Depresi Dan Mania
Depresi Dan Mania
I. Definisi
A. Alam perasaan adalah keadaan emosional yang berkepanjangan yang
mempengaruhi seluruh kepribadian dengan fungsi kegiatan seseorang.
Gangguan alam perasaan adalah gangguan emosional yang disertai gejala mania
atau depresi.
B. Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan adanya alam
perasaan yang meningkat, meluas atau keadaan emosional yang mudah
tersinggung dan terangsang. Kondisi ini dapat diiringi dengan perilaku berupa
peningkatan kegiatan, banyak bicara, ide – ide yang meloncat, senda gurau,
tertawa berlebihan, penyimpangan seksual.
C. Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan
sedih dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan.
A. Responsif adalah respons emosional individu yang terbuka dan sadar akan
perasaannya. Pada rentang ini individu dapat berpartisipasi dengan dunia
eksternal dan internal.
B. Reaksi kehilangan yang wajar merupakan posisi rentang yang normal dialami
oleh individu yang mengalami kehilangan. Pada rentang ini individu
menghadapi realita dari kehilangan dan mengalami proses kehilangan, misalnya
bersedih, berfokus pada diri sendiri, berhenti melakukan kegiatan sehari –hari.
Reaksi kehilangan tersebut tidak berlangsung lama.
C. Supresi merupakan tahap awal respons emosional maladaptif. Individu
menyangkal menekan atau menginternalisasi semua aspek perasaannya terhadap
lingkungan.
1
D. Reaksi berduka yang memanjang merupakan penyangkalan yang menetap dan
memanjang, tetapi tidak tampak reaksi emosional terhadap kehilangan. Reaksi
berduka yang memanjang ini dapat terjadi beberapa tahun.
E. Mania / Depresi merupakan respons emosional yang berat dan dapat dikenal
melalui intensitas dan pengaruhnya terhadap fisik individu dengan fungsi sosial,
seperti yang telah dijelaskan.
2
3. Faktor sosial budaya meliputi kehilangan peran, perceraian, kehilangan
pekerjaan.
3
d. Merasa tidak berdaya, putus asa
e. Merasa sendirian
f. Merasa rendah diri
g. Merasa tidak berharga
2. Kognitif
a. Ambivalensi, bingung, ragu – ragu
b. Tidak mampu konsentrasi
c. Hilang perhatian dan motivasi
d. Menyalahkan diri sendiri
e. Pikiran merusak diri
f. Rasa tidak menentu.
g. Pesimis.
3. Fisik
a. Sakit perut, anoreksia, mual dan muntah.
b. Gangguan pencernaan, konstipasi
c. Lemah, lesu, nyeri kepala, pusing
d. Insomnia, nyeri dada, over akting
e. Perubahan berat badan, gangguan selera makan.
f. Gangguan menstruasi, impoten
g. Tidak berespon terhadap seksual.
4. Tingkah laku
a. Agresif, agitasi, tidak toleran
b. Gangguan tingkat aktifitas
c. Kemunduran psikomotor
d. Menarik diri, isolasi sosial
e. Iritabel ( mudah marah, nangis, tersinggung )
f. Berkesan menyedihkan.
g. Kurang spontan
h. Gangguan kebersihan
V. Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan caramengidentifikasi faktor predisposisi, presipitasi
dan perubahan perilaku serta mekanisme koping yang digunakan klien.
