Anda di halaman 1dari 4

Nama : sarah almaida

Nim : 1904010010

Pengaruh Covid-19 Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat

Pada awal 2020 seluruh dunia di gegerkan karena adanya suatu penyakit yang
disebabkan oleh virus yang bernama corona atau covid-19, menurut beberapa referansi virus
corona atau covid-19 menyerang sistem pernapasan manusia.

Virus corona tergolong virus yang sangat berbahaya karena atau dapat menyebabkan
luka permanen pada paru-paru pasien yang sudah terinfeksi dan sembuh. Secara umum gejala
virus corona adalah demam, flu, batuk dan sesak napas dalam batas waktu tertentu, ini
adalah termasuk gejala covid-19.

Maka kita harus senantiasa waspada dan selalu kerja sama yang baik dengan keluarga
atau rekan kerja selama beraktifitas di dalam rumah, diruang kerja, dan di dalam lingkungan
masyarakat. Keberadaan covid-19 yang mematikan ini telah banyak menyita perhatian dunia,
ada yang menangani dengan serius, ada pula yang seolah-olah tak mau tau, tapi karena setiap
harinya penyebaran virus covid-19 semakin banyak maka langkah yang harus ditempuh
sebagai antisipasi adalah membangun kerja sama yang baik dengan keluarga, rekan kerja, dan
pihak-pihak terkait.

Virus covid-19 telah menggerakkan para kepala negara untuk cepat tanggap dan
peduli terhadap keselamatan rakyatnya. Hal ini dapat kita lihat dari berbagai pengumuman
untuk meliburkan sekolah, kuliah online (kuliah tanpa tatap muka tetapi menggunakan
aplikasi yang disarankan oleh sekolah dan kampus), larangan terlibat dalam keramaian,
termasuk larangan keluar negeri, baik untuk umrah, rekreasi, ataupun hanya untuk
berkunjung biasa.

Peraturan atau kebijakan yang telah ditetapkan oleh perintah tertentu sangat
berpengaruh terhadap segala sektor, termasuk perekonomian dan kehidupan sosial di dalam
masyarakat. Beradasarkan informasi di media beberapa hari lalu bahwa kurang lebih 50 juta
orang terancam kehilangan pekerjaan akibat dampak dari virus corona (civid-19).

Sulit dibayangka apabila terjadi pengangguran, maka masalah sosial akan terus
bermunculan, namun semua itu perlu digaris bawahi bahwa apapun ynag dilakukan
pemerintah adalah sebagai bentuk kepedulian terhadap rakyatnya, karena mencegah itu lebih
baik daripada mengobati.

Selain itu dampak virus corona (covid-19) dalam kehidupan sosial masyarakat,
diantaranya adalah timbul rasa curiga dan hilangnya kepercayaan terhadap orang-orang yang
ada di sekitar kita yang baru kita kenal, sebagai contoh saat kita membeli makanan baik
diwarung, restoran atau pedagang kaki lima kita akan mancari tahu apakan bersih atau tidak,
apakah pelayan ada yang bersentuhan dengan orang atau tidak, adakah petugas atau pelayan
mencuci tangan atau tidak pada saat mengolah makanan, sehingga timbul karaguan terhadap
pelayanan yang diberikan kepada pembeli.

Pada saat berbincang atau berjumpa baik di lingkungan kantor maupun lingkung
rumah dan dengan masyarakat setempat kita pun enggan berjabat tangan, sebagaimana yang
diajarkan orang tua terhadap anaknnya untuk selalu menghormati orang yang lebih tua,
namun dengan adanya situasi ini mengaruskan kita untuk tetap selalu waspada untukk
menghindari berjabat tangan dan harus menjaga jarak kurang lebih 2 mater jika ingin
berbicara dengan orang lain, apalagi orang yang tidak kita kenal.

Pemerinatah juga menghimbau kepada masyarakat bahwa dalam pertemuan atau


rapat mengharuskan kita kita memakai masker, tetapi disisi lain sebagian masyarakat tidak
menghiraukan pemeberitahuan tersebuat, masih banyak masyarakat yang tidak menggunakan
masker dan juga batuk sembarangan, hal ini tentu menimbulkan kecurigaan, dan kita pun
terkadang cepat-cepat menghindar.

