Viralin Agusta Keya - RESUME INTERPROFESIONAL
Viralin Agusta Keya - RESUME INTERPROFESIONAL
DISUSUN OLEH:
NIM : P07120317031
TINGKAT : 3A
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PRODI KEPERAWATAN MASOHI
T.A 2019/2020
8. DUKUNGAN
Setiap anggota tim harus ditantang untuk berkontribusi dalam segala hal. Dorong
mereka untuk ikut training bila memang diperlukan dan beri kesempatan untuk
keluar dan melakukan sendiri tugas-tugasnya. Mereka perlu merasa nyaman dalam
melakukan tugas supaya dapat menemukan potensi unik dalam diri mereka sendiri.
Ubahlah tanggung jawab setiap anggota tim bila memang dianggap perlu.
Ketahuilah kekuatan dan kelemahan dari setiap anggota tim dan berikan dukungan
positif terhadap kedua hal itu.
9. TUNJUKKAN ANTUSIASME
Antusiasme mudah menular. Selalulah bersikap positif dan penuh harap. Bila
mereka melihat Anda mengharapkan sesuatu dari mereka, maka ada peluang
mereka akan memberikan yang terbaik dan berusaha tidak mengecewakan Anda.
Fokuslah juga pada hal-hal yang dikerjakan dengan benar, dan tidak selalu melihat
kesalahan orang lain saja.
10. HAVE FUN
Bangun semangat yang ada di dalam tim agar bisa selalu memberikan energi
yang tinggi dan spirit persatuan. Sediakan waktu untuk tertawa bersama dan
ciptakan suasana yang sesantai mungkin. Tidak ada tujuan yang dapat dicapai
dengan mudah bila suasananya selalu tegang.
11. DELEGASI
Jelaskan apa yang harus dikerjakan dan bagaimana caranya (bila diperlukan),
lalu biarkan. Lebih baik lagi jika Anda dapat menjelaskan masalah yang ada dan
seperti apa hasil yang Anda inginkan. Lalu, biarkan tim Anda mengembangkan cara
mereka sendiri untuk menyelesaikan tugas tersebut sesuai waktu yang telah
ditetapkan. Bila jadwal reviewhari Selasa depan, maka jangan menanyakan hasilnya
hari ini. Berilah kepercayaan kepada tim Anda untuk memenuhi deadline masing-
masing.
12. BERIKAN PENGHARGAAN
Rayakan keberhasilan bersama-sama dan berikan penghargaan kepada anggota
tim tapi tidak secara individual. Dalam setiap tim akan mempunyai individu yang
menonjol pada bidang tertentu. Kenalilah hal ini dengan cepat melalui performance
review process dan gunakan untuk mendukung kerja sama tim. Hindari semua
tindakan yang bisa menimbulkan kecemburuan di antara anggota. Selalu bicara
positif tentang anggota tim Anda secara keseluruhan. Promosikan talenta, usaha,
dedikasi dan kesuksesan mereka.
Terakhir, yang penting adalah terus-menerus memberi inspirasi kepada semua
anggota tim. Bila Anda berbicara tentang hal apa pun yang berhubungan dengan
tim, gunakanlah kata 'kita' dan bukan kata 'saya'.
b. Fungsi-Fungsi Kepemimpinan.
Tugas pokok kepemimpinan yang berupa mengantarkan, mengelompokkan,
memberi petunjuk, mendidik, membimbing dan sebagainya agar para bawahan
mengikuti jejak pemimpin mencapai tujuan organisasi, hanya dapat dilaksanakan
secara baik bila seorang pemimpin menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya.
Di antara fungsi kepemimpinan antara lain:
1) Fungsi Perencanaan yaitu seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang
menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab
tercapainya tujuan organisasi.
2) Fungsi Pengembangan Loyalitas Pengembangan kesetiaan ini tidak saja di antara
pengikut, tetapi juga untuk para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam
organisasi. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus
memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari-hari
yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah
mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat
berjalan sebagaimana mestinya.
