Anda di halaman 1dari 59

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anemia adalah kondisi dimana kadar hemoglobin kurang dari 11 gr% pada

ibu hamil. Anemia merupakan kekurangan (defisiensi) zat besi yang biasa diderita

oleh ibu hamil. Beberapa penyebab anemia pada ibu hamil adalah karena

kurangnya asupan zat besi, kurangnya pengetahuan ibu atau karena sebelum hamil

ibu sudah mengalami anemia.

Kasus Anemia di Rumah Sakit Umum Bahteramas Sulawesi Tenggara,pada

tahun 2013 ibu hamil yang mengalami anemia 52 orang dari 178 ibu hamil, pada

tahun 2014 ibu hamil yang mengalami anemia 71 orang dari 166 ibu hamil, pada

tahun 2015 ibu hamil yang mengalami anemia 14 dari 102 ibu hamil, pada tahun

2016 berjumlah 17 dari 158 ibu hamil dan pada tahun 2017 ibu hamil yang

mengalami anemia 12 dari 383 ibu hamil. (RSU Bahteramas, 2013-2017).

Data tentang anemia di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari, pada

tahun 2013 ibu hamil yang mengalami anemia 32 orang dari 564 ibu hamil, pada

tahun 2014 ibu hamil yang mengalami anemia 27 orang dari 633 ibu hamil, pada

tahun 2015 ibu hamil yang mengalami anemia 38 orang dari 676 ibu hamil. pada

tahun 2016 berjumlah 31 dari 654 orang ibu hamil, pada tahun 2017 ibu hamil

yang mengalami anemia 32 dari 688 ibu hamil. (RSUD Kota Kendari, 2013-

2017).

Survey yang telah dilakukan di ruang poli KIA/KB Puskesmas Poasia Kota

Kendari mengenai ibu yang mengalami anemia. Pada tahun 2013 berjumlah 22

orang (6,43%) dari 342 orang ibu hamil, pada tahun 2014 berjumlah 24 orang
2

(7,57%) dari 324 orang ibu hamil, pada tahun 2015 berjumlah 27 orang (6,75%)

dari 400 orang ibu hamil, pada tahun 2016 berjumlah 33 (4,30 %) dari 766 orang

ibu hamil, sedangkan pada tahun 2017 berjumlah 45 orang (17,71%) dari 254

orang ibu hamil. (Poli KIA/KB Puskesmas Poasia Kota Kendari, 2013-2017).

Dari uraian di atas maka peneliti tertarik mengambil judul tentang

“Identifikasi Ibu Hamil yang Mengalami Anemia di Puskesmas Poasia Kota

Kendari?”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah “Bagaimana Identifikasi Ibu Hamil yang Mengalami Anemia

di Puskesmas Poasia Kota Kendari”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi ibu hamil yang mengalami Anemia di Poli

KIA/KB Puskesmas Poasia Kota Kendari.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengidentifikasi umur ibu yang mengalami anemia pada ibu hamil di

Puskesmas Poasia Kota Kendari.

2. Untuk mengidentifikasi graviditas ibu yang mengalami anemia pada ibu

hamil di Puskesmas Poasia Kota Kendari.

3. Untuk mengidentifikasi lingkar lengan atas (LILA) ibu yang mengalami

anemia pada ibu hamil di Puskesmas Poasia Kota Kendari.


3

4. Untuk mengidentifikasi pendidikan ibu yang mengalami anemia pada ibu

hamil di Puskesmas Poasia Kota Kendari

5. Untuk mengidentifikasi pekerjaan ibu yang mengalami anemia pada ibu

hamil di Puskesmas Poasia Kota Kendari.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan DIII kebidanan di

Akademi Kebidanan Pelita Ibu.

2. Bagi peneliti merupakan pengalaman berharga dalam memperluas wawasan

dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama penulis

menempuh pendidikan.

3. Sebagai bahan referensi untuk peneliti selanjutnya.


4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Tentang Kehamilan

2.1.1 Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah serangkaian proses yang diawali dari konsepsi atau

pertemuan antara ovum dengan sperma sehat dan dilanjutkan dengan fertilisasi,

nidasi dan implantasi (Varney, 2007:420)

Kehamilan adalah suatu mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri

dari ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan ovum (sel telur) dan spermatozoa

(sperma) terjadilah pembuahan dan pertumbuhan. (Manuaba, 2010:75)

Kehamilan didefinisikan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung

dari hari pertama haid terakhir. (Saifuddin, 2014:89).

2.1.2 Fisiologi Kehamilan

1. Ovulasi

Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem

hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20-35 tahun,

hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi

ovulasi. Proses pertumbuhan ovum (oogenesis) asalnya epitel germinal –

oogonium – folikel primer – proses pematangan pertama. Dengan pengaruh

FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi folikel de Graaf yang

menuju ke permukaan ovarium diserati pembentukan cairan folikel. Desakan

folikel de Graaf ke permukaan ovarium menyebabkan penipisan dan disertai


5

devaskularisasi. Selama pertumbuhan menjadi folikel de Graaf, ovarium

mengeluarkan hormon estrogen yang dapat memengaruhi gerak dari tuba yang

makin mendekati ovarium, gerak sel rambut lumen makin tinggi, peristaltik

tuba makin aktif. Ketiga faktor ini menyebabkan aliran cairan dalam tuba

makin deras menuju uterus. Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan

fluktuasi yang mendadak, terjadi proses pelepasan ovum yang disebut ovulasi.

Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai umbai ( fimbriae) maka ovum yang

telah dilepaskan segera ditangkap oleh fimbriae tuba. Proses penangkapan ini

disebut ovum pick up mechsnism. Ovum yang tertangkap terus berjalan

mengikuti tuba menuju uterus, dalam benyuk pematangan pertama, artinya

telah siap untuk dibuahi. (Manuaba, 2010:75)

2. Spermatozoa

Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks.

Spermatogonium berasal dari sel primitif tubulus, menjadi spermatozit

pertama, menjadi spermatozit kedua, menjadi spermatid, akhirnya

spermatozoa. Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi matarantai hormonal

yang kompleks dari pancaindra, hipotalamus, hipofisis, dan sel interstitial

leydig sehingga spermatogonium dapat mengalami proses mitosis. Pada setiap

hubungan seksual dikeluarkan sekita 3 cc sperma yang mengandung 40 sampai

60 juta spermatozoa setiap cc. Bentuk spermatozoa seperti cebong yang terdiri

atas kepala (lonjong sedikit gepeng yang mengandung inti), leher (penghubung

antara kepala dan ekor), ekor (panjang sekita 10 kali kepala mengandung

energi sehingga adapat bergerak). Sebagian besar spermatozoa mengalami


6

kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba fallopi.

Spermatozoa yang masuk kedalam alat genitalia wanita dapat hidup selama

tiga hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi. (Manuaba,

2010:76)

3. Konsepsi

Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau

fertilisasi dan membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung seperti

uraian di bawah ini. Keseluruhan proses tersebut merupakan matarantai

fertilisasi atau konsepsi.

a. Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata,

yang mengandung persediaan nutrisi.

b. Pada ovum, dijumpai inti dalam bentuk metafase di tengah sitoplasma yang

disebut vitelus.

c. Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang pada zona pelusida.

Nutrisi dialirkan kedalam vitelus, melalui saluran pada zona pelusida.

d. Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas yang

dindingnya penuh jonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia. Ovum

mempunyai waktu hidup terlama di dalam ampula tuba.

e. Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam. Spermatozoa

menyebar, masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri. Pada

kavum uteri, terjadi proses kapasitasi, yaitu pelepasan lipoprotein dari

sperma sehingga mampu mengadakan fertilisasi. Spermatozoa melanjutkan

perjalanan menuju tuba fallopi. Spermatozoa hidup selama tiga hari didalam
7

genitalia interna. Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang telah siap

dibuahi serta mengikis korona radiata dan zona pelusida dengan proses

enimatik: hisluronidase. Melalui “stomata”, spermatozoa memasuki ovum.

Setelah kepala spermatozoa masuk ke dalam ovum, ekornya lepas dan

tertinggal di luar. Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan

membentuk zigot. (Manuaba, 2010:77)

4. Proses Nidasi atau Implantasi

Dengan masuknya inti spermatozoa ke dalam sitoplasma, “vitelus”

membangkitkan kembali pembelahan dalam inti ovum yang dalam kedaan

“metafase”. Proses pemecahan dan pematangan mengikuti bentuk anafase dan

“telofase” sehingga pronukleusnya menjadi “haploid”. Pronukleus spermatozoa

dalam keadaan haploid saling mendekati dengan inti ovum yang kini haploid

dan bertemu dalam pasangan pembawa tanda dari pihak pria maupun wanita.

(Manuaba, 2010:79)

2.1.3 Perubahan Fisiologi pada Kehamilan

1. Uterus

Rahim atau uterus yang semula besarnya jempol atau beratnya hanya

30 gram akan mengalami hiperprofi dan hiperplasia sehingga menjadi 1000

gram saat akhir kehamilan. Otot dalam rahim mengalami hiperplasia dan

hipertropi dan menjadi lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran

rahim, karena pertumbuhan janin. (Manuaba, 2010:85)

2. Vagina

Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena

pengaruh esterogen sehingga tampak makin berwarna merah dan kebiru-biruan

(tanda Chadwicks). (Manuaba, 2010:92)


8

3. Ovarium

Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus

luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta

yang sempurna pada usia 16 minggu. Kejadian ini tidak dapat lepas dari

kemampuan vili korealis yang mengeluarkan hormon korionik gonadotropin

yang mirip dengan hormon luteotropik hipofisis anterior. (Manuaba, 2010:92)

4. Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai

persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak

dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu esterogen,

progesteron dan somatomamotrofin. (Manuaba, 2010:92)

5. Sirkulasi Darah

Peredaran darah ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

a. Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi

kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.

b. Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi

retroplasenter.

c. Pengaruh hormon estrogen dan progesteron makin meningkat. (Manuaba,

2010:92)

2.1.4 Tanda - tanda Kehamilan

1. Dugaan hamil

a. Amenore/tidak mengalami menstruasi sesuai siklus (terlambat haid)

b. Pusing.

c. Miksi/sering BAK.
9

d. Obstipasi.

e. Hiperpigmentasi : striae, cloasma dan linea nigra

f. Varises.

g. Payudara menegang. (Manuaba, 2010:107)

2. Tanda tidak pasti kehamilan

a. Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil.

b. Pada pemeriksaan dalam, dijumpai tanda hegar, tanda chadwick, tanda

piskacek, kontraksi braxton hicks, dan teraba ballottement.

c. Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif, tetapi sebagian kemungkinan

positif palsu. (Manuaba, 2010:108)

3. Tanda Pasti Kehamilan

a. Gerakan janin dalam rahim

b. Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin.

c. Denyut jantung janin. Didengar dengan stetoskop leanec, alat

kardiotokografi, alat doppler. Dilihat dengan ultrasonogrfi. Pemeriksan

dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat kerangka janin,

ultrasonografi. (Manuaba, 2010:109)

2.1.5 Kebutuhan Fisik Ibu Hamil

1. Oksigen

Pada dasarnya kebutuhan oksigen semua wanita itu sama yaitu udara

yang bersih, tidak kotor, tidak bau, dan sebagainya. Pada prinsipnya hindari

ruangan atau tempat yang dipenuhi polusi udara (terminal, ruang yang sering

dipergunakan untuk merokok).


10

2. Nutrisi

Nutrisi ibu yang sedang hamil bersangkutan proses pertumbuhan yaitu

pertumbuhan fetus yang ada didalam kandungan dan pertumbuhan berbagai

organ ibu, proses kehamilan seperti adneksia, mammae, dan lain-lain.

3. Personal hygiene

Mandi, perawatan gigi, perawatan rambut, perawatan payudara,

perawatan vagina/vulva, perawatan kuku, kebersiham kuku, pakaian,

eleminasi, seksual, mobilisasi, senam hamil, istirahat/tidur, imunisasi,

persiapan laktasi.

2.1.6 Kebutuhan Psikologi pada Ibu Hamil

1. Dukungan Keluarga

Keluarga dapat memberikan dukungan dengan memberikan pengertian

bahwa perubahan yang terjadi merupakan hal normal yang terjadi pada setiap

kehamilan. Suami juga memberikan dukungan dengan mengerti dan

memahami setiap perubahan yang terjadi pada istrinya, memberikan perhatian

dengan penuh kasih sayang dan berusaha untuk meringankan beban kerja istri.

2. Dukungan Dari Tenaga Kesehatan

Memberikan dukungan dengan menjelaskan dan meyakinkan ibu bahwa

apa yang terjadi padanya adalah sesuatu yang normal, dan memberikan

informasi atau pendidikan kesehatan tentang kehamilannya.

3. Rasa Aman dan Nyaman Sewaktu Kehamilanya

Selama kehamilan ibu akan mengeluh bahwa ia mengalami berbagai

macam ketidak nyamanan. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus


11

mendengarkan keluhan ibu, membicarakan tentang keluhannya dan membantu

mencari cara untuk mengatasi keluhannya sehingga Ibu dapat menikmati

kehamilannya dengan aman dan nyaman.

2.1.7 Deteksi dini & Gejala Tanda Bahaya Kehamilan

1. Deteksi Dini Bahaya pada Persalinan

1) Riwayat Bedah Sesar

2) Perdarahan Pervaginam

3) Persalinan Kurang Bulan ( >37 Minggu)

4) Ketuban Pecah Dengan Mekonium Kental

5) Ketuban Pecah Lama ( >24 Jam)

6) Ketuban Pecah Dengan Persalinan Kurang Bulan

7) Ikterus

8) Anemia Berat

9) Hipertensi/Preeklampsia

10) Tanda Dan Gejala Infeksi

11) Gawat janin

12) TFU 40 cm / lebih

13) Primipara pada fase aktif kala I persalinan kepala masih 5/5

14) Persentase bukan belakang kepala

15) Persentase majemuk

16) Kehamilan gameli/ ganda

17) Penumbungan tali puat

18) Syok (JNPK-KR, 2008:50)


12

2. Tanda & Bahaya Kehamilan

1) Perdarahan

Perdarahan pada kehamilan di bawah 20 minggu, umumnya

disebabkan oleh keguguran. Sekitar 10 - 12% kehamilan akan berakhir

dengan keguguran yang pada umumnya (60-80) disebabkan oleh kelainan

kromosom yang ditemui pada spermatozoa ataupun ovum. Penyebab yang

sama dan menimbulkan gejala perdarahan pada kehamilan muda dan ukuran

pembesaran uterus yang di atas normal, pada umumnya disebabkan oleh

mola hidatidosa. Perdarahan pada kehamilan muda dengan uji kehamilan

yang tidak jelas, pembesaran uterus yang tidak sesuai (lebih kecil) dan usia

kehamilan, dan adanya masa di adneksa biasanya disebabkan oleh

kehamilan ektopik.

Perdarahan pada kehamilan lanjut atau di atas 20 minggu pada

umumnya disebabkan oleh plasenta previa. Perdarahan yang terjadi sangat

terkait dengan luas plasenta dan kondisi segmen bawah rahim yang menjadi

tempat impmentasi plasenta tersebut. Pada plasenta yang tipis dan menutupi

sebagian jalan lahir, maka umumnya terjadi perdarahan bercak berulang dan

apabila segmen bawah rahim mulai terbentuk disertai dengan sedikit

penurunan terbawah janin, maka perdarahan mulai meningkat hingga

tingkatan yang dapat membahayakan keselamatan ibu. Plasenta yang tebal

yang menutupi seluruh jalan lahir dapat menimbulkan perdarahan hebat

tanpa didahului oleh perdarahan bercak atau berulang sebelumnya. Plasenta

previa menjadi penyebab 25% kasus perdarahan antepartum. Bila mendekati

saat persalinan, perdarahan dapat disebabkan oleh solutio plasenta (40%)


13

atau vasa previa (5%) dari keseluruhan kasus perdarahan antepartum.

(Saifuddin, 2014:282)

2) Preeklampsia

Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan di atas 20 minggu disertai

dengan peningkatan tekanan darah di atas normal sering diasosiasikan

dengan preeklampsia. Data atau informasi awal terkait dengan tekanan

darah sebelum hamil akan sangat membantu petugas kesehatan untuk

membedakan hipertensi kronia (yang sudah ada sebelumnya) dengan

preeklampsia. Gejala dan tanda lain dari preeklampsia adalah sebagai

berikut.

a. Hiperrefleksia (iritabilitas susunan saraf pusat)

b. Sakit kepala atau sefalgia (frontal atau oksipital) yang tidak membaik

dengan pengobatan umum

c. Gangguan penglihatan seperti pandangan kabur, skotomata, silau atau

berkunang-kunang

d. Nyeri epigastrik

e. Oliguria (luaran kurang dari 500 ml/24 jam)

f. Tekanan darah sistolik 20-30 mmHg dan diastolik 10-20 mmHg di atas

normal

g. Proteinuria (di atas positif 3)

h. Edema menyeluruh. (Saifuddin, 2014:283)

3) Nyeri Hebat di Daerah Abdominopelvikum

Bila hal tersebut di atas terjadi pada kehamilan trimester kedua atau

ketiga dan disertai dengan riwayat dan tanda-tanda di bawah ini, maka

diagnosisnya mengarah pada solutio plasenta, baik dari jenis yang disertai

perdarahan (revealed) maupun tersembunyi (concealed).


14

a. Trauma abdomen

b. Preeklampsia

c. Tinggi fundus uteri lebih besar dari usia kehamilan

d. Bagian-bagian janin sulit diraba

e. Uterus tegang dan nyeri

f. Janin mati dalam rahim (Saifuddin, 2014:284)

4) Gejala dan Tanda Lain yang Harus Diwaspadai

Beberapa gejala dan tanda lain yang terkait dengan gangguan serius

selama kehamilan adalah sebagai berrikut:

a. Muntah berlebihan

b. Disuria

c. Menggigil atau demam

d. Ketuban pecah dini atau sebelum waktunya

e. Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan yang

sesungguhnya. (Saifuddin, 2014:284)

2.1.8 Standar Pelayanan dan Standar Kunjungan Ibu Hamil

1. Standar Pelayanan

Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk 10T :

1. Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan

2. Ukur tekanan darah

3. Nilai status gizi

4. Ukur tinggi fundus

5. Tentukan presentasi janin dan hitung DJJ


15

6. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT) Lengkap

7. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan

8. Tes laboratorium

9. Temu wicara (konseling dan pemecahan masalah)

10. Tatalaksana kasus (Kementrian kesehatan, 2015:8)

2. Standar Kunjungan

Pada setiap kali kunjungan antenatal, ibu hamil mendapatkan asuhan dan

informasi yanag sangat penting dari bidan.

a. Kunjungan I ( 16 minggu)

a) Penapisan dan pengobatan anemia

b) Perencanaan persalinan

c) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya

b. Kujungan II ( 24 - 28 ) dan kunjungan III (32 minggu ), dilakukan untuk:

a) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya

b) Penapisan preeklamsia, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran

perkemihan

c) Mengulang rencana persalinan

c. Kunjungan IV ( 36 minggu sampai akhir )

a) Sama seperti kunjungan II dan III

b) Mengenali adanya kelainan letak

c) Memantapkan rencana persalinan

d) Mengenali tanda-tanda persalinan (Saifudin, 2010:98)


16

2.2 Tinjauan Umum Tentang Anemia

2.2.1 Definisi Anemia

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin di

bawah 11g% pada trimester 1 dan 3 atau kadar kurang dari 10,5g% pada trimester

2. Nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil terjadi

karena hemodelusi, terutama pada trimester 2. (Saifuddin, 2010:281)

Anemia atau sering disebut kurang darah adalah keadaan dimana darah

merah kurang dari normal, dan biasanya yang digunakan sebagai dasar adalah

kadar hemoglobin (Hb). (Manuaba, 2007:38)

Anemia didefinisikan bila kadar Hemoglobin di bawah 11gr/dL. (Taufan,

2012:13)

2.2.2 Etiologi

Sebagian besar perempuan mengalami anemia selama kehamilan, baik di

negara maju maupun negara berkembang. Badan Kesehatan Dunia atau World

Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa 37 – 75% ibu hamil di

negara berkembang dan 18% ibu hamil di negara maju mengalami anemia.

Namun banyak diantara mereka yang telah menderita anemia pada saat konsepsi,

dengan perkiraan pravalensi sebesar 43% pada perempuan yang tidak hamil di

negara berkembang dan 12% di negara lebih maju.

Penyebab anemia tersering adalah defisiensi zat – zat nutrisi. Seringkali

defisiensinya bersifat multiple dengan manifestasi klinik yang disertai infeksi, gizi

buruk, atau kelainan herediter seperti hemoglobinopati. Namun, penyebab

mendasar anemia nutrisional meliputi asupan yang tidak cukup, absorbsi yang
17

tidak adekuat bertambahnya zat gizi yang hilang, kebutuhan yang berlebihan, dan

kurangnya utilisasi nutrisi hemopoietik. Penyebab anemia tersering kedua adalah

anemia megalobpalstik yang dapat disebabkan oleh defisiensi asam folat dan

defisiensi vitamin B12. Penyebab anemia lainnya yang jarang ditemui antaralain

adalah hemoglobinopati, proses inflamasi, toksisitas zat kimia, dan keganasan,

(Saifuddin, 2014:777)

2.2.3 Klasifikasi Anemia

Anemia dalam kehamilan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Anemia Defisiensi Zat besi

Anemia defisiensi zat besi merupakan tahap defisiensi besi yang paling

parah, yang ditandai oleh penurunan cadangan besi, konsentrasi besi serum,

dan saturasi transferin yang rendah, dan konsentrasi hemoglobin atau nilai

hemotokrit yang menurun. Pada kehamilan, kehilangan zat besi terjadi akibat

pengalihan besi maternal ke janin untuk eritropoiesis, kehilangan darah saat

persalinan, dan laktasi yang jumlah keseluruhannya dapat mencapai 900 mg

atau setara dengan 2 liter darah. Oleh karena sebagian besar perempuan

mengawali kehamilan dengan cadangan besi yang rendah, maka kebutuhan

tambahan ini berakibat pada anemia defisiensi besi. (Saifuddin, 2014:777)

2. Anemia Defisiensi Asam Folat

Anemia tipe megaloblastik karena defisiensi asam folat merupakan

penyebab kedua terbanyak anemia defisiensi zat gizi. Anemia megalobplastik

adalah kelainan yang disebabkan oleh gangguan sintesis DNA dan ditandai

dengan adanya sel-sel megalobplastik yang khas untuk jenis anemia ini. Selain
18

karena defisiensi asam folat, anemia megalobplastik juga dapat terjadi karena

defisiensi vitamin B12 (kobalamin). Folat dan turunnya formil FH4 penting

untuk sintesis DNA yang memadai dan produksi asam amino. Kadar asam folat

yang tidak cukup dapat menyebabkab manifestasi anemia megalobplastik.

(Saifuddin, 2014:778)

3. Anemia Aplastik

Ada beberapa laporan mengenai anemia aplastik yang terkait dengan

kehamilan, tetapi hubungan antara keduanya tidak jelas. Pada beberapa kasus,

yang terjadi adalah eksaserbasi anemia aplastik yang telah ada sebelumnya

oleh kehamilan dan hanya membaik setelah terminasi kehamilan. Pada kasus-

kasus lainnya, aplasia terjadi selama kehamilan dan dapat kambuh pada

kehamilan berikutnya. Terminasi kehamilan atau persalinan dapat memperbaiki

fungsi sumsum tulang, tetapi penyakit dapat meperburuk bahkan menjadi fatal

setelah persalinan. Terapi meliputi terminasi kehamilan elektif, terapi suportif,

imunosupresi, atau transplantasi sumsum setelah persalinan. (Saifuddin,

2014:779)

4. Anemia Penyakit Sel Sabit

Kehamilan pada perempuan penderita anemia sel sabit (sickle cell

anemia) disertai dengan peningkatan insidensi pielonefritis, infark pulmonal,

pneumonia, perdarahan antepartum, prematuritas, dan kematian janin.

Peningkatan anemia megalobplastik yang responsif dengan asam folat,

terutama pada akhir masa kehamilan, juga menibgkat frekuensinya. Berat lahir

bayi dari ibu yang menderita anemia sel sabit di bawah rata-rata, dan kematian
19

janin tinggi. Penyebab kematian neonatal tidak jelas, tetapi kadang-kadang

disebabkan oleh vasooklusi plasenta dengan penyakit sel sabit telah

menggambarkan anoksia intrapartum. Mortalitas ibu dengan penyakir sel sabit

telah menurun dari sekitar 33% menjadi 1,5% pada masa kini karena perbaikan

pelayanan prenatal. (Saifuddin, 2014:779-780)

2.2.4 Tanda dan Gejala Anemia

1. Lemah

2. Pucat

3. Muda pingsan tetapi tekanan darah masih dalam batas normal

4. Secara klinik dapat dilihat tubuh yang malnutrisi dan pucat (Saifuddin,

2010:282)

2.2.5 Batasan Anemia dalam Kehamilan

Menurut catatan dan perhitungan DepKes RI di Indonesia sekitar 67% ibu

hamil mengalami anemia dalam berbagai jenjang. Berdasarkan ketetapan World

Health Organization (WHO) anemia pada ibu hamil adalah bila Hb kurang dari 11

gr%. Anemia pada ibu hamil di Indonesia sangat bervariasi yaitu :

1. Hbs 11gr % : Normal

2. Hbs 10 –9 gr % : Anemia Ringan

3. Hbs 8 – 7 gr % : Anemia sedang

4. Hbs <7 gr % : Anemia berat

Sebagian besar anemia adalah anemia defisiensi Fe yang dapat disebabkan

oleh konsumsi Fe dari makanan yang kurang atau terjadi perdarahan menahun

akibat parasit seperti ankilostomiasis. Berdasarkan fakta tersebut dapat


20

dikemukakan bahwa dasar utama anemia pada ibu hamil adalah kemiskinan

sehingga tidak mampu memenuhi standar makanan “empat sehat lima sempurna“

dan situasi lingkungan yang buruk sehingga masih terdapat penyakit parasit,

seperti ankilostomiasis. (Manuaba, 2007:38).

2.2.6 Dampak Anemia Terhadap Kehamilan, Persalinan, dan Nifas

1. Dampak anemia terhadap kehamilan

a) Trimester I : Abortus

b) Trimester II : Premature

c) Trimester III : Pertumbuhan Janin Terhambat

2. Bahaya saat persalinan

a) Gangguan his kekuatan mengejan

b) Kala pertama dapat berlangsung lama dan terjadi partus lama.

c) Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering

memerlukan tindakan operasi kebidanan.

d) Kala tiga dapat diikuti retensio plasenta dan perdarahan postpartum akibat

atonia uteri.

e) Kala empat dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri.

3. Pada kala nifas

a) Terjadi sub involusio uteri yang menimbulkan perdarahan postpartum

b) Memudahkan infeksi puerperium.

c) Pengeluaran ASI berkurang.

d) Dekompensasi Cordis mendadak setelah persalinan.

e) Anemia kala nifas.

f) Mudah terjadi infeksi Mammae.


21

4. Pengaruh Bagi Janin

Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai nutrisi dari ibunya,

dengan adanya anemia kemampuan metabolisme tubuh akan berkurang

sehingga pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim akan terganggu.

Akibat anemia pada janin antara lain adalah :

a) Abortus.

b) Kematian intrauteri.

c) Persalinan prematur tinggi.

d) Berat badan lahir rendah.

e) Kelahiran dengan anemia.

f) Dapat terjadi cacat bawaan.

g) Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal.

h) Intelegensia rendah. (Manuaba, 2007:38-39).

2.2.7 Penanganan Anemia

Terapi anemia defisiensi zat besi ialah dengan preparat besi oral atau

parenteral. Terapi oral ialah dengan pemberian preparat besi : fero sulfat, fero

gluconat atau Na-fero bisitrat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat menaikkan

kadar Hb berjumlah 1 g% bulan. Efek samping pada traktus gastrointestinal relatif

kecil pada pemberian preparat Na-fero bisitrat di bandingkan dengan ferosulfat.

Kini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 µg asam folat

untuk profilaksis anemia (Saifuddin, 2010:282).

Penanganan anemia dalam kehamilan menurut tingkat pelayanan :

1. Polindes

a. Membuat diagnosis klinik dan rujukan pemeriksaan laboratorium.


22

b. Memberikan terapi oral : tablet besi 60 mg/ hari.

c. Penyuluhan gizi ibu hamil dan menyusui.

2. Puskesmas

a. Membuat diagnosis dan terapi.

b. Menentukan penyakit kronik (TBC, Malaria) dan penanganannya.

3. Rumah Sakit

a. Membuat diagnosis dan terapi

b. Diagnosis Thalasemia dengan elektroforesis Hb, bila ibu ternyata pembawa

sifat, perlu tes pada suami untuk menentukan risiko pada bayi.

(Saifuddin,2010:284).

2.3 Dasar Pemikiran Variabel

2.3.1 Umur Ibu

Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan-

penyelidikan epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian di dalam

hampir semua keadaan menunjukan hubungan dengan umur. Umur reproduksi

sehat antara 20-35 tahun. Wanita yang hamil dibawah usia 20 tahun rentan

terjadinya anemia selama kehamilannya dikarenakan jumlah zat besi yang

dibutuhkan lebih banyak selain untuk janin yang dikandungnya, wanita hamil

sendiri membutuhkan tambahan zat besi. Di samping itu juga usia <20 tahun

merupakan masa pertumbuhan organ-organ reproduksi wanita menjadi matang

dan banyak membutuhkan zat besi untuk proses pertumbuhan tersebut.

(Notoatmdjo, 2007:20)
23

2.3.2 Graviditas

Graviditas diperlukan untuk mengidentifikasi masalah potensial pada

pelahiran dan pasca partum.Resiko terhadap ibu dan anak pada kehamilan bayi

pertama cukup tinggi akan tetapi resiko ini tidak dapat dihindari. Kemudian resiko

itu menurun pada kehamilan kedua dan ketiga serta meningkat lagi pada

kehamilan keempat dan seterusnya. Dalam kehamilan ibu memerlukan tambahan

zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah ibu dan membentuk sel

darah merah janin serta plasenta. Jika persediaan zat besi tubuh sedikit, maka

kebutuhan setiap kehamilan akan menguras persediaan zat besi tubuh dan

akhirnya akan menimbulkan risiko anemia pada kehamilan berikutnya, olehnya

itu semakin sering ibu/wanita mengalami kehamilan maka akan semakin banyak

kehilangan zat besi yang dapat mengakibatkan ibu mengalami anemia. (Varney,

2007:691)

2.3.3 Lingkar Lengan Atas

Ada beberapa cara yang dapat di gunakan untuk mengetahui statu gizi ibu

hamil antara lain memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur

Lingkar lengan atas (LILA), dan mengukur Kadar Hb. Pengukuran LILA

dilakukan pada bagian kiri : LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat

untuk status gizi ibu yang kurang/buruk, sehingga ia beresiko mengalami

kekurangan nutrisi atau Kekurangan Energi Kronik (KEK). Apabila ibu hamil

kekurangan gizi atau status gizi kurang baik maka dapat menyebabkan kadar

hemoglobin (Hb) menurun sehingga dapat terjadi anemia dalam kehamilan.

(Waryana, 2010:47)
24

2.3.4 Pendidikan

Tingkat pendidikan ibu sangat berperan dalam kualitas perawatan bayinya.

Informasi yang berhubungan dengan perawatan kehamilan dan persalinan sangat

dibutuhkan, sehingga akan meningkatkan pengetahuannya. Penguasaan

pengetahuan erat kaitannya dengan tingkat pendidikan seseorang. Pada ibu hamil

dengan tingkat pendidikan yang rendah kadang ketika tidak mendapatkan cukup

informasi mengenai kesehatannya, maka ia tidaktahu bagaiman cara melakukan

perawatan kehamilan dan persalinan yang baik dan benar. (Sulistyawati,

2011:104)

2.3.5 Pekerjaan

Pekerjaan seseorang akan menggambarkan aktivitas dan tingkat

kesejahteraan ekonomi yang akan didapatkan. Ibu yang bekerja mempunyai

tingkat pengetahuan yang lebih baik dari pada ibu yang tidak bekerja, karena ibu

yang bekerja akan lebih banyak memiliki kesempatan berinteraksi dengan orang

lain, sehingga lebih mempunyai peluang untuk mendapatkan informasi mengenai

keadaannya. (Sulistyawati, 2011:105)


25

2.4 Kerangka Konsep Penelitian

Umur ibu

Graviditas

LILA Anemia

Pendidikan

Pekerjaan

Gambar 1. Skema Kerangka Konsep Penelitian


26

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang di gunakan adalah penelitian deskriptif yang bertujuan

untuk menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang terjadi

berdasarkan karakteristik tempat, waktu, umur, jenis kelamin, sosial, ekonomi,

pekerjaan, status perkawinan, cara hidup (pola hidup) dan lain-lain. (Hidayat,

2012:53).

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu

Waktu penelitian telah dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2017

2. Tempat

Tempat penelitian telah dilaksanakan di Ruang Poli KIA/KB Puskesmas

Poasia Kota Kendari

3.3 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi yang digunakan adalah semua ibu hamil yang mengalami Anemia

di Puskesmas Poasia Kota Kendari pada tahun 2017 berjumlah 45 orang.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang mengalami

Anemia diPuskesmas Poasia Kota Kendari pada tahun 2017 berjumlah 45

orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling.


27

3.4 Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif

dimana data yang diteliti menggunakan perhitungan atau angka- angka.

2. Sumber Data

Sumber data yang diambil dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diperoleh dari buku register Puskesmas Poasia yang disesuaikan dengan

rancangan penelitian. Data tersebut meliputi gambaran umum lokasi penelitian

dan data yang berhubungan langsung dengan variable penelitian.

3.5 Analisis Data

Data yang di peroleh di olah secara manual dengan menggunakan kalkulator

dan hasilnya di sajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi di sertai dengan

penjelasan.

Rumus yang digunakan adalah:

f
X = x K
n

Keterangan :

X : Presentase hasil yang dicapai

f : Frekuensi variabel yang diteliti

n : Jumlah sampel yang diteliti

K : Konstanta (100%)
28

3.6 Definisi Operasional

1. Anemia

Yang di maksud dengan anemia dalam penelitian adalah suatu keadaan

dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah ibu hamil kurang dari 11 gr%.

(Saifuddin, 2010:281)

2. Umur

Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan-

penyelidikan epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian do

dalam hampir semua keadaan menunjukan hubungan dengan umur

(Notoatmodjo, 2007: 20)

Kriteria objektif:

a. Umur < 20 tahun

b. Umur 20–35 tahun

c. Umur > 35 tahun

3. Graviditas

Graviditas diperlukan untuk mengidentifikasi masalah potensial pada

pelahiran dan pasca partum. (Varney, 2007:691)

Kriteria obyektif:

a. Graviditas I

b. Graviditas II

c. Graviditas III

d. Graviditas≥ IV
29

4. Lingkar Lengan Atas

Ada beberapa cara yang dapat di gunakan untuk mengetahui statu gizi ibu

hamil antara lain memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur

Lingkar lengan atas (LILA), dan mengukur Kadar Hb. (Waryana, 2010:47)

Kriteria obyektif :

a. Baik apabila ukuran LILA : ≥ 23,5 cm

b. Kurang apabila ukuran LILA : < 23,5 cm

5. Pendidikan

Tingkat pendidikan ibu sangat berperan dalam kualitas perawatan bayinya.

Informasi yang berhubungan dengan perawatan kehamilan dan persalinan

sangat dibutuhkan, sehingga akan meningkatkan pengetahuannya.

(Sulistyawati, 2011:104)

Kriteria objektif :

a. SD

b. SMP

c. SMA

d. Diploma/Perguruan Tinggi

6. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang menggambarkan aktifitas dan tingkat kesejahteraan

ekonomi yang di dapatkan. (Sulistyawati, 2011:105)

Kriteria Obyektif :

a. PNS /Swasta

b. Wiraswasta
30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Keadaan Geografis

Puskesmas Poasia terletak di Kecamatan Poasia Kota Kendari. Sekitar 9

KM dari ibu kota provinsi serta memiliki kondisi geografis daerah daratan rendah

yang berbatasan dengan:

1. Sebelah Utara : berbatasan dengan teluk Kendari.

2. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Abeli.

3. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Baruga.

4. Sebelah Barat : berbatasan dengan Kelurahan Kambu.

Luas wilayah kerja Puskesmas Poasia sekitar 4.175 Ha atau 4.475 Km 2 atau

15,12% dari luas daratan Kota Kendari terdiri dari 4 kelurahan definitif, yaitu

Andonohu luas 1.200 Ha, Rahandouna luas 1.275 Ha, Anggoeya luas 1.400 Ha

dan Matabubu luas 300 Ha.

4.1.2 Visi dan Misi Puskesmas Poasia

Visi :

Menjadikan Puskesmas Poasia sebagai Puskesmas ”IDAMAN” bagi masyarakat

kecamatan Poasia pada khususnya dan masyarakat Kota kendari pada umumnya

menuju “Kota Kendari Sehat Tahun 2020“.

Misi :

a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna bermutu, manusiawi, serta

terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.


31

b. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dalam pelaksanaan

pelayanan kesehatan.

c. Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan

sehingga masyarakat bisa mandiri.

d. Menjalin kemitraan dengan semua pihak yang terkait dalam pelayanan

kesehatan masyarakat.

4.1.3 Sarana dan Prasarana

Seluruh kelurahan dalam Wilayah Kerja Puskesmas Poasia dapat dijangkau

dengan kendaraan roda empat, kecuali pada beberapa dusun yang agak terpencil

yang hanya bisa dijangkau dengan kendaraan roda dua.

Puskesmas Poasia dalam melaksanakan kegiatannya baik promotif, preventif,

kuratif, dan rehabilitative oleh:

a. Puskesmas pembantu berjumlah 2 unit terdiri dari:

1. Pustu Anggoeya

2. Pustu Batumarupa

b. Pondok bidan kelurahan berjumlah 4 buah, terdapat di kelurahan:

1. Kelurahan Andonohu

2. Kelurahan Matabubu

c. Kendaraan roda empat berjumlah 1 unit

d. Kendaraan roda dua berjumlah 14 unit

e. Posyandu aktif berjumlah 16 unit

f. Posyandu usia lanjut berjumlah 4 unit

g. Dukun terlatih berjumlah 4 orang


32

h. Kader posyandu berjumlah 75 orang

i. Toko obat berizin berjumlah 4 buah

Puskesmas poasia merupakan puskesmas perawatan dengan kapasitas tempat tidur

17 buah, yang terdiri dari perawatan persalinan dengan kapasitas tempat tidur 15

buah.

4.2 Hasil Penelitian

Penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Poasia Kota Kendari pada

bulan Agustus diperoleh data berjumlah 45 responden dengan anemia dari 254 ibu

hamil pada tahun 2017. Setelah data tersebut dikumpulkan kemudian dilakukan

pengolahan data sesuai dengan kebutuhan, selanjutnya hasil penelitian disajikan

dalam bentuk tabel dan disertai dengan penjelsaan.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur Ibu Hamil dengan Anemia di Puskesmas


Poasia Kota Kendari Tahun 2017
Umur Frekuensi (f) Presentasi (%)
< 20 tahun 4 8,9
20– 35 tahun 33 73,3
> 35 tahun 8 17,8
JUMLAH (n) 45 100
Sumber Data: Buku KIA/KB Puskesmas Poasia Kota Kendari Tahun 2017

Dari tabel 1 menunjukan bahwa presentase yang mengalami anemia pada

ibu hamil yaitu pada kelompok umur < 20 berjumlah 4 orang (8,9%), umur 20-35

berjumlah 33 orang (73,3%), dan pada umur > 35 berjumlah 8 orang (17,8%).

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Graviditas Ibu Hamil dengan Anemia di


Puskesmas Poasia Kota Kendari Tahun 2017.
Graviditas Frekuensi (f) Presentase (%)
33

I 14 31,1

II 6 13,3

III 12 26,7

≥ IV 13 28,9
JUMLAH (n) 45 100
Sumber Data: Buku KIA/KB Puskesmas Poasia Kota Kendari Tahun 2017

Dari tabel 2 menunjukan bahwa presentase yang mengalami anemia pada

ibu hamil yaitu pada graviditas I berjumlah 14 orang (31,1%), graviditas II

berjumlah 6 orang (13,3%), graviditas III berjumlah 12 orang (26,7%), dan

graviditas ≥ IV berjumlah 13 orang (28,9 %).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi LILA Ibu Hamil dengan Anemia di Puskesmas


Poasia Kota Kendari Tahun 2017.
Lila Frekuensi (f) Presentase (%)
< 23,5 29 64,4
≥ 23,5 16 35,6
JUMLAH (n) 45 100
Sumber Data: Buku KIA/KB Puskesmas Poasia Kota Kendari Tahun 2017

Dari tabel 3 menunjukan bahwa presentase yang mengalami anemia pada

ibu hamil yaitu pada LILA < 23,5 berjumlah 29 orang (64,4%), dan pada LILA ≥

23,5 berjumlah 16 orang (35,6 %).

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Hamil dengan Anemia di


Puskesmas Poasia Kota Kendari Tahun 2017.
Pendidikan Frekuensi (f) Presentase (%)
SD 23 51,1
SMP 13 28,9
SMA 6 13,3
Diploma/Perguruan Tinggi 3 6,7
JUMLAH (n) 45 100
34

Sumber Data: Buku KIA/KB Puskesmas Poasia Kota Kendari Tahun 2017.

Dari tabel 4 menunjukan bahwa presentase yang mengalami anemia pada

ibu hamil yaitu pendidikan SD berjumlah 23 orang (51,1%), SMP berjumlah 13

orang (28,9%), SMA berjumlah 6 orang (13,3%), dan Diploma/Perguruan Tinggi

berjumlah 3 orang ( 6,7%).

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Hamil dengan Anemia di


Puskesmas Poasia Kota Kendari Tahun 2017.
Pekerjaan Frekuensi (f) Presentase (%)
IRT 26 57,8
PNS/Swasta 6 13,3
Wiraswasta 13 28,9
JUMLAH (n) 45 100
Sumber Data: Buku KIA/KB Puskesmas Poasia Kota Kendari Tahun 2017

Dari tabel 5 menunjukan bahwa presentase yang mengalami anemia pada

ibu hamil yaitu pada pekerjaan IRT berjumlah 26 orang (57,8%). PNS/Swasta

berjumlah 6 orang (13,3%), dan Wiraswasta berjumlah 13 orang (28,9%).

4.3 Pembahasan

Setelah pengolahan data sesuai dengan peneltian yang dilakukan di

Puskesmas Poasia Kota Kendari tahun 2017, maka secara terperinci hasil

penelitian tersebut di bahas berdasarkan variabel berikut:

4.3.1 Umur

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa presentase yang mengalami

anemia pada ibu hamil banyak terjadi pada umur 20-35 berjumlah 33 orang

(73,3%), dan sedikit terjadi pada umur < 20 berjumlah 4 orang (8,9%).

Penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin

muda umur semakin rendah kadar hemoglobinnya dan wanita hamil di usia < 20
35

tahun dan > 35 tahun akan beresiko menjadi anemia selama kehamilannya. Umur

< 20 tahun merupakan resiko terjadinya anemia dalam kehamilan karena pada

usia tersebut organ reproduksinya belum matang dan secara mental ibu belum siap

menghadapi segala perubahan pada kehamilan, sedangkan pada umur > 35 tahun

beresiko terjadi anemia karena organ reproduksinya sudah mulai menurun.

(Notoatmodjo, 2007:20)

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Winda

Asmidar (2015) bahwa dari 67 orang ibu hamil dengan anemia di Puskesmas

Mokoau Kota Kendari, banyak terjadi pada umur yang tidak beresiko (20-35

tahun) berjumlah 37 orang (55,3%), dan sedikit umur beresiko (< 20 tahun dan >

35 tahun) berjumlah 30 (44,7%). Hal ini menunjukan meskipun ibu hamil pada

usia reproduksi sehat, namun jarak kehamilan pendek lebih meningkatkan resiko

anemia dibandingkan dengan jarak kehamilan ideal.

Penelitian ini menunjukkan bahwa yang banyak mengalami anemia pada

ibu hamil adalah pada umur 20-35 tahun, hal ini disebabkan karena kadar

hemoglobin pada umur 20-35 tahun semakin menurun dibandingkan dengan umur

< 20 tahun.

4.3.2 Graviditas

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa presentase yang mengalami

anemia pada ibu hamil banyak terjadi pada graviditas I berjumlah 14 orang

(31,1%). Dan sedikit terjadi pada graviditas II berjumlah 6 orang (13,3%).

Penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin

sering ibu/wanita mengalami kehamilan maka akan semakin banyak kehilangan


36

zat besi yang dapat mengakibatkan anemia, ini terjadi karena dalam kehamilan ibu

memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah ibu

dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Jika persediaan zat besi tubuh

sedikit, maka kebutuhan setiap kehamilan akan menguras persediaan zat besi

tubuh dan akhirnya akan menimbulkan resiko anemia pada kehamilan berikutnya.

(Varney, 2007:691)

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang di lakukan oleh Winda

Asmidar (2015) bahwa dari 67 ibu hamil yang mengalami anemia di Puskesmas

Mokoau Kota Kendari, banyak terjadi pada Graviditas I yaitu 25 orang (37,3%),

dan sedikit terjadi pada Graviditas II yaitu 10 orang (14,9%). Hal ini disebabkan

karena ibu baru pertama kali mengalami kehamilan, belum mempunyai

pengalaman serta pengetahuannya tentang gizi dalam kehamilan masih kurang

sehingga ibu berisiko mengalami anemia.

Penelitian ini menunjukkan bahwa yang banyak mengalami anemia pada

ibu hamil adalah pada Graviditas I, Hal ini disebabkan karena ibu yang baru

pertama kali hamil belum memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang

kehamilan.

4.3.3 Lingkar Lengan Atas

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa presentase yang mengalami

anemia pada ibu hamil banyak terjadi pada LILA < 23,5 cm berjumlah 29 orang

(64,4%), dan sedikit pada LILA ≥ 23,5 cm berjumlah 16 orang (35,6%).

Penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa ibu dengan

status gizi kurang lebih beresiko mengalami anemia, karena pada saat kehamilan
37

ibu memerlukan asupan gizi yang banyak yakni untuk keperluan janin, plasenta

dan hemoglobin ibu sendiri. Kebutuhan gizi ibu hamil harus dipertahankan karena

sangat berpengaruh pada perkembangan janin. Banyak vitamin dan mineral yang

diperlukan untuk membuat sel-sel darah merah. Selain zat besi, vitamin B12 dan

folat diperlukan untuk produksi hemoglobin yang tepat. (Waryana, 2010:47)

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Indri

Setia Lestari (2015) bahwa 49 ibu hamil dengan anemia di Puskesmas Poasia

banyak terjadi pada LILA < 23,5 cm yaitu 32 orang (65,30%), dan sedikit dengan

LILA > 23,5 cm yaitu 17 orang (34,70), apabila LILA > 23,5 cm maka status baik

gizi baik sehingga janin yang di kandungnya akan baik juga sebaliknya jika status

gizi kurang atau LILA < 23,5 cm maka janin yang di kandungnya beresiko

menjadi BBLR dan ibu menjadi anemia dalam kehamilan.

Penelitian ini menunjukkan bahwa yang banyak mengalami anemia adalah

pada ibu dengan LILA < 23,5 cm, hal ini disebabkan karena ibu dengan status gizi

yang kurang rentan mengalami anemia.

4.3.2 Pendidikan

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa presentase yang mengalami

anemia pada ibu hamil banyak terjadi pada pendidikan SD berjumlah 23 orang

(51,1%), dan sedikit pada kelompok pendidikan Diploma/Perguruan Tinggi

berjumlah 3 orang (6,7%).

Penelitian ini sesuai dengan teori yang mengemukakan bahwa ibu yang

berpendidikan rendah cenderung mengalami anemia karena kurangnya

pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan selama hamil sehingga


38

ibu bisa terhindar dari anemia, dengan pendidikan yang baik, diharapkan dapat

lebih mudah menerima sesuatu yang berhubungan dengan kesehatan keluarga

apabila yang berhubungan dengan kesehatan kehamilannya. (Sulistyawati,

2011:104)

Penelitian ini sejalan dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Winda Asmidar (2015) bahwa dari 67 ibu hamil yang mengalami anemia di

Puskesmas Mokoau Kota Kendari, banyak terjadi pada pendidikan SMP

berjumlah 31 orang (46,2%), sedikit pada kelompok pendidikan

Diploma/Perguruan Tinggi berjumlah 5 orang (7,5%). Hal ini disebabkan karena

ibu dengan pendidikan rendah atau kurang cenderung mengalami anemia karena

kurangnya pengetahuan dam pemahaman ibu tentang kehamilan, kebutuhan

nutrisi yang dibutuhkan selama hamil, dan pemeriksaan antenatal untuk

mendeteksi dini komplikasi selama hamil.

Penelitian ini menunjukkan bahwa ibu yang banyak mengalami anemia

adalah pada ibu dengan pendidikan SD, hal ini disebabkan karena pendidikan ibu

yang rendah dan pengetahuan yang kurang cenderung mengalami anemia.

4.3.3 Pekerjaan

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa presentase yang mengalami

anemia pada ibu hamil banyak terjadi pada pekerjaan IRT berjumlah 26 orang

(57,8%), dan sedikit pada PNS/Swasta berjumlah 6 orang (13,3%).

Penelitian ini sesuai dengan teori yang mengemukakan bahwa pekerjaan

yang berat dapat menimbulkan terjadinya anemia, hal ini disebabkan karena

pendapatan yang diperoleh suatu keluarga sangat mempengaruhi kondisi sosial


39

ekonomi termasuk pola nutrisi dau keluarga tersebut, pekerjaan dapat beresiko

terjadinya anemia karena pekerjaan yang berat akan mengganggu psikologis ibu

dimana ibu akan mudah stress dan akan menurunkan tekanan darah dan akan

memicu terjadinya anemia pada ibu. (Sulistyawati, 2011:105)

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Winda

Asmidar (2015) bahwa dari 67 ibu hamil dengan anemia di Puskesmas Mokoau

berdasarkan pekerjaan, banyak pekerjaan IRT berjumlah 39 orang (58,2%) dan

sedikit pekerjaan PNS berjumlah 10 orang (14,9%), banyaknya ibu anemia

dengan pekerjaan IRT disebabkan karena kurangnya informasi yang didapatkan

sehingga memiliki pengetahuan yang kurang khususnya tentang anemia,

sedangkan ibu yang PNS informasi yang didapatkan cukup banyak dan kebutuhan

untuk memenuhi asupan gii dalam kehamilan dapat terpenuhi sehingga tidak

beresiko mengalami anemia.

Penelitian ini menunjukkan bahwa yang banyak mengalami anemia

adalah pada ibu dengan pekerjaan IRT, hal ini disebabkan karena ibu yang bekerja

keras dan teralalu lelah dapat memicu terjadinya anemia.


40

4.4 Manajemen Asuhan Kebidanan

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGI


PADA NY “A” DI PUSKESMAS POASIA
KOTA KENDARI

No. Register : 148603

Tanggal Masuk : 24-08-2018/09.30 WITA

Tanggak Pengkajian : 24-08-2018/09.35 WITA

Nama Pengkaji : Dita Asriani Levia

LANGKAH I IDENTIFKASI DATA DASAR

A. IDENTITAS ISTERI/SUAMI

Nama : Ny. “A” / Tn. ”J”

Umur : 24 tahun / 26 tahun


41

Suku : Tolaki / Tolaki

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SMA / SMA

Pekerjaan : IRT / Swasta

Alamat : Kel. Gunung Jati RT/RW 03/03

Lama menikah : ± 2 tahun

B. DATA BIOLOGIS/FISIOLOGI

Seorang perempuan berusia 24 tahun datang ke Puskesmas Poasia, ibu

mengatakan hamil pertama kalinya dan tidak pernah keguguran. Ibu mengeluh

sering pusing, lemas, dan kurang nafsu makan, timbul sejak seminggu yang

lalu, dan memperkirakan usia kehamilannya sekitar 7 bulan, hari pertama haid

terakhir 23-03-2017.

1. Riwayat Keluhan Utama

a. Timbul sejak : 1 minggu yang lalu

b. Sifat keluhan : Tidak Menetap

c. Pengaruh keluhan terhadap aktivitas : Mengganggu

d. Usaha untuk mengatasi keluhan : Istirahat dengan berbaring

2. Riwayat Obstetric

a. Riwayat Haid

 Menarche : 13 tahun

 Siklus : 28-30 hari

 Lamanya : 5-7 hari

 Dismenorhea : Ya
42

b. Riwayat Kehamilan Sekarang

 Ibu mengatakan hamil yang pertama kalinya

 Gerakan janin di rasakan sejak umur kehamilan 24 minggu

 Pemeriksaan kehamilan yang lalu : 2 kali

 Keluhan saat hamil muda : Mual dipagi hari

 Imunisasi TT : 1 kali

 Obat yang dikonsumsi saat ini : Vit B.Comp

c. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu

Ibu tidak memiliki riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

1. Riwayat Ginekologi

Tidak ada riwayat infertilitas, gangguan sistem reproduksi dan riwayat operasi.

2. Riwayat Keluarga Berencana

Ibu bukan akseptor KB

3. Riwayat Penyakit yang lalu

Tidak ada riwayat penyakit seperti TBC, diabetes melitus, ASMA, hipertensi

dan penyakit lainnya

4. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar

a. Pola Nutrisi

 Frekuensi makan :3 x sehari

 Frekuensi minum :7 - 8 gelas perhari

 Pantang makan :Tidak ada

 Perubahan selama hamil :Frekuensi makan dan minum ibu meningkat


43

b. Pola Eliminasi

 BAK

Frekuensi :5 – 6 x perhari

Warna :Kekuningan

Bau :Khas amoniak

Masalah :Tidak ada

 BAB

Frekuensi :1 x sehari

Konsistensi :Lunak

Masalah :Tidak ada

c. Pola Istirahat

 Malam :± 8 jam (22.00 – 06.00 WITA)

 Siang :± 2 jam (13.00 – 15.00 WITA)

 Perubahan selama hamil :Selama hamil istirahat ibu tidak teratur

d. Personal Hygiene

 Rambut :Keramas setiap hari menggunakan shampoo

 Badan :Mandi 2 x sehari menggunakan sabun mandi

 Gigi dan mulut :Dibersihkan setiap kali mandi

 Genetalia dan anus :Dibersihkan setiap kali mandi & setelah BAB/BAK

 Pakaian :Diganti setiap kali habis mandi

C. DATA SOSIAL

Suami dan keluarga sangat senang dan mendukung atas kehamilan ibu.

D. DATA OBJEKTIF
44

1. Pemeriksaan fisik umum

a. TP 30-05-2018

b. Keadaan umum ibu

baik

c. Kesadaran

composmentis

d. Berat badan

Sebelum hamil : 45 kg

Selama hamil : 52 kg

e. Tinggi badan

: 154 cm

f. LILA

: 23,5 cm

g. Tanda – tanda vital

Tekanan darah : 90/80 mmHg

Nadi : 80x / menit

Pernapasan : 20x/ menit

Suhu : 36,6oC

h. Kepala

Rambut hitam dan lurus, tampak bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe

dan tidak ada benjolan

i. Wajah
45

Ekspresi wajah tenang, tampak pucat, tidak ada chloasma gravidarum

dan tidak oedema

j. Mata

Simetris kiri dan kanan, konjungtiva tampak pucat, sklera tidak ikterus.

k. Hidung

Simetris kiri dan kanan, tidak ada pengeluaran lendir

l. Mulut

Bibir tampak kering, tidak ada sariawan, tidak ada gigi yang tanggal dan

tidak ada caries.

m. Telinga

Simetris kiri dan kanan, tidak ada pengeluaran secret dan pendengaran

baik

n. Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak ada pelebaran vena

jugularis.

o. Payudara

Simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol, hiperpigmentasi areola

mammae, tidak ada benjolan, colostrum ada jika puting susu di pijit.

p. Abdomen

Inspeksi

Pembesaran perut sesuai umur kehamilan, tonus otot tampak tegang,

tampak linea nigra, tidak ada nyeri tekan, tidak ada luka bekas operasi.

Palpasi
46

Leopold I : TFU 1 jari atas pusat

Leopold II : Punggung kanan

Leopold III : Presentase kepala

Leopold IV : Belum masuk PAP (konvergen)

Auskultasi

DJJ (+) terdengar jelas, kuat dan teratur dengan frekuensi 140 x/ menit

q. Pemeriksaan panggul

Tidak dilakukan pemeriksaan panggul

r. Genetalian dan anus

Tidak dilakukan pemeriksaan

s. Ekstremitas

Kaki

Simetris kiri dan kanan, kuku bersih, tidak varises dan tidak oedema.

Tangan

Simetris kiri dan kanan, kuku bersih dan tidak pucat, tidak oedema.

t. Data penunjang

Hb : 8 gram/dl

LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL

GI P0 A0, umur kehamilan 27 minggu + 2 hari, intrauterin, janin tunggal, janin

hidup, punggung kanan, presentase kepala, bagian terendah janin belum masuk

PAP, keadaan umum ibu kurang baik dan janin baik DJJ (+) 140 x/menit, dengan

keluhan anemia sedang.

1. GI P0 A0
47

Dasar

DS : Ibu mengatakan hamil pertama dan tidak pernah keguguran

DO : Tonus otot tampak tegang, tampak linea nigra

Analisis dan Interpretasi Data

Hamil yang pertama kalinya dan tidak pernah keguguran dan pada

pemeriksaan fisik, tonus otot perut tampak tegang, karena belum pernah

mengalami peregangan dari isi uterus sebelumnya dan linea nigra timbul

akibat dari tingginya Melanophore Stimulating Hormone (MSH) yang

dihasilkan oleh hipofisis lobus inferior. (Sulistyawati, 2011:51)

2. Umur Kehamilan 27 minggu + 2 hari

Dasar

DS : Ibu mengatakan terakhir haid pada tanggal 23-03-2017

DO : TP 30-12-2018, pembesaran perut sesuai umur kehamilan 27 minggu +

hari dengan TFU 1 jari atas pusat dari HPHT tanggal 23-03-2017 sampai

dengan tanggal kunjungan 24-08-2018.

Analisis dan Interpretasi Data

Bila hari pertama haid terakhir (HPHT) diketahui, maka dapat ditentunkan

perkiraan partusnya yaitu dengan menggunakan rumus neagle. Perkiraan partus

menurut rumus ini ialah :

Hari +7, Bulan +9, Tahun tetap; Atau

Hari +7, Bulan -3, Tahun +1

Dari HPHT tanggal 23-03-2017 sampai dengan tanggal kunjungan 24-08-

2018, berarti umur kehamilan 27 minggu 2 hari (Sulistyawati, 2011:60)

3. Intrauterin

Dasar
48

DS : Ibu tidak pernah merasakan nyeri pada perut

DO : Pembesaran perut sesuai umur kehamilan, tidak ada nyeri yang hebat

dirasakan ibu saat dilakukan palpasi abdomen.

Analisis dan Interpretasi Data

Ibu tidak pernah merasakan nyeri yang hebat selama kehamilan.

Kehamilan dengan pembesaran perut sesuai umur kehamilan dan pada palpasi

abdomen ibu tidak merasakan nyeri pada saat ditekan hal ini menandakan

kehamilan intrauterin. (Sulistyawati, 2011:52)

4. Janin tunggal

Dasar

DS : Ibu mengatakan merasakan janinnya bergerak sejak usia kehamilan 20

minggu

DO : DJJ terdengar dibagian kanan ibu dan pada pemeriksaan leopold II teraba

bagian dari janin (punggung dan bagian terkecil dari janin).

Analisis dan Interpretasi Data

Pada pemeriksaan Leopold, jika teraba 2 bagian dari janin dan pada

auskultasi, DJJ terdengar hanya pada salah satu sisi perut ibu, maka ini

menandakan bahwa janin tunggal. (Sulistyawati, 2011:87).

5. Janin hidup

Dasar

DO : Ibu merasakan pergerakan janinnya sejak umur kehamilan 20 minggu

DO : DJJ (+), terdengar jelas, kuat dan teratur, dengan frekuensi 140x / menit

Analisis dan Interpretasi Data


49

Adanya pergerakan janin yang dirasakan dan DJJ terdengar jelas dan

kuat dengan frekuensi dalam batas normal, hal ini menandakan bahwa janin

hidup (Ari Sulistyawati, 2011:87).

6. Punggung kanan

Dasar

DO : -

DS : Pada pemeriksaan palpasi abdomen leopold II teraba punggung janin di

sebelah kanan perut ibu.

Analisis dan Interpretasi Data

Pada pemeriksaan Leopold, pada salah satu sisi perut ibu teraba bagian

keras, memanjang, datar seperti papan, hal ini menandakan bahwa punggung

dari janin (Ari sulistyawati, 2011:90).

7. Presentase kepala

Dasar

DS : -

DO : Pada pemeriksaan leopold III, teraba bulat, keras, melenting dan dapat di

digoyangkan yaitu kepala.

Analisis dan Interpretasi Data

Pada pemeriksaan Leopold, teraba bagian janin yang bulat, keras,

melenting, dan mudah digerakkan, hal ini menandakan kepala janin (Ari

Sulistyawati, 2011:91).
50

8. Bagian terendah janin belum masuk Pintu atas Panggul

Dasar

DS : -

DO : Pada pemeriksaan leopold IV, bagian terendah janin belum masuk PAP.

Analisis dan Interpretasi Data

Pada pemeriksaan Leopold, kedua tangan masih bertemu (konvergen), hal

ini menandakan bahwa bagian terendah dari janin belum masuk pintu atas

panggul (Ari Sulistyawati, 2011:92).

9. Keadaan umum ibu kurang baik

Dasar

DS : Ibu mengatakan sering pusing, lemas dan nafsu makan berkurang

DO : Keadaan ibu kurang baik

TD : 90/80 mmHg N : 80x/menit

P : 20x/menit S : 36,6oC

Analisis dan Interpretasi Data

Tanda-tanda vital ibu kurang dari batas normal, tampak pula wajah pucat,

pusing serta kurang nafsu makan menandakan keadaan umum ibu kurang

baik. (Sulistyawati, 2011:93)

10. Keadaan janin baik

Dasar

DS : Ibu merasakan pergerakan janinnya kuat

DO : DJJ (+) terdengar jelas, kuat dan teratur dengan frekuensi 140x/menit

Analisis dan Interpretasi Data


51

Pada auskultasi, DJJ terdengar kuat dan jelas dengan frekuensi dalam batas

normal (120-160x/menit) dan pergerakan janin dirasakan oleh ibu kuat, hal ini

menandakan bahwa keadaan janin baik (Sulistyawati, 2011:93).

11. Anemia sedang

Dasar

DS : Ibu mengatakan sering pusing dan lemas

DO : Tampak pucat pada wajah dan pada pemeriksaan penunjang Hb 8 gr%dl

Analisis dan Interpretasi Data

Anemia di definisikan sebagai kadar hemoglobin dalam darah kurang dari

11 gr/dl. (Manuaba, 2010:38)

LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL

Diagnosa potensial yang mungkin terjadi adalah anemia berat.

DS : Ibu mengeluh sering pusing

DO : Pada pemeriksaan fisik wajah tampak pucat, Hb 8 gr%dl

Analisis dan Interpretasi Data

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin di bawah

11g% pada trimester 1 dan 3 atau kadar kurang dari 10,5g% pada trimester 2.

Anemia terjadi disertai dengan gejala sering pusing, pucat pada wajah. (Manuaba,

2010:38)

LANGKAH IV EVALUASI ADANYA TINDAKAN

SEGERA/KOLABORASI

Tidak ada data yang mendukung untuk dilakukan tindakan segera/kolaborasi.

LANGKAH V RENCANA ASUHAN


52

Tanggal 24-08-2018 Pukul 09.30 WITA

Tujuan :

1. Menjalin komunikasi yang baik dengan membina dan saling percaya dengan

ibu beserta keluarga serta tetap menjaga rasa aman dan nyaman.

2. Masalah ibu dapat teratasi.

3. Mencegah terjadinya komplikasi.

Kriteria keberhasilan :

5. Respon positif dari ibu dan keluarga terhadap kehamilannya

6. Ibu dapat beradaptasi terhadap keluhannya dan tidak perlu merasa cemas.

7. Tidak terjadi komplikasi pada kehamilan ibu dan janin tetap dalam keadaan

sehat.

Rencana asuhan :

1. Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan

Rasional : Agar ibu tidak khawatir dan dapat mengetahui perkembangan

kehamilannya.

2. Jelaskan pada ibu bahwa keluhan yang dirasakan merupakan tanda dan gejala

dari anemia sedang.

Rasional : Agar ibu mengerti dan paham tentang kondisi yang di alami

merupakan hal yang tidak normal untuk wanita hamil.

3. Jelaskan pada ibu tentang Health Education seperti :


53

a. Berikan obat seperti

tablet penambah darah (Fe). Vitamin B kompleks, dan kalk pada ibu.

Rasional : Untuk memperbaiki keadaan ibu dan janin sampai persalinan

nanti.

b. Anjurkan ibu untuk

makan makanan bergizi dan mengandung zat besi

Rasional : Makanan yang bergizi seimbang sangat diperlukan untuk

kehamilan dan dapat meningkatkan kesehatan ibu dan tumbuh kembang

janin.

c. Anjurkan ibu untuk

lebih banyak beristirahat

Rasioanl : Agar ibu mendapatkan istirahat yang cukup

d. Jelaskan pada ibu

tentang tanda-tanda bahaya kehamilan

Rasional : Agar ibu dapat mendeteksi dini tanda-tanda dari bahaya

kehamilan

4. Berikan obat seperti tablet penambah darah, vitamin B kompleks dan Kalk

5. Anjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya kembali satu minggu

kedepan

Rasional : Agar dapat diketahui perkembangan janin dan kondisi ibu dalam

keadaan baik.

LANGKAH VI IMPLEMENTASI

Tanggal 24-08-2018 Pukul 09:40 WITA


54

1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan.

2. Menjelaskan pada ibu bahwa keluhan yang dirasakan merupakan tanda dan

gejala anemia.

3. Menjelaskan pada ibu tentang Health Education seperti :

a. Memberikan obat seperti tablet penambah darah (Fe). Vitamin B kompleks,

dan kalak pada ibu.

b. Menganjurkan ibu untuk makan makanan bergizi dan mengandung zat besi

c. Menganjurkan ibu untuk lebih banyak beristirahat

d. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan

4. Memberikan obat seperti tablet penambah darah, vitamin B kompleks dan kalk

5. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya kembali satu minggu

kedepan.

LANGKAH VII EVALUASI

Tanggal 24-08-2018 Pukul 09.50 WITA

1. Ibu mengerti apa yang disampaikan dan dianjurkan oleh bidan

2. Keadaan umum ibu kurang baik dan keadaan janin baik DJJ (+) dengan

frekuensi 140x/menit dan TTV:

TD : 90/80 mmHg

N : 80x/menit

P : 20x/menit

S : 36,6oC

3. Ibu bersedia untuk memeriksakan kembali kehamilannya minggu depan

tanggal 31-08-2018.
55

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL

PATOLOGI PADA NY”A” DI PUSKESMAS POASIA

KOTA KENDARI

No. Register : 148603

Tanggal Masuk : 24-08-2018/09.30 WITA

Tanggak Pengkajian : 24-08-2018/09.35 WITA


56

Nama Pengkaji : Dita Asriani Levia

IDENTITAS ISTERI/SUAMI

Nama : Ny. “A” / Tn. ”J”

Umur : 24 tahun / 26 tahun

Suku : Tolaki / Tolaki

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SMA / SMA

Pekerjaan : IRT / Swasta

Alamat : Kel. Gunung Jati RT/RW 03/03

Lama menikah: ± 2 tahun

Subyektif (S)

Tanggal 24-08-2018 Pukul 09.30 WITA

Seorang perempuan berusia 24 tahun datang ke Puskesmas Poasia, ibu

mengatakan hamil pertama kalinya. Ibu mengeluh sering pusing, lemas, dan

kurang nafsu makan, timbul sejak seminggu yang lalu, dan memperkirakan usia

kehamilannya sekitar 7 bulan, hari pertama haid terakhir 23-03-2017.

Obyektif (O)

Tanggal 24-08-2018 Pukul 09.30 WITA

Keadaan umum ibu kurang baik, LILA : 23,5 cm, (TD:90/80 mmHg,

N:80x/menit, P:20x/menit, S:36,6oC), wajah tampak pucat, Palpasi abdomen TFU

setinggi pusat, punggung kanan, presentase kepala, kepala belum masuk pintu atas

panggul (konvergen), DJJ (+) 140x/menit, Hb 8 gr%


57

Asassment (A)

GI P0 A0, umur kehamilan 27 minggu + 2 hari, intrauterin, janin tunggal, janin

hidup, punggung kanan, presentase kepala, kepala belum masuk pintu atas

panggul, keadaan ibu kurang baik, keadaan janin baik DJJ (+) 140x/menit, ibu

dengan anemia sedang.

Planning (P)

Tanggal 24-08-2018 Pukul 09.40 WITA

1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan.

2. Menjelaskan pada ibu bahwa keluhan yang dirasakan merupakan tanda dan

gejala anemia.

3. Menjelaskan pada ibu tentang Health Education seperti :

a. Memberikan obat seperti tablet penambah darah (Fe). Vitamin B kompleks,

dan kalak pada ibu.

b. Menganjurkan ibu untuk makan makanan bergizi dan mengandung zat besi.

c. Menganjurkan ibu untuk lebih banyak beristirahat.

d. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.

4. Memberikan obat seperti tablet penambah darah, vitamin B kompleks dan kalk

5. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya kembali satu minggu

kedepan tanggal 31-08-2018 atau jika ada keluhan.

6. Ibu mengerti penjelasan dan anjuran yang diberikan, serta ibu akan kembali

memeriksakan kehamilannya pada minggu depan tanggal 31-08-2018.


58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai ibu hamil yang mengalami

anemia di Puskesmas Poasia Kota Kendari pada tahun 2017 dengan jumlah 45

orang diperoleh kesimpulan sebagai berikut:


59

1. Untuk umur ibu hamil banyak terjadi pada umur 20 - 35 berjumlah 33 orang

(73,3%), dan sedikit terjadi pada umur < 20 berjumlah 4 orang (8,9%).

2. Untuk graviditas ibu hamil banyak terjadi pada pada graviditas I berjumlah 14

orang (31,1%). Dan sedikit terjadi pada graviditas II berjumlah 6 orang

(13,3%).

3. Untuk LILA ibu hamil banyak terjadi pada LILA < 23,5 cm berjumlah 29

orang (64,4%), dan sedikit pada LILA ≥ 23,5 cm berjumlah 16 orang (35,6%).

4. Untuk pendidikan ibu hamil banyak terjadi pada pendidikan SD berjumlah 23

orang (51,1%), dan sedikit pada pendidikan Diploma/Perguruan Tinggi

berjumlah 3 orang (6,7%).

5. Untuk pekerjaan ibu hamil banyak terjadi pada pekerjaan IRT berjumlah 26

orang (57,8%), dan sedikit pada PNS/Swasta berjumlah 6 orang (13,3%).

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang di

kemukakan kepada ibu hamil agar meminum tablet Fe/penambah darah secara

rutin dan mengkonsumsi makanan yang bergizi, dan memeriksakan kehamilannya

secara teratur.

Anda mungkin juga menyukai

  • Soap Inc
    Soap Inc
    Dokumen6 halaman
    Soap Inc
    Noer Indah Lestari Kadir
    Belum ada peringkat
  • SOAP
    SOAP
    Dokumen6 halaman
    SOAP
    Noer Indah Lestari Kadir
    Belum ada peringkat
  • Kanker Serviks
    Kanker Serviks
    Dokumen113 halaman
    Kanker Serviks
    Noer Indah Lestari Kadir
    Belum ada peringkat
  • Komunikasi Terapeutik
    Komunikasi Terapeutik
    Dokumen11 halaman
    Komunikasi Terapeutik
    Noer Indah Lestari Kadir
    Belum ada peringkat