Anda di halaman 1dari 4

Sajak Cinta untuk Pak Guru Budi

Sajak cinta untukmu siswaku kelas 12 di Sampang Madura


Sajak ini di tulis oleh sahabatku Hade, Guru di SMA Jakarta
Kala aku di bawa ke rumah sakit Surabaya

Sahabat
Lukisan cintamu membekas di dinding sanubari murid-murud kita
Aku menghantarmu dengan doa
Ketika lampu berputar-putar merah dan bunyi ambulan meraung-raung sepanjang
jalan menuju rumahku

Aku menatapi langit mencari Tuhan


Sambil hatiku berkata-kata
Kalau saja pawang buaya di terkam buaya
Lalu tubuh dan dagingnya di makan
Kemudian darah bersimbah di sungai kecil buatan sang pawang
Buaya tak paham, siapa gerangan itu pawang?

Tuhan
Sengaja Engkau ciptakan akal untuk manusia dan binatang tak punya

Sahabat
Engkau di Sampang Madura
Kami di Jakarta
Getar dan detak jantungmu sampai kemana-mana
Kami memahami cinta suci dan tulusmu pada murid-murid
Hingga engkau tak berjarak dengannya
Murid-muridmu adalah lukisan cinta yang abadi
Hingga engkau tenggelam dalam lautan cinta dan kasih sayangmu
Sahabat
Istri dan anak-anakmu adalah anak dari PGRI yang akan menjaganya tanpa
diminta yang memberikan kasih sayang tanpa kenal waktu
Aku yakin, Tuhan juga telah mempersiapkan itu

Sahabat
Pintu surga untuk syahid terbuka lebar untukmu
Dan nanti engkau akan menjemput ke surga teman-teman guru dan juga murid-
muridmu

Sahabatku Ahmad Budi Cahyono


Sajak cinta ini ku buat untukmu yang menanti kami di surga
Karena engkau adalah cahaya menerangi jalan gelap gulita
Innalillahi wainnailaihiroji’un

Unsur Instrinsik
Tema : Mengenang jasa sahabat yang menjadi guru kebanggaan
Tokoh : Pak guru Budi, Hade (Guru SMA Jakarta)
Watak : Pak guru Budi (baik, penyayang), Hade (baik)
Latar : Sampang Mandura, SMA Jakarta, rumah sakit Surabaya
Amanat : Jadilah guru yang memiliki kepribadian baik dan juga dapat
memotivasi peserta didik dalam proses pembelajaran, karena sejatinya seorang
guru merupakan panutan bagi peserta didiknya.

Unsur Ekstrinsik
Nilai-nilai yang dapat diambil : Guru yang memiliki kepribadian baik akan
selalu melekat pada diri setiap peserta didik. Walau guru tersebut sudah tak
benafas lagi, jasa-jasanya tidak akan pernah dilupakan sepanjang hayat.
Tuhan Menegurmu

Tuhan telah menegurmu dengan lembut


Lewat makhluknya yang kecil tak terlihat
Kesombongan yang kau banggakan
Berubah menjadi ketakutan yang tak terbatas

Tuhan telah mengingatmu dengan kebesaran-Nya


Manusia memang tak boleh melampaui batas
Melanggar yang diharamkan
Meninggalkan yang diperintahkan-Nya
Kau cenderung melawan-Nya

Tuhan telah menegurmu dengan cara-Nya


Setelah ketamakan dunia kau gandrungi
Perang sengaja kau cipta dengan senjata pemusnah
Membunuh
Membasmi
Melanggar kemanusiaan
Dengan merasa paling kuat di muka bumi
Kini hanya dengan Corona yang kecil
Dia mengingatkanmu tentang ketaatan, tentang ketundukan
Juga tentang kedamaian

2019

Unsur Intrinsik
Tema : Kesombongan dan keangkuhan manusia
Amanat : Jangan sombong dengan apa yang kita punya di dunia ini, karena
semua yang kita miliki hanyalah titipan Tuhan. Kita dihadapan-Nya tidaklah ada
apa-apanya. Selalu bersyukur dengan yang Tuhan berikan pada kita.
Unsur Ekstrinsik
Nilai-nilai yang dapat diambil : Tak seharusnya kita menyombongkan diri,
karena sifat sombong merupakan bagian dari sifat yang ada pada diri syaitan.
Perlu kita ingat, apapun yang kita miliki saat ini, itu semua karena-Nya.
Bersyukurlah dengan apa yang Tuhan berikan pada kita, karena dengan bersyukur
Insya Allah kehidupan kita akan berkah.

Anda mungkin juga menyukai