3) Fungsi Pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti
kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan-
hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan
kembali berlangsung menurut rel yang telah ditetapkan dalam rencana.
4) Fungsi Mengambil Keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah
dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan
pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani mengambil
keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu,
kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis
dan lain sebagainya.
5) Fungsi Memberi Motivasi Seorang pemimpin perlu selalu bersikap penuh perhatian
terhadap anak buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat,
membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar rajin bekerja dan
menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya.
Pemberian anugerah yang berupa ganjaran, hadiah, pujian atau ucapan terima
kasih sangat diperlukan oleh anak buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih
payahnya diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya.
d. Unsur-Unsur Kepemimpinan
Terbentuknya suatu kepemimpinan tidak terlepas dari unsur-unsur berikut yang
diuraikan melalui gambar di bawah ini:
Berdasarkan uraian dari konsepsi kepemimpinan, maka dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut menurut Wahjosumdjo
(1987):
1) Adanya Kepemimpinan Pemimpin itu sendiri adalah unsur utama kepemimpinan
yang akan menjadi pendorong dan atau mempengaruhi seseorang atau
sekelompok orang lain, sehingga tercipta hubungan kerja yang serasi dan
menguntungkan untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai
tujuan tertentu.
2) Adanya Pengikut Unsur kedua kepemimpinan adalah adanya pengikut, yakni
seorang atau sekelompok orang yang mendapat dorongan atau pengaruh
sehingga bersedia dan dapat melakukan berbagai aktivitas tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3) Adanya Sifat dan Ataupun Perilaku Tertentu Unsur selanjutnya kepemimpinan
adalah adanya sifat ataupun perilaku tertentu yang dimiliki oleh seorang
pimpinan yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong dan ataupun
mempengaruhi seorang atau sekelompok orang.
4) Adanya Situasi dan Kondisi Tertentu Unsur terakhir adalah adanya situasi dan
kondisi tertentu yang memungkinkan terlaksananya kepemimpinan. Situasi dan
kondisi yang dimaksud dibedakan atas dua macam. Pertama situasi dan kondisi
internal organisasi, kedua situasi dan kondisi eksternal organisasi yakni
lingkungan secara keseluruhan.
2. KONSEP PERUBAHAN
a. Definisi perubahan
Sesuatu yang konstan adalah perubahan (Heraclitus, 2500 tahun yang lalu).
Perubahan di definisikan sebagai sebuah transformasi yang terencana atau tidak
terencana pada struktur organisasi, teknologi dan orang-orang yang dalam
organisasi tersebut (Greenberg, 2003 dalam Darmawati, 2007).Perubahan
yang bersifat tiba-tiba dan membingungkan akan menyebabkan kecemasan
dan stress, maka perlu dipahami tentang dasar hokum dan prinsip yang
mendasari, serta implikasinya terhadap suatu pelayanan dan staf (Allan, 2007).
b. Tujuan dari Perubahan
1) Untuk memenuhi kebutuhan klien
2) Untuk memenuhi kebutuhan pasar
3) Untuk merespon tekanan internal
4) Untuk mengambil keuntungan dari peluang baru
5) Untuk merespon persaingan yang kompetitif.
c. Proses perubahan
Perubahan Organisasi (Organizational Change) Untuk memahami perubahan
organisasi secara teoretis, penulis mengumpulkan beberapa definisi dan konsep
para ilmuan. Michel Beer (2000: 452) menyatakan berubah itu adalah memilih
tindakan yang berbeda dari se belumnya, perbedaan itulah yang menghasilkan
suatu perubahan. Jika pilihan hasilnya sama dengan yang sebelumnya berarti akan
memperkuat status quo yang ada. Selanjutnya Winardi (2005: 2) menyatakan,
bahwa perubahan organisasi adalah tindakan beralihnya sesuatu organisasi dari
kondisi yang berlaku kini menuju ke kondisi masa yang akan datang menurut yang di
inginkan guna meningkatkan efektivitasnya. Sejalan dengan itu Anne Maria (1998:
209) berpendapat, bahwa perubahan organisasi adalah suatu tindakan menyusun
kembali komponen-komponen organisasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektifitas organisasi. Mengingat begitu pentingnya perubahan dalam lingkungan
yang bergerak cepat sudah saatnya organisasi tidak menunda perubahan,
penundaan berarti akan menghadapkan organisasi pada proses kemunduran. Akan
tetapi perlu diingat bahwa tidak semua perubahan yang terjadi akan menimbulkan
kondisi yang lebih baik, sehingga perlu diupayakan agar perubahan tersebut
diarahkan kearah yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi yang sebelumnya.
