Anda di halaman 1dari 14

TUGAS INDIVIDU

“KONSEP KERJA TIM DALAM KEPERAWATAN“ DAN

“KEPEMIMPINAN DAN KONSEP PERUBAHAN”

MATA KULIAH : Interprofesional

DOSEN. MK : Dr. N. B. Marasabessy S.ST. M.Kes

DISUSUN OLEH:

Nama : Viralin Agusta Keiya

NIM : P07120317031

TINGKAT : 3A

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PRODI KEPERAWATAN MASOHI
T.A 2019/2020

A. KONSEP KERJA TIM DALAM KEPERAWATAN


1. Defenisi kerja tim
Tim ialah kelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi dan
berkomitmen untuk mecapai tujuan bersama secara efektif dan efisien (Hunsaker,2001).
Kerja tim ialah kerja berkelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi untuk
mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien.

2. Manfaat Kerja Tim


Kerja tim dapat memberikan manfaat, antara lain:Pekerjaan menjadi lebih ringan karena
dilakukan bersama
a. Dapat menimbulkan semangat kebersamaan.
b. Lebih efektif dan efisien dibandingkan dikerjakan sendiri
c. Kinerja organisasi lebih meningkat.

3. Tahapan Pembentukan Tim


Proses pembentukan tim dapat meliputi serangkaian langkah berikut:
a. Forming: kesadaran akan komitmen bersama untukmembentuk tim dan penerimaan
menjadi anggota tim.
b. Stoming : Muncul badai berupa konflik tentang klarifikasi dan kepemilikan.
c. Norming : Ada usaha untuk bekerja sama berupa keterlibatan dan dukungan
membuat dan mematuhi norma-norma baru.
d. Performing: Meningkatkan produktivitas kerja berupa target pencapaian kinerja dan
rasa bangga.
e. Andjouring: Berpisah memberikan pengakuan dan kepuasan (Hunsaker, 2001)

4. Karakteristik Kerja Tim Efektif


Kerja tim efektif memiliki sejumlah ciri berikut:
a. Misi tim jelas
b. Suasana informal
c. Banyak berdiskusi
d. Banyak mendengar (Pendengan yang aktif)
e. Kepercayaan dan keterbukaan
f. Menerima perbedaan pendapat (saling menghargai)
g. Kritis terhadap isu-isu tim TAS, dan tidak bersifat pribadi
h. Konsensus adalah salah satu norma tim TAS
i. Kepemimpinan efektif
j. Jelas dalam penilaian
k. Mengabungkan nilai dan norma
l. Komitmen (Manning & Curtis, 2003).

