BAB I
PENDAHULUAN
Anemia adalah kondisi dimana kadar hemoglobin kurang dari 11 gr% pada
ibu hamil. Anemia merupakan kekurangan (defisiensi) zat besi yang biasa diderita
oleh ibu hamil. Beberapa penyebab anemia pada ibu hamil adalah karena
kurangnya asupan zat besi, kurangnya pengetahuan ibu atau karena sebelum hamil
tahun 2013 ibu hamil yang mengalami anemia 52 orang dari 178 ibu hamil, pada
tahun 2014 ibu hamil yang mengalami anemia 71 orang dari 166 ibu hamil, pada
tahun 2015 ibu hamil yang mengalami anemia 14 dari 102 ibu hamil, pada tahun
2016 berjumlah 17 dari 158 ibu hamil dan pada tahun 2017 ibu hamil yang
Data tentang anemia di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari, pada
tahun 2013 ibu hamil yang mengalami anemia 32 orang dari 564 ibu hamil, pada
tahun 2014 ibu hamil yang mengalami anemia 27 orang dari 633 ibu hamil, pada
tahun 2015 ibu hamil yang mengalami anemia 38 orang dari 676 ibu hamil. pada
tahun 2016 berjumlah 31 dari 654 orang ibu hamil, pada tahun 2017 ibu hamil
yang mengalami anemia 32 dari 688 ibu hamil. (RSUD Kota Kendari, 2013-
2017).
Survey yang telah dilakukan di ruang poli KIA/KB Puskesmas Poasia Kota
Kendari mengenai ibu yang mengalami anemia. Pada tahun 2013 berjumlah 22
orang (6,43%) dari 342 orang ibu hamil, pada tahun 2014 berjumlah 24 orang
2
(7,57%) dari 324 orang ibu hamil, pada tahun 2015 berjumlah 27 orang (6,75%)
dari 400 orang ibu hamil, pada tahun 2016 berjumlah 33 (4,30 %) dari 766 orang
ibu hamil, sedangkan pada tahun 2017 berjumlah 45 orang (17,71%) dari 254
orang ibu hamil. (Poli KIA/KB Puskesmas Poasia Kota Kendari, 2013-2017).
Kendari?”
penelitian ini adalah “Bagaimana Identifikasi Ibu Hamil yang Mengalami Anemia
1. Untuk mengidentifikasi umur ibu yang mengalami anemia pada ibu hamil di
menempuh pendidikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pertemuan antara ovum dengan sperma sehat dan dilanjutkan dengan fertilisasi,
dari ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan ovum (sel telur) dan spermatozoa
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung
1. Ovulasi
hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20-35 tahun,
hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi
mengeluarkan hormon estrogen yang dapat memengaruhi gerak dari tuba yang
makin mendekati ovarium, gerak sel rambut lumen makin tinggi, peristaltik
tuba makin aktif. Ketiga faktor ini menyebabkan aliran cairan dalam tuba
makin deras menuju uterus. Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan
fluktuasi yang mendadak, terjadi proses pelepasan ovum yang disebut ovulasi.
Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai umbai ( fimbriae) maka ovum yang
telah dilepaskan segera ditangkap oleh fimbriae tuba. Proses penangkapan ini
2. Spermatozoa
60 juta spermatozoa setiap cc. Bentuk spermatozoa seperti cebong yang terdiri
atas kepala (lonjong sedikit gepeng yang mengandung inti), leher (penghubung
antara kepala dan ekor), ekor (panjang sekita 10 kali kepala mengandung
kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba fallopi.
Spermatozoa yang masuk kedalam alat genitalia wanita dapat hidup selama
2010:76)
3. Konsepsi
a. Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata,
b. Pada ovum, dijumpai inti dalam bentuk metafase di tengah sitoplasma yang
disebut vitelus.
d. Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas yang
dindingnya penuh jonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia. Ovum
e. Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam. Spermatozoa
perjalanan menuju tuba fallopi. Spermatozoa hidup selama tiga hari didalam
7
dibuahi serta mengikis korona radiata dan zona pelusida dengan proses
tertinggal di luar. Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan
dalam keadaan haploid saling mendekati dengan inti ovum yang kini haploid
dan bertemu dalam pasangan pembawa tanda dari pihak pria maupun wanita.