Pendapat yang senada dikemukakan oleh JO. Bryson (1990: 374) seorang pakar
dalam manajemen perpustakan menyatakan bahwa ”when one or more elements in
alibrary change it is called organizational change” Pendapat Bryson tersebut
menunjukkan bahwa salah satu unsur saja dalam organisasi yang berubah, sudah
dapat dikatakan sebagai perubahan organisasi. Dari beberapa definisi tentang
perubahan di atas dapat ditarik pengertian bahwa perubahan organisasi itu
merupakan suatu tindakan yang dilakukan terhadap unsur-unsur dalam suatu
organisasi untuk meningkatkan efektivitas organisasi menuju ke arah yang lebih baik
daripada sebelumnya. Perubahan merupakan bagian dari kehidupan manusia, dan
dapat juga terjadi pada organisasi termasuk organisasi perpustakaan.
Perubahan merupakan Suatu program dikatakan sukses apabila ada
pengetian dan pemahaman karena biasanya harus ada petunjuk umum
jika seseorang berbagi dan menyelaraskan pekerjaan secara terorganisir (Morgan,
1991 dalam Haidar, 2006). Perubahan merupakan suatu proses yang sulit dan
panjang, penting dalam mengidentifikasi kesempatan untuk meningkatkan
pelayanan daripada menunjukkan sikap memerintah langsung. Adapun tahapan
perubahan menurut Kurt Lewin dalam Cherie,.et.all, 2005 yakni:
1. Unfreezing (Tahap pencarian
Pada tahap ini adanya kebutuhan berubah. Manajemen
menyadari bahwa strategi saat ini tidak lagi tepat dan organisasi harus berubah.
Meyakinkan orang lain (karyawan), individu maupun kelompok bahwa perilaku
saat ini sudah tidak pantas diterapkan. Kebutuhan perubahan ini harus memiliki
motivasi yang kuat untuk berubah dari keadaan semula.
2. Changing/Moving (bergerak)
Proses perubahan tahap ini dapat terjadi apabila seseorang telah
memiliki informasi yang cukup serta sikap dan kemampuan untuk berubah.
Setelah adanya kesiapan untuk menerima perubahan, maka pola perilaku
harus mulai dirubah. Adapun cara yang dapat digunakan dalam mengubah
perilaku adalah :
a. Compliance, perubahan perilaku dapat dicapai dengan memberikan
reward dan punishment bagi perilaku yang baik atau buruk.
b. Identification, identifikasi terjadi ketika, seseorang terkesan terhadap
perilaku seseorang dan mencoba untuk mengadopsi dan
mengikutinya.
c. Internalization, meliputi beberapa proses perubahaninternal melalui
proses berpikir individu. Individu diberikan kebebasan untuk belajar dan
mengadopsi perilaku baru untuk berhasil dalam kondisi yang baru
seharusnya produktif dalam merubah strateginya sebelum
terjadinya krisis.
d. Support a strong leade, Beberapa studi menunjukkan bahwa seorang
leader yang kuat merupakan faktor untuk membuat suatu visi,
memotivasi organisasi dan berjuang untuk merealisasikannya.
Avolio, B.J., B.M. Bass, B.M., & Jung, D.I. 1999. Re-Examining the Components of
Transformational and Transactional Leadership Using the Multifactor Leadership
Questionnaire. Journal of Occupational and Organizational Psychology, 72, 441-462.