Virus corona (covid-19) telah melumpuhkan perekonomian dunia termasuk Indonesia,


sebagaimana terlihat dalam kehidupan sehari-hari dikalangan masyarakat yang menengah
kebawah seperti pedagang kelontong, penjaul ikan, dan pedangan sayur. Mereka merasakan
menurunnya daya beli masyarakat karena ketidaknyamana para konsumen dalam berbelanja.

Lain lagi dengan kisah seorang sopir yang biasanya dapat memenuhi kebutuhan
keluarga, tetapi dengan menyebarnya kasus virus corona ini masyarakat enggan
menggunakan transportasi umum. Imbauan pemerintah untuk lockdown atau karantina
mandiri dirumah masing-masing dengan meliburkan aktifitas tatap muka di sekolah, di
kantor, di perguruan tinggi, tidak semu mematuhinya. Bahkan ada yang menggunakan waktu
karantina untuk pergi berlibur.

Hal ini tentu menjadi masalah bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk
masyarakat sekitar kita, maka sangat dibutuhkan kesadaran masing-masing akan kselamatan
diri dan lingkungan. Sejak diberlakukannya peraturan tidak dbenarkan ada kumpulan
keramaian seperti di masjid, maka hampir semua masjid pada saat sholat berjamaah hanya da
beberapa orang yang hadir untuk melaksanakan sholat berjamaah sehingga masjid tampak
sepi.

Situasi ini menimbulkan kegelisahan apakah semua larangan yang telah ditetapkan
semua bermanfaat karena disatu sisi sebagai umat islam, apabila di masjid tidak ada lagi
orang yang sholat berjamaah, tidak ada lagi pengajian tak terdengar lagi dzikir, maka tanpa
sadar kita telah meninggalkan bekal kita menuju akhirat. Seharusnya dengan adanya
musibah kita semakin memenuhi kewajiban sebagai umat islam .

Kegiatan yang dilaksakanan di masjid tentu bagi merasa yang dirinya sehat dan untuk
mencegah virus corona ini, bila perlu pemerintah juga memasang alat pengukur suhu tubuh
ketika memasuki masjid. Menghadapai wabah virus corona (covid-19) bukan hanya para
medis yang berperan, tetapi hendaknya juga pemerintah mengajak para ulama dan pemuka
agama juga masyarakat perperan aktif dalam menghadap virus corona, sehingga masyarkat
idak terlalu merasa khawatir dan sedikit tenang dan tidak dihantui oleh berita-berita
menakutkan tentang virus corona.

Peran serta keluarga dengan memberikan pemahaman dan penanganan yang baik
kepada anggota keluarga menjadi faktor utama dalam keberhasian mencegah virus corona
(covid-19). Aktifitas sekolah hingga acara keagamaana banyak yang dilakukan di rumah
wacana penutupan akses wilayah terdampak virus corona (lockdown) agar masyarakat tidak
mendekati ke dalam pusaran virus, yaitu Jakarta. Hal itu dinilai perlu dilakukan karena
jumlah kasus di ibu kota cukup tinggi dibandingkan daerah lain.

Kendati demikian, kepala negara mengaku belum berpikir untuk mengambil langkah
tersebut, padahal langkah tersebut dirasa cukup ampuh dalam menghambat penyebaran virus
corona (covid-19).
Kemampuhan tersebut mengacu pada apa yang sudah terjadi di kota Wuhan (sumber
virus corona) setalah pemerintah China mengambil langkah lockdown, penyebaran wabah
sudah mulai bisa dikurangi. Namun, menteri keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai
langkah tersebut bisa membuat laju perekonomian akan semakin berat, pasalnya dengan
kebijakan menjauhkan diri (self distancing) yang kadar pembatasan pergerakan masyarakat
akibat virus corona lebih rendah dan tingakat konsumsi masyarakat bisa menurun tajam.

Bila tingkat konsumsi berkurang, maka pertumbuhan beberapa indikator penopang


perekonomian nasional sangat bergantung pada laju konsumsi masyarakat yang kini
jumlahnya sekitar 260 juta orang.

Sumber berita:

http://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20200316074515-532-483-710/mengukur-ancama-
ekonimi-dari-lockdown-virus-corona.

http;// www.google .com/amp/s/aceh.trbunnews.com/amp/2020/-3/21/pengaruh-corona-


terhadap-kehidupan-sosil-masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai