Anda di halaman 1dari 12

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

TENTANG GASTROENTERITIS (DIARE)

Dosen Pembimbing :

Diyah Arini, S.Kep. Ns., M.Kes

Di Susun Oleh :

Bunga Ayu Aprillia Putri


NIM : 1820005

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
TAHUN AJARAN 2019-2020
Kata Pengantar

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat dan atas karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Penulis mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang
telah memberikan bantuan dalam menyusun makalah mengenai standar asuhan
keperawatan anak tentang Gastroenteritis ini.
Diantaranya adalah Orang Tua, Dosen mata kuliah Keperawatan Profesional Bu
Diyah Arini, S.Kep., Ns.,M.Kes. dan lain-lain. Dengan adanya penyusunan
makalah tentang mengenai standar asuhan keperawatan anak tentang
Gastroenteritis, kita dapat mengetahui tentang mengenai standar asuhan
keperawatan anak tentang Gastroenteritis secara mendasar dan mendalam dan
keterkaitannya dengan ilmu kesehatan dalam kehidupan keperawatan.
Penulis menyadari mungkin dalam penyusunan makalah ini belum
sepenuhnya sempurna oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca. Walaupun demikian penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua

Surabaya, 10 Maret 2020

Penulis
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN ANAK TENTANG
GASTROENTERITIS (DIARE)

1. Definisi
Menurut WHO (1980) Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih
dari tiga kali sehari. Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan
berlangsung singkat dalam beberapa jam atau beberapa hari.
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau
setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari
keadaan normal yakni 100-200 ml/ sekali defekasi. (Hendarwanto, 1999).
Menurut Suradi dan Rita (2001), Diare diartikan sebagai suatu keadaan
dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang
terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dnegan bentuk
encer atau cair.
Jadi Diare menurut saya adalah suatu kondisi , buang air besar yang tidak
normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat
disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya
proses inflamasi pada lambung atau usus.

2. Etiologi
Menurut Ngastiyah (1997), penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa
faktor yaitu :
A. Faktor infeksi.
a) Infeksi enteral
Merupakan penyebab diare pada anak, yang meliputi infeksi bakteri,
infeksi virus, protozoa dan jamur
b) Infeksi parenteral
Infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut,
tongsilitis, bronkopneuomonia dan sebagainya. Keadaan ini terjadi
terutama pada bayi dan anak-anak berumur dibawah 2 tahun.
B. Faktor Malabsorbsi (lemak, karbohidrat, protein)
C. Faktor makanan
D. Faktor psikologis

3. Manifestasi Klinis
Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus,
nyeri perut dan dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang
berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat
dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawi
berupa asidosi metabolik yang berlanjut. Seseorang yang kekurangan cairan
akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang
pipi tampak lebih menonjol, turgor kuliat menurun serta suara menjadi serak.
 Mula mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin
meningkat, nafsu makan berkurang.
 Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang
disertai wial dan wiata.
 Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur
empedu.
 Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja lebih
asam akibat banyak nya asam laktat.
 Turgor kulit jelas (elasitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung
membran mukosa kering dan disertai penurunan berat badan.

4. Derajat Dehidrasi
Menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi menurut bagian Ilmu
Kesehatan anak FK UI (1988), menyatakan bahwa jumlah cairan yang hilang
menurut derajat dehidrasi pada anak dibawah 2 tahun adalah sebagai berikut :

Derajat PWL NWL CWL Jumlah


Dehidrasi
Ringan 50 100 25 75
Sedang 75 100 25 200
Berat 125 100 25 250
Keterangan :
PWL : Previous Water Loss (ml/kg BB)
NWL : Normal Water Losses (ml/kg BB)
CWL : Concomitant Water Loss (ml/kg BB)

5. Patofisiologi

6. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan Tinja
 Makroskopis dan mikroskopis
 PH dan kadar gula dalam tinja
 Bila perlu diadakan uji bakteri
b) Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan
menentukan Ph dan cadangan alkali dan analisa gas darah
c) Pemeriksaan kadar ureum dan kreatin untuk mengetahui faal ginjal
d) Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan postat.

7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diare akut karena infeksi pada orang dewasa terdiri atas :
a) Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi
b) Tata kerja terarah untuk mengidentifikasi penyebab infeksi
c) Memberikan terapi simtomatik
d) Memberikan terapi definitif
e) Memberikan cairan per oral dan parentral

8. Komplikasi
a) Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau hipertonik)
b) Renjatan hipovolemik
c) Hipokalemia
d) Hipoglikemia
e) Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik
f) Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan.
Standart Asuhan Keperawatan Anak Pada Gatroenteritis
(Diare)

