1
Menurut Priyani (2004), DNA mempunyai fungsi-fungsi yang sangat penting bagi
tubuh kita. Hal tersebut dikarenakan DNA merupakan molekul kehidupan utama
di dalam sel makhluk hidup. Fungsi-fungsi tersebut adalah:
1. Tempat menyimpan dan menyalurkan informasi genetik suatu makhluk
hidup.
2. Fungsi heterokatalis, yaitu fungsi untuk melaksanakan pengaturan
pembuatan molekul-molekul lain yang penting dalam tubuh dan fungsi
autokatalis, yaitu fungsi DNA untuk mereplikasi dirinya sendiri.
Pada sel prokariotik dan eukariotik, ketiga golongan utama RNA adalah
RAN data (mRNA = messenger RNA), RNA Ribosom (rRNA), dan RNA
pemindah (tRNA = transfer RNA). Masing-masing terdiri dari satu rantai
ribonukleotida, dan masing-masing mempunyai molekul urutan nukleotida, dan
fungsi biologis yang khas. DNA mengandung 2 basa pirimidin utama, sitosin (C)
dan timin (T), dan dua basa urin utama adenine (A) dan guanin (G). RNA juga
mengandung dua pirimidin utama sitosin (C) dan urasil (U), dan dua basa purin,
adenine (A) dan guanine (G) (Rian, 2013).
Macam-macam Isolasi DNA yaitu Isolasi DNA Kromosom dan Isolasi
DNA Plasmid.
Tahapan Isolasi DNA Menurut Lubis (2013), molekul DNA dalam suatu
sel dapat diekstraksi atau diisolasi untuk berbagai macam keperluan seperti
amplifikasi dan analisis DNA melalui elektroforesis. Prisnsip utama dalam isolasi
DNA ada tiga yakni penghancuran (lisis), ektraksi atau pemisahan DNA dari
bahan padat seperti selulosa dan protein, serta pemurnian DNA.
Isolasi DNA bergantung pada:
1. Banyaknya DNA yang ingin didapatkan dari isolasi.
2. Jenis organisme yang akan diisolasi DNA nya.
Isolasi DNA hewan berbeda dengan tumbuhan. Isolasi DNA organisme
prokaryotik juga berbeda dengan isolasi DNA organisme eukaryotik. Untuk
mendapatkan DNA berkualitas, setiap step harus dilakukan dengan benar. DNA
yang baik ciri-cirinya adalah transparan dan tidak lengket seperti jelly. Jika
2
lengket seperti jelly, berarti terdapat banyak polisakarida dalam isolate (Faatih,
2009).
MMMM
2. Metode CTAB
Menghasilkan pita DNA yang berukuran tebal dan dapat
memisahkan DNA dari polisakarida karena adanya perbedaan
karakteristik kelarutan (differensial of solubility). Di samping diperoleh
fragmen DNA, dengan metode CTAB juga akan diperoleh RNA dengan
pita tipis yang terletak jauh berada di bawah pita DNA. Keberadaan pita
RNA tergantung bahan yang diekstraksi (Rosana, 2014).
3
3. Phenol:Chloroform
Mengunakan senyawa Phenol-choloroform-isoamyl alcohol, Metode
standard untuk ekstraksi DNA, Akhir-akhir ini ditinggalkan, karena sifat
toksik phenol (Rosana, 2014).
4. Salting Out
Menggunakan garam konsentrasi tinggi (NaCl 6 M), untuk
medenaturisasi protein menggunakan Proteinase K untuk denaturasi
protein (Rosana, 2014).
5. Guanidine Isothiocyanate
Metode ini lebih cepat dibanding dua metode sebelumnya,
Thiocyanate bersifat toksik, untuk lisis dinding sel, memerlukan
chloroform untuk denaturasi protein (Rosana, 2014).
6. Silica Gel
Silica gel dapat mengikat DNA dengan perantaraan garam/buffer
tertentu (NaI), Cepat, tetapi recovery DNA kurang (Rosana, 2014).
7. PCR (Polymerase Chain Reaction)
Merupakan suatu teknik perbanyakan (amplifikasi) potongan DNA
secara in vitro pada daerah spesifik yang dibatasi oleh dua buah primer
oligonukleotida. Primer yang digunakan sebagai pembatas daerah yang
diperbanyak adalah DNA untai tunggal yang urutannya komplemen
dengan DNA templatnya. Proses tersebut mirip dengan proses replikasi
DNA secara in vivo yang bersifat semi konservatif (Rosana, 2014).
Sumber :