(Manuaba, 2010:79)
1. Uterus
Rahim atau uterus yang semula besarnya jempol atau beratnya hanya
gram saat akhir kehamilan. Otot dalam rahim mengalami hiperplasia dan
hipertropi dan menjadi lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran
2. Vagina
3. Ovarium
yang sempurna pada usia 16 minggu. Kejadian ini tidak dapat lepas dari
4. Payudara
5. Sirkulasi Darah
retroplasenter.
2010:92)
1. Dugaan hamil
b. Pusing.
c. Miksi/sering BAK.
9
d. Obstipasi.
f. Varises.
1. Oksigen
Pada dasarnya kebutuhan oksigen semua wanita itu sama yaitu udara
yang bersih, tidak kotor, tidak bau, dan sebagainya. Pada prinsipnya hindari
ruangan atau tempat yang dipenuhi polusi udara (terminal, ruang yang sering
2. Nutrisi
3. Personal hygiene
persiapan laktasi.
1. Dukungan Keluarga
bahwa perubahan yang terjadi merupakan hal normal yang terjadi pada setiap
dengan penuh kasih sayang dan berusaha untuk meringankan beban kerja istri.
apa yang terjadi padanya adalah sesuatu yang normal, dan memberikan
2) Perdarahan Pervaginam
7) Ikterus
8) Anemia Berat
9) Hipertensi/Preeklampsia
13) Primipara pada fase aktif kala I persalinan kepala masih 5/5
1) Perdarahan
sama dan menimbulkan gejala perdarahan pada kehamilan muda dan ukuran
yang tidak jelas, pembesaran uterus yang tidak sesuai (lebih kecil) dan usia
kehamilan ektopik.
terkait dengan luas plasenta dan kondisi segmen bawah rahim yang menjadi
tempat impmentasi plasenta tersebut. Pada plasenta yang tipis dan menutupi
sebagian jalan lahir, maka umumnya terjadi perdarahan bercak berulang dan
(Saifuddin, 2014:282)
2) Preeklampsia
Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan di atas 20 minggu disertai
berikut.
b. Sakit kepala atau sefalgia (frontal atau oksipital) yang tidak membaik
berkunang-kunang
d. Nyeri epigastrik
f. Tekanan darah sistolik 20-30 mmHg dan diastolik 10-20 mmHg di atas
normal
Bila hal tersebut di atas terjadi pada kehamilan trimester kedua atau
ketiga dan disertai dengan riwayat dan tanda-tanda di bawah ini, maka
diagnosisnya mengarah pada solutio plasenta, baik dari jenis yang disertai
a. Trauma abdomen
b. Preeklampsia
Beberapa gejala dan tanda lain yang terkait dengan gangguan serius
a. Muntah berlebihan
b. Disuria
e. Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan yang
1. Standar Pelayanan
8. Tes laboratorium
2. Standar Kunjungan
Pada setiap kali kunjungan antenatal, ibu hamil mendapatkan asuhan dan
a. Kunjungan I ( 16 minggu)
b) Perencanaan persalinan
perkemihan
bawah 11g% pada trimester 1 dan 3 atau kadar kurang dari 10,5g% pada trimester
2. Nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil terjadi
Anemia atau sering disebut kurang darah adalah keadaan dimana darah
merah kurang dari normal, dan biasanya yang digunakan sebagai dasar adalah
2012:13)
2.2.2 Etiologi
negara maju maupun negara berkembang. Badan Kesehatan Dunia atau World
negara berkembang dan 18% ibu hamil di negara maju mengalami anemia.
