Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan perioperatif adalah istilah
yang digunakan untuk menggambarkan keragaman
fungsi keperawatan yang berkaitan dengan
pengalaman pembedahan pasien. Kata
“perioperatif” adalah suatu istilah gabungan
yang mencakup tiga fase pengalaman
pembedahan yaitu pre operatif, intra operatif,
dan pasca operatif.
Keperawatan pre operatif merupakan
tahapan awal dari keperawatan perioperatif.
Pengkajian secara integral dari fungsi pasien
meliputi fungsi
fisik, biologis, dan psikologis sangat
diperlukan untuk keberhasilan dan kesuksesan
suatu operatif.
Operasi adalah semua tindakan pengobatan
yang menggunakan cara invasif dengan membuka
atau menampilkan bagian tubuh, dan pada umumnya
dilakukan dengan membuat sayatan, pada bagian
tubuh yang akan ditangani, lalu dilakukan
tindakan perbaikan dan diakhiri dengan penutupan
dan penjahitan luka (Sjamsu hidajat, 2010).
Pandangan setiap orang dalam menghadapi pre
operasi berbeda, sehingga respon pun berbeda.
Setiap menghadapi pre operasi selalu
2

menimbulkan ansietas. Ansietas menurut


Kusumawati & Hartono, (2011) adalah
pengalaman subjektif dari seseorang yang
membuat tidak nyaman selalu berkaitan dengan
perasaan yang tidak berdaya dapat memberikan
dampak yang mempengaruhi fungsi fisiologis
dan psikologis.
Dampak fungsi fisiologis yang ditandai dengan
adanya perubahan-perubahan fisik seperti
meningkatkan frekuensi nadi dan pernafasan,
gerakan-gerakan tangan yang tidak terkontrol,
telapak tangan lembab, gelisah, menanyakan
pertanyaan yang sama berulang kali, sulit
tidur,dan sering BAK (buang air kencing)
(Smeltzer
& Bare, 2013).
Menurut Hawari (2011) seseorang yang
mengalami ansietas menimbulkan dampak
psikologis antara lain: khawatir, takut akan
kematian, mudah tersinggung, gelisah mudah
terkejut, takut pada keramaian, oleh karena
itu diperlukan adanya dukungan keluarga.
Menurut Ratna (2010) dukungan keluarga
merupakan unsur penting dalam perawatan,
khususnya pasien yang akan menjalani operasi.
Bentuk dukungan ini membuat individu memiliki
perasaan nyaman, yakin, diperdulikan, nasihat
yang mampu membuat penerima dukungan akan
merasa disayang, dihargai, dan dicintai oleh
keluarg sehingga individu dapat menghadapi
masalah dengan baik.
3

Berdasarkan hasil penelitian di 56 negara


dari 192 negara anggota World Health
Organization (WHO) diperkirakan 234,2 juta
prosedur operasi dilakukan setiap tahun
berpotensi komplikasi dan kematian (Puspita,
Armiyati, & Arif, 2014).
World Health Organization (WHO) jumlah
pasien dengan tindakan operasi mencapai angka
peningkatan yang sangat signifikan dari tahun ke
tahun. Tercatat di tahun 2011 terdapat 140 juta
pasien di seluruh rumah sakit di dunia, sedangkan
pada tahun 2012 data mengalami penngktan sebesar
148 juta jiwa (Sartika, 2013).
Menurut Depkes RI (201O) tindakan operasi
di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun
dengan jumlah 810.000 orang per tahun angka
perbandingan antara perempuan dengan laki-
laki, yaitu perempuan mencapai 50,15%,
sedangkan laki-laki sebanyak 30,5%, dan
operasi anak di bawah umur sekitar 10% sampai
15%. Sedangkan di Indonesia pada tahun 2012
mencapai 1,2 juta jiwa (Sartika, 2013).
Kecemasan pada tindakan operasi merupakan hal
yang wajar, ada beberapa pernyataan yang biasa
terungkap (Effendy, 2011) adalah ketakutan
timbulnya nyeri setelah tindakan operasi,
ketakutan perubahan fisik (tidak berfungsinya
secara normal), takut keganasan, takut atau cemas
mengalami kondisi yang sama dengan orang lain
yang mempunyai penyakit yang sama, takut memasuki
ruang operasi, menghadapi peralatan bedah dan
4

petugas, takut akan mati setelah anastesi dan


ketakutan apabila operasi mengalami kegagalan.
Berdasarkan uraian diatas, maka perhatian
terhadap hubungan dukungan keluarga dengan
tingkat kecemasan pasien pre operasi perlu
ditingkatkan. Apabila dukungan keluarga tidak
ada maka akan menyebabkan dampak psikologis
terhadap pasien tersebut. Oleh karena itu,
diperlukan penelitian untuk melihat adakah
hubungan dukungan keluarga dengan tingkat
kecemasan pasien pre operasi.
Berdasarkan fenomena di atas maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang
hubungan antara dukungan keluarga dengan
tingkat kecemasan pasien pre operasi terencana
di ruang bedah RSUD Idaman Banjarbaru.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di
atas maka yang ingin peneliti ketahui adalah
“Apakah ada hubungan antara dukungan
keluarga dengan tingkat kecemasan pasien pre
operasi terencana di Ruang Bedah RSUD Idaman
Banjarbaru?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara dukungan
keluarga dengan tingkat kecemasan pasien pre
operasi terencana di Ruang Bedah RSUD Idaman
Banjarbaru.
5

2. Tujuan Khusus
a.Mengidentifikasi Dukungan Keluarga pada
Pasien Pre Operasi Terencana di Ruang Bedah
RSUD Idaman Banjarbaru.
b.Mengidentifikasi tingkat kecemasan pada
Pasien Pre Operasi Terencana di Ruang Bedah
RSUD Idaman Banjarbaru.
c.Menganalisa Hubungan Dukungan Keluarga pada
Pasien Pre Operasi Terencana di Ruang Bedah
RSUD Idaman Banjarbaru.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pasien
Diharapkan dapat membantu pasien untuk
meminimalkan rasa cemas yang ditimbulkan pre
operasi.
2. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan dapat menambah informasi kepada
Rumah Sakit tentang seberapa besar pengaruh
dukungan keluarga pada pasien pre operasi
sehingga Rumah Sakit dapat membantu memberikan
support kepada pasien dan untuk mengatasi
kecemasan pasien pre operasi sehingga proses
operasi dapat berjalan dengan baik.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan atau sumber informasi bagi
institusi pendidikan dan mahasiswa tentang
hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat
kecemasan pasien pre operasi.
4. Bagi Profesi Keperawatan
6

Diharapkan menjadi bahan masukan bagi


pengetahuan dan keilmuan dalam bidang
kesehatan, ilmu keperawatan medikal bedah.
5. Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman nyata dan menambah
pengetahuan peneliti dalam melaksanakan
penelitian.

E. Ruang Lingkup
Pada penelitian ini peneliti menggunakan
metode penelitian koelasi dengan pendekatan cross
sectional. Studi korelasi pada hakikatnya
merupakan penelitian atau penelaahan hubungan
antara dua variabel pada suatu situasi atau
sekelompok subjek (Notoatmojo, 2010). Metode ini
digunakan peneliti untuk mengetahui hubungan
antara dukungan keluarga sebagai variabel bebas
dengan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi
debagai variabel terkait.

F. Sistematika Penulisan
Pembahasan dalam penelitian dibagi ke dalam
lima bab pembahasan yang terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Sistematika Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pre Operasi
7

B. Konsep Dukungan Keluarga


c. Konsep Cemas
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
B. Kerangka Kerja
C. Waktu dan Tempat Penelitian
D. Populasi dan Sampel Penelitian
E. Kerangka Konsep dan Hipotesis
F. Variabel Penelitian
G. Definisi Operasional
H. Metode Pengumpulan Data
I. Pengolahan dan Analisa Data
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai