PROTOKOL PENANGANAN
VIRUS CORONA
BANDUNG, DISDIK JABAR - Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat (Jabar) menerbitkan
pedoman pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) pada satuan pendidikan. Melalui
surat bernomor 443/3302-set.disdik, Disdik Jabar sudah menyusun petunjuk teknis kegiatan
belajar mengajar mulai tanggal 26 hingga 29 Maret 2020 yang dilaksanakan di
rumah/pembelajaran jarak jauh dengan sistem daring.
Kadisdik Jabar, Dewi Sartika menekankan kepala sekolah untuk mengimbau orang tua
peserta didik agar mengawasi dan memastikan putra/putrinya melaksanakan KBM di rumah.
"Sekolah bekerja sama dengan orang tua siswa harus memastikan peserta didik tidak
berpergian/wisata atau kegiatan lain yang tidak selaras dengan berbagai upaya pencegahan
penularan infeksi Covid-19," jelas Kadisdik, Senin (16/3/2020).
Materi Pembelajaran
Kadisdik menjelaskan, pada tanggal 16 hingga 21 Maret 2020, KBM diisi materi tentang
Covid-19 yang terdiri dari lima materi. Selain mengedukasi siswa, materi tersebut diharapkan
mampu menjadikan siswa sebagai agen perubahan. "Siswa diharapkan menjadi agen edukasi
perubahan penanganan Covid-19 di Indonesia," harapnya.
1. pengenalan tentang virus meliputi ciri, bentuk, struktur, cara hidup, perkembangan,
klasifikasi, dan penyakit yang disebabkan oleh virus.
2. pengenalan virus corona yang meliputi latar belakang, gejala terinfeksi, penyebab,
cara penyebaran serta pencegahan Covid-19.
3. materi tentang protokol penanganan Covid-19 yang meliputi pengenalan protokol
penanganan Covid-19, menanggapi secara bijak saat ada stigma di masyarakat tentang
Covid-19, dan cara penanganan saat sakit.
4. tentang cara hidup sehat yang diisi pembahasan seputar menjaga kebersihan diri,
kebersihan lingkungan sekitar, menjaga kesehatan, dan olahraga.
5. materi tentang bersosialisasi di masyarakat. Meliputi, cara memberi salam saat tatap
muka dan bijak menggunakan media sosial dalam mengakses maupun menyebarkan
2
informasi.
Seluruh bahan pembelajaran di atas dapat diakses melalui
disdik.jabarprov.go.if/productlist, bit.ly/MateriBelajardiRumah dan bit.ly/Materi-
belajar-diRumah.
Peran Guru
Selama KBM jarak jauh berjalan, Kadisdik berharap, guru dan tenaga kependidikan tetap
hadir di sekolah sesuai jam kerja yang telah ditentukan. Selanjutnya, kepala sekolah
menugaskan guru yang kompeten di bidangnya secara team teaching untuk memberikan
materi tentang Covid-19 pada waktu yang telah ditentukan.
"Guru mempersiapkan pembelajaran melalui media daring sesuai fasilitas yang dimiliki
sekolah dan kemampuan siswa. Misalnya, teleconference melalui media Webex, Zoon atau
media sosial lainnya," tuturnya.
Selain itu, Kadisdik mengimbau satuan pendidikan untuk mengurangi berbagai kegiatan di
dalam dan di luar sekolah, seperti kegiatan kesiswaan, perlombaan, dan ekstrakurikuler,"
imbaunya.***
;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;
3
kemkes.go.id
SINAR- Pada 6 Maret 2020 Pemerintah telah menerbitkan protokol utama dalam penanganan
kasus penyebaran virus corona (COVID-19). Protokol tersebut disusun bersama antara
Kantor Staf Kepresidenan (KSP) bersama dengan berbagai kementerian, terutama
Kementerian Kesehatan, ditujukan agar menjadi pedoman utama sehingga mudah
diimplementasikan oleh siapapun.
Lima protokol yang diluncurkan ini sifatnya memperkuat protokol yang sudah ada.
Harapannya, publik bisa memahami dan bisa melaksanakannya bersama-sama dengan
pemerintah, ,” papar Kepala Staf Kepresiden RI, Dr. Moeldoko pada acara Konferensi Pers
Publikasi Protokol Penanganan COVID-19 di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Negara
Jumat, 6 Maret 2020.
1. .Protokol Kesehatan,
2. .Protokol Komunikasi,
Protokol tersebut akan dilaksanakan di seluruh Indonesia oleh pemerintah dengan dipandu
secara terpusat oleh Kementerian Kesehatan.
4
katadata.co.id
5
jabarprov.go.id
Apabila ditemukan ada yang memenuhi kriteria suspect COVID-19 (demam tinggi, flu,
batuk), mereka akan dirujuk ke salah satu RS rujukan COVID-19 dan dirawat dalam ruang
6
isolasi. Jika tidak memenuhi kriteria, penanganan akan menyesuaikan dengan rujukan dari
dokter yang memeriksa.
Terkait pemeriksaan di daerah, pemerintah menerapkan cara yang sama melalui pengambilan
spesimen suspect COVID-19 dan dikirim langsung ke Pusat Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan (Litbangkes) untuk mengetahui status suspect. Pemerintah menyatakan seorang
pasien negatif COVID-19 apabila dinyatakan negatif setelah melalui 2 kali tahapan
pemeriksaan. Jika belum maka sesuai prosedur kesehatan akan terus dirawat dalam area
isolasi.
Pihak sekolah juga harus memonitor absensi ketidakhadiran seluruh warga sekolah. Pastikan
salah satu alasan mereka tidak hadir adalah karena sakit. Mereka yang sakit diarahkan untuk
memeriksakan diri.
Tidak kalah penting, ada juga hotline 119 sebagai sarana respons cepat tanggap yang
diberikan pada masyarakat. Selain itu masyarakat bisa mendapatkan informasi perkembangan
COVID-19 melalui situs https://infeksiemerging.kemkes.go.id/
Protokol Komunikasi
yang menjadi panduan bagi seluruh elemen pemerintah dalam memberi informasi seputar
Covid-19 kepada publik. Protokol ini juga mengatur alur komunikasi pusat dan daerah.
Diharapkan melalui protokol ini akan terwujud komunikasi pemerintah yang baik sehingga
tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat.
Kelima protokol itu dapat diunduh bersama dengan Media Komunikasi, Informasi, dan
Edukasi mengenai COVID-19 lainnya di menu download berikut ini.
Harapan kita semua tentunya, dengan adanya protokol penanganan COVID-19 tersebut,
pemerintah bersama masyarakat bahu membahu membangun kerjasama yang kuat agar upaya
pengendalian COVID-19 dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat tanpa
menimbulkan kepanikan dan kebingungan masyarakat. Sehingga hashtag #lawancovid19 dan
#kamitidaktakut benar-benar menjadi penyemangat setiap langkah kita. (Gie/Humas
Publikasi)
- Layaknya virus penyebab flu dan batuk, virus Corona dapat menyebar melalui udara
sehingga penularannya bisa terjadi dengan cepat. Penyebaran virus ini umumnya terjadi di
lingkungan padat orang, seperti pasar, mal, bandara, termasuk di sekolah. Lingkungan
sekolah bisa menjadi lokasi potensial penyebaran beragam virus, baik flu, batuk, cacar air,
termasuk virus Corona. Walau begitu, kepanikan bukanlah jalan keluar untuk "melawan"
virus ini, melainkan melalui langkah-langkah pencegahan dan penanganan tepat. Hal tersebut
disampaikan oleh Pulmonologist Siloam Hospital Yogyakarta Paulus Wisnu Kuncoromurti.
Menurut dokter yang akrab disapa Wisnu ini, virus Corona bisa dicegah dan disembuhkan
bila setiap orang, khususnya guru dan orangtua, melakukan langkah-langkah tepat dalam
menghadapi serangan virus ini.
1. CTPS Sederhana, namun inilah langkah pencegahan yang utama dalam menangkal
penyebaran beragam virus, termasuk virus Corona, yakni Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS). Guru dan orangtua harus membiasakan anak-anak untuk mencuci tangan
saat: Akan memulai pelajaran di kelas. Saat akan makan. Usai ke kamar mandi. Usai
bermain dan berkegiatan. Saat tiba di rumah sepulang sekolah. "Termasuk cuci tangan
8
setelah menyentuh hewan peliharaan atau produk yang berkaitan dengan hewan.
Baiknya hindari kontak dengan hewan liar, hindari kontak dengan sampah atau cairan
kotor, apabila terpaksa kontak sebaiknya memakai sarung tangan," saran Wisnu.
Untuk itu, pihak sekolah maupun orangtua perlu menyediakan tempat cuci tangan
yang layak, yaitu memiliki akses air bersih dan sabun. Bila memungkinkan sediakan
hand sanitizer, tisu basah, tisu kering dan tempat sampah untuk membuangnya.
2. Aktifkan ruang UKS Gejala awal virus Corona tidak spesifik bahkan tidak ada
perbedaan dengan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) seperti batuk dan pilek, ujar
Wisnu. Bisa berupa demam, batuk, sesak nafas, nyeri tenggorokan, hidung tersumbat,
lemas, sakit kepala, dan nyeri otot. Untuk itu, guru dan orangtua disarankan untuk
tidak salah prosedur seperti percaya pada cara-cara pencegahan dan penanganan di
media sosial yang tak jelas sumbernya. Langkah tepat ialah mengajak anak yang
alami demam, lemas, pucat untuk segera cek suhu di ruang unit kesehatan siswa
(UKS) dan orangtua perlu melanjutkan untuk periksa ke dokter. Apapun penyakitnya,
penanganan yang cepat dan tepat akan mencegah penyakit bertambah parah.
3. Disinfektan ruang kelas Membersihkan ruang kelas dengan disinfektan secara rutin
perlu dilakukan oleh pihak sekolah mengingat ruang kelas umumnya tertutup dan
menjadi ruang potensial penyebaran virus. Tak hanya ruang kelas, namun meja, buku-
buku, dan mainan yang sering disentuh banyak orang baiknya juga dibersihkan secara
rutin untuk mengurangi berkembangbiaknya virus maupun bakteri. Dalam hal ini,
orangtua bersama dengan guru bisa bekerja sama dalam menjaga kebersihan di
lingkungan sekolah. Baca juga: Senin Masuk Sekolah, Waspada Dua Penyakit Ini bila
Anak Main Banjir
4. Ajak anak gunakan masker dengan benar "Masker merupakan komponen penting
dalam mencegah penularan virus Corona, karena virus tersebut di tularkan lewat
udara, pemakaian masker bisa mengurangi penularan sampai tingkat keberhasilan 80
persen," kata Wisnu. Wisnu menerangkan bahwa masker yang dipakai bisa berupa
masker bedah dan tidak harus masker N95. Sebab masker N95 umumnya lebih mahal
dan bisa membuat anak merasa tidak nyaman. "Untuk pemakaian masker bedah
seperti yang berwarna biru-putih, maka warna putih berada di dalam, warna biru di
luar, ini yang sering terbalik pada masyarakat. Dan jangan lupa mengganti masker
sesering mungkin," imbuhnya.
5. Ajari anak etika saat sakit Selain melakukan pencegahan, baiknya orangtua dan guru
juga memberi pemahaman pada anak tentang etika saat sedang sakit agar tidak
9
menularkan virus pada teman-temannya. Caranya, ajak anak yang sedang sakit batuk
dan pilek untuk mengenakan masker. Minta anak untuk menggunakan tisu saat bersin
dan batuk, lalu membuangnya di tempat sampah. Tak lupa, minta mereka untuk
sering-sering mencuci tangan, hidung maupun mulut. "Hindari dahulu bepergian jika
sakit atau bepergian ke tempat yang sedang terdapat wabah penyakit, selalu gunakan
masker jika kita sakit flu," imbuh Wisnu. Bila memungkinkan, ganti kontak fisik
seperti salaman dengan ucapan salam untuk mengurangi risiko penyebaran. . Lihat
Foto .(Thinkstockphotos)
6. Bekal dari rumah Virus bisa menyebar melalui makanan yang terkontaminasi,
misalnya terkena bersin atau tersentuh tangan orang yang sedang sakit. Untuk itu, ada
baiknya bila orangtua membekali anak makanan rumahan yang lebih terjamin
kebersihannya. Wisnu menyarankan, olah makanan dengan higienis dan masak
hingga matang. Hindari dahulu makanan mentah atau setengah matang demi
mengurangi paparan bakteri maupun virus.
7. Bekal sehat, imun kuat Menurut Wisnu, ada sejumlah hal yang bisa memengaruhi
kecepatan kesembuhan seseorang terhadap virus, yakni kecepatan penanganan pasien,
daya tahan tubuh pasien waktu terjangkit virus dan apakah ada penyakit berat yang
sedang dialami. Sehingga, selain melakukan langkah pencegahan "eksternal",
orangtua juga perlu memastikan anak memiliki daya tahan tubuh yang baik sebagai
pencegahan "internal". "Mengonsumsi vitamin dan imun booster bagus, sesuai dengan
pola hidup yaitu yaitu vitamin adalah bagian dari pola makan dengan gizi berimbang.
Tetapi jangan dilupakan bahwa makanan harus lengkap komponen gizinya yaitu
karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral," pungkas Wisnu. Untuk itu,
pastikan anak-anak tak hanya dibekali makanan yang bersih dan matang, namun juga
bergizi seimbang untuk meningkatkan daya tahan tubuh dari dalam. Baca berikutnya
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "7 Langkah Pencegahan
Penularan Virus Corona di Lingkungan Sekolah",
https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/03/12104981/7-langkah-pencegahan-
penularan-virus-corona-di-lingkungan-sekolah?page=all.
Penulis : Ayunda Pininta Kasih
Editor : Yohanes Enggar Harususilo
;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;
10
Komponen yang sering terpegang seperti gagang pintu, saklar lampu, dan keyboard di
sekolah harus dibersihkan untuk mencegah penularan virus corona. Sebuah ruang kelas
kosong terlihat di sebuah sekolah swasta di Hawally, setelah Kementerian Pendidikan
menghentikan kegiatan sekolah dan universitas akibat penularan virus korona baru, di kota
Kuwait, Kuwait, Senin (2/3/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Stephanie McGehee Sebuah
ruang kelas kosong terlihat di sebuah sekolah swasta di Hawally, setelah Kementerian
Pendidikan menghentikan kegiatan sekolah dan universitas akibat penularan virus korona
baru, di kota Kuwait, Kuwait, Senin (2/3/2020). Katadata membuat website khusus Covid-19
berisikan informasi dan data terkini dari otoritas resmi dan liputan redaksi. Simak di sini.
Pemerintah telah menyusun lima protokol dalam penanganan kasus penyebaran virus corona
(Covid-19). Kantor Staf Kepresidenan (KSP) bersama dengan berbagai kementerian,
terutama Kementerian Kesehatan, menyusun pedoman utama tersebut sehingga mudah
diimplementasikan. “Hari ini, protokol tersebut kita publikasikan,” kata Kepala Staf
Kepresiden Moeldoko dalam Konferensi Pers Publikasi Protokol Penanganan Covid-19 di
Kompleks Istana Negara Jumat, 6 Maret 2020. Protokol yang diterbikan yaitu
1. Protokol Kesehatan,
2. Protokol Komunikasi,
3. Protokol Pengawasan Perbatasan,
4. Protokol Area Pendidikan dan Publik
5. Protokol Transportasi.
protokol tersebut akan dilaksanakan di seluruh Indonesia oleh pemerintah dengan dipandu
secara terpusat oleh Kementerian Kesehatan. (Baca: Protokol Kesehatan Tanggap Virus
Corona: Lakukan Ini Jika Sakit)
11
9. Mengalihkan tugas pendidik dan tenaga kependidikan yang absen kepada tenaga
kependidikan lain yang mampu. (dalam hal ini bukan kewenangan Kementerian
Kesehatan untuk menetapkan, sehingga Kementerian Kesehatan tidak memberikan
masukan).
10. Pihak sekolah harus bisa melakukan skrining awal terhadap warga pendidikan yang
punya keluhan sakit. Hasilnya akan dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan
setempat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
11. Memastikan makanan yang disediakan di sekolah merupakan makanan yang sehat dan
sudah dimasak sampai matang. (Baca: Moody’s, Pemeringkat Milik Warren Buffet
Koreksi Ekonomi Indonesia)
12. Mengimbau seluruh warga sekolah untuk tidak berbagi makanan, minuman, termasuk
peralatan makan, minum dan alat musik tiup yang akan meningkatkan risiko
terjadinya penularan penyakit. 12. Menginstruksikan kepada warga sekolah untuk
menghindari kontak fisik langsung (bersalaman, cium tangan, berpelukan, dsb).
13. Menunda kegiatan yang mengumpulkan banyak orang atau kegiatan di lingkungan
luar sekolah (berkemah, studi wisata).
14. Melakukan skrining awal berupa pengukuran suhu tubuh terhadap semua tamu yang
datang ke institusi pendidikan.
15. Warga sekolah dan keluarga yang berpergian ke negara dengan transmisi lokal Covid-
19 dan mempunyai gejala demam atau gejala pernapasan seperti batuk/pilek/sakit
tenggorokan/sesak napas diminta untuk tidak melakukan pengantaran, penjemputan,
dan berada di area sekolah.
Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Protokol Penanganan Virus
Corona di Sekolah: Absen Jika Sakit" ,
https://katadata.co.id/berita/2020/03/09/protokol-penanganan-virus-corona-di-
sekolah-absen-jika-sakit
Penulis: Pingit Aria
Editor: Pingit Aria
Warga menjemput anaknya pulang dari sekolah di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (16/3/2020). ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/foc.
Protokol penanganan virus Corona baru selesai disusun pemerintah setelah dua hari
pengumuman kasus pertama Corona di Indonesia atau dua bulan usai kasus pertama
COVID-19 di Cina.
14
“Protokol ini harus disebar,” kata Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko dalam
Rapat Koordinasi (Rakor) Protokol Penanganan Covid-19 di Gedung Bina Graha,
Kompleks Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/3/2020).
Masyarakat yang merasa tidak sehat dan mengalami gejala seperti demam,
batuk/pilek, sakit tenggorokan, gangguan pernapasan, diimbau untuk beristirahat atau
bila keluhan berlanjut, maka segera berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan
(fasyankes).
Yang harus dilakukan saat ke fanyankes yaitu: gunakan masker, ikuti etika
batuk/bersin yang benar serta tidak menggunakan transportasi massal atau umum.
- Jika tidak memenuhi kriteria Pasien Dalam Pengawasan (PDP) COVID-19, maka
akan dirawat inap atau rawat jalan tergantung diagnosa dan keputusan dokter di
fasilitas pelayanan kesehatan.
- Jika memenuhi kriteria Pasien Dalam Pengawasan (PDP) COVID-19, maka akan
dirujuk ke salah satu rumah sakit rujukan yang siap untuk penanganan didampingi
oleh nakes yang menggunakan alat pelindung diri (ADP).
2.
3.
3. Di RS Rujukan, Spesimen PDP Diambil untuk Pemeriksaan LAB dan Pasien
Berada di Ruang Isolasi
Jika Negatif
Jika Positif
- Memiliki riwayat perjalanan 14 hari yang lalu ke negara dengan transmisi lokal
COVID-19, maka lakukan self monitoring.
- Merasa pernah kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19, maka segera lapor ke
petugas kesehatan dan periksa ke fasyankes.
Untuk informasi lebih lanjut hubungi Hotline Center Corona 199 ext 9.
Cara Nabi Muhammad Mencegah Virus Masuk dalam Tubuh. Foto: Rasulullah SAW
(ilustrasi)
Foto: republika
Kurma Ajwa atau dikenal dengan kurma Aliyah, menurut Imam Ibnu Qayyim, merupakan
kurma terbaik dari seluruh jenisnya. Bentuknya padat, agak keras dan kuat, namun kurma
yang paling lezat, paling harum, dan paling empuk.
Sebagaimana Hadits aosulullah, Kurma Ajwa dianggap mampu menghidari seseorang dari
bahaya racun dan sihir.
Dari Abu Huraira ra, ia berkata “ Rasulullah SAW bersabda, "Kurma Ajwah itu dari surga,
di dalamnya tedapat penawar terhadap racun dan cendawan (kam’ah) adalah manni,
sedangkan airnya adalah obat bagi mata,” (HR Imam At-Toirmidzi dalam Ath-Thib)
Dalam hadits lain, Aisyah RA, Nabi bersabda “Sesungguhnya dalam kurma ajwa dari
20
daerah Aliyah ada obat atau itu Ajwa adalah anti racun di pagi hari.”(HR Muslim).
Kurma sering dikonsumsi masyarakat Indonesia untuk mengawali berbuka puasa di bulan
Ramadhan. Kurma dipercaya memiliki khasiat untuk kesehatan, menambah kadar gula darah
dan mengobati katarak mata. Sedangkan sari kurma dianggap bisa untuk mengobati demam
berdarah, melancarkan susah buang air besar, sakit tenggorokan, dan insomnia. Sedangkan
pasta kurma apabila dicampur dengan madu dapat dijadikan obat untuk mengatasi diare.
Selain Kurma, Rasulullah juga memperkenalkan Habbatus Saudah atau biji hitam sebagai
obat kesehatan. Habbatus Saudah atau dikenal juga dengan sebutan jinten hitam dianggap
oleh masyarakat sebagai obat segala penyakit dan juga untuk menjaga sistem imun tubuh.
Dari Aisyah dari Khalid ibn Sa’id, ia berkata, “Kami keluar bersama Ghalib ibn Abjar, di
jalan ia sakit. Saat sampai di Madinah ia masih sakit, Ibnu Abi Atiq menjenguknya lalu
berkata kepada kami, ‘Mestinya kalian gunakan Habbatus Sauda ini, ambillah lima atau
tujuh butir, tumbuklah, kemudian teteskanlah seperti minyak di sebelah sini dan di sebelah
sini,” Aisyah pernah menceritakan kepadaku bahwa nabi Saw berkata, “Sesungguhnya
Habbatus Saudah ini adalah obat segala penyakit, kecuali penyakit as-sam,” Aku bertanya,
“Apakah as-sam itu?” Nabi menjawab, “Kematian.” (HR Bukhari).
Selain Jinten hitam dan Kurma, madu juga dianggap sebagai obat alami untuh tubuh. Allah
berfirman, “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, buatlah sarang-sarang di bukit-bukit,
di pohon-pohon kayu, dan di tempat yang dibuat manusia, kemudian makanlah dari tiap-tiap
(macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang dimudahkan bagimu. Dari perut
lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat
obat yang menyembuhkan bagi manusia,” (QS An-Nahl ayat 68-69).
Madu merupakan konsumsi alkali (zat kimia yang menetralisir asam atau membentuk garam),
karena mengandung potasium , sodium, kalsium, dan magnesium. Karena itu madu sangat
berguna untuk menyeimbangkan kadar alkali dalam tubuh serta membersihkan tubuh dari zat
asam yang menghilangkan kekuatan tubuh dan menyebabkan kelesuan.
;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;
21
Pertanyaan tentang
Coronavirus
Ditinjau oleh: dr. Rizal Fadli
17 Maret 2020
Pengertian Coronavirus
Coronavirus atau virus corona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan infeksi
saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti penyakit flu. Banyak orang terinfeksi
virus ini, setidaknya satu kali dalam hidupnya.
Namun, beberapa jenis virus corona juga bisa menimbulkan penyakit yang lebih serius,
seperti:
SARS yang muncul pada November 2002 di Tiongkok, menyebar ke beberapa negara lain.
Mulai dari Hongkong, Vietnam, Singapura, Indonesia, Malaysia, Inggris, Italia, Swedia,
Swiss, Rusia, hingga Amerika Serikat. Epidemi SARS yang berakhir hingga pertengahan
2003 itu menjangkiti 8.098 orang di berbagai negara. Setidaknya 774 orang mesti kehilangan
nyawa akibat penyakit infeksi saluran pernapasan berat tersebut.
Sampai saat ini terdapat tujuh coronavirus (HCoVs) yang telah diidentifikasi, yaitu:
HCoV-229E.
HCoV-OC43.
HCoV-NL63.
22
HCoV-HKU1.
SARS-COV (yang menyebabkan sindrom pernapasan akut).
MERS-COV (sindrom pernapasan Timur Tengah).
2019-nCoV atau dikenal juga dengan Novel Coronavirus (menyebabkan wabah
pneumonia di kota Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019, dan menyebar ke negara
lainnya hingga Januari 2020.
Siapa pun dapat terinfeksi virus corona. Akan tetapi, bayi dan anak kecil, serta orang dengan
kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan terhadap serangan virus ini. Selain itu, kondisi
musim juga mungkin berpengaruh. Contohnya, di Amerika Serikat, infeksi virus corona lebih
umum terjadi pada musim gugur dan musim dingin.
Di samping itu, seseorang yang tinggal atau berkunjung ke daerah atau negara yang rawan
virus corona, juga berisiko terserang penyakit ini. Misalnya, berkunjung ke Tiongkok,
khususnya kota Wuhan, yang pernah menjadi wabah 2019-nCoV pada Desember 2019
hingga Januari 2020.
Infeksi coronavirus disebabkan oleh virus corona itu sendiri. Kebanyakan virus corona
menyebar seperti virus lain pada umumnya, seperti:
Khusus untuk, novel coronavirus atau 2019-nCoV, masa inkubasi belum diketahui secara
pasti. Namun, rata-rata gejala yang timbul setelah 2-14 hari setelah virus pertama masuk ke
dalam tubuh. Di samping itu, metode transmisi 2019-nCoV juga belum diketahui dengan
pasti. Awalnya, virus corona jenis 2019-nCoV diduga bersumber dari hewan. Virus
corona 2019-nCoV merupakan virus yang beredar pada beberapa hewan, termasuk unta,
kucing, dan kelelawar.
Sebenarnya virus ini jarang sekali berevolusi dan menginfeksi manusia dan menyebar ke
individu lainnya. Namun, kasus di Tiongkok kini menjadi bukti nyata kalau virus ini bisa
menyebar dari hewan ke manusia. Bahkan, kini penularannya bisa dari manusia ke manusia.
Baja juga: Suka Makanan Ekstrem, Sup Kelelawar Sebarkan Virus Corona
Gejala Infeksi Coronavirus
Virus corona bisa menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya. Gejala yang muncul ini
bergantung pada jenis virus corona yang menyerang, dan seberapa serius infeksi yang terjadi.
Berikut beberapa gejala virus corona yang terbilang ringan:
Hidung beringus.
Sakit kepala.
Batuk.
Sakit tenggorokan.
Demam.
Merasa tidak enak badan.
Hal yang perlu ditegaskan, beberapa virus corona dapat menyebabkan gejala yang parah.
Infeksinya dapat berubah menjadi bronkitis dan pneumonia (disebabkan oleh 2019-nCoV) ,
yang menyebabkan gejala seperti:
Infeksi bisa semakin parah bila menyerang kelompok individu tertentu. Contohnya orang
dengan penyakit jantung atau paru-paru, orang dengan sistem kekebalan yang lemah, bayi,
dan lansia.
Untuk mendiagnosis infeksi virus corona, dokter akan mengawali dengan anamnesis atau
wawancara medis. Di sini dokter akan menanyakan seputar gejala atau keluhan yang dialami
pasien. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan darah
untuk membantu menegakkan diagnosis.
Dokter mungkin juga akan melakukan tes dahak, mengambil sampel dari tenggorokan, atau
spesimen pernapasan lainnya. Untuk kasus yang diduga infeksi novel coronavirus, dokter
akan melakukan swab tenggorokan, DPL, fungsi hepar, fungsi ginjal, dan PCT/CRP.
Komplikasi Infeksi Coronavirus
Virus corona yang menyebabkan penyakit SARS bisa menimbulkan komplikasi pneumonia,
dan masalah pernapasan parah lainnya bila tak ditangani dengan cepat dan tepat. Selain itu,
SARS juga bisa menyebabkan kegagalan pernapasan, gagal jantung, hati, dan kematian.
Hampir sama dengan SARS, novel coronavirus juga bisa menimbulkan komplikasi yang
serius. Infeksi virus ini bisa menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal,
dan bahkan kematian.
Tak ada perawatan khusus untuk mengatasi infeksi virus corona. Umumnya pengidap akan
pulih dengan sendirinya. Namun, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk meredakan
gejala infeksi virus corona. Contohnya:
25
Minum obat yang dijual bebas untuk mengurangi rasa sakit, demam, dan batuk.
Namun, jangan berikan aspirin pada anak-anak. Selain itu, jangan berikan obat batuk
pada anak di bawah empat tahun.
Gunakan pelembap ruangan atau mandi air panas untuk membantu meredakan sakit
tenggorokan dan batuk.
Perbanyak istirahat.
Perbanyak asupan cairan tubuh.
Jika merasa khawatir dengan gejala yang dialami, segeralah hubungi penyedia
layanan kesehatan terdekat.
Khusus untuk virus corona yang menyebabkan penyakit serius, seperti SARS, MERS, atau
infeksi novel coronavirus, penanganannya akan disesuaikan dengan penyakit yang diidap dan
kondisi pasien.
Bila pasien mengidap infeksi novel coronavirus, dokter akan merujuk ke RS Rujukan yang
telah ditunjuk oleh Dinkes (Dinas Kesehatan) setempat. Bila tidak bisa dirujuk karena
beberapa alasan, dokter akan melakukan:
Isolasi
Serial foto toraks sesuai indikasi.
Terapi simptomatik.
Terapi cairan.
Ventilator mekanik (bila gagal napas)
Bila ada disertai infeksi bakteri, dapat diberikan antibiotik.
Baca juga: Masker Efektif Mencegah Virus Corona, Begini Cara Pemakaiannya
Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus corona. Namun, setidaknya
ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terjangkit virus ini. Berikut
upaya yang bisa dilakukan:
26
Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik hingga bersih.
Hindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan kotor atau
belum dicuci.
Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang yang sakit.
Hindari menyentuh hewan atau unggas liar.
Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering digunakan.
Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu. Kemudian, buanglah
tisu dan cuci tangan hingga bersih.
Jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.
Kenakan masker dan segera berobat ke fasilitas kesehatan ketika mengalami gejala
penyakit saluran napas.
Jika gejala-gejala infeksi virus corona tak kunjung membaik dalam hitungan hari, atau
gejalanya semakin berkembang, segeralah tanyakan pada dokter di Halodoc untuk
mendapatkan penanganan yang tepat. Diagnosis dan penanganan yang cepat dan tepat, bisa
meningkatkan peluang kesembuhan infeksi virus tersebut.
Mengapa perlu bertanya dulu sebelum ke rumah sakit? Setiap dokter di aplikasi Halodoc bisa
memberikan diagnosis awal, kemudian bila memang diperlukan, bisa langsung melakukan
rujukan ke rumah sakit untuk Corona yang terdekat dengan tempat tinggalmu.
Aceh
Sumatera Utara
27
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung
30 RSU Kalianda
DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
69. RS Pare
Bali
Kalimantan Barat
32
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Gorontalo
Sulawesi Utara
Sulawesi Barat
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
123. RS Kendari
Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat
35
Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala
ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan
penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat, yaitu Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Terkait dengan laporan kasus pneumonia misterius yang tidak diketahui penyebabnya pada
tanggal 31 Sesember 2019, maka pada tanggal 11 Februari 2020, World Health Organization
memberi nama virus baru tersebut Severe acute
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit yang disebabkan oleh Severe acute
respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Sindrom gejala klinis yang muncul
beragam, dari mulai tidak berkomplikasi (ringan) sampai syok septik (berat)
Virus SARS adalah coronavirus yang diidentifikasi pada tahun 2003 dan termasuk dalam
keluarga besar virus yang sama dengan SARS-COV-2, tetapi berbeda jenis virusnya.
Gejalanya mirip dengan infeksi SARS-COV-2, tetapi SARS lebih berat.
COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang, ataupun berat. Gejala klinis utama
yang muncul yaitu demam (suhu >38 derajat Celsius), batuk, dan kesulitan bernapas. Selain
itu, dapat disertai dengan sesak
36
memberat, fatigue, mialgia, gejala gastrointestinal, contohnya diare dan gejala saluran napas
lain. Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat perburukan
secara cepat dan progresif, seperti ARDS, syok septik, asidosis metabolik yang sulit
dikoreksi, dan
perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien, gejala
yang muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan demam. Kebanyakan pasien memiliki
prognosis baik dengan sebagian kecil dalam kondisi kritis bahkan.
Ketika seseorang yang mengidap COVID-19 batuk atau menghembuskan napas, mereka
melepaskan tetesan cairan yang terinfeksi. Kebanyakan tetesan ini jatuh pada permukaan dan
benda di dekatnya, seperti meja atau telepon. Orang lain terkena COVID-19 dengan
menyentuh permukaan atau benda yang terkontaminasi, kemudian menyentuh mata, hidung,
ataupun mulut.
Jika mereka berdiri dalam jarak 1 atau 2 meter dari seseorang yang terkena COVID-19, maka
dapat terkena virus melalui batuk atau hembusan napas pengidap. Dengan kata lain, COVID-
19 menyebar serupa dengan cara penyebaran flu. Sebagian besar orang yang terinfeksi
COVID-19 mengalami gejala ringan dan sembuh. Namun, beberapa berlanjut ke penyakit
yang lebih serius dan mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit. Risiko penyakit serius
meningkat sesuai dengan usia: orang di atas 40 tahun tampaknya lebih rentan daripada
mereka yang di bawah 40. Orang dengan yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah
dan orang-orang dengan kondisi, seperti diabetes, penyakit jantung, dan paru-paru juga lebih
rentan terular menjadi penyakit serius.
Seperti penyakit pernapasan lainnya, COVID-19 dapat menyebabkan gejala ringan termasuk
pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan demam. Beberapa orang mungkin akan menderita sakit
yang parah seperti disertai pneumonia atau kesulitan bernapas. Walaupun fatalitas penyakit
ini masih jarang, tetap bagi orang yang berusia lanjut, dan orang-orang dengan kondisi medis
yang sudah ada sebelumnya (seperti, diabetes dan penyakit jantung), mereka biasanya lebih
rentan untuk menjadi sakit parah.
37
Saat ini sumber hewan penular COVID-19 belum diketahui, WHO terus menyelidiki berbagai
kemungkinan jenis hewan penularnya. Sangat dimungkinkan hewan dari pasar hewan hidup
di Tiongkok bertanggungjawab atas terinfeksinya manusia yang dilaporkan pertama kali.
Untuk itu disarankan pada saat berkunjung ke pasar hewan hidup, hindari kontak langsung
dengan hewan dan permukaan yang bersentuhan dengan hewan tanpa alat pelindung diri.
Hindari juga konsumsi produk hewani mentah atau setengah matang. Penanganan daging
mentah, susu, atau produk hewani harus diperhatikan, untuk menghindari kontaminasi silang
dengan makanan mentah yang lain, lakukanlah dengan memperhatikan keamanan pangan
yang baik.
Saat ini, belum ditemukan bukti bahwa hewan peliharaan, seperti anjing atau kucing dapat
terinfeksi COVID-19. Namun, akan jauh lebih baik untuk selalu mencuci tangan dengan
sabun dan air setelah kontak dengan hewan peliharaan. Kebiasaan ini dapat melindungi kamu
terhadap berbagai bakteri umum, seperti E. coli dan Salmonella yang dapat berpindah antara
hewan peliharaan dan manusia.
Sampai saat ini belum diketahui berapa lama SAR-COV-2 bertahan di permukaan suatu
benda, meskipun ada informasi awal yang menunjukkan dapat bertahan hingga beberapa jam.
Namun disinfektan sederhana dapat membunuh virus tersebut, sehingga tidak mungkin
menginfeksi orang lagi.
Belum ada vaksin atau pengobatan spesifik untuk COVID-19. Namun, gejala yang
ditimbulkan dapat diobati. Oleh karena itu, pengobatan harus didasarkan pada kondisi klinis
pasien dan perawatan suportif dapat sangat efektif.
Tidak, antibiotik tidak bekerja melawan virus, hanya bakteri. COVID-19 disebabkan oleh
virus, sehingga antibiotik tidak boleh digunakan sebagai sarana pencegahan atau pengobatan.
Namun, jika kamu dirawat di rumah sakit untuk COVID-19, kamu mungkin menerima
antibiotik, karena infeksi sekunder bakteri mungkin terjadi.
Orang yang tinggal atau bepergian di daerah di COVID-19 bersirkulasi sangat mungkin
berisiko terinfeksi. Saat ini, Tiongkok merupakan negara terjangkit COVID-19 dengan
sebagian besar kasus telah dilaporkan. Mereka yang terinfeksi di negara lain adalah orang-
orang yang belum lama ini bepergian dari Tiongkok atau yang telah tinggal atau bekerja
secara dekat dengan para wisatawan, seperti anggota keluarga, rekan kerja, ataupun tenaga
medis yang merawat pasien sebelum mereka tahu bahwa pasien tersebut mengalami COVID-
19. Oleh karena itu, petugas kesehatan yang merawat pasien COVID-19 berisiko lebih tinggi
dan harus konsisten melindungi dirinya sendiri dengan prosedur pencegahan dan
pengendalian infeksi yang tepat.
Tidak ada batasan usia orang-orang dapat terinfeksi COVID-19. Namun, orang yang lebih tua
dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (seperti asma, diabetes,
dan penyakit jantung) tampaknya lebih rentan untuk menderita sakit parah.
Orang yang terinfeksi COVID-19 dan influenza akan mengalami gejala infeksi saluran
pernapasan yang sama, seperti demam, batuk, dan pilek. Walaupun gejalanya sama, tetapi
penyebab virusnya berbeda-beda. Namun, kesamaan gejala tersebut membuat kita sulit
mengidentifikasi masing-masing penyakit tersebut, sehingga pemeriksaan laboratorium
sangat diperlukan untuk mengonfirmasi apakah seseorang terinfeksi COVID-19. Untuk
itulah, WHO merekomendasikan setiap orang yang menderita demam, batuk, dan sulit
bernapas harus mencari pengobatan sejak dini, dan memberitahukan petugas kesehatan jika
39
mereka telah melakukan perjalanan dalam 14 hari sebelum muncul gejala, atau jika mereka
telah melakukan kontak erat dengan seseorang yang sedang menderita gejala infeksi saluran
pernapasan.