4
7. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh
8. Gangguan pola tidur
C. Terapi obat untuk depresi
1. Klasifikasi ( antidepresan )
2. Mekanisme kerja
Obat – obatan ini bekerja akhirnya untuk meningkatkan konsentrasi dari
norepinferin dan serotonin dalam tubuh. Hal ini di sempurnakandalam otak
dengan memblok ambilan ulang ( reuptake ) dan zat – zat kimia ini melalui
neuron – neuron ( trisiklik dan lainnya ) atau melalui menghambat suatu
enzim pada tempat bermacam – macam di dalam tubuh, yang diketahui
untuk menonaktifkan neurohormon ( penghambat moniamin oksidase )
3. Indikasi
Obat – obat ini pada dasarnya digunakan untuk meningkatkan suasana hati
dengan mengurangi gejala lainnya yang berhubungandengan depresi sedag
sampai berat. Anti depresan membantu menyangga sistem biologis sehingga
individu – individu tersebut dapat bekerja lebih efektif untuk mengurangi
gejala emosional dari kelainan yang dialamimereka.
D. Mania
1. Resiko tinggi terhadap cedera
2. Resiko tinggi terhadap kekerasan : langsung kepada diri sendiri atau orang
lain.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4. Perubahan proses pikir
5. Perubahan persepsi sensori
6. Kerusakan interaksi sosial
7. Gangguan pola tidur
E. Terapi obat untuk Mania
1. Klasifikasi ( anti manik )
2. Obat pilihan ( litium karbonat )
3. Mekanisme kerja
Mekanisme kerja yang sesungguhnya belum diketahui, diperkirakan bahwa
litium karbonat meningkatkan ambilan ulang amino biogenik dalam otak,
sehingga menurunkan kadar amino ini dalam tubuh. Teori lain
menghubungkan keefektifan litium dengan suatu perubahan metabolime
natrium dalam sel – sel saraf dan otot.
4. Indikasi
Litium karbonat digunakan dalam mencegah dan mengobati episode manik
yang berhubungan dengan kelainan bipolar. Zat ini juga digunakan untuk
mengobati depresi yang berhubungan dengan kelainan bipolar.
5. Kontra indikasi
Penyakit kardiovaskuler atau ginjal yang berat, dehidrasi berat, penggunaan
diuretik yang bersamaan, kehamilan atau laktasi, juga kontra indikasi untuk
anak – anak bawah usia 12 tahun.
5
VII. Diagnosa Keperawatan yang mungkin timbul
Depresi :
1. Resiko tinggi terhadap kekerasan yang diarahkan pada diri sendiri berhubungan
dengan perasaan diri yang tidak berharga.
2. Berduka disfungsional berhubungan dengan kehilangan yang terlalu berat.
3. Gangguan harga diri berhubungan dengan perasaan ditolak oleh orang terdekat.
4. Isolasi sosial berhubungan dengan kegagalan dalam berinteraksi.
5. Ketidakberdayaan berhubungan dengan kurangnya umpan balik positif.
6. Perubahan proses pikir berhubungan dengan ketidakmampuan dalam
mengambil keputusan.
7. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya
nafsu makan.
8. Gangguan pola tidur berhubungan dengan alam perasaan yang tertekan.
Mania :
6
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN DEPRESI DAN MANIA
Depresi
1. Tujuan Jangka Panjang : 1. Bina hubungan saling percaya, 1. Hubungan saling percaya yang
Resiko tinggi terhadap Perilaku kekerasan terhadap lakukan interaksi dengan terapeutik perlu dibina dan
kekerasan yang diarahkan pada diri tidak terjadi. pasien sesering mungkin dipertahankan sehingga dapat
diri sendiri berhubungan dengan sikap hangat, memberi suatu perasaan yang
dengan perasaan diri yang Tujuan Jangka Pendek : menerima, diam yangbaktif aman dan nyaman pada pasien.
tidak berharga. Dalam waktu 1 x 24 jam : dan empati.
Pasien dapat mengontrol
perilaku mencederai diri. 2. Ciptakan lingkungan yang 2. Menjaga keamanan pasien dari
Data Subjektif : aman untuk pasien, singkirkan keinginan untuk bunuh diri
Pasien mengatakan dirinya semua benda – benda yang merupakan prioritas keperawatan.
tidak berguna lagi. memiliki potensi untuk
Pasien mengatakan rasanya membahayakan pasien.
ingin mati saja.
3. Observasi perilaku – perilaku 3. Kebanyakan pasien yang mencoba
Data Objektif : yang mengarah ke arah untuk bunuh diri telah
Pasien tampak melamun. mencederai diri atau bunuh menyampaikan maksudnya secara
Pasien tampak murung. diri. verbal atau non verbal.
Pasien selalu menyendiri.
Pasien tidak mau bicara. 4. Anjurkan pasien untuk 4. Perilaku depresi dan bunuh diri
mengekspresikan perasaan dapat digambarkan sebagai
marahnya dalam batasan yang kemarahan yang ditujukan kepada
sesuai. diri sendiri, jika kemarahan ini
dapat dinyatakan secara verbal,
dalam suatu lingkungan yang tidak
mengancam pasien akan mampu
untuk menyelesaikan perasaan ini
tanpa menghiraukan
ketidaknyamanan yang ada.
7
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
5. Bantu pasien berubah dari 5. Untuk meningkatkan kontrol diri
yang tidak realitas ke realitas, pasien pada tujuan dan perilaku,
dan persepsi yang salah atau meningkatkan harga diri dan
negatif ke persepsi positif. membantu pasien memodifikasi
harapan yang negatif.
8
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
Pasien mengatakan tidak Pasien dapat 3. Anjurkan pasien untuk 3. Pengungkapan secara verbal
bisa berbuat sesuatu. mengekspresikan mengekspresikan rasa marah perasaan dalam suatu lingkungan
kemarahan terhadap dan Bantu pasien untuk yang tidak mengancam dapat
Data Objektif : konsep kehilangan dalam 1 mengeksplorasi perasaan membantu pasien sampai kepada
Pasien tampak murung. minggu. marah sehingga pasien dapat hubungan dengan persoalan –
Pasien selalu Pasien mampu untuk mengungkapkan secara persoalan yang belum terpecahkan.
menyalahkan dirinya. menyatakan secara verbal langsung kepada objek atau
Pasien tampak marah. tahap – tahap proses orang yang dimaksud.
berduka yang normal dan 4. Pasien harus menghentikan
perilaku yang berhubungan 4. Anjurkan pasien untuk persepsi idealisnya dan mampu
dengan tiap tahap. meninjau hubungan dengan menerima baik aspek positif
Pasien tidak terlalu lama konsep kehilangan, dengan maupun negatif dari konsep
mengekspresikan emosi – dukungan dan sensitivitas, kehilangan sebelum proses
emosi dan perilaku – menunjukkan realita situasi berduka selesai seluruhnya.
perilaku yang berlebihan dalam area – area dimana
yang berhubungan dengan kesalahan presentasi
disfungsi berduka dan diekspresikan. 5. Sikap menerima menunjukkan
mampu melaksanakan kepada pasien bahwa kita yakin
aktifitas – aktifitas hidup 5. Perlihatkan sikap menerima bahwa dia merupakan seorang
secara mandiri. dan membolehkan pasien pribadi yang bermakna, rasa
Pasien mampu untuk mengekspresikan percaya meningkat.
mengidentifikasi posisinya perasaannya secara terbuka.
sendiri dalam proses
berduka dan 6. Bantu pasien untuk 6. Latihan fisik memberikan suatu
mengekspresikan perasaan mengeluarkan kemarahan yang metode yang aman dan efektif
- perasannya yang terpendam melalui untuk mengeluarkan kemarahan
berhubungan dengan berpartisipasi dalam aktifitas yang terpendam.
konsep kehilangan secara motorik besar misalnya :
jujur. berjalan cepat, joging.
7. Pengetahuan tentang perasaan -
7. Ajarkan tentang tahap –tahap perasaaan yang wajar berhubungan
berduka yang normal dan dengan berduka yang normal dapat
perilaku yang berhubungan menolong mengurangi beberapa
dengan setiap tahap. perasaan bersalah menyebabkan
timbulnya respon – respon ini.
9
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
10
8. Dengarkan pernyataan pasien 8. Menggunakan sentuhan
dengan sikap sabar, empati dan merupakan hal yang terapeutik dan
lebih banyak memakai bahasa tepat untuk kebanyakan pasien.
nonverbal misalnya
memberikan sentuhan,
anggukan.
11
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
Pasien merasa rendah Pasien menyatakan secara 3. Anjurkan pasien untuk 3. Agar pasien dapat menerima
diri. verbal hal – hal yang di berpartisipasi dalam aktifitas – umpan balik positif dan dukungan
Pasien mengatakan sukai dari dirinya dalam 5 aktifitas kelompok. dari teman sebaya.
dirinya tidak berguna. hari. 4. Bantu pasien mengidentifikasi 4. Harga diri rendah dapat
Pasien mampu bagian – bagian diri yang menggangu persepsi pasien
Data Objektif : berkomunikasi secara ingin di ubahnya dan bantu tentang kemampuannya
Pasien tampak sedih. asertif dengan orang lain. dengan pemecahan terhadap menyelesaikan masalah.
Pasien tampak Pasien mengekspresikan usaha ini.
menyalahkan dirinya beberapa optimisme dan 5. Pastikan bahwa pasien tidak 5. Pasien harus mampu untuk
sendiri. harapan untuk masa depan. menjadi semakin tergantung berfungsi secara mandiri jika ia
Pasien menata tujuan – dan bahwa ia menerima ingin menjadi berhasil dalam
tujuan yang realistis untuk tanggung jawab untuk lingkungan masyarakat yang
dirinya dan perilakunya sendiri. kurang terstruktur.
mendemonstrasikan
keinginan untuk 6. Ajarkan tehnik asertif, 6. Harga diri ditingkatkan melalui
mencapainya. kemampuan untuk mengakui kemampuan berinteraksi dengan
perbedaan antara perilaku orang lain dalam suatu cara yang
pasif, asertif dan agresif serta asertif.
pentingnya menghargai hak –
hak asasi orang lain sembari
melindungi hak – hak asasinya
sendiri.
12
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
4. Isolasi sosial berhubungan Tujuan Jangka Panjang : 1. Kembangkan hubungan 1. Kehadiran, penerimaan dan
dengan kegagalan dalam perawat pasien yang terapeutik penyampaian penghargaan positif
Hubungan sosial dapat kembali
berinteraksi. melalui kontak yang sering, dapat meningkatkan harga diri
membaik.
singkat, sikap menerima dan pasien.
Data Subjektif : perlihatkan penghargaan
Tujuan Jangka Pendek :
Pasien mengatakan lebih Dalam waktu 4 x 24 jam : mutlak yang positif.
nyaman sendirian. Pasien dapat
Pasien mengatakan tidak mengembangkan hubungan 2. Luangkan waktu dengan 2. Kehadiran perawat dapat
ada yang bergaul dengan pasien, hal ini dapat berarti menolong meningkatkan persepsi
saling percaya dengan staf.
dirinya. hanya duduk diam bersama diri pasien sebagai seorang pribadi
Pasien mendemonstrasikan
dengan pasien. yang berharga.
keinginan dan hasrat untuk
Data Objektif : bersosialisasi dengan orang
Pasien tampak menarik lain. 3. Dampingi dan anjurkan pasien 3. Kehadiran individu yang dipercaya
diri. untuk hadir dalam aktifitas – memberikan rasa aman secara
Pasien secara sukarela
Pasien tampak asik aktifitas kelompok bila pasien emosional untuk pasien.
menghadiri aktifitas –
dengan pikiran – aktifitas kelompok. merasa nyaman dalam suatu
pikirannya sendiri. Pasien mendekati orang hubungan satu persatu dan
lain dengan cara yang tepat terima keputusan pasien untuk
untuk interaksi satu mengeluarkan dirinya dari
persatu. situasi kelompok jika ansietas
menjadi terlalu besar.
13
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
6. Ajarkan pasien keterampilan – 6. Pasien mungkin tidak menyadari
keterampilan yang dapat bagaimana ia menjadi diterima
digunakan untuk mendekati oleh orang lain. Umpan balik
orang lain dengan cara yang langsung dari individu yang
lebih dapat diterima oleh dipercayai dapat membantu untuk
masyarakat. mengubah perilaku – perilaku ini
dengan cara yang positif.
14
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
Data Objektif : Pasien menyatakan secara 4. Bantu pasien untu menetapkan 4. Sasaran dan tujuan yang tidak
Pasien tampak murung. verbal perasaan sejujurnya tujuan – tujuan realistis. realistis menyebabkan pasien gagal
Pasien tampak segan tentang situasi kehidupan dan menguatkan perasaan
mengekspresikan yang tidak dapat dikontrol ketidakberdayaan.
perasaan yang olehnya. 5. Bantu pasien mengidentifikasi
sebenarnya. Pasien mampu menyatakan area – area situasi kehidupan 5. Kondisi emosi pasien
Pasien tampak apatis, secara verbal sistem untuk yang dikontrolnya. mempengaruhi kemampuannya
pasif. menyelesaikan masalah dalam menyelesaikan masalah.
sesuai yang dibutuhkan Bantuan dibutuhkan untuk
untuk menunjukkan peran merasakan keuntungan –
yang adekuat. keuntungan konsekwensi alternatif
yang ada secara adekuat.
15
penyembuhan.
16
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
8. Kolaborasi medik dalam 8. Pemberian terapi yang tepat dapat
pemberian terapi yang tepat. mempercepat proses
penyembuhan.
7. Perubahan nutrisi kurang Tujuan Jangka Panjang : 1. Jelaskan pentingnya nutrisi dan 1. Pasien mungkin tidak memiliki
dari kebutuhan tubuh masukan cairan yang adekuat. pengetahuan yang adekuat dan
Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
berhubungan dengan akurat berkenaan dengan peran
kurangnya nafsu makan. nutrisi yang baik untuk kesehatan
Tujuan Jangka Pendek :
secara menyeluruh.
Dalam waktu 3 x 24 jam :
Data Subjektif : Pasien memperlihatkan
pencapaian berat badan 2. Observasi tanda – tanda vital. 2. Untuk mengetahui keadaan umum
Pasien mengatakan tidak pasien.
nafsu makan. yang perlahan, kemajuan
Pasien mengatakan tidak selama di rawat di RS.
Pasien menyatakan secara 3. Catat pemasukan dan 3. Informasi ini penting untuk
minat untuk makan. pengeluaran serta jumlah membuat suatu pengkajian nutrisi
verbal pentingnya nutrisi
kalori. yang akurat dan mempertahankan
Data Objektif : dan masukan cairan yang
keamanan pasien.
K/U pasien tampak adekuat.
lemah. Berat badan pasien normal.
Tanda – tanda vital ; Suhu : 4. Timbang BB pasien setiap hari 4. Penurunan atau pertambahan BB
Konjungtiva dan bila memungkinkan. merupakan informasi pengkajian
membran mukosa pucat. 36 - 37º C, Nadi : 70 – 90
yang tepat.
Pasien tampak tidak mau x/ menit, Tekanan Darah :
makan. 110/70 – 130/90 mmHg,
Pernafasan : 16 – 24 5. Tentukan makanan yang 5. Pasien akan lebih suka makan
BB, TB ( sesuai dengan disukai dan tidak disukai oleh makanan yang khususnya di sukai.
data yang ditemukan). x/menit (tanda – tanda vital
dalam batas normal). pasien dan sediakan makanan
Tanda – tanda vital : – makanan kesukaan pasien.
Suhu, Nadi, Tekanan
Darah, Pernafasan 6. Pastikan bahwa pasien 6. Jumlah makanan yang besar
(sesuai dengan data yang menerima makanan dengan mungkin tidak disetujui atau tetap
ditemukan). porsi sedikit tapi sering tidak dapat ditoleransi oleh pasien.
termasuk makanan kecil
sebelum tidur daripada makan
tiga kali sehari dalam porsi
yang berlebihan.
17
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
7. Temani pasien selama makan. 7. Untuk membantu sesuai
kebutuhandan untuk memberikan
dukungan dan dorongan.
8. 1. Catat secara ketat pola tidur 1. Data dasar yang akurat adalah
pasien. penting dalam merencanakan
Gangguan pola tidur Tujuan Jangka Panjang : perawatan untuk membantu pasien
berhubungan dengan alam dalam masalah ini.
perasaan yang tertekan. Pola tidur pasien normal.
Tujuan Jangka Pendek : 2. Batasi masukan minuman yang 2. Kafein merupakan stimulan SSP
Data Subjektif : Dalam waktu 1 x 24 : mengandung kafein seperti : yang dapat mempengaruhi
Pasien mengatakan tidak Pasien dapat selama 6 - 8 the, kopi dan sejenis koka kola. kemampuan pasien untuk istirahat
bisa tidur. jam tanpa obat – obatan. dan tidur.
Pasien mengatakan tidur Pasien mampu untuk jatuh
selalu terganggu. tidur. 3. Beri latihan – latihan relaksasi 3. Dapat menolong pasien agar dapat
Pasien mengatakan dengan musik yang lembut tidur.
mudah terbangun. sebelum tidur.
Data Objektif : 4. Anjurkan pasien untuk 4. Meningkatkan relaksasi dan dapat
Pasien tampak pucat. mengurangi tidur siang hari mempercepat pasien tidur.
Pasien tidak tidur. atau seharian.
Pasien tampak menguap.
18
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
5. Bantu dengan tindakan – 5. Untuk mendukung tidur yang lebih
tindakan yang dapat tenang pada malam hari.
mendukung tidur seperti
kehangatan, minuman –
minuman yang tidak
merangsang, makanan –
makanan kecil, mandi air
hangat dan gosok punggung.
1. Tujuan Jangka Panjang : 1. Kurangi stimulus lingkungan 1. Dalam keadaan hiperaktif, pasien
Mania dan berikan ruangan pribadi, sangat mudah bingung dan
Cedera fisik tidak terjadi.
jika mungkin dengan sinar berespons terhadap stimulus, yang
Resiko tinggi cedera lampu yang lembut, tingkat sangat sedikitpun secara berlebih –
berhubungan dengan Tujuan Jangka Pendek : kebisingan yang rendah dan lebihan.
hiperaktifitas. Dalam waktu 1 x 24 jam : dekorasi ruangan yang
Pasien sederhana.
tidakmemperlihatkan tanda
Data Subjektif : cedera fisik yang diperoleh 2. Batasi aktifitas – aktifitas
(Data sesuai dengan keluhan selama mengalami perilaku
pasien yang menunjang kelompok dan Bantu pasien 2. Kemampuan pasien untuk
hiperaktif. mencoba untuk menetapkan berinteraksi dengan orang lain
diagnosa keperawatan). Pasien tidak terlalu lama satu atau dua hubungan yang rusak, dia merasa lebih aman
memperlihatkan tanda akrab. dengan hubungan satu persatu
Data Objektif : agitasi fisik. yang tetap setiap saat.
Pasien tampak marah
pada lingkungan.
19
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
Pasien membenturkan 3. Singkirkan benda – benda dan 3. Keamanan pasien merupakan
kepala di tembok saat zat – zat yang berbahaya dari prioritas keperawatan.
marah. lingkungan sekitar pasien
(termasuk bahan – bahan
rokok) rasionalitas pasien
rusak dan ia dapat saja secara
tidak hati – hati
membahayakan dirinya.
20
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
2. Resiko tinggi terhadap Tujuan Jangka Panjang : 1. Pertahankan stimulus rendah 1. Ansietas dan agitasi meningkat
kekerasan langsung kepada dalam lingkungan pasien dalam suatu lingkungan yang
diri sendiri atau orang lain Kekerasan fisik tidak terjadi. (pencahayaan yang redup, penuh stimulus. Individu –
berhubungan dengan tidak sedikit orang, dekorasi yang individu dapat menerimanya
dapat mengontrol perilaku. Tujuan Jangka Pendek : sederhana, tingkat kebisingan sebagai ancaman khususnya untuk
Dalam waktu 1 x 24 jam : yang rendah. pasien curiga, agitasi.
Pasien dapat menyalurkan
Data Subjektif : energi secara konstruktif.
(Data sesuai dengan keluhan Mengidentifikasi perilaku 2. Observasi perilaku pasien 2. Observasi ketat di butuhkan
pasien yang menunjang secara sering setiap 15 menit. sehingga intervensi dapat terjadi
yang maladaptif.
diagnosa keperawatan). dibutuhkan untuk memastikan
Pasien mendemonstrasikan keamanan pasien dengan orang
perilaku adaptif. lain.
Data Objektif :
Pasien tampak
melangkah bolak, cepat 3. Observasi pasien selama diikat 3. Keamanan pasien merupakan
setiap 15 menit atau menurut prioritas keperawatan.
marah, agitasi.
Ekspresi wajah tampak kebijakan instruksi. Pastikan
tegang. bahwa sirkulasi ke ekstremitas
Pasien tampak curiga tidak membahayakan dan
terhadap orang lain. bantu pasien memenuhi
kebutuhan nutrisi, hidrasi dan
eliminasi.
21
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
7. Libatkan keluarga dalam 7. Partisipasi keluarga dapat
proses keperawatan. mempercepat proses
penyembuhan.
22
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
5. Tentukan makanan 5. Pasien lebih suka makan makanan
kesukaan dan yang khususnya disukai olehnya.
ketidaksukaan pasien.
6. Kehadiran individu yang dipercayai
6. Duduklah bersama pasien dapat memberikan rasa aman dan
selama waktu makan bila menurunkan agitasi. Dorongan dan
agitasi mereda, berikan penghargaan positif meningkatkan
dukungan dan dorongan. harga diri dan membantu
perkembangan, pengulangan perilaku
yang diharapkan.
10. Kolaborasi tim medik 10. Untuk memerlukan jumlah kalori yang
untuk konsultasi dengan dibutuhkan dan untuk memberikan
bagian gizi. nutrisi yang adekuat untuk
mempertahankan atau meningkatkan
BB yang realistis.
23
berhubungan dengan waham Tujuan Jangka Panjang :
kebesaran.
Proses pikir pasien kembali
normal.
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
Data Subjektif : Tujuan Jangka Pendek : 2. Jangan mendebat atau 2. Berargumentasi dengan pasien
Pasien mengatakan Dalam waktu 3 x 24 jam : mengingkari keyakinan atau mengingkari keyakinan
dirinya yang paling tersebut, gunakan keragu – tersebut tidak bermanfaat untuk
Pasien mampu mengakui
hebat. raguan yang beralasan sebagai mencapai tujuan yang berguna.
dan menyatakan secara
tehnik terapeutik.
verbal saat pikiran menjadi
Data Objektif : tidak berdasarkan realita.
Pasien tampak 3. Gunakan tehnik validasi 3. Tehnik ini menyatakan kepada
egosentris. konsensual dan meminta pasien bagaimana ia diterima oleh
klarifikasi saat komunikasi orang lain, sementara tanggung
merefleksikan perubahan jawab untuk tidak mengerti
dalam berpikir. diterima oleh perawat.
24
pemberian terapi yang tepat. mempercepat proses
penyembuhan.
25
7. Kolaborasi medik dalam 7. Terapi yang tepat dapat
pemberian terapi yang tepat. mempercepat proses
penyembuhan.
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
6. Kerusakan interaksi sosial Tujuan Jangka Panjang : 1. Bantu pasien mengidentifikasi 1. Saat harga diri meningkat, pasien
berhubungan dengan waham aspek – aspek positif dirinya, akan merasa kurang butuh
kebesaran. Hubungan sosial kembali mengenali prestasinya dan memanipulasi orang lain untuk
membaik. perasaan bahwa mereka adalah kepuasaannya sendiri.
Data Subjektif : orang baik.
Tujuan Jangka Pendek :
Pasien mengatakan lebih Dalam waktu 5 x 24 jam :
nyaman sendiri. 2. Pasien harus menerima tanggung
Pasien akan menyatakan 2. Bantu pasien mengenal
jawab untuk perilakunya sendiri
Pasien mengatakan tidak secara verbal perilakunya konsekwensi dari perilakunya
mampu untuk menerima sendiri dan menahan diri dari sebelum perubahan yang adaptif
yang mana yang sesuai dan
atau mengkomunikasikan sifat mereka terhadap orang dapat terjadi.
yang mana tidak sesuai.
kepuasan memiliki, Pasien mampu menyatakan lain.
perhatian, minat atau secara verbal aspek – aspek
membagi cinta. positif dirinya. 3. Beriak penguatan positif untuk 3. Penguatan yang positif
perilaku – perilaku yang tidak meningkatkan harga diri dan
Pasien menerima tanggung meningkatkan pengulangan
Data Objektif : jawab atas perilakunya manipulatif.
Pasien tampak menarik perilaku yang diharapkan.
sendiri.
diri. Pasien tidak memanipulasi
Pasien tampak orang lain untuk kepuasan 4. Buat batasan untuk perilaku 4. Batasan harus disetujui oleh
menggunakan perilaku manipulatifnya dan jelaskan seluruh staf yang menangani
kebutuhannya sendiri.
interaksi sosial yang kepada pasien apa yang kita pasien, pasien tidak mampu
tidak berhasil. harapkan dan menentukan batasan untuk dirinya
apa
konsekwensinya bila batasan sendiri, hal ini harus dikerjakan
tersebut di langgar. untuk dia, tanpa pemberian
konsekwensi – konsekwensi yang
konsisten untuk pelanggaran
terhadap batasan yang dibuat,
perilaku manipulatif tidak akan
dikurangi.
5. Jangan mendebat, tawar 5. Kekonsistenan merupakan hal
menawar, atau mencoba yang penting untuk keberhasilan
mencari alasan dengan intervensi ini.
pasien, hanya menyatakan
apakah batasan – batasan
26
tersebut dan apa yang
diharapkan. Pastikan bahwa
konsekwensi diberikan jika
batasan dilanggar.
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
6. Akui bahwa tujuan dari 6. Mengerti motivasi yang da dibalik
perilaku – perilaku ini adalah perilaku manipulasi tersebut dapat
bermanfaat bagi pasien untuk memudahkan penerimaan
mengurangi rasa tidak aman terhadap seseorang dan
melalui perasaan berkeluarga perilakunya.
dan mampu mengontrol.
27
sebentar – sebentar.
Pasien sering terbangun
waktu malam hari.
Pasien tampak gelisah.
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
4. Pantau pola tidur pasien dan 4. Data dasar yang akurat merupakan
berikan jadwal aktifitas hal penting dalam merencanakan
tertentu termasuk menentukan perawatan untuk membantu pasien
waktu istirahat siang sejenak. dengan masalah ini, suatu jadwal
yang terstruktur termasuk waktu
untuk istirahat siang sejenak,
membantu pasien yang hiperaktif
mencapai banyak waktu tidur yang
dibutuhkan.
28
29