BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Susu adalah komponen mendasar dari makanan manusia, dan nilai
nutrisinya telah dibuktikan oleh seribu tahun penggunaan konstan dalam
nutrisi manusia (Franze A, 2010). Ini adalah jenis makanan khusus untuk
mamalia, yang merupakan satu-satunya makanan untuk bayi mamalia di
bulan-bulan pertama kehidupan.
Susu, selain protein, lemak, vitamin, dan mineral, mengandung
karbohidrat yang terdiri dari laktosa dan oligosakarida penting lainnya
yang mendukung pengembangan bakteri probiotik, khususnya,
bifidobacteria, di usus bayi, untuk melindungi saluran pencernaan anak
dari infeksi. Namun, ini juga merupakan makanan lengkap untuk orang
dewasa, karena hanya kekurangan vitamin dan zat besi tertentu (Franze
A, 2010). Meski demikian, tidak semua orang bisa mentolerir makanan
jenis ini, terutama di masa dewasa. Intoleransi laktosa adalah kondisi
klinis yang telah dikenal sejak zaman Hippocrates (460-370 SM).
Galen (129-200 M), yang memperhatikan bahwa beberapa individu
menunjukkan gejala penyakit gastrointestinal setelah minum susu.
Meskipun demikian, baru dalam 50 tahun terakhir intoleransi laktosa telah
diakui dan dianalisis secara ilmiah (Harrington LK, 2008)
Saat ini, intoleransi laktosa didefinisikan sebagai sindrom klinis
yang ditandai dengan nyeri dan perut kembung, perut kembung, dan diare
yang terjadi setelah konsumsi laktosa; ini harus dibedakan dari
pencernaan laktosa (pencernaan laktosa yang tidak efisien karena
defisiensi laktase) dan malabsorpsi, yang juga bisa menjadi kondisi
subklinis (Matthews SB, 2005).
B. Rumusan Masalah
- Pengertian intoleransi laktosa?
- Penyebab intoleransi laktosa?
2
BAB II
ISI
penyebab lain injuri pada mukosa usus halus, dan dapat terjadi pada
usia berapapun, namun lebih sering terjadi pada bayi (Heyman, 2006).
d. Defisiensi Laktase Konginetal
Merupakan kelainan yang sangat jarang terjadi yang disebabkan
karena mutasi pada gen LTC. Gen LTC ini yang memberikan instruksi
untuk oembuatan enzim laktase (Madry, 2010). Intoleransi laktosa
disebabkan oleh penurunan atau tidak adanya aktivitas lactase yang
mencegah pemecahan laktosa (defisiensi lactase).
Defisiensi lactase dapat terjadi karena 3 hal, yaitu :
1. Bawaan sejak lahir
Intoleransi laktosa karena bawaan sejak lahir ini sangat jarang sekali
terjadi. Apabila hal ini terjadi pada bayi, maka bayi tersebut harus
mendapat makanan pengganti yang bebas dari laktosa.
2. Efek penyakit lain
Jenis defisiensi ini adalah disebabkan oleh penyakit yang merusak
lapisan usus kecil bersama dengan lactase. Sebagai contoh adalah
penyakit sariawan.
3. Faktor usia
Penyebab umum defisiensi lactase adalah penurunan jumlah lactase
yang terjadi setelah masa kanak-kanak dan berlanjut ke masa dewasa,
dan disebut sebagai jenis hypolactasia dewasa, dan hal ini terjadi
secara genetis.
Bila laktosa karena suatu hal tidak berhasil dipecah oleh getah
pencernaan, maka laktosa yang mempunyai sifat osmotik tinggi ini dapat
menarik air dari cairan ke dalam saluran pencernaan usus kecil.
Masuknya cairan ke dalam usus kecil akan merangsang gerakan
peristaltik dinding usus menjadi lebih cepat.
Hal ini akan mendorong isi usus kecil berpindah secara cepat pula
ke dalam usus besar. Didalam usus besar ini bakteri-bakteri akan
memfermentasi laktosa menjadi asam organik dan gas. Kemudian
timbullah gejala-gejala sakit perut, mulas, kejang perut, pengeluaran gas,
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan intoleransi laktosa (LI) adalah adalah suatu
sindrom di mana seseorang mengembangkan gejala gastrointestinal (GI)
dari maldigestion dari laktosa. Ini karena kekurangan enzim laktase di
saluran GI. Penyebab terjadinya intoleransi laktosa disebabkan oleh
bawaan sejak lahir, faktor usia dan penyakit lainnya. Dampak yang bisa
terjadi yaitu diare, perut kembung, nyeri perut dan lain-lainnya,
sedangkan penatalaksanaan pada pasien intoleransi laktosa diberikan
diet FODMAD tidak mengkonsumsi segala bahan makanan yang
mengandung laktosa (misalnya susu mamalia dan turunannya seperti
keju).