Namun banyak diantara mereka yang telah menderita anemia pada saat konsepsi,
dengan perkiraan pravalensi sebesar 43% pada perempuan yang tidak hamil di
defisiensinya bersifat multiple dengan manifestasi klinik yang disertai infeksi, gizi
mendasar anemia nutrisional meliputi asupan yang tidak cukup, absorbsi yang
17
tidak adekuat bertambahnya zat gizi yang hilang, kebutuhan yang berlebihan, dan
anemia megalobpalstik yang dapat disebabkan oleh defisiensi asam folat dan
defisiensi vitamin B12. Penyebab anemia lainnya yang jarang ditemui antaralain
(Saifuddin, 2014:777)
Anemia defisiensi zat besi merupakan tahap defisiensi besi yang paling
parah, yang ditandai oleh penurunan cadangan besi, konsentrasi besi serum,
dan saturasi transferin yang rendah, dan konsentrasi hemoglobin atau nilai
hemotokrit yang menurun. Pada kehamilan, kehilangan zat besi terjadi akibat
atau setara dengan 2 liter darah. Oleh karena sebagian besar perempuan
adalah kelainan yang disebabkan oleh gangguan sintesis DNA dan ditandai
dengan adanya sel-sel megalobplastik yang khas untuk jenis anemia ini. Selain
18
karena defisiensi asam folat, anemia megalobplastik juga dapat terjadi karena
defisiensi vitamin B12 (kobalamin). Folat dan turunnya formil FH4 penting
untuk sintesis DNA yang memadai dan produksi asam amino. Kadar asam folat
(Saifuddin, 2014:778)
3. Anemia Aplastik
kehamilan, tetapi hubungan antara keduanya tidak jelas. Pada beberapa kasus,
yang terjadi adalah eksaserbasi anemia aplastik yang telah ada sebelumnya
oleh kehamilan dan hanya membaik setelah terminasi kehamilan. Pada kasus-
kasus lainnya, aplasia terjadi selama kehamilan dan dapat kambuh pada
fungsi sumsum tulang, tetapi penyakit dapat meperburuk bahkan menjadi fatal
2014:779)
terutama pada akhir masa kehamilan, juga menibgkat frekuensinya. Berat lahir
bayi dari ibu yang menderita anemia sel sabit di bawah rata-rata, dan kematian
19
telah menurun dari sekitar 33% menjadi 1,5% pada masa kini karena perbaikan
1. Lemah
2. Pucat
4. Secara klinik dapat dilihat tubuh yang malnutrisi dan pucat (Saifuddin,
2010:282)
Health Organization (WHO) anemia pada ibu hamil adalah bila Hb kurang dari 11
oleh konsumsi Fe dari makanan yang kurang atau terjadi perdarahan menahun
dikemukakan bahwa dasar utama anemia pada ibu hamil adalah kemiskinan
sehingga tidak mampu memenuhi standar makanan “empat sehat lima sempurna“
dan situasi lingkungan yang buruk sehingga masih terdapat penyakit parasit,
a) Trimester I : Abortus
b) Trimester II : Premature
d) Kala tiga dapat diikuti retensio plasenta dan perdarahan postpartum akibat
atonia uteri.
e) Kala empat dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri.
a) Abortus.
b) Kematian intrauteri.
Terapi anemia defisiensi zat besi ialah dengan preparat besi oral atau
parenteral. Terapi oral ialah dengan pemberian preparat besi : fero sulfat, fero
gluconat atau Na-fero bisitrat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat menaikkan
1. Polindes
2. Puskesmas
3. Rumah Sakit
sifat, perlu tes pada suami untuk menentukan risiko pada bayi.
