Disusun Oleh :
Kelompok 2
Mokh. David Arisandi 21010117120037
Faishal Fahmi Virgananda 21010117120052
Hafizhah Azzakiyyah 21010117120058
Abizar Syahdat 21010117140084
Muhammad Faris Izzulhaq 21010117140091
Putri Ramadhani 21010117130093
Lancana Ikbar A. M. 21010117140096
Kelas A
Pada hari Sabtu tanggal 4 Maret 2018, kami melakukan survey lapangan
di Proyek Pembangunan Gedung Psikologi Universitas Diponegoro untuk
menemukan kasus yang berhubungan dengan tema yang kami dapat yaitu
“Pelaksanaan Ketuhanan Yang Maha Esa di Bidang Teknik Sipil”. Disana
kami menemui Pak Arif yang merupakan salah satu mandor dari proyek
tersebut. Kami mewawancarainya karena kami melihat salah satu pekerjanya
tidak memakai APD (Alat Pelindung Diri) dan tidak memasang baut pada
bagian bawah tiang penyangga. Pekerja tersebut adalah Pak Rudi. Hal itu
dapat terjadi karena Mandor membiarkan saja apa yang para pekerja lakukan.
Sehingga kasus yang kami angkat adalah “Pak Arif Melalaikan APD (Alat
Pelindung Diri) para Pekerja dan Pemasangan Tiang Penyangga di
Pembangunan Gedung Psikologi UNDIP”.
Dari hasil survey yang kami tinjau sudah terlihat bahwa hampir
semua pekerja tidak menggunakan helm pelindung dan alat pelindung
diri yang lainnya. Alat pelindung diri merupakan alat yang harus
digunakan pada saat kegiatan konstruksi sedang dilaksanakan. Pimpinan
proyek/mandor harus memperingatkan kepada pekerjanya untuk
menggunakan alat pelindung diri saat kegiatan konstruksi berlangsung.
Hal tersebut sudah diatur di dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja Undang-Undang ini mengatur dengan jelas
tentang kewajiban pimpinan tempat kerja dan pekerja dalam
melaksanakan keselamatan kerja. Berbagai macam alat pelindung diri
adalah sebagai berikut :
o Safety shoes dengan bahan kulit untuk pekerjaan berat dan rawan
benturan.
o Rubber boot dengan bahan karet untuk pekerjaan daerah basah.-
Electrical shoes dengan bahan karet untuk pekerjaan listrik
Gambar C.2 Pelat Dasar Gambar C.3 Diagram Gaya Pada Pelat
Dasar
Pelat dasar kolom baja merupakan salah satu bagian dari dasar
kolom (Column Base) yang merupakan rakitan dari profil struktur,
pelat, konektor, baut dan batang dari suatu kolom yang menyalurkan
beban.
Pelat dasar (base plate) adalah pelat yang berada diantara Kolom
baja dengan Pondasi yang terbuat dari material beton pada umumnya.
Pelat dasar (base plate) memiliki fungsi yaitu: meneruskan beban dari
kolom ke pondasi serta meratakan beban kolom yang terjadi. Pelat
dasar dihubungkan dengan kolom baja melalui sambungan las,
sedangkan plat dasar (base plate) sebagai desain penghubung antara
kolom baja dengan pondasi beton mempunyai 2 tipe perletakan yaitu:
Dari hasil survei yang kami tinjau bahwa pelat dasar tersebut yang
akan meneruskan ke tiang penyangga tidak dilengkapi dengan baut
angkur. Hal tersebut akan menyebabkan tidak akan terjadi efek pray.
Efek Pray atau Prying Action merupakan aplikasi dari gaya tarik suatu
baut yang berada di pelat dasar (base plate) kolom baja, yang
disebabkan oleh pengukitan di antara titik pembebanan baut dan reaksi
dari elemen kolom baja yang disambung dengan Pondasi yang terbuat
dari beton. (SNI 1729-2015). Apabila tidak terdapat baut pada pelat
dasar, maka pelat tersebut tidak ada yang memikul beban, sehingga
tiang penyangga akan kurang kokoh/kuat.
D. Solusi
F. Referensi
1. Pancasila
2. UUD NRI 1945
3. Buku “ Pendidikan Pancasila Kaelan”
4. Survei yang dilakukan pada hari Sabtu, 04 Maret 2018 di Proyek
Pembangunan Gedung Fakultas Psikologi UNDIP.
5. Informasi dari website Google dsb.
6. Hasil diskusi kelompok 2
7. Hasil revisi oleh dosen Pancasila