Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATA KULIAH PANCASILA

PELAKSANAAN SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA


DI BIDANG TEKNIK SIPIL

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Mokh. David Arisandi 21010117120037
Faishal Fahmi Virgananda 21010117120052
Hafizhah Azzakiyyah 21010117120058
Abizar Syahdat 21010117140084
Muhammad Faris Izzulhaq 21010117140091
Putri Ramadhani 21010117130093
Lancana Ikbar A. M. 21010117140096
Kelas A

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018
A. Uraian Kasus 5W+1H

Pada hari Sabtu tanggal 4 Maret 2018, kami melakukan survey lapangan
di Proyek Pembangunan Gedung Psikologi Universitas Diponegoro untuk
menemukan kasus yang berhubungan dengan tema yang kami dapat yaitu
“Pelaksanaan Ketuhanan Yang Maha Esa di Bidang Teknik Sipil”. Disana
kami menemui Pak Arif yang merupakan salah satu mandor dari proyek
tersebut. Kami mewawancarainya karena kami melihat salah satu pekerjanya
tidak memakai APD (Alat Pelindung Diri) dan tidak memasang baut pada
bagian bawah tiang penyangga. Pekerja tersebut adalah Pak Rudi. Hal itu
dapat terjadi karena Mandor membiarkan saja apa yang para pekerja lakukan.
Sehingga kasus yang kami angkat adalah “Pak Arif Melalaikan APD (Alat
Pelindung Diri) para Pekerja dan Pemasangan Tiang Penyangga di
Pembangunan Gedung Psikologi UNDIP”.

B. Identifikasi Data Primer dan Sekunder


1. Data Primer
 Kasus : Pak Arif melalaikan APD para pekerja dan prosedur
pemasangan tiang penyangga di pembangunan Gedung Psikologi
Universitas Diponegoro
 Foto
 Video
 Mandor : Pak Arif
 Pekerja: Pak Rudi Hartono
Alamat : Pasir Muncang RT 3 RW 3 Purwokerto
2. Data Sekunder
 Data perusahaan
1) PT Bhinneka Citra Prima
Alamat : Jalan Urip Sumoharjo No. 5 Yogyakarta
Kontak : (0274) 374834
2) PT. Pola Dwipa
Alamat : Jl Dr. Wahidin No. 167 Semarang
Kontak : (024) 8312271
3) PT. Alco Studio Consultant
Alamat : Jl. Sidosermo PDK V-A Kav 45 Kel Sindosermo Kec.
Woncolo, Surabaya
Kontak : (031) 8470138
C. Analisis Fakta dan Data
Dari hasil survei yang kami tinjau adalah Arif melalaikan alat pelindung
diri bagi pekerja dan penggunaan baut pada tiang penyangga. Tinjauan dari
masing-masing kesalahan pada proyek tersebut meliputi :
 Alat Pelindung Diri (APD)

Gambar C.1 Kelalaian Dalam Pemakaian Alat Pelindung Diri.

Dari hasil survey yang kami tinjau sudah terlihat bahwa hampir
semua pekerja tidak menggunakan helm pelindung dan alat pelindung
diri yang lainnya. Alat pelindung diri merupakan alat yang harus
digunakan pada saat kegiatan konstruksi sedang dilaksanakan. Pimpinan
proyek/mandor harus memperingatkan kepada pekerjanya untuk
menggunakan alat pelindung diri saat kegiatan konstruksi berlangsung.
Hal tersebut sudah diatur di dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja Undang-Undang ini mengatur dengan jelas
tentang kewajiban pimpinan tempat kerja dan pekerja dalam
melaksanakan keselamatan kerja. Berbagai macam alat pelindung diri
adalah sebagai berikut :

 Helm Pelindung berfungsi melindungi kepala dari benda-benda yang


jatuh dari atas. Helm pelindung harus terbuat dari bahan yang keras,
cukup tebal dan terdapat tali pengikat helm.
 Pelindung Mata  bertugas untuk menjaga keselamatan mata. Ada tiga
macam fungsi pelindung yaitu pelindung sinar, debu dan api.
 Pelindung Telinga. Suara yang terlalu bising dapat menyebabkan sakit
telinga bahkan tuli. Mencegah hal itu, pada kebisingan diatas 85 dB
pelindung telinga wajib digunakan. Pelindung telinga terdiri dari
sumbat telinga dan tutup telinga.
 Masker Pernafasan digunakan pada saat fogging dan pekerjaan
berdebu. Tujuan masker adalah mencegah masuknya debu dan udara
kotor ke pernafasan.
 Rompi digunakan untuk melindungi badan. Selain itu, garis yang ada
di rompi schotlite juga merupakan tanda supaya pekerja terlihat di
malam hari.
 Sabuk Pelindung dan Harness adalah alat pelindung diri yang wajib
digunakan untuk pekerjaan pada ketinggian di atas 1,5 m. Tujuannya
adalah melindungi diri supaya tidak jatuh ke tanah apabila terpeleset.
 Sarung Tangan adalah untuk melindungi keselamatan tangan. Ada
berbagai macam sarung tangan berdasarkan bahannya, yaitu:
o Sarung tangan berbahan kulit untuk pekerjaan pengelasan,
pemotongan, brazing dan penyambungan tali/baja.
o Sarung tangan berbahan vinyl untuk pekerjaan dengan zat kimia.
o Sarung tangan berbahan karet untuk pekerjaan listrik.
o Sarung tangan berbahan kain untuk pekerjaan ringan.
 Sepatu untuk melindungi keselamatan kaki. Ada berbagai macam
sepatu, yaitu:

o Safety shoes dengan bahan kulit untuk pekerjaan berat dan rawan
benturan.
o Rubber boot dengan bahan karet untuk pekerjaan daerah basah.-
Electrical shoes dengan bahan karet untuk pekerjaan listrik

 Pelat Dasar Kolom Baja

Gambar C.2 Pelat Dasar Gambar C.3 Diagram Gaya Pada Pelat
Dasar

Pelat dasar kolom baja merupakan salah satu bagian dari dasar
kolom (Column Base) yang merupakan rakitan dari profil struktur,
pelat, konektor, baut dan batang dari suatu kolom yang menyalurkan
beban.
Pelat dasar (base plate) adalah pelat yang berada diantara Kolom
baja dengan Pondasi yang terbuat dari material beton pada umumnya.
Pelat dasar (base plate) memiliki fungsi yaitu: meneruskan beban dari
kolom ke pondasi serta meratakan beban kolom yang terjadi. Pelat
dasar dihubungkan dengan kolom baja melalui sambungan las,
sedangkan plat dasar (base plate) sebagai desain penghubung antara
kolom baja dengan pondasi beton mempunyai 2 tipe perletakan yaitu:

 Perletakan Sendi, dimana baut angkur tidak memikul momen


hanya memikul beban tekan atau beban tarik
 Perletakan Jepit, dimana sebagian baut angkur memikul tarik
akibat momen sedangkan yang lainnya memikul tekan.

Gambar C.4 Kondisi Tiang Penyangga dan Pelat Dasar Di Lapangan.

Dari hasil survei yang kami tinjau bahwa pelat dasar tersebut yang
akan meneruskan ke tiang penyangga tidak dilengkapi dengan baut
angkur. Hal tersebut akan menyebabkan tidak akan terjadi efek pray.
Efek Pray atau Prying Action merupakan aplikasi dari gaya tarik suatu
baut yang berada di pelat dasar (base plate) kolom baja, yang
disebabkan oleh pengukitan di antara titik pembebanan baut dan reaksi
dari elemen kolom baja yang disambung dengan Pondasi yang terbuat
dari beton. (SNI 1729-2015). Apabila tidak terdapat baut pada pelat
dasar, maka pelat tersebut tidak ada yang memikul beban, sehingga
tiang penyangga akan kurang kokoh/kuat.
D. Solusi

Dari uraian kejadian yang telah disajikan, kelompok kami memberikan


solusi berupa sanksi pemotongan gaji mandor dan langkah selanjutnya
dilakukan pengawasan secara berkala dan tidak terjadwal dari konsultan
pengawas PT. POLA DWIPA. Pengawasan secara berkala ini bertujuan untuk
menjamin keselamatan para pekerja proyek dan dilakukan secara tidak
terjadwal bertujuan supaya mandor selalu menerapkan APD sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan. Apabila mandor proyek masih melakukan
kesalahan yang sama maka diberikan sanksi tegas berupa pemutusan
hubungan kerja.

E. Korelasi Kasus dan Tema

Kelompok kami mengangkat tema “Ketuhanan Yang Maha Esa di dalam


Bidang Teknik Sipil”. Maka dari itu, kami mencari kasus yang sesuai dengan
tema sehingga kami dapat mengangkat kasus penelitian “Pak Arif Melalaikan
APD (Alat Pelindung Diri) para Pekerja dan Prosedur Pemasangan Tiang
Penyangga di Pembangunan Gedung Psikologi UNDIP”. Dari hasil
pemahaman, analisis dan penafsiran oleh kelompok kami ternyata tema
“Ketuhanan Yang Maha Esa di dalam Bidang Teknik Sipil” mempunyai
makna yang luas di dalam kehidupan dan sangat penting untuk diterapkan
dalam bidang teknik sipil. Sifat-sifat ketuhanan seperti tanggung jawab, jujur,
dan sebagainya harus bisa diaplikasikan oleh seluruh makhluknya termasuk
dalam bidang teknik sipil. Keterkaitan dengan kasus yang diangkat yaitu “Pak
Arif Melalaikan APD (Alat Pelindung Diri) para Pekerja dan Prosedur
Pemasangan Tiang Penyangga di Pembangunan Gedung Psikologi UNDIP”.
Dari kasus tersebut terjadi pelanggaran terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa
telah dilakukan oleh seorang mandor yang bernama Pak Arif yang tidak
bertanggung jawab terhadap Alat Pelindung Diri (APD) para pekerja dan
prosedur pemasangan tiang penyangga yang sangat membahayakan
keselamatan para pekerjanya. Jika kasus ini tidak segera diselesaikan maka,
tidak menutup kemungkinan bahwa terjadinya kecelakaan kerja proyek akan
meningkat.

F. Referensi
1. Pancasila
2. UUD NRI 1945
3. Buku “ Pendidikan Pancasila Kaelan”
4. Survei yang dilakukan pada hari Sabtu, 04 Maret 2018 di Proyek
Pembangunan Gedung Fakultas Psikologi UNDIP.
5. Informasi dari website Google dsb.
6. Hasil diskusi kelompok 2
7. Hasil revisi oleh dosen Pancasila

Anda mungkin juga menyukai