A. Pengkajian
1) Identitas
Perlu diperhatikan adalah usia, episode diare terjadi pada 2 tahun
pertama kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11
bulan. Kebanyakan kuman usu merangsang kekebalan terhadap
infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit
pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas
aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus
asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak
menyadari adanya infeksi. Status ekonomu juga berpengaruh terutama
dilihat dari pola makan dan perawatannya.
2) Keluhan utama
BAB lebih dari 3 kali
3) Riwayat penyakit sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercampur lendir dan darah atau lendir
saja, konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, wkatu pengeluaran
3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari (diare berkepanjangan), lebih
dari 14 hari (diare kronis).
4) Riwayat penyakit dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakaian antibiotik atau
kortikosteroid jangka panjang, alergi makanan, ISPA, ISK,OMA
campak.
5) Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang
dewasa, porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah
dan susu. Kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat rentan. Cara
pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi
makanan, kebiasaan cuci tangan.
6) Riwayat kesehatan keluarga
ada salah satu keluarga yang mengalami diare.
7) Riwayat kesehatan lingkungan
Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan,
lingkungan tempat tinggal.
8) Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
a. Pertumbuhan
 Kenaikan BB karena umur 1-3 tahun berkisar antar 1,5-2,5 kg
(rata-rata 2 kg), PB 6-10 cm (rata-rata 8 cm) pertahun
 Kenaikan lingkar kepala
 Tumbuh gigi 8 buah, tambahan gigi susu, geraham pertama,
dan gigi taring, seluruhnya berjumlah 14-16 buah.
 Erupsi gigi , geraham pertama menusul gigi taring
b. Perkembangan
 Tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson
Autonomy vs Shame and doundt
Perkembangan keterampilan motorik dan dipelajari anak
toddler dari lingkungan dan keuntungan yang ia peroleh dari
kemampuannya untuk mandiri. Melalui dorongan orang tua
untuk makan, berpakaian , BAB sendiri, jika orang tua terlalu
over protektif menuntut harapan yang terlalu tinggi maka anak
akan merasa malu dan ragu-ragu seperti juga halnya perasaan
tidak mampu yang dapat berkembang pada diri anak.
 Gerakan kasar dan halus, bicara, bahasa dan kecerdasan,
bergaul, dan mandiri, umur 2-3 tahun :
- Berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan sedikitpun 2
hitungan
- Meniru membuat garis lurus
- Menyatakan keinginan sedikitnya dengan dua kata
- Melepas pakaian sendiri
9) Pemeriksaan Fisik
a) Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan
mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar.
b) Keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran
menurun.
c) Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada
anak umur 1 tahun lebih.
d) Mata : cekung, kering, sangat cekung
e) Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen,
peristaltik meningkat >35 x/menit, nafsu makan menurun, mual
muntah, minum normal dan tidak haus, minum lahap dan
kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum.
f) Sistem pernafasan : dispnea, pernafasan cepat >40 x/menit karena
asidosis metabolik (kontraksi otot pernafasan)
g) Sitem kardiovaskular : nadi cepat >120 x/menit dan lemah, tensi
menurun pada diare sedang.
h) Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun >2dt, suhu
meningkat >37 OC, Akral hangat, akral dingin (waspada syok),
kemarahan pada daerah perianal.
i) Sistem perkemihan ; urin produksi oliguria sampai anuria (200-
400 ml/jam), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.

B. Diagnosa Keperawatan
1) Diare berhubungan dengan terpapar toksin (SDKI, hal 58)
2) Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif (SDKI, hal
64)
3) Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorpsi
nutrien (SDKI, hal 56)

C. Rencana Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan Intervensi (Rencana


Keperawatan Kriteria Hasil Keperawatan)
Diare berhubungan Setelah dilakukan intervensi - Identifikasi Penyebab Diare
dengan terpapar toksin keperawatan selama 3x24 - Identifikasi pemberian
(SDKI, hal 58) jam maka Eliminasi Fekal makanan
membaik dengan kriteria - Monitor warna, volume,
hasil : frekuensi dan konsistensi
-konsistensi feses membaik tinja.
(5) - Monitor tanda dan gejala
-frekuensi defekasi Hipovolemia
membaik (5) - Monitor iritasi dan ulserasi
-Peristaltik usus membaik kulit do daerah perianal
(5) - Monitor jumlah pengeluaran
diare
- Berikan asupan oral
- Ambil sampel feses untuk
kultur, jika perlu
- Anjurkan melanjutkan
pemberian ASI
- Kolaborasi pemberian obat
pengeras feses.
(SIKI, Hal 164)
Hipovolemia Setelah dilakukan intervensi - Periksa tanda dan gejala
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 hipovolemia
kehilangan cairan aktif jam maka Status Cairan - Monitor intake dan outpute
(SDKI, hal 64) membaik dengan kriteria cairan
hasil : - Berikan asupan cairan oral
-Turgor kulit menurun (1) - Anjurkan memperbanyak
-Membran mukosa asupan cairan oral
membaik (5) - Kolaborasi pemberian cairan
-Intake cairam membaik (5) IV isotonis, hipotonis, dan
cairan koloid
(SIKI, Hal 184)
Defisit nutrisi Setelah dilakukan intervensi - Identifikasi status cairan
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 - Identifikasi alergi dan
ketidakmampuan jam maka Status Nutrisi intoleransi makanan
mengabsorpsi nutrien membaik dengan kriteria - Identifikasi kebutuhan kalori
(SDKI, hal 56) hasil : dan jenis nutrien
-Porsi makanan yang - Monitor asupan makanan
dihabiskan meningkat (5) - Monitor berat badan
-Diare menurun (5) - Monitor hasil laboratorium
-Berat badan membaik (5) - Berikan makanan tinggi
-Bising usus membaik (5) kalori dan tinggi protein
-Membran mukosa - Berikan suplemen makanan
membaik (5) jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu.
(SIKI, Hal 200)

DAFTAR PUSTAKA
Bates, B. 1995. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Ed 2. EGC.
Jakarta
Betz Cecily L, Sowden Linda A. Buku Saku Keperawatan Pediatik.
Jakarta. EGC
Carpenitto, LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek
Klinis. Ed 6. EGC. Jakarta
Suryanah. 2000. Keperawatan Anak. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai