Anda di halaman 1dari 16

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MAKALAH “Pentingnya Mempelajari Islam”

Dosen Pembimbing : Alimudin, S.Pd.i, M.Si

Disusun Oleh : Umar Muzakki / 41619310116

TEKNIK INDUSTRI
UNVERSITAS MERCUBUANA 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “PENTINGNYA MEMPELAJARI
AGAMA ISLAM”. Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak
mengalami kesulitan terutama disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan.
Namun berkat bimbingan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat
diselesaikan, walaupun masih banyak kekurangan.
Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa tersusunnya
makalah ini bukan hanya atas kemampuan dan usaha penulis semata,
namun juga berkat bantuan dari berbagai pihak, motivasi dan pengarahan
dalam penyusunan makalah ini.
Penulis bersedia menerima kritik dan saran yang positif dari
pembaca. Penulis akan menerima kritik dan saran tersebut sebagai bahan
pertimbangan yang memperbaiki makalah ini di kemudian hari. Semoga
makalah berikutnya dapat penulis selesaikan dengan hasil yang lebih baik
lagi.

Dengan menyelesaikan makalah ini penulis mengharapkan banyak


manfaat yang dapat diambil dari makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan inspirasi dan bermanfaat bagi pembaca dan rekan
mahasiswa.

Bekasi,13 november 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………….……..i

Daftar Isi………………………………………………………...………………..ii

BAB I............................................................................................................3

PENDAHULUAN..........................................................................................3

1.1 Pentingnya Mempelajari Agama Islam..........................................3

2.2 Mengapa Kita Harus Mempelajari Ilmu Agama……………………4


BAB II...........................................................................................................5

PEMBAHASAN............................................................................................5

2.1 Keutamaan Menuntut Ilmu Agama...............................................5

2.2 Pentingnya Pendidikan Agama di Lingkungan keluarga..............6

2.3 Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama di Lingkungan Keluarga 7

2.4 Pendidikan Keluarga dalam Pandangan Islam............................10

BAB III........................................................................................................12

PENUTUP..................................................................................................12

3.1 Kesimpulan..........................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pentingnya Mempelajari Agama Islam

Pendidikan agama berperan penting dalam kehidupan umat


manusia. Agama menjadi pemandu dalam mewujudkan suatu kehidupan
yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya
peran agama bagi kehidupan manusia maka internalisasi nilai-nilai agama
dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang
ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga,
sekolah maupun masyarakat.

Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan


membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia. Akhlak mulia
menyangkut etika, budi pekerti, dan moral sebagai manifestasi dari
pendidikan Agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan,
pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan
nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif
kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya
bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang
aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk
Allah SWT.

Pendidikan Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama


diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang
bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk
menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling
menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun
sosial.
Nabi Shallahu alaihi wassalam mengatakan :"Barang siapa yang
dikehendaki kebaikannya oleh Allah, Dia akan menjadikannya mengerti
tentang (urusan) agamanya." [Hadits shahih, diriwayatkan oleh Bukhari
(no. 71, 3116, 7312), Muslim (no. 1037).

Karena kita sebagai ummat islam harus mengerti apa saja yang Allah
Subhanahu Wa Ta'ala perintahkan dan apa saja yang dilarang,
mengetahui halal haramnya yang sudah Allah Ta'ala tentukan, Menuntut
ilmu agama dilakukan sampai seseorang masuk keliang lahatnya, karena
semua urusan di muka bumi ini sudah di atur oleh Allah Subhanahu Wa
Ta'ala, maka jangan sampai seseorang buta akan agamanya.

Ketika diakhirat Allah Ta'ala menanyakan bagaimana sholat kita


bagaimana tata cara sholat yang benar lalu kita menjawab tidak tahu
bagaimana hukum dan caranya karena kita tidak mengerjakannya maka
Allah akan hukum kita untuk masuk kedalam neraka. Berbeda dengan jika
kita tidak mengetahui masalah - masalah dunia misalnya tentang
membuat makanan yang enak atau apapun itu yang berhubungan dengan
dunia maka itu tidak apa - apa.
2.2 Mengapa kita harus mempelajari ilmu agama

Salah satu konsekuensi kita sebagai seorang muslim adalah


mengetahui serta memahami mengenai syari’at agama yang kita anut.
Tentu saja hal tersebut adalah suatu yang sangat dharuri dan urgent.
Setidaknya ada 5 hal yang menjadi alasan kuat mengapa kita harus
mempelejari ilmu agama, antara lain:

1. Menuntut ilmu agama adalah suatu kewajiban

Menuntut ilmu agama merupakan suatu kewajiban yang dibebankan


kepada setiap individu muslim. Segala sesuatu yang wajib, maka tentulah
harus dilaksanakan tanpa terkecuali. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:

‫ْض ٌة َع َلىْ ُك ِّل مُسْ ل ٍِم‬


َ ‫َط َلبُ الع ِْل ِم َف ِري‬

“Menuntut ilmu adalah kewajiban atas setiap msulim.” (HR. Ibnu Majah no.
224)

Ketika seorang muslim telah mempelajari mengenai agamanya, tentu saja


dia akan memahami dan dapat membedakan mana yang haq dan mana
yang bathil, mana yang halal dan mana yang haram, dan ia pun tentu saja
akan mengetahui bagaimana cara yang benar dalam beribadah kepada
Allah subhanahu wa ta’ala. Karena hakikatnya, ilmu adalah pelita yang
menerangi jiwa seorang muslim. Sebagaimana sebuah lilin yang
cahayanya dapat menyinari langkah-langkah kita dalam kegelapan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

َ ُ ُ
ِ ‫ ث َّم أ ْل َقى َع َلي ِْه ْم ِمنْ ُن‬، ‫هللا َع َّز َو َج َّل َخ َل َق َخ ْل َق ُه فِي ظ ْل َم ٍة‬
ْ‫ َف َمن‬، ‫ور ِه َي ْو َم ِئ ٍذ‬ َ َّ‫إِن‬
‫ض َّل‬ َ ُ‫ َو َمنْ أَ ْخ َطأَه‬، ‫ور ِه َي ْو َم ِئ ٍذ اهْ َتدَى‬ ِ ‫صا َب ُه ِمنْ ُن‬ َ َ‫أ‬
“Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla menciptakan makhluk-Nya dalam
kegelapan. Lalu Allah memberikan kepada mereka dari cahaya-Nya,
maka siapa saja yang mendapatkan cahaya tersebut, maka dia
mendapatkan hidayah dan siapa yang tidak mendapatkannya maka dia
tersesat.” (HR. at-Tirmidzi no. 2642)

2. Agar memahami fungsi dan tujuan penciptaannya

Segala sesuatu tentu saja diciptakan memiliki fungsi dan tujuan.


Termasuk pula manusia. Ketika seseorang mempelajari ilmu syar’i tentu
saja dia akan mengetahui untuk apa Allah subhanahu wa ta’ala
menciptakannya. Fungsi dan tujuan tersebut adalah suatu amanah yang
besar dimana tidak ada yang sanggup memikulnya selain manusia. Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman:

‫ال َفأ َ َبي َْن أَنْ َيحْ م ِْل َن َها َوأَ ْش َف ْق َن‬
ِ ‫ض َو ْال ِج َب‬ ِ ْ‫ت َواأْل َر‬
ِ ‫إِ َّنا َع َرضْ َنا اأْل َ َما َن َة َع َلى ال َّس َم َاوا‬
‫ان َظلُومًا َجهُواًل‬ َ ‫ِم ْن َها َو َح َم َل َها اإْل ِ ْن َسانُ ۖ إِ َّن ُه َك‬

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi


dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu
dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu
oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.”
(QS. al-Ahzab [33] :72)

3. Agar amal kita diterima


al-Imam al-Bukhari rahimahullah membuat satu bab dalam kitabnya
Shahihnya:

‫الع ِْل ُم َق ْب َل ال َق ْو ِل َو ْال َع َم ِل‬


“Ilmu sebelum berkata dan beramal.”

Seorang muslim tentulah harus beribadah sesuai dengan apa yang


dicontohkan, maka wajiblah bagi seorang muslim yang diperintahkan
untuk beribadah untuk mempelajari ilmu agama. Salah satu penyebab
kesesatan dalam beragama adalah beribadah tanpa ilmu. ‘Umar bin ‘Abdil
‘Aziz rahimahullah berkata:

‫ان َما ُي ْفسِ ُد أَ ْك َث َر ِممَّا يُصْ لِح‬


َ ‫َمنْ َع َبدَ هَّللا َ ِب َغي ِْر عِ ْل ٍم َك‬

“Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka ia lebih


banyak merusak dibandingkan memperbaiki” (Majmu’ Fataawa Ibn
Taimiyya, Juz 2 hal. 383)
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keutamaan Menuntut Ilmu Agama

Salah satu fenomena yang cukup memprihatinkan pada zaman kita


saat ini adalah rendahnya semangat dan motivasi untuk menuntut ilmu
agama. Ilmu agama seakan menjadi suatu hal yang remeh dan
terpinggirkan bagi mayoritas kaum muslimin. Berbeda halnya dengan
semangat untuk mencari ilmu dunia. Seseorang bisa jadi mengorbankan
apa saja untuk meraihnya.

Seorang muslim tidaklah cukup hanya dengan menyatakan keislamannya


tanpa berusaha untuk memahami Islam dan mengamalkannya.
Pernyataannya harus dibuktikan dengan melaksanakan konsekuensi dari
Islam. Dan untuk melaksanakan konsekuensi-konsekuensi dari
pengakuan bahwa kita sudah berIslam, itu membutuhkan ilmu.

 Menuntut Ilmu Itu Wajib

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ْض ٌة َع َلى ُك ِّل مُسْ ل ٍِم‬


َ ‫َط َلبُ ْالع ِْل ِم َف ِري‬

“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” (HR. Ibnu Majah no. 224, dari
sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dishahihkan Al Albani dalam
Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir no. 3913)

Menuntut ilmu itu wajib bagi Muslim maupun Muslimah. Ketika sudah
turun perintah Allah yang mewajibkan suatu hal, sebagai muslim yang
harus kita lakukan adalah sami’na wa atha’na, kami dengar dan kami taat.
Sesuai dengan firman Allah Ta ‘ala:

‫ِين إِ َذا ُدعُوا إِ َلى هَّللا ِ َو َرسُولِ ِه لِ َيحْ ُك َم َب ْي َن ُه ْم أَنْ َيقُولُوا َس ِمعْ َنا‬
َ ‫ان َق ْو َل ْالم ُْؤ ِمن‬
َ ‫إِ َّن َما َك‬
َ ‫ك ُه ُم ْال ُم ْفلِح‬
‫ُون‬ َ ‫َوأَ َطعْ َنا ۚ َوأُو ٰ َل ِئ‬

“Sesungguhnya ucapan orang-orang yang beriman apabila diajak untuk


kembali kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul itu memberikan
keputusan hukum di antara mereka hanyalah dengan mengatakan, “Kami
mendengar dan kami taat”. Dan hanya merekalah orang-orang yang
berbahagia.” (QS. An-Nuur [24]: 51).
Sebagaimana kita meluangkan waktu kita untuk shalat. Ketika waktu
sudah menunjukkan waktu shalat pasti kita akan meluangkan waktu untuk
shalat walaupun misal kita sedang bekerja dan pekerjaan kita masih
banyak. Kita akan tetap meninggalkan aktivitas kita dan segera
mengerjakan shalat. Maka begitupun sebaiknya yang harus kita lakukan
dengan menuntut ilmu.

2.2 Pentingnya Pendidikan Agama di Lingkungan keluarga

Kelahiran dan kehadiran seorang anak dalam keluarga secara


ilmiah memberikan adanya tanggung jawab dari pihak orang tua.
Tanggung jawab ini didasarkan atas motivasi cinta kasih, yang pada
hakekatnya juga dijiwai oleh tanggung jawab moral. Secara sadar orang
tua mengemban kewajiban untuk memelihara dan membina anaknya
sampai ia mampu berdikari sendiri (dewasa) baik secara fisik, sosial,
ekonomi maupun moral. Sedikitnya orang tua meletakan dasar-dasar
untuk mandiri itu.

Dorongan atau motivasi kewajiban moral, sebagai konsekwensi


kedudukan orang tua terhadap keturunannya. Tanggung jawab moral ini
meliputi nilai-nilai religius spiritual yang dijiwai Ketuhanan Yang Maha Esa
dan agama masing-masing, di samping didorong oleh kesadaran
memelihara martabat dan kehormatan keluarga.

Dalam kutipan yang pertama di atas dikemukakan bahwa lingkungan


keluarga itu amat dominan dalam memberikan pengaruh-pengaruh
keagamaan terhadap anak-anak, sehingga dapat dikatakan bahwa
lingkungan keluarga dalam kaitannya dengan pendidikan agama sangat
menentukan baik keberhasilannya. Sehingga amat disayangkan kalau
kesempatan yang baik dari lingkungan pertama yaitu keluarga itu disia-
siakan atau dilalui anak tanpa pendidikan agama dari pihak ibu dan bapak
serta orang-orang yang bertanggung jawab di sekitarnya.

Dalam hubungannya dengan kelanjutan pendidikan atau kehidupan anak


di masa mendatang, maka pendidikan di lingkungan keluarga, termasuk di
dalamnya pendidikan agama, hal itu merupakan sebagai tindakan
pemberian bekal-bekal kemampuan dari orang tua terhadap anak-
anaknya, dalam menghadapi masa-masa yang akan dilaluinya.
Dalam hubungannya dengan pendidikan di sekolah maka sebagai
persiapan untuk mengikuti pendidikan atau sebagai pelengkap dari
pendidikan yang berlangsung di bangku sekolah. Dan dalam
hubungannya dengan kehidupan bermasyarakat, maka sebagai upaya
untuk mempersiapkan diri agar anak dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.

Tidak sedikit anak-anak dibangku sekola senantiasa diajarkan


dengan segudang materi pendidikan yang baik-baik, mereka ternyata
tidak memiliki kepribadian yang baik karena lingkungan pergaulan mereka
yang tidak mendukung, pintu kelas, setiap kali itu pula materi yang
diberikan didalam kelas tehanyut dan tekesampingkan.

Demikian halnya pendidikan didalam keluarga. Pihak orang tua begitu


gencarnya dalam mengajarkan kebaikan demi kebaikan. Tetapi apabila
lingkungan keluarga itu itu sendiri bertolak belakang dengan apa yang
gencar ditiupkan pihak luar dan teman bermainya tidak mendukung, maka
sia-sialah semua itu.

Maka dalam upaya mendidik anak, orang tua hendaknya ppandai-pandai


menciptakan lingkungan pergaulan yang mendidik, mulai dari lingkungan
pergaulan didalam keluarga itu sendiri, lingkungan pergaulang dengan
teman sepermanannya, sampai dengan lingkuangan anak disekolah.

Menciptakan lingkungan yang mendidik dalam keluarga harus dimulai dari


orang tua itu sendiri, anak-anak yang ada dalam rumah tangga atau
keluarga dan seluruh anggota keluarganya temasuk pembantu sekalipun.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendidikan agama yang dilakukan di lingkungan keluarga interaksi


yang teratur dan diarahkan untuk membimbing jasmani dan rohani anak
dengan ajaran Islam, yang berlangsung di lingkungan keluarga. Dalam
pelaksanaannya, maka proses pendidikan Agama Islam di lingkungan
keluarga berlangsung antara orang-orang dewasa yang bertanggung
jawab atas terselenggaranya pendidikan agama, dan anak-anak sebagai
sasaran pendidikannya.
Pendidikan di lingkungan keluarga itu penting sekali artinya dengan
berorientasi kepada firman Allah SWT dalam surat Al Luqman ayat 12 s/d
19, sebab pendidikan di lingkungan keluarga itu adalah pendidikan
pertama dan yang utama, bisa memberi warna dan corak kepribadian
anak seandainya orang tua tidak menyempatkan diri untuk mendidik anak-
anaknya di keluarga sehingga terabai begitu saja karena kesibukan orang
tua. Maka hal ini akan membawa pengaruh yang tidak baik terhadap
perkembangan dan pendidikan anak.

DAFTAR PUSTAKA

o http://www.jamaahmuslimin.com/risalah/114/

o http://www.al-shia.com/html/id/books/Pendidikan%20Anak/

o http://wbumuadz.wordpress.com/2007/05/05/pendidikan-
anak-dalam-islam/
9

Anda mungkin juga menyukai