(Saifuddin,2010:284).
sehat antara 20-35 tahun. Wanita yang hamil dibawah usia 20 tahun rentan
dibutuhkan lebih banyak selain untuk janin yang dikandungnya, wanita hamil
sendiri membutuhkan tambahan zat besi. Di samping itu juga usia <20 tahun
(Notoatmdjo, 2007:20)
23
2.3.2 Graviditas
pelahiran dan pasca partum.Resiko terhadap ibu dan anak pada kehamilan bayi
pertama cukup tinggi akan tetapi resiko ini tidak dapat dihindari. Kemudian resiko
itu menurun pada kehamilan kedua dan ketiga serta meningkat lagi pada
zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah ibu dan membentuk sel
darah merah janin serta plasenta. Jika persediaan zat besi tubuh sedikit, maka
kebutuhan setiap kehamilan akan menguras persediaan zat besi tubuh dan
itu semakin sering ibu/wanita mengalami kehamilan maka akan semakin banyak
kehilangan zat besi yang dapat mengakibatkan ibu mengalami anemia. (Varney,
2007:691)
Ada beberapa cara yang dapat di gunakan untuk mengetahui statu gizi ibu
hamil antara lain memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur
Lingkar lengan atas (LILA), dan mengukur Kadar Hb. Pengukuran LILA
dilakukan pada bagian kiri : LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat
kekurangan nutrisi atau Kekurangan Energi Kronik (KEK). Apabila ibu hamil
kekurangan gizi atau status gizi kurang baik maka dapat menyebabkan kadar
(Waryana, 2010:47)
24
2.3.4 Pendidikan
pengetahuan erat kaitannya dengan tingkat pendidikan seseorang. Pada ibu hamil
dengan tingkat pendidikan yang rendah kadang ketika tidak mendapatkan cukup
2011:104)
2.3.5 Pekerjaan
tingkat pengetahuan yang lebih baik dari pada ibu yang tidak bekerja, karena ibu
yang bekerja akan lebih banyak memiliki kesempatan berinteraksi dengan orang
Umur ibu
Graviditas
LILA Anemia
Pendidikan
Pekerjaan
BAB III
METODE PENELITIAN
pekerjaan, status perkawinan, cara hidup (pola hidup) dan lain-lain. (Hidayat,
2012:53).
1. Waktu
2. Tempat
1. Populasi
Populasi yang digunakan adalah semua ibu hamil yang mengalami Anemia
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang mengalami
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif
2. Sumber Data
Sumber data yang diambil dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
dan hasilnya di sajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi di sertai dengan
penjelasan.
f
X = x K
n
Keterangan :
K : Konstanta (100%)
28
1. Anemia
dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah ibu hamil kurang dari 11 gr%.
(Saifuddin, 2010:281)
2. Umur
Kriteria objektif:
3. Graviditas
Kriteria obyektif:
a. Graviditas I
b. Graviditas II
c. Graviditas III
d. Graviditas≥ IV
29
Ada beberapa cara yang dapat di gunakan untuk mengetahui statu gizi ibu
hamil antara lain memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur
Lingkar lengan atas (LILA), dan mengukur Kadar Hb. (Waryana, 2010:47)
Kriteria obyektif :
5. Pendidikan
(Sulistyawati, 2011:104)
Kriteria objektif :
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. Diploma/Perguruan Tinggi
6. Pekerjaan
Kriteria Obyektif :
a. PNS /Swasta
b. Wiraswasta
30
BAB IV
KM dari ibu kota provinsi serta memiliki kondisi geografis daerah daratan rendah
Luas wilayah kerja Puskesmas Poasia sekitar 4.175 Ha atau 4.475 Km 2 atau
15,12% dari luas daratan Kota Kendari terdiri dari 4 kelurahan definitif, yaitu
Andonohu luas 1.200 Ha, Rahandouna luas 1.275 Ha, Anggoeya luas 1.400 Ha
Visi :
kecamatan Poasia pada khususnya dan masyarakat Kota kendari pada umumnya
Misi :
pelayanan kesehatan.
kesehatan masyarakat.
dengan kendaraan roda empat, kecuali pada beberapa dusun yang agak terpencil
1. Pustu Anggoeya
2. Pustu Batumarupa
1. Kelurahan Andonohu
2. Kelurahan Matabubu
17 buah, yang terdiri dari perawatan persalinan dengan kapasitas tempat tidur 15
buah.
bulan Agustus diperoleh data berjumlah 45 responden dengan anemia dari 254 ibu
hamil pada tahun 2017. Setelah data tersebut dikumpulkan kemudian dilakukan
ibu hamil yaitu pada kelompok umur < 20 berjumlah 4 orang (8,9%), umur 20-35
berjumlah 33 orang (73,3%), dan pada umur > 35 berjumlah 8 orang (17,8%).
I 14 31,1
II 6 13,3
III 12 26,7
≥ IV 13 28,9
JUMLAH (n) 45 100
Sumber Data: Buku KIA/KB Puskesmas Poasia Kota Kendari Tahun 2017
ibu hamil yaitu pada LILA < 23,5 berjumlah 29 orang (64,4%), dan pada LILA ≥
Sumber Data: Buku KIA/KB Puskesmas Poasia Kota Kendari Tahun 2017.
ibu hamil yaitu pada pekerjaan IRT berjumlah 26 orang (57,8%). PNS/Swasta
4.3 Pembahasan
Puskesmas Poasia Kota Kendari tahun 2017, maka secara terperinci hasil
4.3.1 Umur
anemia pada ibu hamil banyak terjadi pada umur 20-35 berjumlah 33 orang
(73,3%), dan sedikit terjadi pada umur < 20 berjumlah 4 orang (8,9%).
Penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin
muda umur semakin rendah kadar hemoglobinnya dan wanita hamil di usia < 20
35
tahun dan > 35 tahun akan beresiko menjadi anemia selama kehamilannya. Umur
< 20 tahun merupakan resiko terjadinya anemia dalam kehamilan karena pada
usia tersebut organ reproduksinya belum matang dan secara mental ibu belum siap
menghadapi segala perubahan pada kehamilan, sedangkan pada umur > 35 tahun
(Notoatmodjo, 2007:20)
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Winda
Asmidar (2015) bahwa dari 67 orang ibu hamil dengan anemia di Puskesmas
Mokoau Kota Kendari, banyak terjadi pada umur yang tidak beresiko (20-35
tahun) berjumlah 37 orang (55,3%), dan sedikit umur beresiko (< 20 tahun dan >
35 tahun) berjumlah 30 (44,7%). Hal ini menunjukan meskipun ibu hamil pada
usia reproduksi sehat, namun jarak kehamilan pendek lebih meningkatkan resiko
ibu hamil adalah pada umur 20-35 tahun, hal ini disebabkan karena kadar
hemoglobin pada umur 20-35 tahun semakin menurun dibandingkan dengan umur
< 20 tahun.
4.3.2 Graviditas
anemia pada ibu hamil banyak terjadi pada graviditas I berjumlah 14 orang
Penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin
zat besi yang dapat mengakibatkan anemia, ini terjadi karena dalam kehamilan ibu
memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah ibu
dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Jika persediaan zat besi tubuh
sedikit, maka kebutuhan setiap kehamilan akan menguras persediaan zat besi
tubuh dan akhirnya akan menimbulkan resiko anemia pada kehamilan berikutnya.
(Varney, 2007:691)
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang di lakukan oleh Winda
Asmidar (2015) bahwa dari 67 ibu hamil yang mengalami anemia di Puskesmas
Mokoau Kota Kendari, banyak terjadi pada Graviditas I yaitu 25 orang (37,3%),
dan sedikit terjadi pada Graviditas II yaitu 10 orang (14,9%). Hal ini disebabkan
ibu hamil adalah pada Graviditas I, Hal ini disebabkan karena ibu yang baru
kehamilan.
anemia pada ibu hamil banyak terjadi pada LILA < 23,5 cm berjumlah 29 orang
Penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa ibu dengan
status gizi kurang lebih beresiko mengalami anemia, karena pada saat kehamilan
37
ibu memerlukan asupan gizi yang banyak yakni untuk keperluan janin, plasenta
dan hemoglobin ibu sendiri. Kebutuhan gizi ibu hamil harus dipertahankan karena
sangat berpengaruh pada perkembangan janin. Banyak vitamin dan mineral yang
diperlukan untuk membuat sel-sel darah merah. Selain zat besi, vitamin B12 dan
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Indri
Setia Lestari (2015) bahwa 49 ibu hamil dengan anemia di Puskesmas Poasia
banyak terjadi pada LILA < 23,5 cm yaitu 32 orang (65,30%), dan sedikit dengan
LILA > 23,5 cm yaitu 17 orang (34,70), apabila LILA > 23,5 cm maka status baik
gizi baik sehingga janin yang di kandungnya akan baik juga sebaliknya jika status
gizi kurang atau LILA < 23,5 cm maka janin yang di kandungnya beresiko
pada ibu dengan LILA < 23,5 cm, hal ini disebabkan karena ibu dengan status gizi
4.3.2 Pendidikan
anemia pada ibu hamil banyak terjadi pada pendidikan SD berjumlah 23 orang
Penelitian ini sesuai dengan teori yang mengemukakan bahwa ibu yang
ibu bisa terhindar dari anemia, dengan pendidikan yang baik, diharapkan dapat
2011:104)
Winda Asmidar (2015) bahwa dari 67 ibu hamil yang mengalami anemia di
ibu dengan pendidikan rendah atau kurang cenderung mengalami anemia karena
adalah pada ibu dengan pendidikan SD, hal ini disebabkan karena pendidikan ibu
4.3.3 Pekerjaan
anemia pada ibu hamil banyak terjadi pada pekerjaan IRT berjumlah 26 orang
yang berat dapat menimbulkan terjadinya anemia, hal ini disebabkan karena
ekonomi termasuk pola nutrisi dau keluarga tersebut, pekerjaan dapat beresiko
terjadinya anemia karena pekerjaan yang berat akan mengganggu psikologis ibu
dimana ibu akan mudah stress dan akan menurunkan tekanan darah dan akan
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Winda
Asmidar (2015) bahwa dari 67 ibu hamil dengan anemia di Puskesmas Mokoau
sedangkan ibu yang PNS informasi yang didapatkan cukup banyak dan kebutuhan
untuk memenuhi asupan gii dalam kehamilan dapat terpenuhi sehingga tidak
adalah pada ibu dengan pekerjaan IRT, hal ini disebabkan karena ibu yang bekerja
A. IDENTITAS ISTERI/SUAMI
B. DATA BIOLOGIS/FISIOLOGI
mengatakan hamil pertama kalinya dan tidak pernah keguguran. Ibu mengeluh
sering pusing, lemas, dan kurang nafsu makan, timbul sejak seminggu yang
lalu, dan memperkirakan usia kehamilannya sekitar 7 bulan, hari pertama haid
terakhir 23-03-2017.
2. Riwayat Obstetric
a. Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun
Dismenorhea : Ya
42
Imunisasi TT : 1 kali
Ibu tidak memiliki riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
1. Riwayat Ginekologi
Tidak ada riwayat infertilitas, gangguan sistem reproduksi dan riwayat operasi.
Tidak ada riwayat penyakit seperti TBC, diabetes melitus, ASMA, hipertensi
a. Pola Nutrisi
b. Pola Eliminasi
BAK
Frekuensi :5 – 6 x perhari
Warna :Kekuningan
BAB
Frekuensi :1 x sehari
Konsistensi :Lunak
c. Pola Istirahat
d. Personal Hygiene
Genetalia dan anus :Dibersihkan setiap kali mandi & setelah BAB/BAK
C. DATA SOSIAL
Suami dan keluarga sangat senang dan mendukung atas kehamilan ibu.
D. DATA OBJEKTIF
44
a. TP 30-05-2018
baik
c. Kesadaran
composmentis
d. Berat badan
Sebelum hamil : 45 kg
Selama hamil : 52 kg
e. Tinggi badan
: 154 cm
f. LILA
: 23,5 cm
Suhu : 36,6oC
h. Kepala
Rambut hitam dan lurus, tampak bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe
i. Wajah
45
j. Mata
Simetris kiri dan kanan, konjungtiva tampak pucat, sklera tidak ikterus.
k. Hidung
l. Mulut
Bibir tampak kering, tidak ada sariawan, tidak ada gigi yang tanggal dan
m. Telinga
Simetris kiri dan kanan, tidak ada pengeluaran secret dan pendengaran
baik
n. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak ada pelebaran vena
jugularis.
o. Payudara
mammae, tidak ada benjolan, colostrum ada jika puting susu di pijit.
p. Abdomen
Inspeksi
tampak linea nigra, tidak ada nyeri tekan, tidak ada luka bekas operasi.
Palpasi
46
Auskultasi
DJJ (+) terdengar jelas, kuat dan teratur dengan frekuensi 140 x/ menit
q. Pemeriksaan panggul
s. Ekstremitas
Kaki
Simetris kiri dan kanan, kuku bersih, tidak varises dan tidak oedema.
Tangan
Simetris kiri dan kanan, kuku bersih dan tidak pucat, tidak oedema.
t. Data penunjang
Hb : 8 gram/dl
hidup, punggung kanan, presentase kepala, bagian terendah janin belum masuk
PAP, keadaan umum ibu kurang baik dan janin baik DJJ (+) 140 x/menit, dengan
1. GI P0 A0
47
Dasar
Hamil yang pertama kalinya dan tidak pernah keguguran dan pada
pemeriksaan fisik, tonus otot perut tampak tegang, karena belum pernah
mengalami peregangan dari isi uterus sebelumnya dan linea nigra timbul
Dasar
hari dengan TFU 1 jari atas pusat dari HPHT tanggal 23-03-2017 sampai
Bila hari pertama haid terakhir (HPHT) diketahui, maka dapat ditentunkan
3. Intrauterin
Dasar
48
DO : Pembesaran perut sesuai umur kehamilan, tidak ada nyeri yang hebat
Kehamilan dengan pembesaran perut sesuai umur kehamilan dan pada palpasi
abdomen ibu tidak merasakan nyeri pada saat ditekan hal ini menandakan
4. Janin tunggal
Dasar
minggu
DO : DJJ terdengar dibagian kanan ibu dan pada pemeriksaan leopold II teraba
Pada pemeriksaan Leopold, jika teraba 2 bagian dari janin dan pada
auskultasi, DJJ terdengar hanya pada salah satu sisi perut ibu, maka ini
5. Janin hidup
Dasar
DO : DJJ (+), terdengar jelas, kuat dan teratur, dengan frekuensi 140x / menit
Adanya pergerakan janin yang dirasakan dan DJJ terdengar jelas dan
kuat dengan frekuensi dalam batas normal, hal ini menandakan bahwa janin
6. Punggung kanan
Dasar
DO : -
Pada pemeriksaan Leopold, pada salah satu sisi perut ibu teraba bagian
keras, memanjang, datar seperti papan, hal ini menandakan bahwa punggung
7. Presentase kepala
Dasar
DS : -
DO : Pada pemeriksaan leopold III, teraba bulat, keras, melenting dan dapat di
melenting, dan mudah digerakkan, hal ini menandakan kepala janin (Ari
Sulistyawati, 2011:91).
50
Dasar
DS : -
DO : Pada pemeriksaan leopold IV, bagian terendah janin belum masuk PAP.
ini menandakan bahwa bagian terendah dari janin belum masuk pintu atas
Dasar
P : 20x/menit S : 36,6oC
Tanda-tanda vital ibu kurang dari batas normal, tampak pula wajah pucat,
pusing serta kurang nafsu makan menandakan keadaan umum ibu kurang
Dasar
DO : DJJ (+) terdengar jelas, kuat dan teratur dengan frekuensi 140x/menit
Pada auskultasi, DJJ terdengar kuat dan jelas dengan frekuensi dalam batas
normal (120-160x/menit) dan pergerakan janin dirasakan oleh ibu kuat, hal ini
Dasar
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin di bawah
11g% pada trimester 1 dan 3 atau kadar kurang dari 10,5g% pada trimester 2.
Anemia terjadi disertai dengan gejala sering pusing, pucat pada wajah. (Manuaba,
2010:38)
SEGERA/KOLABORASI
Tujuan :
1. Menjalin komunikasi yang baik dengan membina dan saling percaya dengan
ibu beserta keluarga serta tetap menjaga rasa aman dan nyaman.
Kriteria keberhasilan :
6. Ibu dapat beradaptasi terhadap keluhannya dan tidak perlu merasa cemas.
7. Tidak terjadi komplikasi pada kehamilan ibu dan janin tetap dalam keadaan
sehat.
Rencana asuhan :
kehamilannya.
2. Jelaskan pada ibu bahwa keluhan yang dirasakan merupakan tanda dan gejala
Rasional : Agar ibu mengerti dan paham tentang kondisi yang di alami
tablet penambah darah (Fe). Vitamin B kompleks, dan kalk pada ibu.
nanti.
janin.
kehamilan
4. Berikan obat seperti tablet penambah darah, vitamin B kompleks dan Kalk
kedepan
Rasional : Agar dapat diketahui perkembangan janin dan kondisi ibu dalam
keadaan baik.
LANGKAH VI IMPLEMENTASI
2. Menjelaskan pada ibu bahwa keluhan yang dirasakan merupakan tanda dan
gejala anemia.
b. Menganjurkan ibu untuk makan makanan bergizi dan mengandung zat besi
4. Memberikan obat seperti tablet penambah darah, vitamin B kompleks dan kalk
kedepan.
2. Keadaan umum ibu kurang baik dan keadaan janin baik DJJ (+) dengan
TD : 90/80 mmHg
N : 80x/menit
P : 20x/menit
S : 36,6oC
tanggal 31-08-2018.
55
KOTA KENDARI
IDENTITAS ISTERI/SUAMI
Subyektif (S)
mengatakan hamil pertama kalinya. Ibu mengeluh sering pusing, lemas, dan
kurang nafsu makan, timbul sejak seminggu yang lalu, dan memperkirakan usia
Obyektif (O)
Keadaan umum ibu kurang baik, LILA : 23,5 cm, (TD:90/80 mmHg,
setinggi pusat, punggung kanan, presentase kepala, kepala belum masuk pintu atas
Asassment (A)
hidup, punggung kanan, presentase kepala, kepala belum masuk pintu atas
panggul, keadaan ibu kurang baik, keadaan janin baik DJJ (+) 140x/menit, ibu
Planning (P)
2. Menjelaskan pada ibu bahwa keluhan yang dirasakan merupakan tanda dan
gejala anemia.
b. Menganjurkan ibu untuk makan makanan bergizi dan mengandung zat besi.
4. Memberikan obat seperti tablet penambah darah, vitamin B kompleks dan kalk
6. Ibu mengerti penjelasan dan anjuran yang diberikan, serta ibu akan kembali
BAB V
5.1 Kesimpulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai ibu hamil yang mengalami
anemia di Puskesmas Poasia Kota Kendari pada tahun 2017 dengan jumlah 45
1. Untuk umur ibu hamil banyak terjadi pada umur 20 - 35 berjumlah 33 orang
(73,3%), dan sedikit terjadi pada umur < 20 berjumlah 4 orang (8,9%).
2. Untuk graviditas ibu hamil banyak terjadi pada pada graviditas I berjumlah 14
(13,3%).
3. Untuk LILA ibu hamil banyak terjadi pada LILA < 23,5 cm berjumlah 29
orang (64,4%), dan sedikit pada LILA ≥ 23,5 cm berjumlah 16 orang (35,6%).
5. Untuk pekerjaan ibu hamil banyak terjadi pada pekerjaan IRT berjumlah 26
5.2 Saran
kemukakan kepada ibu hamil agar meminum tablet Fe/penambah darah secara
secara teratur.