubuh.
 Kanker

Paparan bakan-bahan kimia tertentu bisa menyebabkan pertumbuhan sel-sel yang tidak
terkendali, menimbulkan tumor (benjolan-benjolan) yang bersifat karsinogen. Tumor tersebut
mungkin baru muncul setelah beberapa tahun bevariasi antara 4 tahun sampai 40 tahun.
Bahan kimia seperti arsenik, asbestos, chromium, nikel dapat menyebabkan kanker paru-
paru.
Paru-paru kotor (pneumoconiosis) adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh
mengendapnya par
tikel-partikel debu halus daerah pertukaran gas dalam paru-paru dan adanya reaksi dari
jaringan paru.. Contoh  bahan-bahan yang menyebabkan  pneumoconiosis adalah crystalline
silica, asbestos, talc, batubara dan beryllium.

3. Pengukuran.
Pengukuran faktor kimia di urara mengunakan media yaitu: gas detektor yang prinsip
kerjanya adalah detektor tersebut akan menghisap baha-bahan kimia di udara, dan kemudian
bereraksi dengan reagen yang sudah tesedria di dalam tabung detektor sehingga dapat
diketahui nilai kualitas dan kuantitas.
Pengambilan sampel debu dilakukan secara impingmen, yaitu: filtrasi, presipitasi,
sedimentasi, dan segala kombinasinya, alatnya disebut imprengen, prinsipa kerjanya adalah
debu dihisap dan mengalami imprengemen dan sejumlah debu dihitung di bawah mikroskop.
4. Nilai ambang batas.
 NAB faktor kimia diatur berdasarkan surat edaran No.SE 01/MEN/1997 tentang NAB
faktor kimia di udara lingkungan kerja.
 Kategori nilai ambang batas:
a. NAB rata-rata selama jam kerja.
b. NAB pemaparan singkat.
c. NAB tertinggi

5. Pengendalian

 Pemberian label dan simbol pada wadah untuk bahan yang berisikan tentang: nama
bahan kimia, resiko yang ditimbulkan, jalan masuknya ke tubuh, efek paparan, cara
penggunaan yang aman dan pertolongan pertama keracunan.
 Memiliki MSDS, yaitu semua informasi mengenai suatu bahan kimia yang dibuat
oleh seuatu perusahaan, berisikan antara lain.: kandungan/komposisi, sifat fisik dan
kmia, cara pengankutan dan penyimpanan, informasi APD sesuai NAB, efek terhadap
kesehatan, gejala keracunan, pertolongan pertama keracunana, alamat dan nomer
telepon pabrik pembuat atau distributor.
 Memiliki petugas K3 kimia dan ahli K3 kimia yang mempunyai kewajiban ,
melakukan identifikasi bahaya melaksanakan prosedur kerja aman, penganggulangan
keadaan darurat dan mengembankan pengetahuan K3 di bidang kimia.

Temuan hasil pengamatan

Pengamat tidak mendapatkan penjelasan mengenai bahan kimia apa saja yang digunakan
dalam proses produksi. Namun pada ruang museum dan aula tampak adanya debu. Faktor
kimia gas, kabut, asap, dan fume tidak ditemukan pada observasi.

Anda mungkin juga menyukai