5. Prinsip kerja tim


Guna mendukung hal tersebut diperlukan beberapa prinsip untuk kenyamanan
tim yang efektif yaitu :
a) memperoleh bakat terbaik dari masing-masing individu ;
b) mendemonstrasi dan mengembangkan kepemimpinan ;
c) merangsang komitmen tim ;
d) memberi inspirasi keamanan dan antusiasme tim ;
e) membangun sikap tim yang kuat ;
f) memberdayakan individu ;
g) supaya menonjol dilingkungan tim ;
h) menciptakan lingkungan tim atas dasar saling percaya dan saling menghormati ;
i) membangun suatu pondasi karakter tim dan individual ;
j) prilaku yang tidak egois dan rela berkorban ;
k) berpikiran terbuka.
Seperti tentara diajari cara untuk beroperasi dan bekerja sebagai sebuah tim dan
cara untuk menyesuaikan diri. Perilaku yang tepat dihargai, sementara perilaku tidak
tepat akan dihukum berat. Jadi dengan mengkondisikan mereka agar bergerak,
bertindak, dan berperilaku sebagai sebuah tim selama pelatihan, mereka mampu
bertindak seperti  juga saat sedang berperang. Pelatihan, disiplin, komunikasi, dan
umpan balik yang jelas serta pembatasan, peran yang jelas adalah faktor penting dan
diperlukan untuk mencapain sinergi.
Sebenarnya kerjasama tim yang efektif sering kali merupakan hasil dari disiplin yang
ditentukan oleh masing-masing anggota tim. Mereka memastikan bahwa tidak hanya
perilaku yang diubah, tetapi setiap anggota memiliki sikap yang tepat untuk
mempertahankan kebersamaan dan kepentingan kelompok. Jelasnya perlu waktu untuk
melatih sebuah tim. Diperlukan waktu bertahun-tahun untuk melatih sepasukan tentara
agar siap berperang. Sama hal nya juga kerjasama tim memerlukan waktu beradaptasi,
terampil berkomunikasi,  bergaul, penyesuaian  karakter, membentuk kompetensi,
ketegasan, visi dan misi.
6. Cara kerja secara tim / kolaborasi
Agar dapat membangun sebuah tim yang bagus dan baik, diperlukan lebih dari
sekadar mengumpulkan orang-orang yang tepat. Sebab, ujian utama
darileadership sebenarnya adalah menciptakan lingkungan dimana setiap individu mau
bekerja secara kooperatif dan kolaboratif.
Tips berikut mungkin bisa membantu kita dalam membangun kerja sama tim
yang lebih baik :
1. FOKUS
Jelaskan rencana jangka panjang organisasi dan lakukan follow-up dengan
teratur. Orang-orang sering kali terlalu fokus pada masalah hari ini dan pekerjaan
rutinnya, sehingga kehilangan gambaran dari tujuan utama secara keseluruhan.
Jadi, sewaktu anggota lainnya sedang berkonsentrasi menyelesaikan masalah,
anggota lain dapat mendedikasikan lebih banyak waktunya untuk me-reviewproses
dan mengeliminasi masalah-masalah yang mungkin muncul di masa depan.
2. DEFENISIKAN PERAN
Garis bawahi dengan jelas tanggung jawab dan peran setiap individu dalam
suatu tim. Hal ini sangat penting untuk menjamin kesuksesan tim. Pemahaman tim
terhadap tugas dan tanggung jawab masing-masing akan sangat membantu dalam
pelaksanaan kerja sama tim secara kolaboratif. Dukunglah tim Anda untuk
mendefinisikan fungsi mereka. Para anggota tim akan mampu mengambil lebih
banyak tanggung jawab apabila mereka berada dalam posisi yang cocok, dan salah
satu dari mereka mungkin akan  dapat mengeluarkan bakat baru yang tidak disadari
sebelumnya.
3. TETAPKAN TUJUAN
Anggota tim perlu memperhatikan tujuan individu maupun tujuan tim. Dukunglah
mereka untuk menentukan tujuan jangka pendek yang dapat diraih dan dapat diukur,
serta tujuan jangka panjang. Dengan tujuan yang jelas dan kode etik atau aturan
tertentu, tim akan mulai bisa mengatur dirinya sendiri untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut. Pantauan dari senior sangat dibutuhkan untuk menghilangkan sifat-sifat
negatif seperti kemalasan, keterlambatan, serta suka menunda-nunda pekerjaan.
Komunikasikan selalu setiap tujuan dengan jelas, dan pastikan setiap anggota tim
benar-benar memahaminya.
4. BAGIKAN INFORMASI
Informasi yang disembunyikan akan dianggap sebagai gosip atau rumor.
Produktivitas dan moral tim akan menurun bila mereka menemukan banyak
informasi yang tidak jelas berkeliaran, terutama di masa-masa sulit atau peralihan.
Bagikan dan sebarkanlah semua informasi yang memang perlu dikomunikasikan ke
semua anggota tim, dan jangan lupa untuk terus meng-update informasi tersebut
sesering mungkin.
5. KEPERCAYAAN
Jadilah orang yang dapat dipercaya dan diandalkan. Hargailah kata-kata Anda
sendiri. Bila Anda seorang pemimpin dan Anda sudah berjanji untuk memberikan
sesuatu kepada anak buah, maka pastikan Anda menepati janji tersebut. Bila Anda
salah satu anggota tim dan pernah berjanji untuk melakukan sesuatu kepada tim
atau pemimpin Anda, maka pastikan juga Anda menepati janji tersebut. Perlakukan
setiap anggota tim dengan perlakuan yang sama. Jangan ada 'anak emas' dan
'orang istimewa’.
6. DENGARKAN
Bersikaplah terbuka terhadap ide-ide dari anggota tim lain. Berikan mereka
kesempatan untuk menyampaikan pendapat dalam rapat atau
saat brainstorming. Pertimbangkan setiap saran mereka. Kita tidak akan pernah
benar-benar tahu saran dan pendapat mana yang terbaik sampai kita sendiri
membuktikannya. Banyak organisasi menghabiskan dana besar untuk menyewa
konsultan dari luar, tanpa terlebih dahulu menanyakan pendapat pegawai dan anak
buahnya sendiri. Padahal, seringkali merekalah yang paling tahu problem apa yang
terjadi di dalam. Berikan pujian kepada anggota tim kita dan jadilah seorang
pemimpin dan pendengar yang baik.
7. BERSABAR
Bila tim Anda terlihat bermasalah dan tidak menunjukkan hasil apa pun,
bersabarlah. Beri waktu dan amati perkembangannya. Sering kali mereka bisa
mengatasi masalahnya sendiri, dan Anda perlu mengawasi dan mengamati saja.
Bila hal ini tidak terjadi, maka beraksilah. Pecat dan hire orang lain bila memang
diperlukan. Tidak ada gunanya menyimpan 'benalu' di dalam tim.

8. DUKUNGAN
Setiap anggota tim harus ditantang untuk berkontribusi dalam segala hal. Dorong
mereka untuk ikut training bila memang diperlukan dan beri kesempatan untuk
keluar dan melakukan sendiri tugas-tugasnya. Mereka perlu merasa nyaman dalam
melakukan tugas supaya dapat menemukan potensi unik dalam diri mereka sendiri.
Ubahlah tanggung jawab setiap anggota tim bila memang dianggap perlu.
Ketahuilah kekuatan dan kelemahan dari setiap anggota tim dan berikan dukungan
positif terhadap kedua hal itu.
9. TUNJUKKAN ANTUSIASME
            Antusiasme mudah menular. Selalulah bersikap positif dan penuh harap. Bila
mereka melihat Anda mengharapkan sesuatu dari mereka, maka ada peluang
mereka akan memberikan yang terbaik dan berusaha tidak mengecewakan Anda.
Fokuslah juga pada hal-hal yang dikerjakan dengan benar, dan tidak selalu melihat
kesalahan orang lain saja.
10. HAVE FUN
Bangun semangat yang ada di dalam tim agar bisa selalu memberikan energi
yang tinggi dan spirit persatuan. Sediakan waktu untuk tertawa bersama dan
ciptakan suasana yang sesantai mungkin. Tidak ada tujuan yang dapat dicapai
dengan mudah bila suasananya selalu tegang.
11. DELEGASI
Jelaskan apa yang harus dikerjakan dan bagaimana caranya (bila diperlukan),
lalu biarkan. Lebih baik lagi jika Anda dapat menjelaskan masalah yang ada dan
seperti apa hasil yang Anda inginkan. Lalu, biarkan tim Anda mengembangkan cara
mereka sendiri untuk menyelesaikan tugas tersebut sesuai waktu yang telah
ditetapkan. Bila jadwal reviewhari Selasa depan, maka jangan menanyakan hasilnya
hari ini. Berilah kepercayaan kepada tim Anda untuk memenuhi deadline masing-
masing.
12. BERIKAN PENGHARGAAN
Rayakan keberhasilan bersama-sama dan berikan penghargaan kepada anggota
tim tapi tidak secara individual. Dalam setiap tim akan mempunyai individu yang
menonjol pada bidang tertentu. Kenalilah hal ini dengan cepat melalui performance
review process dan gunakan untuk mendukung kerja sama tim. Hindari semua
tindakan yang bisa menimbulkan kecemburuan di antara anggota. Selalu bicara
positif tentang anggota tim Anda secara keseluruhan. Promosikan talenta, usaha,
dedikasi dan kesuksesan mereka.
Terakhir, yang penting adalah terus-menerus memberi inspirasi kepada semua
anggota tim. Bila Anda berbicara tentang hal apa pun yang berhubungan dengan
tim, gunakanlah kata 'kita' dan bukan kata 'saya'.

7. Hambatan kerja tim


Macam-macam hambatan :
a. Hambatan yang Controlable ialah hubungan dimana kita memiliki wewenang dan
kekuasaan, untuk menghilangkannya, seperti :
1) Kurang cukupnya waktu yang dimiliki oleh seorang atasan terhadap bawahannya
2) Kurangnya latihan-latihan yang dilaksanakan atau yang diperoleh bawahan
3) Kurangnya keinginan atau hasrat dari bawahan untuk berpartisipasi
b. Hambatan-hambatan yang kita dapat pengaruhi, untuk meniadakannya ialah :
1) atasan yang tidak tahu tentang manajemen peran serta
2) Iklim organisasi yang tidak tahu tentang manajemen peran serta
3) atasan yang tidak mau mencari dan menyediakan waktu untuk mempraktekkan
manajemen peran serta
c. Hambatan yang kita dapat mempengaruhi sedikit sekali atau menguasai untuk
menghilangkannya. Hambatan-hambatan tersebut berupa :
1) lingkungan eksternal organisasi
2) struktur organisasi
3) reputasi organisasi

B. KEPEMIMPINAN DAN KONSEP PERUBAHAN


1. KEPEMIMPIANAN
a. Pengertian kemimpinan
Kepemimpinan merupakan kemampuan atau kesiapan yang dimiliki oleh
seseorang untuk berbuat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun,
menggerakkan, mengarahkan, dan memaksa orang lain atau kelompok agar menerima
pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya
tujuan tertentu yang telah ditetapkan.

b. Fungsi-Fungsi Kepemimpinan.
Tugas pokok kepemimpinan yang berupa mengantarkan, mengelompokkan,
memberi petunjuk, mendidik, membimbing dan sebagainya agar para bawahan
mengikuti jejak pemimpin mencapai tujuan organisasi, hanya dapat dilaksanakan
secara baik bila seorang pemimpin menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya.
Di antara fungsi kepemimpinan antara lain:
1) Fungsi Perencanaan yaitu seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang
menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab
tercapainya tujuan organisasi.
2) Fungsi Pengembangan Loyalitas Pengembangan kesetiaan ini tidak saja di antara
pengikut, tetapi juga untuk para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam
organisasi. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus
memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari-hari
yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah
mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat
berjalan sebagaimana mestinya.
3) Fungsi Pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti
kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan-
hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan
kembali berlangsung menurut rel yang telah ditetapkan dalam rencana.
4) Fungsi Mengambil Keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah
dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan
pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani mengambil
keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu,
kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis
dan lain sebagainya.
5) Fungsi Memberi Motivasi Seorang pemimpin perlu selalu bersikap penuh perhatian
terhadap anak buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat,
membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar rajin bekerja dan
menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya.
Pemberian anugerah yang berupa ganjaran, hadiah, pujian atau ucapan terima
kasih sangat diperlukan oleh anak buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih
payahnya diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya.

C. Prinsip Dasar Kepemimpinan


Dalam menjalankan kepemimpinannya, seorang pimpinan harus memiliki prinsip
agar pengaruh kepemimpinannya dapat diarahkan pada gerak tujuan yang
ditetapkan. Menurut Covey (1997) prinsip adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi
dan konsekuensi. Prinsip merupakan suatu pusat atau sumber utama sistem
pendukung kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti; keselamatan,
bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan. Berikut merupakan prinsip-prinsip
kepemimpinan menurut Cover (1997) sebagai berikut:
a. Seorang yang Belajar Seumur Hidup Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi
juga di luar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan
mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai
sumber belajar.
b. Berorientasi pada Pelayanan Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani,
sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan
utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada
pelayanan yang baik.
c. Membawa Energi yang Positif Setiap orang mempunyai energi dan semangat.
Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan
mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk
membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja
untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu,
seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti:
1) Percaya pada orang lain Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk
staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan
mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus
diikuti dengan kepedulian.
2) Keseimbangan dalam kehidupan Seorang pemimpin harus dapat
menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan
keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi.
Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akhirat.
3) Melihat kehidupan sebagai tantangan Kata „tantangan‟ sering di
interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk
menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu
tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam
diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, keterampilan, kreativitas,
kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.
4) Latihan mengembangkan diri sendiri Seorang pemimpin harus dapat
memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia
tidak hanya berorientasi pada proses. Proses dalam mengembangkan diri
terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan:
a) Pemahaman materi
b) Memperluas materi melalui belajar dan pengalaman
c) Mengajar materi kepada orang lain
d) Mengaplikasikan prinsip-prinsip
e) Memonitoring hasil

d. Unsur-Unsur Kepemimpinan
Terbentuknya suatu kepemimpinan tidak terlepas dari unsur-unsur berikut yang
diuraikan melalui gambar di bawah ini:
Berdasarkan uraian dari konsepsi kepemimpinan, maka dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut menurut Wahjosumdjo
(1987):
1) Adanya Kepemimpinan Pemimpin itu sendiri adalah unsur utama kepemimpinan
yang akan menjadi pendorong dan atau mempengaruhi seseorang atau
sekelompok orang lain, sehingga tercipta hubungan kerja yang serasi dan
menguntungkan untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai
tujuan tertentu.
2) Adanya Pengikut Unsur kedua kepemimpinan adalah adanya pengikut, yakni
seorang atau sekelompok orang yang mendapat dorongan atau pengaruh
sehingga bersedia dan dapat melakukan berbagai aktivitas tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3) Adanya Sifat dan Ataupun Perilaku Tertentu Unsur selanjutnya kepemimpinan
adalah adanya sifat ataupun perilaku tertentu yang dimiliki oleh seorang
pimpinan yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong dan ataupun
mempengaruhi seorang atau sekelompok orang.
4) Adanya Situasi dan Kondisi Tertentu Unsur terakhir adalah adanya situasi dan
kondisi tertentu yang memungkinkan terlaksananya kepemimpinan. Situasi dan
kondisi yang dimaksud dibedakan atas dua macam. Pertama situasi dan kondisi
internal organisasi, kedua situasi dan kondisi eksternal organisasi yakni
lingkungan secara keseluruhan.
2. KONSEP PERUBAHAN
a. Definisi perubahan
Sesuatu yang konstan adalah perubahan (Heraclitus, 2500 tahun yang lalu).
Perubahan di definisikan sebagai sebuah transformasi yang terencana atau tidak
terencana pada struktur organisasi, teknologi dan orang-orang yang dalam
organisasi tersebut (Greenberg, 2003 dalam Darmawati, 2007).Perubahan
yang bersifat tiba-tiba dan membingungkan akan menyebabkan kecemasan
dan stress, maka perlu dipahami tentang dasar hokum dan prinsip yang
mendasari, serta implikasinya terhadap suatu pelayanan dan staf (Allan, 2007).
b. Tujuan dari Perubahan
1) Untuk memenuhi kebutuhan klien
2) Untuk memenuhi kebutuhan pasar
3) Untuk merespon tekanan internal
4) Untuk mengambil keuntungan dari peluang baru
5) Untuk merespon persaingan yang kompetitif.

c. Proses perubahan
Perubahan Organisasi (Organizational Change) Untuk memahami perubahan
organisasi secara teoretis, penulis mengumpulkan beberapa definisi dan konsep
para ilmuan. Michel Beer (2000: 452) menyatakan berubah itu adalah memilih
tindakan yang berbeda dari se belumnya, perbedaan itulah yang menghasilkan
suatu perubahan. Jika pilihan hasilnya sama dengan yang sebelumnya berarti akan
memperkuat status quo yang ada. Selanjutnya Winardi (2005: 2) menyatakan,
bahwa perubahan organisasi adalah tindakan beralihnya sesuatu organisasi dari
kondisi yang berlaku kini menuju ke kondisi masa yang akan datang menurut yang di
inginkan guna meningkatkan efektivitasnya. Sejalan dengan itu Anne Maria (1998:
209) berpendapat, bahwa perubahan organisasi adalah suatu tindakan menyusun
kembali komponen-komponen organisasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektifitas organisasi. Mengingat begitu pentingnya perubahan dalam lingkungan
yang bergerak cepat sudah saatnya organisasi tidak menunda perubahan,
penundaan berarti akan menghadapkan organisasi pada proses kemunduran. Akan
tetapi perlu diingat bahwa tidak semua perubahan yang terjadi akan menimbulkan
kondisi yang lebih baik, sehingga perlu diupayakan agar perubahan tersebut
diarahkan kearah yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi yang sebelumnya.
Pendapat yang senada dikemukakan oleh JO. Bryson (1990: 374) seorang pakar
dalam manajemen perpustakan menyatakan bahwa ”when one or more elements in
alibrary change it is called organizational change” Pendapat Bryson tersebut
menunjukkan bahwa salah satu unsur saja dalam organisasi yang berubah, sudah
dapat dikatakan sebagai perubahan organisasi. Dari beberapa definisi tentang
perubahan di atas dapat ditarik pengertian bahwa perubahan organisasi itu
merupakan suatu tindakan yang dilakukan terhadap unsur-unsur dalam suatu
organisasi untuk meningkatkan efektivitas organisasi menuju ke arah yang lebih baik
daripada sebelumnya. Perubahan merupakan bagian dari kehidupan manusia, dan
dapat juga terjadi pada organisasi termasuk organisasi perpustakaan.
Perubahan merupakan Suatu program dikatakan sukses apabila ada
pengetian dan pemahaman karena biasanya harus ada petunjuk umum
jika seseorang berbagi dan menyelaraskan pekerjaan secara terorganisir (Morgan,
1991 dalam Haidar, 2006). Perubahan merupakan suatu proses yang sulit dan
panjang, penting dalam mengidentifikasi kesempatan untuk meningkatkan
pelayanan daripada menunjukkan sikap memerintah langsung. Adapun tahapan
perubahan menurut Kurt Lewin dalam Cherie,.et.all, 2005 yakni:
1. Unfreezing (Tahap pencarian
Pada tahap ini adanya kebutuhan berubah. Manajemen
menyadari bahwa strategi saat ini tidak lagi tepat dan organisasi harus berubah.
Meyakinkan orang lain (karyawan), individu maupun kelompok bahwa perilaku
saat ini sudah tidak pantas diterapkan. Kebutuhan perubahan ini harus memiliki
motivasi yang kuat untuk berubah dari keadaan semula.
2. Changing/Moving (bergerak)
Proses perubahan tahap ini dapat terjadi apabila seseorang telah
memiliki informasi yang cukup serta sikap dan kemampuan untuk berubah.
Setelah adanya kesiapan untuk menerima perubahan, maka pola perilaku
harus mulai dirubah. Adapun cara yang dapat digunakan dalam mengubah
perilaku adalah :
a. Compliance, perubahan perilaku dapat dicapai dengan memberikan
reward dan punishment bagi perilaku yang baik atau buruk.
b. Identification, identifikasi terjadi ketika, seseorang terkesan terhadap
perilaku seseorang dan mencoba untuk mengadopsi dan
mengikutinya.
c. Internalization, meliputi beberapa proses perubahaninternal melalui
proses berpikir individu. Individu diberikan kebebasan untuk belajar dan
mengadopsi perilaku baru untuk berhasil dalam kondisi yang baru
seharusnya produktif dalam merubah strateginya sebelum
terjadinya krisis.
d. Support a strong leade, Beberapa studi menunjukkan bahwa seorang
leader yang kuat merupakan faktor untuk membuat suatu visi,
memotivasi organisasi dan berjuang untuk merealisasikannya.

D. Peran Leadership dalam perubahaN


Kepemimpinan dan manajemen dalam berbagai artikel dituliskan berperan penting
dalam mendukung terjadinya suatu perubahan. Allan, (2007) dalam jurnalnya
menuliskan leadership adalah kunci dari perubahan manajemen, seorang leader
harus mengakui adanya budaya organisasi yang terdiri dari norma dan nilai-nilai, filosofi
seorang manajer, berbagai macam tipe kepemimpinan, dan mampu mengidentifikasi
serta meminimalisir potensi kerusakan yang mungkin akan timbul. Galomski & Gabriel,
2014 menyatakan bahwa tipe kepemimpinan yang berbeda diperlukan untuk
pelaksanaan berbagai tahap perubahan, secara garis besar, tipe kepemimpinan
diartikan sebagai cara dan pendekatan dalam memberikan arahan, melaksanakan
rencana organisasi dan memotivasi orang. (Collin, 2001 dalam Ling, 2008) Pendapat ini
juga di dukung oleh peneliti lain yang menyatakan bahwa perbedaan tipe
kepemimpinan mempengaruhi jumlah pengikut dari perubahan (Ling, 2008).
DAFTAR PUSTAKA

Maequis, Bessie L. 2010. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan :teori &


aplikasi.Ed.4.Jakarta.EGC
Kuntoro, agus. 2010. buku ajar menejemen keperawatan. Yogyakarta : nuha medika
Atmosudirjo, P. 1982. Administrasi dan Management Umum. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Avolio, B.J., B.M. Bass, B.M., & Jung, D.I. 1999. Re-Examining the Components of
Transformational and Transactional Leadership Using the Multifactor Leadership
Questionnaire. Journal of Occupational and Organizational Psychology, 72, 441-462.

Takwin, B. 2012. Maret. Akar-akar Kepemimpinan dan Bagaimana Menumbuhkannya.


[Artikel].Diambildarihttps://www.google.co.id/#q=bagus+takwin+akarakar+kepemimpina
n+pdf

Anda mungkin juga menyukai