Anda di halaman 1dari 3

5.

Penjelasan mengenai hukum Boyle, hukum Charles, dan hukum Graham


tentang difusi, yaitu:
Nagel mengusulkan sejumlah kriteria untuk membedakan universal
nomologikal dengan universitas aksidental. Nagel menyatakan bahwa
lingkup dari sebuah universal nomologikal terbuka untuk tambahan lebih
lanjut. Sebuah saran lebih lanjut yang Nagel selidiki adalah bahwa
universal-universal nomologikal: “mendukung” kondisi-kondisi subjungtif
atau kondisi-kondisi dalam pengandaian, padahal beberapa universal
aksidental tidak. Hukum Boyle misalnya, mendukung kondisional
subjungtif adalah “dalam semua kasus, apabila X adalah sebuah gas yang
tekanannya dilipatduakan pada temperatur yang konstan, maka X adalah
sebuah gas yang volumennya berkurang karena terbagi menjadi dua”.
Penggunaan kriteria ini merupakan pengambilan sebuah keputusan tentang
status kognitif sebuah generalisasi. Nagel mengemukakan dua macam
dukungan teoritis yang mempunyai hubungan baik dengan hukum-hukum
lainnya menunjukkan adanya status nomi. Misalnya mungkin, bahwa
hukum L1, L2 dan L3 semua adalah akibat-akibat deduktif dari sebuah teori
khusus. Dalam kasus ini evidensi yang membenarkan L2 atau L3
dipergunakan untuk membenarkan secara tidak langsung. Contoh karena
Hukum Boyle, Hukum Charles, dan Hukum Graham tentang difusi,
semuanya adalah akibat-akibat dari teori kinetik tentang gas, Hukum
Boyle dibenarkan secara tidak langsung oleh evidensi yang membenarkan
Hukum Charles dan Hukum Graham.

6. Lanjutan dari dua macam dukungan teoritis yang dikemukakan oleh Nagel
ada dua tipe, tipe pertama tentang dukungan teoretikal bagi sebuah
generalisasi. Tipe kedua tentang dukungan teoretikal timbul apabila L1,
bersama-sama dengan asumsi-asumsi lain yang telah tersusun dengan
baik, menyatakan secara tidak langsung mengandung L4, karena ada
dukungan evidensial terhadapnya. Contoh Hukum Kepler tentang Medan,
mungkin dideduksi dari hukum-hukum Newton tentang gerak dan
informasi tentang massa dan kecepatan benda-benda angkasa dalam sistem
tata surya. Evidensi yang mendukung Hukum Kepler secara tidak
langsung membenarkan Hukum-hukum Newton tentang gerak.

7. Pandangan Philipp Frank mengenai riset bahwa merumuskan sebuah


interpretasi yang sistematis tentang gejala dan tidak hanya menghimpun
generalisasi-generalisasi secara deskriptif yang tidak berkaitan.
Persyaratan tentang evidensi tidak langsung adalah konsisten dengan
tujuan tersebut. Penerimaan persyaratan ini oleh para ilmuwan
mengungkapkan penilaian mereka bahwa pembenaran sendiri bukanlah
sebuah kondisi yang cukup bagi tercapainya sebuah status nomik. Philips
prank menekankan bahwa kesesuaian dengan hasil hasil observasi dan
kesederhanaan adalah persyaratan yang berlawanan. Ia menegaskan
bahwa kesesuaian yang sempurna dengan hasil hasil observasi dapat
dicapai hanya dengan laporan dalam bentuk rangkuman data yang telah
dikumpulkan.

8. Pandangan Ernest Mach mengenai ilmu, hukum dan teori bahwa hukum-
hukum dan teori-teori ilmiah adalah rangkuman fakta-fakta tersirat.
Hukum-hukum dan teori-teori ilmiah memungkinkan kita untuk dapat
mendeskripsikan dan memperkirakan gejala. Menurutnya ilmu dapat
dipandang sebagai sebuah masalah meminimumkan, terdiri atas firasat
yang mungkin terlengkap tentang fakta-fakta dengan pengeluaran biaya
pemikiran yang sesedikit mungkin.

9. Pandangan Henri Poincare bahwa hukum ilmiah dipandang benar, tidak


bergantung pada setiap keputusan yang didasarkan pengalaman, tetapi
hanya menggambarkan keputusan tersirat dari para ilmuwan dalam
menggunakan hukum sebagai Konvensi yang bersifat menentukan makna
dari sebuah konsep ilmiah. Menurutnya Hukum-hukum ilmiah yang
bersifat umum hanya konvensi-konvensi yang mendefinisikan konsep-
konsep ilmiah yang pokok. Hukum-hukum tersebut tidak hanya
mempunyai sebuah fungsi yang sah sebagai konvensi-konvensi, tetapi juga
mempunyai sebuah fungsi sebagai generalisasi generalisasi empiris.

Anda mungkin juga menyukai