HALUSINASI
1. Pengliahatan
Penderita halusinasi penglihatan akan melihat sesuatu yang sebenarnya
tidak ada. Objek yang dilihat bisa manusia, benda, atau cahaya.
2. Pendengaran
Penderita halusinasi pendengaran akan mendengar suara, perintah, atau
ancaman yang sebenarnya tidak ada.
3. Penciuman
Penderita halusinasi penciuman akan mencium bau harum atau bau
yang tidak sedap, padahal bau tersebut sebenarnya tidak ada.
4. Pengecapan
Penderita halusinasi jenis ini akan mengecap rasa yang aneh, misalnya
rasa logam, pada makanan atau minuman yang ia konsumsi, padahal
rasa tersebut sebenarnya tidak ada.
5. Sentuhan
Penderita merasa seakan-akan ada seseorang yang meraba atau
menyentuhnya, atau merasa seperti ada hewan yang merayap di
kulitnya, padahal sebenarnya tidak ada.
C. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart (2007), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah:
a. Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan
dengan respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini
ditunjukkan oleh penelitian-penelitian yang berikut:
1. Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak yang
lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada daerah frontal,
temporal dan limbik berhubungan dengan perilaku psikotik.
2. Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang
berlebihan dan masalah-masalah pada system receptor dopamin
dikaitkan dengan terjadinyas kizofrenia.
3. Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan
terjadinyaa tropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi
otak klien dengan skizofrenia kronis, ditemukan pelebaran lateral
ventrikel, atropi korteks bagian depan dan atropi otak kecil
(cerebellum). Temuan kelainan anatomi otak tersebut didukung oleh
otopsi (post-mortem).
b. Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi
respon dan kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang
dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau
tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien.
c. Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita
seperti: kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana
alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai stress.
D. Faktor Presipitasi
Menurut Stuart (2007), faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi
adalah:
a. Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang
mengatur proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu
masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara
selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk
diinterpretasikan.
b. Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap
stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
c. Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi
stressor.
E. PohonMasalah
Isolasi Sosial
Diagnosa yang dapat ditarik dari pohon masalah tersebut adalah :Gangguan
persepsi social :Halusinasi
H. RencanaTindakanKeperawatan
tindakan yang Sp 3
- Evaluasi jadwal kegiatan harian
sudahdilakukan
klien.
3. Klien dapat
- Latih klien mengendalikan
4. menyebutkan halusinasi dengan cara melakukan
dan kegiatan yang biasa dilakukan
mempraktekan klien dirumah.
dengan
Sp 4
menghardik, - Evaluasi jadwal kegiatan harian
bercakap-cakap klien.
dengan orang - Berikan Pendidikan kesehatan
5. Klien dapat
dukungan
keluarga dalam
mengontrol
halusinasinya.
6. Klien
dapat minum
obat dengan
bantuan
minimal.
7. Mengungkapkan
halusinasi sudah
hilang atau
terkontrol.
Daftar Pustaka