Waktu yang diperlukan sejak tertular/terinfeksi, hingga muncul gejala disebut masa inkubasi.
Saat ini masa inkubasi COVID-19 diperkirakan antara 2-11 hari, dan perkiraan ini dapat
berubah sewaktu-waktu sesuai perkembangan kasus. Berdasarkan data dari penyakit akibat
coronavirus sebelumnya, seperti MERS dan SARS, masa inkubasi COVID-19 juga bisa
mencapai 14 hari.
Bisakah COVID-19 terdeteksi dari orang yang tidak menunjukkan gejala terinfeksi?
Sangat penting untuk memahami kapan orang yang terinfeksi dapat menyebarkan virus ke
orang lain untuk upaya pengendalian. Informasi medis terperinci dari orang yang terinfeksi
diperlukan untuk menentukan periode infeksi COVID-19. Menurut laporan terbaru, ada
kemungkinan orang yang terinfeksi COVID-19 dapat menular sebelum menunjukkan gejala
yang signifikan. Namun, berdasarkan data yang tersedia saat ini, sebagian besar yang
menyebabkan penyebaran adalah orang-orang yang memiliki gejala.
;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;
40
lokal. Baca juga: Pejabat Korsel yang Bertugas Menangani Virus Corona Dilaporkan
Bunuh Diri di Sungai Han
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tanya-Jawab Gejala dan
Perlindungan Diri dari Virus Corona, hingga Langkah yang Harus Dilakukan jika
Sakit", https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/15/073600465/tanya-jawab-
gejala-dan-perlindungan-diri-dari-virus-corona-hingga-langkah?page=3.
Penulis : Mela Arnani
Editor : Sari Hardiyanto
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tanya-Jawab Gejala dan Perlindungan
Diri dari Virus Corona, hingga Langkah yang Harus Dilakukan jika Sakit",
https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/15/073600465/tanya-jawab-gejala-dan-
perlindungan-diri-dari-virus-corona-hingga-langkah?page=2.
Penulis : Mela Arnani
Editor : Sari Hardiyanto
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tanya-Jawab Gejala dan Perlindungan
Diri dari Virus Corona, hingga Langkah yang Harus Dilakukan jika Sakit",
https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/15/073600465/tanya-jawab-gejala-dan-
perlindungan-diri-dari-virus-corona-hingga-langkah.
Penulis : Mela Arnani
Editor : Sari Hardiyanto
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Bandung – KPKNL Bandung yang didukung oleh Kanwil DJKN Jawa Barat
menyelenggarakan sosialisasi terkait penyakit Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), yang
diselenggarakan di Aula Kanwil DJKN Jawa Barat Gedung N Lt.3, Gedung Keuangan
Negara Bandung, Jl. Asia Afrika Nomor 114 Bandung pada hari Rabu (11/03/2020) dengan
mengundang narasumber dari Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Bandung
dan dihadiri oleh Kepala Kanwil DJKN Jawa Barat, Tavianto Noegroho, beserta seluruh
pegawai Kanwil DJKN Jawa Barat. Sosialisasi dengan tema "Bijak Menyikapi COVID-19",
ini bertujuan untuk memberikan pemahaman terkait COVID-19 dan sebagai panduan bagi
pegawai dalam mendorong dan melaksanakan pencegahan penyebaran penyakit tersebut,
serta mengantisipasi dalam hal terdapat kondisi positif COVID-19 di lingkungan kerja.
Tavianto, dalam sambutannya, berpesan kepada seluruh peserta sosialisasi yang hadir agar
dapat bijak dan tak perlu berlebihan menyikapi sebaran virus ini. Beliau juga mengatakan
agar seluruh pegawai perlu menjaga pola hidup sehat serta kebersihan diri, yang diharapkan
mampu menangkal virus corona serta penyakit lainnya. Selain itu, Tavianto juga
menyampaikan agar selalu menyaring informasi yang didapat, karena saat ini banyak berita-
berita hoax terkait virus corona yang beredar di masyarakat dan menimbulkan keresahan.
Pada kegiatan sosialisasi tersebut, para narasumber dari BBKPM Bandung memaparkan
pembahasan terkait apa itu corona virus, cara penyebarannya dan gejala-gejala yang
ditimbulkan. Selain itu, para narasumber juga menyampaikan bagaimana cara mencuci
tangan yang benar, cara penggunaan masker, serta etika batuk dan bersin sebagai salah satu
pencegahan penyebaran penyakit ini. Pada bagian akhir disampaikan bahwa untuk
pencegahan agar tidak terpapar COVID-19, dengan meningkatkan sistem imunitas tubuh agar
tidak terkena virus tersebut, melalui pola makan sehat, istirahat yang cukup dan menjaga
kebersihan anggota tubuh serta menghidari kerumunan orang. Diakhir kegiatan sosialisasi
dibuka session tanya jawab terkait COVID-19 dan penyakit paru lainnya. (Foto/Naskah :
Seksi Informasi Kanwil DJKN Jawa Barat)
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
44
Ilustrasi (ISTIMEWA)
KEHADIRAN virus corona akhir-akhir ini menjadikan masyarakat seluruh dunia khawatir.
Hal ini disebabkan karena jumlah korban terpapar virus corona semakin meningkat, sehingga
muncul berbagai cara untuk melakukan antisipasi menghindari serangan virus corona.
Mulai dari menggunakan masker, tidak berpergian jauh, mencucui tangan, dan menjaga pola
makan. Karena, pasalnya virus corona ini merupkan virus yang dapat mematikan mamun juga
dapat diantisipasi serta disembuhkan.
Jika melihat dari kacamata kesehatan, bahwa penyebab terjadinya virus corona merupakan
jenis virus baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini ditemukan di kota
Wuhan China akhir Desember 2019. Virus corona ini bisa menyebabkan infeksi sistem
pernapasan manusia. Biasanya gejala manusia yang terkena virus corona, yakni demam,
batuk, dan sesak napas.
45
Virus Corona bisa dicegah dengan beberapa cara. Dengan pola hidup sehat, mencuci tangan
di air yang mengalir dengan sabun, mengurangi bersentuhan atau kontak fisik terhafap pihak
pihak yang berpotemsi saat berinteraksi di tempat umum.
Di Indonesia sendiri banyak masyarakat yang telah bersiap siaga menghadapi wabah tersebut.
Terlebih Presiden Joko Widodo telah memberitahukan ada warganya yang positif terinfeksi
Virus Corona
Lantaran Indonesia termasuk negara yang cukup berisiko menjadi tempat penyebaran virus
corona. Sebab, memiliki banyak pintu masuk bagi pendatang dari luar negeri. Karena itu,
masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan virus corona.
Mari bersama cegah penyebaran virus Corona Dengan Cuci Tangan Dan Konsumsi Asupan
Sehat Demi Imunitas Tubuh yang Kuat Hadapi Wabah Virus Corona.
Dengan demikian masyarakat khususnya Warganet harus tetap cerdas, dengan menjadi
warganet yang tidak mudah dirasuki oleh konten disinformasi alias hoax terkait wabah
Corona serta memberi contoh pola hidup sehat. Sehingga hal tersebut dapat menciptakan
kondusifitas di lingkungan masyarakat. Terlebih pemerintah saat ini sedang berupaya
mengantisipasi bertambahnya korban yang terjerat wabah virus Corona secara cepat dan
profesional. Ayo kita kita gotong royong bantu penanganan virus corona.
‘’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’
’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’
Berikut Protokol Isolasi Diri ala Kemenkes Terkait
Penanganan Virus Corona Kompas.com - 17/03/2020,
17:30 WIB
Bagikan: Komentar Kenali Gejala Awal Terinfeksi Virus Corona dari Hari ke Hari Lihat Foto
Kenali Gejala Awal Terinfeksi Virus Corona dari Hari ke Hari(KOMPAS.com/Akbar Bhayu
Tamtomo) Penulis Nur Fitriatus Shalihah | Editor Sari Hardiyanto KOMPAS.com - WHO
telah menyatakan virus corona sebagai pandemi global. Indonesia sendiri sudah menyatakan
46
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berikut Protokol Isolasi Diri ala
Kemenkes Terkait Penanganan Virus Corona",
https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/17/173000165/berikut-protokol-isolasi-diri-ala-
kemenkes-terkait-penanganan-virus-corona.
Penulis : Nur Fitriatus Shalihah
Editor : Sari Hardiyanto
kemk
es.go.id
SINAR- Pada 6 Maret 2020 Pemerintah telah menerbitkan protokol utama dalam penanganan
kasus penyebaran virus corona (COVID-19). Protokol tersebut disusun bersama antara
Kantor Staf Kepresidenan (KSP) bersama dengan berbagai kementerian, terutama
Kementerian Kesehatan, ditujukan agar menjadi pedoman utama sehingga mudah
diimplementasikan oleh siapapun.
“Hari ini, protokol tersebut kita publikasikan. Lima protokol yang diluncurkan ini sifatnya
memperkuat protokol yang sudah ada. Harapannya, publik bisa memahami dan bisa
melaksanakannya bersama-sama dengan pemerintah, ,” papar Kepala Staf Kepresiden RI, Dr.
Moeldoko pada acara Konferensi Pers Publikasi Protokol Penanganan COVID-19 di Gedung
Bina Graha, Kompleks Istana Negara Jumat, 6 Maret 2020.
55
katadata.co.id
jabarprov.go.id
Dari aspek protokol kesehatan, Kemenkes mematok suhu 38 C sebagai titik demam.
Pemerintah merujuk mereka yang demam ke RS terdekat. Kemudian, pemerintah juga
menghimbau masyarakat untuk menggunakan masker. Untuk kondisi darurat, bila bersin atau
batuk di area umum tutuplah mulut dengan siku bagian dalam atau lengan baju bagian atas.
Masyarakat yang sakit juga dihimbau untuk tidak menggunakan transportasi umum untuk
meminimalisir kemungkinan risiko penyebaran penyakit.
56
Apabila ditemukan ada yang memenuhi kriteria suspect COVID-19 (demam tinggi, flu,
batuk), mereka akan dirujuk ke salah satu RS rujukan COVID-19 dan dirawat dalam ruang
isolasi. Jika tidak memenuhi kriteria, penanganan akan menyesuaikan dengan rujukan dari
dokter yang memeriksa.
Terkait pemeriksaan di daerah, pemerintah menerapkan cara yang sama melalui pengambilan
spesimen suspect COVID-19 dan dikirim langsung ke Pusat Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan (Litbangkes) untuk mengetahui status suspect. Pemerintah menyatakan seorang
pasien negatif COVID-19 apabila dinyatakan negatif setelah melalui 2 kali tahapan
pemeriksaan. Jika belum maka sesuai prosedur kesehatan akan terus dirawat dalam area
isolasi.
Selanjutnya dari aspek protokol area pendidikan. Sekolah-sekolah harus menyediakan sarana
cuci tangan. Pemerintah menginstruksikan seluruh warga sekolah untuk selalu hidup bersih
dan sehat untuk menjaga kesehatan tubuh. Setiap sekolah harus membersihkan ruangan 1 kali
sehari miminal menggunakan zat disinfektan.
Pihak sekolah juga harus memonitor absensi ketidakhadiran seluruh warga sekolah. Pastikan
salah satu alasan mereka tidak hadir adalah karena sakit. Mereka yang sakit diarahkan untuk
memeriksakan diri.
Tidak kalah penting, ada juga hotline 119 sebagai sarana respons cepat tanggap yang
diberikan pada masyarakat. Selain itu masyarakat bisa mendapatkan informasi perkembangan
COVID-19 melalui situs https://infeksiemerging.kemkes.go.id/
Satu lagi Protokol Komunikasi yang menjadi panduan bagi seluruh elemen pemerintah dalam
memberi informasi seputar Covid-19 kepada publik. Protokol ini juga mengatur alur
komunikasi pusat dan daerah. Diharapkan melalui protokol ini akan terwujud komunikasi
pemerintah yang baik sehingga tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat.
Kelima protokol itu dapat diunduh bersama dengan Media Komunikasi, Informasi, dan
Edukasi mengenai COVID-19 lainnya di menu download berikut ini.
Harapan kita semua tentunya, dengan adanya protokol penanganan COVID-19 tersebut,
pemerintah bersama masyarakat bahu membahu membangun kerjasama yang kuat agar upaya
pengendalian COVID-19 dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat tanpa
menimbulkan kepanikan dan kebingungan masyarakat. Sehingga hashtag #lawancovid19 dan
#kamitidaktakut benar-benar menjadi penyemangat setiap langkah kita. (Gie/Humas
Publikasi)