Anda di halaman 1dari 12

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN

GANGGUAN KONSEP DIRI ( HARGA DIRI RENDAH )

I. Definisi
Konsep diri adalah semua pikiran, kepercayaan dan keyakinan yang diketahui
tentang dirinya yang mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang
lain. Konsep diri belum ada saat dilahirkan, tetapi dipelajari dari pengalaman unik
melalui eksplorasi diri sendiri hubungan dengan orang terdekat dan berarti bagi
dirinya.

II. Rentang respons


Respons individu terhadap konsep diri, berfluktasi sepanjang rentang, respon dari
adaptif sampai maladaptif

Respon adaptif Respon maladaptif

Konsep diri positif Kekacauan identitas

Aktualisasi diri Harga diri rendah Depersonalisasi

A. Aktualisasi diri
Pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang
pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima
B. Konsep diri positif
Apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri
dan menyadari hal – hal positif maupun yang negatif dari dirinya.
C. Harga diri rendah
Individu cenderung untuk menilai dirinya negatif dan merasa lebih rendah dari
orang lain.
D. Identitas kacau
Kegagalan individu yang mengintegrasikan aspek – aspek identitas masa kanak
– kanak kedalam kematangan aspek psikososial kepribadian pada masa dewasa
yang harmonis.
E. Depersonalisasi
Perasaan tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan
dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan
orang lain.

1
Konsep diri terdiri dari 5 komponen ( stuart dan sundeen 1991 ) yaitu :
A. Tubuhnya, disadari atau tidak disadari, termasuk persepsi, perasaan masa lalu
dan sekarang, tentang ukuran tubuh, fungsi, penampilan dan potensi diri.
Pandangan ini terus berubah oleh pengalaman dan persepsi baru. Gambaran
tubuh yang diterima secara realistis akan meningkatkan keyakinan diri sehingga
dapat mantap dalam menjalani kehidupan. Perubahan pada tubuh seperti
perkembangan payudara, perubahan suara. Petumbuhan bulu – bulu dan
menstruasi pada wanita adalah perubahan yang dapat mempengaruhi tubuh yang
penuh diantisipasikan oleh individu.
B. Ideal diri ( self ideal )
Persepsi individu tentang perilaku yang harus dilakukan sesuai dengan standar,
aspirasi, tujuan atau nilai yang ditetapkan. Ideal diri diperlukan oleh individu
untuk memacu pada tingkat yang lebih tinggi.
C. Harga diri ( self esteem )
Penilaian tentang nilai individu dengan menganalisa kesesuaian perilaku dengan
ideal diri. Harga diri yang tinggi berakar dari penerimaan diri sendiri tanpa
syarat, sebagai individu yang berarti dan penting, walaupun salah, gagal atau
kala. Harga diri di peroleh dari penghargaan diri sendiri dan orang lain. Faktor
yang mempengaruhi harga diri tinggi ialah diterima, dicintai, dihormati serta
frekwensi kesuksesan.
D. Peran ( role performance )
Seperangkat perilaku yang diharapkan oleh masyarakat tersebut.
Menurut Stuart dan Sundeen ada 5 faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri
dengan peran :
1. Kejelasan perilaku dan pengetahuan yang sesuai dengan peran.
2. Konsistensi respons orang yang berarti terhadap peran individu
3. Keseimbangan dan kesesuaian antara peran yang dilakukan.
4. Keselarasan harapan dan kebudayaan dengan peran.
5. Kesesuaian situasi yang dapat mendukung pelaksanaan peran.
E. Identitas ( identity )
Penilaian individu terhadap dirinya sebagai satu kesatuan yang utuh, berlanjut,
konsisten dan unik ini berarti individu tersebut otonom, berbeda dengan orang
lain. Termasuk persepsinya terhadap jenis kelamin. Pembentukan identitas
dimulai sejak lahir dan berkembang melalui siklus kehidupan dan terutama pada
periode remaja.

Kepribadian yang sehat


Individu dengan kepribadian yang sehat mempunyai ciri – ciri konsep diri
sebagai berikut :
1. Konsep diri yang positif
2. Gambaran diri yang tepat dan positif
3. Ideal diri yang realistik
4. Harga diri yang tinggi
5. Penampilan diri yang memuaskan
6. Identitas yang jelas.

2
III. Faktor predisposisi
Faktor – faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah :
A. Faktor yang mempengaruhi harga diri, termasuk penolakan orang tua, harapan
orang tua yang tidak realistis.
B. Faktor yang mempengaruhi penampilan peran, yaitu peran yang sesuai dengan
jenis kelamin, peran dan pekerjaan dengan peran yang sesuai dengan
kebudayaan.
C. Faktor yang mempengaruhi identitas diri, yaitu orang tua yang tidak percaya
pada anak, tekanan teman sebaya dan kultur sosial yang berubah.

IV. Faktor presipitasi


Faktor presipitasi dapat disebabkan oleh faktor dari dalam atau faktor dari luar
individu. Ketegangan peran adalah stress yang berhubungan dengan frustasi yang
dialami individu dalam peran atau posisi yang di harapkan seperti konsep berikut
ini :
A. Konflik peran
Ketidaksesuaian peran antara yang dijalankan dengan yang diinginkan.
B. Peran yang tidak jelas
Kurangnya pengetahuan individu tentang peran yang dilakukannya.
C. Peran berlebihan
Kurrang sumber yang adekuat untuk menampilkan seperangkat peran yang
kompleks.
D. Perkembangan transisi
Perubahan norma yang berkaitan dengan nilai untuk menyesuaikan diri.
E. Situasi transisi peran
Bertambah atau berkurangnya orang peenting dalam kehidupan individu melalui
kelahiran atau kematian orang yang berarti.
F. Traansisi peran sehat - sakit
Peran yang diakibatkan oleh keadaan sehat atau sakit. Transisi ini dapat
disebabkan :
1. Kehilangan bagian tubuh .
2. Perubahan ukuran dan bentuk, penampilan atua fungsi tubuh.
3. Perubahan fisik yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan.
4. Prosedur pengobatan dan perawatan.

V. Perilaku
Data yang dikumpulkan oleh seorang perawat, hendaknya data perilaku yang
objektif dan dapat diamati. Perilaku yang berhubungan dengan harga diri yang
rendah.

VI. Tindakan keperawatan


A. Psikoterapeutik
1. Membina hubungan saling percaya.

3
2. Membantu pasien memperluas kesadaran dirinya.
3. Membantu pasien mengenal kekuatan dan kelemahannya.
4. Membantu pasien mengevaluasi diri.
5. Membantu pasien membuat rencana yang realistik.
6. Membantu pasien membuat keputusan dan membantu mencapai tujuan.
B. Kegiatan hidup sehari - hari
1. Memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan.
2. Membantu pasien dalam melakukan kegiatan sesuai dengan
kemampuannnya.
C. Lingkungan
1. Mengikut sertakan keluarga dalam menyelesaikan masalah pasien.
2. Menjelaskan kepada keluarga bahwa setiap anggota keluarga adalah unik,
mempunyai kelebihan dan kekurangan.
3. Menjelaskanm kepada keluarga bahwa perilaku setiap anggota keluarga
mempunyai pengaruh terhadap anggota lainnya.
4. Menganjurkan kepada keluaarga agar menerima pasien apa adanya.
D. Pendidikan kesehatan
1. Menganjurkan pasien untuk mengikuti latihan ketrampilan untuk
mengembangkan bakat yang dimiliki.
2. Membimbing setiap anggota keluarga untuk mengenal dan menghargai
kemampuan dari masing - masing anggota keluarga.
3. Membimbing pasien untuk menguraikan pola hubungannya dengan setiap
anggota keluarganya.
4. Mermbimbing dan memotivasi pasien untuk mencoba cara – cara baru
dalam berhubungan dengan anggota keluarga lainnya.

VII. Pengkajian
A. Fisik
1. Gangguan pola makan ( menolak makan atau berlebihan).
2. Gangguan pola tidur.
3. Perhatian terhadap kebersihan diri berkurang.,
4. Adanya keluhan fisik.
5. Aktifitas kurang.
6. Merusak diri atau bunuh diri.
B. Emosi
1. Cemas , sedih.
2. Mengkritik diri sendiri.
3. Merendahkan diri.
4. Merasa bersalah, putus asa.
C. Sosial
1. Menarik diri dari kegiatan sosial.
2. Hubungan dengan sejenis atau lawan jenis berkurang.
D. Intelektual
1. Kemampuan memusatkan perhatian dan pikiran berkurang.
2. Sulit mengambil keputusan.

4
3. Pemahaman tentang masalah berkurang.
E. Spiritual
1. Ragu – ragu terhadap keyakinan yang dianut selama ini.
2. Melaksanakan kegiatan keagamaan secara berlebihan atua tidak sama sekali
3. Meragukan keadilan yang maha kuasa.

VIII.Diagnosa Keperawatan yang mungkin timbul

1. Harga diri rendah berhubungan dengan ideal diri yang tidak realistis.
2. Resiko tinggi terhadap kekerasan diarahkan pada diri sendiri atau orang lain
berhubungan dengan harga diri rendah.
3. Gangguan gambaran diri berhubungan dengan harga diri rendah.
4. Isolasi sosial berhubungan dengan harga diri rendah.
5. Gangguan komunikasi interpersonal berhubungan dengan perasaan tidak
berharga.

5
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
GANGGUAN KONSEP DIRI (HARGA DIRI RENDAH)

No. Diagnosa Perawatan Tujuan /


Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
1. Harga diri rendah Tujuan Jangka Panjang : 1. Terima pasien dengan 1. Sikap menerima dari orang lain akan
berhubungan dengan ideal negativismenya. meningkatkan harga diri seseorang.
Pasien akan menunjukkan
diri yang tidak tidak realistis.
peningkatan harga diri
yang ditampilkan dengan 2. Luangkan waktu untuk pasien. 2. Untuk memperlihatkan sikap menerima
dan meningkatkan harga diri pasien.
Data Subjektif : mengungkapkan secara
 Pasien mengatakan verbal aspek – aspek
dirinya tidak berguna. positif dari dirinya. 3. Bantu pasien untuk mengakui 3. Sebelum perubahan perilaku terjadi
dan berfokus pada kekuatan pasien harus menerima tanggung jawab,
 Pasien mengatakan selalu
dan keberhasilan yang atas perilakunya sendiri dulu,
gagal dalam tugasnya. Tujuan Jangka Pendek :
dimilikinya, diskusikan meminimalkan perhatian terhadap
Dalam waktu 3 x 24 jam :
kegagalan dimasa lalu tapi kegagalan – kegagalan dimasa lampau
Data Objektif :  Pasien mampu
minimalkan perhatian terhadap akan menolong pasien untuk
 Pasien tampak menarik menyebut aspek - aspek
kegagalan – kegagalan yang mengurangi pikiran – pkiran negatifnya
diri. positif dari dirinya.
membuat pasien terlalu sulit dan meningkatkan harga diri pasien.
 Pasien mampu
menerimanya.
berkomunikasi secara
efektif dengan orang
lain. 4. Dorong pasien untuk 4. Dari kegiatan kelompok ini pasien akan
berpartisipasi dalam kegiatan – menerima umpan balik positif dan
 Pasien
kegiatan kelompok. dukungan dari teman – teman
mengekspresikan
sekelompok.
beberapa optimisme
dan harapan untuk
masa depan. 5. Bantu pasien untuk 5. Harga diri yang rendah akan
mengidentifikasi bagian – mempengaruhi persepsi pasien tentang
bagian dirinya yang ingin kemampuannya menyelesaikan masalah,
diubah dan bantu usaha pasien bantuan keperawatan sangat dibutuhkan
ini melalui pemecahan dalam hal ini.
masalah.

6. Pastikan bahwa pasien tidak 6. Pasien harus mampu berfungsi mandiri


terjadi bertambah tergantung jika ia ingin sukses didalam masyarakat
dari pasien mampu menerima yang kurang terstruktur.
tanggung jawab atas
perilakunya sendiri.

6
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
7. Pastikan bahwa terapi 7. Keberhasilan dan pengakuan akan
kelompok untuk pasien meningkatkan harga diri pasien.
menggunakan metode
pencapaian yang sederhana,
berikan penghargaan dan
umpan balik positif untuk
keberhasilan yang aktual.

8. Berikan instruksi dalam 8. Harga diri akan meningkat melalui


melakukan tehnik asertif kemampuan berinteraksi dengan orang
kemampuan untuk mengetahui lain secara asertif.
perbedaan diantara perilaku
pasif, asertif dan agresif,
pentingnya menghargai hak
orang lain yang dengan
demikian melindungi hak –
hak asasi dirinya sendiri.

9. Libatkan keluarga dalam 9. Dengan kehadiran keluarga sebagai


mendampingi pasien. sistem pendukung dapat membantu
dalam proses penyembuhan dan
pengobatan penyakit.

10. Kolaborasi medik dalam 10. Dengan pemberian terapi yang tepat
pemberian terapi yang tepat. dapat mempercepat proses
penyembuhan.

1. Observasi perilaku pasien 1. Observasi ketat dibutuhkan sehingga


sesering mungkin, lakukan hal intervensi dapat terjadi jika dibutuhkan
ini melalui kegiatan rutin dan untuk menjamin keamanan pasien dan
2. Resiko tinggi terhadap Tujuan Jangka Panjang : interaksi dengan pasien, orang lain.
kekerasan diarahkan kepada Tindakan bunuh diri tidak hindari menunjukkan sikap
diri sendiri atau oaring lain terjadi. waspada dan kecurigaan.
berhubungan dengan harga
diri rendah.
Tujuan Jangka Pendak :
Dalam waktu 1 x 24 jam :
7
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
Data Subjektif :  Pasien akan mencari 2. Observasi perilaku – perilaku 2. Kebanyakan pasien yang mencoba untuk
 Pasien mengatakan anggota staf kesehatan yang mengarah pada tindakan bunuh diri, telah menyampaikan
hidupnya tidak berguna. saat perasaan bunuh diri, pernyataan – maksudnya baik secara verbal maupun
bermusuhan atau bunuh pernyataan verbal seperti : non verbal.
Data Objektif : diri terjadi. saya akan bunuh diri.
 Pasien tampak menarik  Pasien akan
diri. menyatakan secara 3. Dapatkan kontak verbal atau 3. Diskusi tentang perasaan bunuh diri
 Pasien tampak gelisah. verbal strategi – tertulis dari pasien yang dengan seseorang yang dipercayai
 Pasien tidak mau bicara strategi koping yang menyetujui untuk tidak memberikan kelegaan untuk pasien.
dengan orang lain. adaptif untuk membahayakan dirinya dan
digunakan saat mencari perawat pada saat ide
perasaan bermusuhan bunuh diri terjadi.
dan bunuh diri terjadi
dalam satu minggu. 4. Singkirkan semua benda – 4. Keamanan pasien merupakan prioritas
benda yang berbahaya dari keperawatan.
lingkungan sekitar pasien
misalnya : benda tajam, tali
pengikat.

5. Coba untuk mengalihkan 5. Latihan fisik merupakan cara yang aman


perilaku merusak dengan dan efektif untuk menghilangkan
penyaluran fisik bagi ansietas ketegangan yang tertahan.
pasien, misalnya : memukul
karung pasir, joging.
6. Kehadiran seorang individu yang
6. Bersedia menemani pasien saat dipercayai memberikan rasa aman dan
tingkat ansietas dan mungkin menolong untuk mencegah
ketegangan mulai meningkat. peningkatan ansietas yang cepat.

7. Libatkan keluarga dalam 7. Partisipasi keluarga sangat penting


mendampingi pasien. sehingga dapat mencegah terjadinya
bunuh diri.

8. Kolaborasi medik dalam 8. Obat penenang memiliki kemampuan


pemberian obat penenang. untuk menimbulkan efek menenangkan

8
pasien & mungkin mencegah perilaku
agresif.
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
3. Gangguan gambaran diri Tujuan Jangka Panjang : 1. Tetapkan hubungan saling 1. Rasa percaya meningkatkan interaksi
berhubungan dengan harga percaya dengan pasien. terapeutik antara perawat dengan pasien.
Gambaran diri pasien
diri rendah. positif.
2. Kaji tingkat pengetahuan dan 2. Pengetahuan tentang perasaan –
Data Subjektif : berikan informasi berkenaan perasaan yang dapat diterima
Tujuan Jangka Pendek :
 Pasien mengatakan malu Dalam waktu 7 x 24 jam : dengan proses berduka yang memudahkan kelanjutan melalui proses
dengan keadaan dirinya. normal dan perasaan yang berduka.
 Pasien mengatakan
persepsi tubuhnya berhubungan.
Data Objektif : secara realistis.
 Pasien tampak tidak  Pasien 3. Identifikasi kesalahan atau 3. Kurangnya perhatian akan mendorong
menerima keadaan distorsi persepsi pasien menyingkirkan perilaku yang tidak
mendemonstrasikan
dirinya. berkenaan dengan citra tubuh. diharapkan.
penerimaannya dalam
 Pasien tampak menarik struktur atau fungsi Koreksi persepsi yang tidak
diri. tubuh, kemampuan atau akurat dalam kenyataannya
keinginan melakukan dengan cara tidak mengancam,
aktifitas perawatan diri kurangi perhatian ketika
secara mandiri dan keprihatinan dengan perubahan
suatu fokus pada gambaran langsung.
pencapaian personal
lebih dari keprihatinan 4. Bantu pasien untuk 4. Penggunaan sentuhan dapat menolong
mengetahui batasan tubuhnya. pasien mengetahui penerimaan dirinya
dengan kelainan citra
oleh orang lain dan mengurangi rasa
tubuh.
takut akan penolakan karena perubahan
dalan struktur dan fungsi tubuh.

5. Dorong aktifitas perawatan diri 5. Aktifitas perawatan diri dikerjakan


secara mandiri, berikan secara mandiri meningkatkan harga diri
bantuan sesuai kebutuhan. dan juga menciptakan kebutuhan untuk
pasien menghadapi realitas kondisi
tubuhnya.

6. Berikan penguatan positif 6. Penguatan positif akan meningkatkan


untuk ekspresi pasien terhadap harga diri dan mendorong pengulangan
persepsi tubuhnya yang perilaku yang diharapkan.

9
realistis.

Diagnosa Perawatan Tujuan /


No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
7. Libatkan keluarga dalam 7. Partisipasi keluarga dapat mempercepat
proses perawatan. proses keperawatan.

8. Kolaborasi medik dalam 8. Terapi yang tepat dapat mempercepat


pemberian terapi yang tepat. proses penyembuhan.

4. 1. Luangkan waktu bersama 1. Kehadiran perawat akan menolong


Isolasi sosial berhubungan Tujuan Jangka Panjang : pasien, ini mungkin berarti meningkatkan persepsi pasien tentang
dengan harga diri rendah. hanya duduk diam untuk dirinya sebagai seorang yang berharga.
Hubungan sosial dapat
kembali membaik. beberapa saat.
Data Subjektif : 2. Kehadiran perawat, penerimaan dan
 Pasien mengatakan Tujuan Jangka Pendek : 2. Kembangkan hubungan penghargaan yang positif akan
dirinya tidak berharga. Dalam waktu 3 x 24 jam : terapeutik perawat pasien meningkatkan harga diri pasien.
 Pasien mengatakan  Pasien melalui kontak yang sering,
jarang bergaul dengan mendemonstrasikan singkat dan sikap menerima.
orang lain. keinginan atau hasrat 3. Pengetahuan ketidakhadiran pasien akan
untuk bersosialisasi 3. Nyatakan secara verbal menguatkan rasa berharga pasien.
Data Objektif : dengan orang lain. ketidakhadiran pasien dalam
 Pasien tampak menarik  Pasien secara sukarela aktifitas kelompok.
diri. mengikuti aktifitas 4. Pengetahuan dan penggunaan tehnik
 Pasien tidak komunikatif. kelompok. 4. Ajarkan pasien tehnik asertif, asertif akan meningkatkan rasa percaya
 Pasien mendekati orang interaksi dengan orang lain diri dan meningkatkan hubungan pasien
lain dengan cara yang yang mungkin merupakan hal dengan orang lain.
tepat untuk interaksi yang menakutkan untuk pasien
satu persatu. dengan perilaku pasif atau
agresif. 5. Melalui interaksi kelompok dimana
pasien akan mempelajari perilaku yang
5. Berikan situasi – situasi dapat diterima secara sosial, dengan
kelompok bagi pasien. umpan balik yang positif dan negatif
dari orang – orang disekitarnya.

10
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
6. Berikan penguatan positif 6. Penguatan positif akan meningkatkan
untuk interaksi pasien dengan harga diri pasien dan memotivasi untuk
orang lain secara sukarela. mengulangi kembali perilaku – perilaku
yang diharapkan.

7. Libatkan keluarga dalam 7. Partisipasi keluarga dapat mempercepat


proses keperawatan. proses penyembuhan.

8. Kolaborasi medik dalam 8. Terapi yang tepat dapat mempercepat


pemberian terapi yang tepat. proses penyembuhan.

5. Tujuan Jangka Panjang : 1. Kembangkan hubungan 1. Kehadiran perawat, penerimaan dan


Gangguan komunikasi terapeutik perawat, pasien penghargaan yang positif akan
Komunikasi pasien
interpersonal berhubungan melalui kontak sering, singkat meningkatkan harga diri pasien.
kembali normal.
dengan perasaan tidak dan sikap menerima.
berharga. Tujuan Jangka Pendek :
Dalam waktu 3 x 24 jam : 2. Luangkan waktu bersama 2. Kehadiran perawat akan menolong
pasien, ini memungkinkan meningkatkan persepsi pasien tentang
Data Subjektif :  Pasien mampu
berarti hanya duduk diam dirinya sebagai seseorang yang
(Data sesuai dengan keluhan berkomunikasi dengan
beberapa saat. berharga.
pasien yang menunjang cara yang dimengerti
diagnosa perawatan). oleh orang lain.
 Pesan-pesan non verbal 3. Pertahankan konsisitensi tugas 3. Hal ini memudahkan kepercayaan dan
staf. kemampuan untuk memahami tindakan
Data Objektif : pasien sesuai dengan
– tindakan dan komunikasi pasien.
 Pasien tidak mau bicara pengungkapan verbal.
saat diajak  Pasien memulai
berkomunikasi. instruksi verbal dan 4. Gunakan pendekatan muka 4. Kontak mata mengekspresikan minat
(berhadap – hadapan, yang murni terhadap masalah dan
 Pasien tidak berespon non verbal dengan
bertatapan) untuk hormat kepada seseorang.
saat diajak bicara. orang lain.
menyampaikan ekspresi –
ekspresi non verbal yang benar
dengan menggunakan contoh.

11
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
5. Libatkan keluarga untuk tetap 5. Partisipasi keluarga dapat membantu
berkomunikasi dengan pasien. pasien dalam berkomunikasi.

6. Kolaborasi medik dalam 6. Terapi yang tepat dapat mempercepat


pemberian terapi yang tepat. proses penyembuhan.

12

Anda mungkin juga menyukai